A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum
B. Distribusi ketenagaan
C. Pengaturan jaga
A. Denah ruang
B. Standar fasilitas
B. Pengorganisasian
D. Pengembangan Staf
BAB V LOGISTIK
A. Pengertian
B. Tujuan
NOMOR : 7 /2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang
khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera
atau penyulit- penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan
kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf
medic, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan
keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada
saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale
mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar
tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana
pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar
dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi.
Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya
untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja,
namun juga pada masa pasca bedah
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di
Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang
disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis
antologi yang dipelopori oleh BjØrn Ibsen pada waktu itu, melakukan
intubasi dan memberikan bantuan napas secara manual mirip yang
dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa
kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan
pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi
sebanyak 40%, dibanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan
iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom
membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat
efektif memberi pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU
dengan perawatan pernapasan mulai terbantu dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca
bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu
sendiri yaitu intensive care medicine.
B. Tujuan Pedoman
a) Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan pasien.
b) Tujuan Khusus
i. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan ICU dirumah
sakit
ii. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien ICU dirumah sakit .
iii. Menjadi acuan pengembangan pelayanan ICU dirumah
sakit .
C. Ruang Lingkup
Pelayanan di Instalasi Rawat Intensif rumah sakit meliputi
penanganan kasus ICU , HCU.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan
lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak. Rumah
sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi
rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang professional dan
berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada ruang
rawat Intensive cara Unit (/ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan
dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari
multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim
mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta
peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU.
Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga khusus, terbatasnya
sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi,
keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan.
D. Batasan Operasional
STANDAR KETENAGAAN
a) Tenaga Medis.
2) Manajemen Unit.
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian
besar terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di ICU ditentukan
berdasarkan jumlah tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik.
Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat :
pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar
terlatih. Jumlah perawat di ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur
dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 1:1,
sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi
mekanik adalah 1:2.
Untuk klasifikasi tenaga di Ruang ICU Th. 2021 saat ini adalah :
1. 12 Perawat
5. Mempertahankan bersihan jalan nafas pada pasien yang terpasang Endo Tracheal
Tube ( ETT )
12. Memberikan BLS ( basic life support ) dan ALS ( advanced life support )
b. Gangguan Irama
15. Melakukan pengambilan contoh darah untuk pemeriksaan analisa gas darah ( AGD )
18. Mengetahui koreksi terhadap hasil analisa gas darah yang tidak normal
21. Mempersiapkan pemberian terapi melalui syringe pump dan infus pump
B. Distribusi Ketenagaan
NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL DAN INFORMAL FUNGSI JUMLAH SDM
Ka. Instalasi IRI / ICU Spesialis Anastesiologi Managerial 1
Melakukan Administrasi
D3 keperawatan ( masa kerja 5 – 10 tahun ) keperawatan &bertanggung
Penanggung Jawab Shift 4
Tersertifikat ICU Dasar jawab terhadap kelancaran
tugas dalam shift
Perawat Pelaksana D3 Keperawatan (masa kerja 5 Tahun ) Tersertifikat ICU Dasar Melakukan tindakan 7
Keperawatan sesuai SPO
3.Untuk karyawan yang dinas dan memiliki kepentingan pada hari tertentu maka
dapat mengajukan permintaan tukar dinas kepada kepala ruang .Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga ada agar tidak mengganggu
pelayanan.
C. Pengaturan Jaga
Jam dinas:
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
• Standar Fasilitas Peralatan IRI / ICU .
• Standar Alat Keperawatan Di Ruang ICU
• Standar Linen Bidang Keperawatan Di Ruang ICU
• Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan
• Standar Alat Pencatatan Dan Pelaporan Di Ruang ICU
Dibawah ini standar fasilitas dan sarana yang harus ada diruang ICU
menurut Standar Pelayanan Keperawatan di ICU Direktorat Keperawatan dan
Keteknisian Medik , Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI tahun 2010 :
_ + +
Ruang perawat
_ + +
Ruang staf dokter
Terpusat + +
Ruang tunggu keluarga
pasien 24 jam 24 jam
Laboratorium
c. Kemampuan Pelayanan
KLASIFIKASI ICU
No
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung
1.
paru
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
pekerjaan pekerjaan pekerjaan
Dibawah ini sarana dan prasarana yang ada di ICU RSUD Jagakarsa
A. Alat Khusus
1 SUCTION 1
2 O2 + HUMIDIFIER 4
3 INFUS PUMP 4
4 SYRING PUMP 6
5 VENTILATOR 2
6 MONITOR 2
7 LAMPU TINDAKAN 1
1. NAKAS PASIEN 4
MEJA/COUNTER
2. 1
PERAWAT
3. PENGGARIS 1
4. TROLEY BELANJA 1
5. KURSI KERJA 2
6. RAK PENSIL 1
7. TEMPAT TISSUE 1
8. JAM DINDING 1
9. TEMPAT SOLATIP 1
BAB IV
Kriteria Masuk
PRIORITAS 1
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
dan monitoring yang tidak biasa dilakukan di ruang rawat inap
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
tertitrasi, seperti : dukungan / bantuan ventilasi, alat penunjang fungsi
organ / sistem yang lain, infus obat – obat vasoaktif / inotropik, obat anti
aritmia, serta pengobatan lain – lainnya secara kontinyu dan tertitrasi.
Terapi pada golongan pasien prioritas 1 umumnya tidak mempunyai
batas
a. Pasien yang memerlukan bantuan ventilator,
obat vasoactive kontinu
b. ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil
PRIORITAS 2
PRIORITAS 3
Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani
terapi untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau
resusitasi jantung paru
a. Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi,
tamponade jantung atau obstruksi jalan nafas
Pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, yang
disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,
secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau
manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Pengelolaan pada
pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja,
dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau
resusitasi jantung paru.
PRIORITAS 4
1. Cardiac System
Acute myocard infarction with complications
Cardiogenic shock
Complex arrhythmia
Acute congestive heart failure with respiratory failure
Hypertensi emergensi
Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik instability, persistent chest
pain
Cardiac arrest Cardiac tamponade or constriction with hemodynamic
instability
Dissecting aortic aneurysms
Complete heart block
Gol. Pengecualian :
Pasien – pasien yang masuk ICU dengan pertimbangan luar biasa, atas
persetujuan Kepala ICU, dengan catatan bahwa pasien – pasien golongan
demikian sewaktu – waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU, agar fasilitas ICU
yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk prioritas 1, 2, dan 3. Pasien
yang tergolong demikian, antara lain :
Pulmonary System
Acute respiratory failure requ ICU ventilator support
Pulmonary emboli with hemodynamic instability
Patient intermediate care unit who are demonstrating
respiratory deterioration Massive hemoptysis
Respiratory failure with imminent intubation
Neurologic Disorders
Acute stroke with altered mental status
Coma metabolic, toxic or antoxic
Intracranial hemorrhage with potential for herniation
Kriteria Keluar :
Prioritas 1 :
Jika kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah
gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan
atau manfaat terapi intensif kontinyu kecil
Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat
lebih lama
Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi
aktif
Prioritas 2 :
Prioritas 3 :
Jika kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mungkin dapat
dikeluarkan lebih dini jika kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari
terapi intensif kontinyu kecil.
a. Monitoring Pasien.
1) Pemasangan CVP
3) Ekstubasi
4) Balance cairan
1) Syringe pump
2) Infusion pump
3) Suction
4) Defibrilator
Monitoring Pasien.
Indikasi
penggunaan dan penghentian ventilator mekanik
Penggunaan ventilator mekanik
2. Pengunaan Alat Medik (Terlampir Di SPO)
Syringe pump
Infusion pump
Suction
Defibrilator
3. Pencacatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
Catatan ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan
pelayanan di ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut
Pelaporan pelayanan ICU terd ICU dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mekanis,
hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau
meninggal) dari IRI / ICU.
BAB V
LOGISTIK
a. Pengelolaan Logistik
Pemeliharaan fasilitas dan peralatan yang ada perlu dilakukan secara berkala
dan terus menerus, ini penting agar alat yang ada selalu siap bila diperlukan
dibawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan :
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Tujuan.
1. Ketepatan
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan
gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah
Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap:
Pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR
3. Medikasi
Ketepatan pemberian :
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat,
salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas
pada etiket, salah pasien. Ketepatan Transfusi : Target 100%.
Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di IRI / ICU
1. Ketepatan identitas.
2.Komunikasi SBAR.
3. Medikasi :
Ketepatan Transfusi.
4. Pasien jatuh :
1. Lakukan cek ulang advis dokter, identitas pasien, nama obat, jenis
obat, dosis obat, maupun cara pemberian obat.
2. Segera hentikan pemberian obat bila terjadi kesalahan
3. Lakukan evaluasi terhadap keadaan pasien dan lapor dokter jaga untuk
melakukan evaluasi dan tindakan selanjutnya
4. Apabila terjadi KTD buat laporan mengenai kronologis kejadian kepada
Tim KKPRS
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pengertian
Tujuan
1. Menganggap bahwa pasien maupun d IRI / ICU nya send IRI / ICU
dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret,
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit dalam satu rumah sakit
yang mandiri , dengan staf dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan
untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa. Oleh karena itu ruang rawat tersebut harus
dirancang khusus seperti letak bangunannya berada diantara rawat darurat
dan bedah sentral dan satu komplek dengan ruang laboratorium dan radiologi.
Setiap rumah sakit merancang rawat intensif atau yang sudah populer dengan
sebutan ICU sesuai dengan bentuk lahan yang tersedia, dan kebutuhannya
tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut. Makin besar suatu rumah
sakit tentunya membutuhkan jumlah dan kapasitas yang lebih besar dari segi
peralatan dan petugas. ICU diklasifikasikan menjadi ICU primer, sekunder,
dan ICU tersier, dan klasifikasi tersebut tentunya terkait dengan keadaan dan
kemampuan dari masing-masing Rumah Sakit. Dengan demikian, diperlukan
tenaga perawat yang profesional dalam pengelolaan dan perawatan Intensive,
sehingga sangat perlu diadakan pelatihan-pelatihan demi meningkatkan
sumberdaya manusia di bidang tersebut.
Buku standar pelayanan ruang intensif Care Unit ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi petugas medis maupun perawat di ruang ICU dalam
melaksanakan tugasnya secara profesiona. Disadari buku standar ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik, sara-saran, masukan guna
penyempurnaannya untuk revisi selanjutnya.
SARAN – SARAN :