Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
V BIOLOGI
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung
Kertha Wara Nugraha Beliau, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Etnobotani (teori) yang telah membimbing dan
mendidik kami demi kelancaran penyusunan tugas makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Etnobotani (teori). Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
terutama dalam menambah pengetahuan mengenai komponen pembentuk simplisia dan
simplisia yang digunakan obat di masyaraat. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran atau kritik yang
positif dan membangun dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen pembentuk simplisia.
Untuk mengetahui simplisia yang digunakan obat di masyarakat
1.4 Manfaat
Adapun makalah ini akan memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang ilmu komponen pembentuk simplisia dan simplisia digunakan obat di
masyarakat. Sehingga obat tradisional dapat kembali dikembangkan dan dimanfaatkan di
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses panen dan preparasi simplisia merupakan proses yang menentukan mutu
simplisia meliputi komposisi senyawa kandungan, kontaminasi, stabilitas bahan. Standarisasi
simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang digunakan untuk obat sebagai bahan
baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi
Departemen Kesehatan. Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi harus
memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Simplisia
harus memenuhi parameter-parameter standar umum diantaranya kebenaran jenis, bebas dari
kontaminasi kimia dan biologi serta stabilitas. Parameter dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Parameter non spesifik yaitu berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi, dan fisik yang
akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas
2. Parameter spesifik yaitu berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis
Simplisia dibedakan menjadi 3 jenis yakni simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia mineral/pelikan
A. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman,
eksudut tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura folium. Simplisia
nabati sering berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering berupa
bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang kayu, bagian
bunga dan sebagainya.
B. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak
ikan dan madu
C. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni. Contohnya serbuk seng dan tembaga.
1. Herba
Herba adalah seluruh bagian tanaman obat yang digunakan, mulai dari akar, batang,
daun, bunga, hingga buahnya. Contoh simplisia herba yang sering digunakan yaitu
pegagan dan jombang.
2. Daun (folium)
Daun adalah jenis simplisia yang paling sering digunakan dalam cara membuat
ramuan tradisional. Simplisia ini bisa berupa daun yang masih segar atau sudah
dikeringkan, dapat juga berupa pucuk daun seperti teh, atau daun yang sudah tua
seperti daun salam.
3. Bunga (flos)
Bunga yang dimanfaatkan sebagai simplisia bisa berupa bunga tunggal atau
majemuk. Contoh simplisia bunga yang sering dijadikan bahan resep herbal adalah
bunga widuri dan bunga kembang sepatu.
4. Buah (fruktus)
Buah yang digunakan untuk simplisia biasanya adalah buah yang sudah masak atau
matang. Contoh simplisia buah yang kerap digunakan ialah buah mengkudu dan
nanas.
Kulit buah yang digunakan sebagai simplisia biasanya diambil dari buah yang sudah
matang. Contoh simplisia kulit buah yang kerap dijadikan bahan ramuan herbal
adalah kulit buah jeruk.
6. Biji (semen)
Biji yang dimanfaatkan untuk simplisia umumnya berasal dari buah yang sudah
matang. Contoh simplisia biji yang acap kali dimanfaatkan yaitu biji asam jawa dan
biji jali.
Simplisia dari kulit kayu berasal dari bagian terluar dari batang pada tumbuhan
tingkat tinggi (tumbuhan berbiji). Contoh simplisia kulit kayu yang sering dijadikan
bahan ramuan tradisional adalah kulit kayu manis dan kulit kayu pohon asam jawa.
8. Kayu (lignum)
Kayu yang umumnya dipakai untuk simplisia ialah kayu tanpa kulit. Kayu biasanya
dipotong miring agar permukaannya menjadi lebar. Kadang simplisia ini dapat berupa
serutan kayu. Contoh dari simplisia kayu antara lain kayu secang dan kayu cendana.
9. Akar (radix)
Akar biasanya terdapat di dalam tanah. Dalam cara membuat ramuan tradisional, akar
yang digunakan dapat berasal dari tanaman rumput, perdu, atau tanaman berkayu
keras. Simplisia akar diambil ketika proses pertumbuhannya terhenti. Contoh
simplisia akar yang sering digunakan yaitu akar tanaman kompri.
Umbi dibedakan menjadi umbi batang dan umbi akar. Simplisia umbi diambil dengan
dipotong miring agar permukaannya menjadi lebar. Jika umbi bersifat toksik (ada
racunnya), maka perlu diproses dulu dengan direndam atau dikukus. Contoh umbi
akar serabut yaitu singkong, contoh umbi akar tunggang ialah lobak, sedangkan umbi
batang adalah kentang dan Sarang Semut Papua.
Rimpang adalah batang dan daun yang ada di dalam tanah, bercabang, dan tumbuh
mendatar. Dari ujung rimpang dapat muncul tunas tumbuh ke atas tanah dan
berkembang menjadi tumbuhan baru. Contoh simplisia rimpang yang umum
dimanfaatkan ialah kunyit.
Umbi lapis merupakan batang beserta daunnya yang berubah bentuk menjadi umbi
berlapis karena daunnya tebal, lunak, dan berdaging. Contoh simplisia umbi lapis
yang dijadikan bahan resep herbal yaitu bawang bombai dan bawang merah.
1. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah
dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing seperti tanah,
kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus
dibuang. Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang
tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dan tanah yang terikut dapat
mengurangi jumlah mikroba awal.
2. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dan mata
air, air sumur dan PDAM, karena air untuk mencuci sangat mempengaruhi jenis dan
jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian
kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan
air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan
mikroba. Bahan simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air yang
mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin
3. Perajangan
4. Pengeringan
- Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang
dan bakteri.
- Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat
aktif.
- Memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah
disimpan, tahan lama, dan sebagainya)
5. Sortasi kering
6. Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya. Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan
sebagai pembungkus simplisia adalah harus inert, artinya tidak bereaksi dengan bahan
lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba,
kotoran, serangga, penguapan bahan aktif serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan
uap air
Berikut dapat dijelaskan contoh komponen simplisia suatu jamu yang tersusun atas
beberapa komponen-komponen. Jamu yang di uji coba mempunyai komponen penyusun
yaitu Foeniculli fructus dan Cardamomi fructus.
1. Foeniculli fructus
2. Cardamomi fructus
2. Simplisia kencur memiliki kandungan kimia dari minyak atsiri dan senyawa aktif
lainnya. Komponen utama minyak atsiri (1,11 % b/v) yang diekstrak dari rimpang
kering Kaempferia galanga L. adalah etil pmetoksisinamat (EPMS) (31,77%)
metil sinamat (23,3%), carvone (11,13%), eucalyptol (9,59%), dan pentadecane
(6,41%). Sedangkan komponen aktif senyawa lain berupa saponin, flavonoid dan
polifenol. Secara empirik kencur telah dimanfaatkan sebagai tonikum, sebagai
obat bengkak, reumatik, obat batuk, obat sakit perut, menghilangkan keringat,
penambah nafsu makan, infeksi bakteri, ekspektoran (memperlancar keluarnya
dahak), disentri, karminatif, menghangatkan badan, pelangsing, penyegar,
mengobati luka.
B. Simplisia Akar
C. Simplisia Biji
1. Biji asam jawa setelah melalui uji fitokimia menunjukkan bahwa Tamarindus
indica memiliki berbagai kandungan sebagai berikut : senyawa fenol, glikosida,
mallic acid, tartaric acid, getah, pectin, arabinosa, xylosa, galaktosa, glukosa, dan
uronic acid. Uji identifikasi senyawa metabolit sekunder menunjukkan simplisia
mengandung golongan flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol dan tanin. Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa daun asam Jawa
mengandung golongan flavonoid, fenol, terpenoid, dan steroid/triterpenoid.
Mekanisme kuersetin sebagai antioksidan sekunder adalah dengan cara memotong
reaksi oksidasi berantai radikal bebas atau dengan cara menangkapnya. Ekstraksi
kuersetin dilarutkan dalam pelarut metanol. Pelarut yang digunakan adalah pelarut
yang dapat menyari sebagian besar metabolit sekunder yang diingikan dalam
simplisia Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal sehingga dapat
melarutkan analit yang bersifat polar dan nonpolar. Metanol dapat menarik
alkaloid, steroid, saponin, dan flavonoid dari tanaman.
D. Simplisia Daun
1. Senyawa-senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun kumis kucing antara
lain alkaloid, tannin, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid dan minyak atsiri.
Beberapa khasiat tanaman kumis yaitu: sebagai antioksidan karena memiliki
aktivitas antoksidan yang tinggi dan mempunyai aktivitas hepatoprotektif karena
dapat menurunkan kadar bilirubin pada tikus yang terkena jaundice. Ektrak daun
kumis kucing juga berfungsi sebagai diuretik yang bermanfaat dalam pengobatan
batu ginjal, pembilasan ginjal dan saluran kemih.
E. Simplisia Batang
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sumber materi yang digunakan dalam pembuatan makalah sebaiknya lebih
banyak lagi untuk melengkapi materi dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi,E. 2020. Jarang terdengar, 15 tanaman obat ini ternyata kaya manfaat
Ikhsania,A.A. 2020 .14 Jenis Tanaman Obat-obatan yang Wajib Ada di Rumah Anda
Novita,A. 2020 .Khasiat Tanaman Andaliman Bagi Kesehatan Menurut Orang Batak
Silalahi, M., 2015, Etnobotani Di Indonesia dan Prospek Pengembangannya, Prosiding, FKIP
UKI
Hakim, L., 2014, Etnobotani dan Manajemen Kebun Pekarangan Rumah. Malang : Penerbit
Selaras
Silalahi, M., 2020, Diktat Etnobotani, Universitas Kristen Indonesia