Anda di halaman 1dari 13

ENERGI BARU TERBARUKAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

“PLTMH CIBERANG BOGOR”

Disusun Oleh:

Kelompok PLTMH-2

Adam Mandala 3332170025

Aqbal Hasnain Affan 3332170089

Ari Surya Komara 3332170097

Indra Mahendra 3332170063

Intan Inayati 3332170095

Joane Rahmi 3332170008

M Emir Sadzali 3332170040

M Kemal Alfaridzi 3332170092

Niko Arfana Usti 3332170048

Nurfasa Yafitri 3332170094

Rema Sufiatika 3332170009


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik


berskala kecil (kurang dari 200 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran) air
sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan
layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi,
PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta
mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya
operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan biaya investasinya cukup
bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah
diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-daerah
terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan
dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.

Adapun komponen-komponen yang terdapat di PLTMH PPLH Seloliman adalah :


1. Bendungan
Bendungan berfungsi untuk mengalirkan air ke tempat pipa yang akan
teralirkan ke pemutaran turbin.

Gambar Bendungan PLTMH


2. Saluran Pembawa
Saluran penyalur berfungsi untuk menyalurkan air menuju penyaring baik
untuk penyaringan pasir, maupun penyaringan sisa-sisa daun atau sampah

Gambar Penyaring
3. Saluran Penyaring
Saluran penyaring adalah tempat untuk menyaring dedaunan, pasir-pasir
maupun pasir halus agar tidak terbawa ke turbin

4. Bak Penampung
Bak penampung berfungsi untuk menampung air hasil saringan yang akan
disalurkan menuju bak pernapasan

5. Bak Pernapasan
Bak pernapasan berfungsi untuk menghilangkan gelembung udara agar
debit air dan tekanan ketika air dialirkan tetap konstan.

Gambar Bak Pernapasan

6. Bak Penenang
Bak penenang berfungsi untuk menenangkan air serta mengendapkan
kembali sisa-sisa pasir agar pada saat dialirkan hanya air yang masuk ke
dalam turbin.
Gb. Bak Penenang

7. Pipa Pesat
Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan air menuju ke turbin. Pipa pesat
disini mempunyai kemiringan 35o. Semakin miring pipa pesat maka
kecepata yang dialirkan juga semakin cepat dan berpengaruh pada
kecepatan turbin. Saat air dialirkan tetapi disini dibuat kemiringan 35
derajat karena lahan tidak bisa memadai untuk kemiringan diatas 35
derajat, energi yang terjadi adalah energi potensial karena berhubungan
dengan ketinggian pipa pesat.

Gambar Pipa Pesat

8. Turbin
Air yang dialirkan dari pipa pesat, berfungsi untuk menggerakkan turbin.
Turbin disini berfungsi untuk menggerakkan generator. Di turbin juga
terdapat perubahan energi dari energi potensial menjadi energi mekanik.

Gambar Turbin Crossflow


9. Generator
Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik. Di dalam generator juga
terjadi perubahan energi yakni dari energi mekanik diubah menjadi energi
listrik yang kemudian dapat dialirkan ke masyarakat sekitar.

Gambar Generator

Prinsip kerja PLT Mikrohidro


PLT Mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan
jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air
terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi
mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan
listrik. Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan
untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak
PLTMH. Bendungan ini dapat berupa bendungan beton atau bendungan
beronjong. Bendungan perlu dilengkapi dengan pintu air dan saringan sampah
untuk mencegah masuknya kotoran atau endapan lumpur. Bendungan sebaiknya
dibangun pada dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir.
Di dekat bendungan dibangun bangunan pengambilan (intake). Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan saluran penghantar yang berfungsi mengalirkan air
dari intake. Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak
tertentu untuk mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran
terbuka atau tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam pengendap.
Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran sehingga
air yang masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibuat dengan memperdalam
dan memperlebar saluran penghantar dan menambahnya dengan saluran penguras.
Kolam penenang (forebay) juga dibangun untuk menenangkan aliran air yang
akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat (penstok).
Saluran ini dibuat dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke
rumah turbin untuk menghemat pipa pesat seperti gambar berikut.

Gambar Prinsip Kerja PLTMH

Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam


pipa ini, energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik
yang akan memutar roda turbin. Biasanya terbuat dari pipa baja yang dirol, lalu
dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa ini harus didukung oleh
pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan dudukan
ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi
tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam
sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari
pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan
pemeriksaan.
Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian inlet.
Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan
turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama
turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua
buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi
kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi yang timbul akibat putaran poros
kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin
perlu dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian
bawah casing terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah
kiri dan kanan poros dan berfungsi untuk meny angga poros agar dapat berputar
dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat
diubah menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro
adalah generator sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat
berupa sistem transmisi langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan
poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi daya tidak
langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara
dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak,
mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-
benar lurus dan putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar poros
turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling
fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran.
Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan
generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu
sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan
untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk
skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan pada sistem ini
adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh generator dapat
langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah
konsumen.

Perhitungan Teknis
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
daya (P) = 9.8 x Q x Hn x η;
di mana:
P = Daya (kW)
Q = debit aliran (m 3 /s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta gravitasi
η = efisiensi keseluruhan.
Misalnya, diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 300
m3/s2, Hn = 12 m dan η = 0.5. Maka, besarnya potensi daya (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x η = 9.8 x 300 x 12 x 0.5 = 17640 W = 17.64 kW

Perhitungan Ekonomis
Pembangunan PLT Mikrohidro memerlukan investasi yang relatif besar. Nilai
investasi per kW terpasangnya - menurut perhitungan Yayasan Mandiri - berkisar
antara Rp. 4 juta sampai Rp. 8 juta. Adapun, biaya (harga) listrik per kWH-nya
dihitung berdasarkan biaya awal (initial cost) dan biaya operasional (operational
cost). Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan sipil, biaya fasilitas
elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung lain. Komponen biaya
operasional yaitu: biaya perawatan, biaya penggantian suku cadang, biaya tenaga
kerja (operator) serta biaya lain yang digunakan selama pemakaian.

Gambar Perbandingan Kapasitas PLTA PLTM dan PLTMH

Contoh perhitungan harga listrik per kWh dari PLT Mikrohidro adalah sebagai
berikut. Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas terpasang 1
kW, dibutuhkan biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai mikrohidro yang dirancang
adalah 10 tahun dengan biaya operasional Rp. 1 juta/tahun. Sehingga total
biayanya menjadi Rp. 10 Juta. Maka, biaya rata-rata (Rp) per hari adalah:

biaya awal+ biayaoperasional


Rp/hari =
umur pakai(tahun) x jumlah hari/tahun
Rp 4 juta+ Rp10 juta
=
10tahun x 365 hari/tahun
= Rp 3836/ hari
Biaya (harga) per kWh ditentukan oleh biaya rata-rata per hari dan besarnya
energi listrik yang dihasilkan per hari (kWh/hari). Energi per hari ini ditentukan
oleh besarnya daya terpasang serta faktor daya1 . Jika diasumsikan faktor daya
besarnya 12, maka harga energi listrik per kWh2 adalah:
Biaya/hari
Harga/kWh =
Energilistrik yang dihasilkan(kWh/hari)
Biaya /hari
=
Dayaterpasang( kW ) x faktor daya
Rp3836 /hari
=
1kW x 12( jam /hari)
= Rp 320/kWh

Perancangan sistem PLT Mikrohidro


Tahap pertama perancangan PLT Mikrohidro adalah studi awal. Studi ini diawali
dengan survei lapangan untuk memperoleh data primer mengenai debit aliran dan
head (beda ketinggian). Debit aliran dapat diukur dengan metode konduktivitas
atau metode Weir. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung perkiraan potensi
daya awal. Data lapangan sebaiknya diambil beberapa kali pada musim yang
berbeda untuk memperoleh gambaran yang tepat mengenai potensi daya dari
aliran air tersebut.
Selain itu, perlu dicari data pendukung, yaitu: kondisi air (keasaman,
kekeruhan, serta kandungan pasir atau lumpur), keadaan dan kestabilan tanah di
lokasi bangunan sipil, serta ketersediaan bahan, transportasi dan tenaga trampil
(operator). Setelah survei lapangan, tahap perancangan selanjutnya adalah
pemilihan lokasi dan penentuan dimensi utama, pembuatan analisis keunggulan
dan kelemahan setiap alternatif pilihan, pembuatan sketsa elemen utama,
penentuan tipe serta kapasitas turbin dan generator yang akan digunakan,
penentuan sistem kontrol sistem (manual/otomatis), perancangan jaringan
transmisi dan distribusi serta perancangan sistem penyambungan ke rumah-
rumah.
Sebelum membangun PLT Mikrohidro di suatu tempat perlu diketahui
dahulu rencana PLN untuk daerah yang bersangkutan, kebutuhan listriknya,
rencana penggunaan daya listrik dan faktor bebannya, studi kelayakan ekonomi
serta kesiapan lembaga pengelola. Setelah semua studi yang diperlukan siap dan
layak, dilakukan proses desain yang lebih lebih rinci, yaitu: pembuatan detail
gambar teknik, penentuan spesifikasi teknis secara jelas, penyusunan jadwal
kegiatan, penghitungan biaya setiap komponen serta penyiapan pengurus yang
akan mengelola PLTMH. Jika seluruh desain ini telah siap maka pembangunan
PLT Mikrohidro dapat dimulai.

Pembahasan Mengenai Pengaruh PLTMH Ciberang Bogor


Kelebihan PLTMH
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki berbagai kelebihan sebagai
pembangkit listrik berskala kecil, diantaranya yaitu :
1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan
baik, seperti daerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai dan
sebagainya.
2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel
kontrol, hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW
(kondisional).
3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4. Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan
sulit untuk mendapatkan sparepart-nya.
5. Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak
langsung kita ditutuntut untuk mengelola dan menata lingkungan agar tetap
seimbang,sehingga sudah barang tentu tidak akan menimbulkan kerusakan
lingkungan seperti banjir, tanah longsor atau erosi. Dan pada gilirannya
ekosistem sungai atau daerah
tangkapan akan tetap terjaga, dengan cara ini pula pemanasan global dapat
lebih teredam.
6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, langkah ini akan berperan dalam
mengendalikan laju harga minyak di pasar internasional. Dengan kata lain,
jika akan membangun PLTMH dengan daya 100 KW (100.000 Watt)
dibutuhkan biaya Rp 500 juta. Biaya tersebut relatif murah dibandingkan
dengan menggunakan sumber listrik dari berbahan bakar fosil (BBM).
Keuntungan lain yang didapat dengan mengembangkan PLTMH,salah
satunya adalah karena teknologi PLTMH andal dan kokoh hingga mampu
beroperasi lebih dari 15 tahun.

Kekurangan PLTMH
1. Sumber pembangkit berupa air, besarnya listrik yang dihasilkan PLTMH
bergntung pada tinggi jatuhnya air dan volume air. Pada musim kemarau
kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya berkurang.
2. Ukuran Generator tidak menunjukkan kemampuan produksi listriknya karena
semuanya tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air sehingga ukuran
generator bukan penentu utama kapasitas PLTMH.
3. Jika jumlah pelanggan melebihi kemampuan PLTMH, maka kualitas listrik akan
menurun. Jika pelanggan sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur.
Aturan umum adalah 1 pelanggan paling sedikit mengkonsumsi 50 Watt listrik (3
buah lampu neon/ 3 buah lampu bohlam 10-15 Watt).
4. Semakin dekat jarak Pelanggan ke Pembangkit, maka kualitas listrik juga lebih
baik. Semakin jauh jarak pelanggan, maka listrik yang hilang juga semakin banyak.
Jarakpelanggan terjauh yang dianjurkan adalah antara 1-2 km dari PLTMH.
5. Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih, maka kualitas listrik menurun
dan membahayakan peralatan.Satu pelanggan melanggar, maka yang rugi adalah
seluruh pelanggan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan salah satu sumber energy


terbarukan yang memiliki potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara
kita Indonesia. Karena Negara kita memiliki begitu banyak suangai dan hutan
hujan tropis sebagai penyedia sumber energy tersebut. Tergantung kita lagi untuk
seberapa besar upaya kita untuk memaksialkannya terutama di kawasan pedesaan
yang belum tersentuh aliran listrik. Dengan adanya PLTMH diharapkan suatu
desa mampu menjadi desa yang mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan
adanaya sumber listrik di desa tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan
desa tersebut di berbagai sector kehidupan.

SARAN

Dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di harapkan menjadi solusi


bagi Negara kita untuk memenuhi sebagian atau seluruh masyarakat Indoesia
akan kebutuhan listrik terutama di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh
sumber listrik agar semua masyarakat bia menikmati adanya listrik.

Sumber:
AP Damastuti – WACANA, 1997 – academia.edu

Anda mungkin juga menyukai