Disusun Oleh:
Kelompok PLTMH-2
FAKULTAS TEKNIK
2019
Gambar Penyaring
3. Saluran Penyaring
Saluran penyaring adalah tempat untuk menyaring dedaunan, pasir-pasir
maupun pasir halus agar tidak terbawa ke turbin
4. Bak Penampung
Bak penampung berfungsi untuk menampung air hasil saringan yang akan
disalurkan menuju bak pernapasan
5. Bak Pernapasan
Bak pernapasan berfungsi untuk menghilangkan gelembung udara agar
debit air dan tekanan ketika air dialirkan tetap konstan.
6. Bak Penenang
Bak penenang berfungsi untuk menenangkan air serta mengendapkan
kembali sisa-sisa pasir agar pada saat dialirkan hanya air yang masuk ke
dalam turbin.
Gb. Bak Penenang
7. Pipa Pesat
Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan air menuju ke turbin. Pipa pesat
disini mempunyai kemiringan 35o. Semakin miring pipa pesat maka
kecepata yang dialirkan juga semakin cepat dan berpengaruh pada
kecepatan turbin. Saat air dialirkan tetapi disini dibuat kemiringan 35
derajat karena lahan tidak bisa memadai untuk kemiringan diatas 35
derajat, energi yang terjadi adalah energi potensial karena berhubungan
dengan ketinggian pipa pesat.
8. Turbin
Air yang dialirkan dari pipa pesat, berfungsi untuk menggerakkan turbin.
Turbin disini berfungsi untuk menggerakkan generator. Di turbin juga
terdapat perubahan energi dari energi potensial menjadi energi mekanik.
Gambar Generator
Perhitungan Teknis
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
daya (P) = 9.8 x Q x Hn x η;
di mana:
P = Daya (kW)
Q = debit aliran (m 3 /s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta gravitasi
η = efisiensi keseluruhan.
Misalnya, diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 300
m3/s2, Hn = 12 m dan η = 0.5. Maka, besarnya potensi daya (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x η = 9.8 x 300 x 12 x 0.5 = 17640 W = 17.64 kW
Perhitungan Ekonomis
Pembangunan PLT Mikrohidro memerlukan investasi yang relatif besar. Nilai
investasi per kW terpasangnya - menurut perhitungan Yayasan Mandiri - berkisar
antara Rp. 4 juta sampai Rp. 8 juta. Adapun, biaya (harga) listrik per kWH-nya
dihitung berdasarkan biaya awal (initial cost) dan biaya operasional (operational
cost). Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan sipil, biaya fasilitas
elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung lain. Komponen biaya
operasional yaitu: biaya perawatan, biaya penggantian suku cadang, biaya tenaga
kerja (operator) serta biaya lain yang digunakan selama pemakaian.
Contoh perhitungan harga listrik per kWh dari PLT Mikrohidro adalah sebagai
berikut. Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas terpasang 1
kW, dibutuhkan biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai mikrohidro yang dirancang
adalah 10 tahun dengan biaya operasional Rp. 1 juta/tahun. Sehingga total
biayanya menjadi Rp. 10 Juta. Maka, biaya rata-rata (Rp) per hari adalah:
Kekurangan PLTMH
1. Sumber pembangkit berupa air, besarnya listrik yang dihasilkan PLTMH
bergntung pada tinggi jatuhnya air dan volume air. Pada musim kemarau
kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya berkurang.
2. Ukuran Generator tidak menunjukkan kemampuan produksi listriknya karena
semuanya tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air sehingga ukuran
generator bukan penentu utama kapasitas PLTMH.
3. Jika jumlah pelanggan melebihi kemampuan PLTMH, maka kualitas listrik akan
menurun. Jika pelanggan sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur.
Aturan umum adalah 1 pelanggan paling sedikit mengkonsumsi 50 Watt listrik (3
buah lampu neon/ 3 buah lampu bohlam 10-15 Watt).
4. Semakin dekat jarak Pelanggan ke Pembangkit, maka kualitas listrik juga lebih
baik. Semakin jauh jarak pelanggan, maka listrik yang hilang juga semakin banyak.
Jarakpelanggan terjauh yang dianjurkan adalah antara 1-2 km dari PLTMH.
5. Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih, maka kualitas listrik menurun
dan membahayakan peralatan.Satu pelanggan melanggar, maka yang rugi adalah
seluruh pelanggan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Sumber:
AP Damastuti – WACANA, 1997 – academia.edu