1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mahasaraswati, Denpasar
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mahasaraswati, Denpasar
3
Jurusan Pertanian, Universitas Mahasaraswati, Denpasar
*Crresponding author : Email : nada_brm@yahoo.cm
ABSTRAK
ABSTRACT
100
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
SPSS analysis tool. Land mapping is done by GPS method with GIS device. Predict erosion
using the Universal Soil Loss Equation (USLE) Model while for sedimentation using the
Stanford Sediment model. Data analysis to find out the model of development of sedimentation
rate in lake due to erosion that happened, done by non linear regreresi analysis. The results of
the analysis are tested on both sides with 95% confidence level on sediment data that is
modeled whether or not significant effect
101
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
102
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
Langkah-langkah pemetaan unit lahan adalah F1 III KC = Dataran fluvial kemiringan 15-25%
sebagai berikut : kebun campuran
a) Letakkan peta geomorfologi yang tersedia dari F1 III Vt1 = Dataran fluvial kemiringan 15-25%
hasilCitra satelit, vegetasi lebat
b) Tumpang tindihkan dengan peta kemiringan F1 III Vt2 = Dataran Flufial kemiringan 15-25%
lereng. Daerah yang dibatasi oleh batas bentuk vegetasi sedang
lahan dan batas kemiringan lereng adalah D1 III Vt2 = Perbukitan terkikis kemiringan 15-25
merupakan sub unit bentuk lahan, vegetasi sedang
c) Hasil dari dua tersebut diatas ditumpang D1 IV KC = Perbukitan terkikis kemiringan 25-40%
tindihkan lagi dengan peta penutupan lahan kebun campuran
(land cover) atau hasil dari Citra satelit, dengan S1 IV Vt1 = Lereng kaki kemiringan 25-40%
demikian diperoleh unit lahan yang merupakan vegetasi lebat
satu pemetaan. D1 IV Vt2 = Perbukitan terkikis kemiringan 25-40%
vegetasi sedang
Setiap unit lahan yang diberikan simbul sesuai D2 V TS = Pegunungan terkikis kemiringan >
ketentuan yang ada, baik bentuk lahan/geomorfologi, 40% tanaman semusim
kelas kemiringan lereng maupun penutupan lahan.
Sebagai contoh unit lahan F1ITS, dibaca: Dasar pendugaan atau prediksi dilakukan
F1 : dataran fluvial dengan menggunakan metode pendugaan erosi oleh
I : kemiringan lereng (8-15%) Wiscmeier dan Smith (1978)yang dikenal dengan
TS : tanaman semusim nama Universal Soil Loses Equation (USLE) atau
Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT), seperti
Dari hasil penentuan unit lahan dapat pada persamaan (6). Hasil kuantitatif (nilai) prediksi
dibedakan : erosi tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai
F1 ITS = Dataran fluvial kemiringan 8-15% batas erosi toleransi (Edp) untuk menentukan perlu
tanaman semusim atau tidak suatu lahan dikorsevasi. Untuk tanah-
F1 KC = Dataran fluvial kemiringan 8-15% tanah di Indonesia lebih lanjut dapat dijelaskan
kebun campuran seperti pada tabel 2.1.
S1 III TS = Lereng kaki kemiringan 15-25% Selanjutnya ditentukan klas tingkat bahaya
tanaman semusim erosi dengan berpedoman pada penjelasan tabel 2.2.
103
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
2.3.2. Bahan dan Instrumen yang Diperlukan seperti disajikan pada Tabel 4,5,6 dan 7.Data
Bahan dan Instrumen yang digunakan dalam yang dikumpulkanmeliputi data primer dan data
penelitian ini adalah : sekunder.
Peta Situasi Provinsi Bali skala 1 : 750.000, a)
Peta Penutupan Lahan di kawasan danau, b) Peta 2.5.2. Pemilihan vegetasi untuk konservasi
Geomorfologi kawasan danau skala 1 : 25.000, e) Peta Setelah melalui berbagai analisa yang
Unit Lahan kawasan danau skala 1 : 25.000, f) Peta dibutuhkan dalam penentuan variable yang berkait
Kawasan Hutan Pulau Bali skala 1 : 25.000, g) Peta dengan perancangan model konservasi tanah maka
Tanah Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, pemilihan vegetasi didasarkan atas hasil analisis
Kabupaten Buleleng skala 1 : 25.000, h) Peta Tata tersebut. Tanaman utama yang sudah terbukti sangat
Guna Lahan Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, baik dalam daya pegang air tanah. Disamping
Kabupaten buleleng skala 1 : 25.000, dan perangkat penanaman berbagai vegetasi di sepanjang kawasan
GIS (Geographic Information System) danau dan pada kebun masyarakat pendamping yang
lokasinya dipilih berdasarkan titik-titik konservasi
2.4. Penelitian pada Tahun Kedua dimana ditentukan minimal 5 titik (lahan) yang akan
Melakukan pengeboran di masing-masing dipilih dalam penanaman tanaman konservasi.
danau untuk mendapatkan ketebalan dan jenis tanah
sedimentasi. Pengeboran dilakukan sepanjang garis 2.5.3. Pengukuran keberhasilan pelaksanaan
pantai danau yang senlanjutnya dianalisis daya konservasi dan rehabiliasi lahan
tampung dan tutupan mata air danau. Pelaksanaan penanaman tanaman konservasi
membutuhkan peran serta masyarakat sekitar
2.5 Penelitian pada tahun ke tiga kawasan danau agar secara bersama-sama
melaksakanan penanaman dan perawatan tanaman
2.5.1. Model Usaha Konservasi Tanah dan konservasi. Untuk itu sebelum kegiatan mulai
Rehabilitasi Lahan diulaksanakan pada tahun II diawali dengan
Usaha-usaha konservasi tanah dan rehabilitasi sosialisasi, pretest untuk mengetahui pemahaman
lahan yang yang harus dilaksanakan berdasarkan masyarakat akan pentingnya konservasi tanah dan
indeks pengelolaan tanaman (C) dan pengelolaan rehabilitasi lahan. Disamping itu untuk mengukur
tanah (P) dengan mempertimbangkan kondisi fisik tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan
(topografi, kedalaman tanah dan erodibilitas konservasi tanah dan rehabilitasi lahan maka
tanah). diadakan evaluasi dengan memberikan post test pada
Untuk menentukan usaha konservasi tanah dan masyarakat yang berpartsisipasi di sepanjang
rehabilitasi lahan maka dipilih indeks faktor kawasan danau. Detail Pre dan Post test akan
pengelolaan tanaman (C), dan pengelolaan tanah (P) dilengkapi pada proposal tahun II
104
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
2.6 Bahan dan Instrumen Penelitian dengan menggunakan bor tanah, usaha konservasi
Bahan dan Instrumen yang digunakan dalam tanah yang diterapkan baik secara sipil teknis atau
penelitian ini adalah : vegetatif yang bertujuan untuk mengurangi erosi
a) Catatan curah hujan bulanan yang tercatat pada tanah, untuk menentukan niali faktor konservasi
stasiun pengamat hujan di kecamatan tanah (P).
Kintamani, Kecamatan Baturiti, Kecamatan
Sukasada B. Data Sekunder
b) Cangkul untuk mengambil sampel tanah, c) Bor Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh
tanah untuk mengukur kedalaman tanah atau dari informasi penggunaan lahan terkait meliputi : a)
solum tanah, Data curah hujan untuk menghitung nilai erosivitas
d) Meteran untuk mengukur panjang lereng, hujan. Data ini meliputi curah hujan rata-rata, jumlah
e) Kinometer untuk menentukan kemiringan lereng hari hujan bulanan rata-rata dari curah hujan max 24
(%), jam, b) Peta administrasi, Peta topografi, Peta jenis
f) Kompas geologi untuk menentukan arah tanah, Peta penggunaan lahan dan peta penutupan
lempengan batuan, vegetasi.
g) Kompas untuk menentukan azimut titik sampel,
h) Pisau lapangan, 2.8. Sumber Data
i) Kantong plastik dan ring sampel untuk Sumber data dalam penelitian ini antara lain : a)
menyimpan sampel tanah yang akan digunakan Dinas Kehutanan Provinsi Bali diambil data tentang
untuk analisis tekstur, permeabilitas dan peta administrasi daerah penelitian, b) Dinas Tata
kandungan bahan organik, Ruang Kabupaten, c) Stasiun curah hujan.
j) Stresoskop saku untuk pengamatan penutupan
lahan, k) Daftar isian dan alat-alat tulis untuk 2.9 Analisis Data
mencatat data lapangan,
l) Perangkat Laboratorium Analisis Tanah (misal A. Menentukan rata-rata erosi tahunan (A)
oven, tabung sedimentasi) Analisis data untuk menduga nilai faktor
penentu erosi sesuai dengan persamaan USLE
2.7 Jenis dan Bentuk Data dilakukan dengan menggunakan faktor erosivitas
Dalam Penelitian ini dilakukan perhitungan hujan (R), faktor erodibilitas tanah (K), faktor panjang
prediksi erosi dengan metode pengumpulan data kemiringan lereng (LS) dan, faktor pengelolaan
dengan metode deskriftif yaitu dengan tanaman (C) dan usaha konservasi tanah (P) yang
mengumpulkan data primer dan skunder. secara matematis dirumuskan sebagai berikut :A = R
x K x LS x C x P
A. Data Primer
Data yang dikumpulkan terdiri dari : a) sifat- B. Menentukan Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
sifat fisik tanah terdiri dari berat volume tanah, tekstur, Tingkat bahaya erosi ditentukan dengan
kandungan bahan organik, struktur dan permeabilitas membandingkan antara nilai jumlah erosi tanah (A)
tanah (untuk menentukan nilai erodibilitas dalam ton/ha/tahun dengan erosi yamg
tanah).Penetuan berat volume tanah, tekstur dan ditoleransikan Edp yang dikonversi dengan jumlah
kandungan bahan organik tanah dilakukan dengan tanah yang tererosi dan dijabarkan dalam ton/ha/
analisis di laboratorium tanah pada Fakultas Pertanian tahun menjadi mm/tahun seperti persamaan berikut :
Unud, untuk pengukuran sifat-sifat tanah dianalisis Tebal tanah (mm/tahun) = Ton/ha/tahun
tekstur tanah dengan pipet, Bulk density dengan BV (gr/cm³) x 10
ring sampel, Permiabelitas dengan permeameter, Dimana : BV = Berat volume tanah
bahan organik dengan walkley dan black, b) Tingkat bahaya erosi ditentukan dengan
Pengabilan sampel tanah dilakukan dengan survey membandingkan antara hasil analisis nilai erosi
lapangan di empat kawasan danau baik di tepian tahunan dalam ton/ha/tahun (A) dan kedalaman tanah
maupun didalam danau. Kedalaman tanah diukur (cm) dengan tingkat bahaya erosi.
105
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
C. Menentukan Usaha Konversi Tanah dan tanah. Penetapan usaha konversi tanah pada
Rehabilitasi Lahan kawasan masing-masing danau, di samping
Usaha konversi tanah dan rehabilitasi lahan dapat menggunakan indeks pengelolaan tanaman C dan
dievaluasi dengan mengetahui C dan P yang lebih pengelolaan P sebagai pedoman, juga mempertim-
kecil atau sama dan perbandingan antara nilai batas bangkan kondisi fisik lapangan.
erosi toleransi dengan erosi potensial (RKLS) dengan
persamaan : 2.10. Luaran Penelitian
A Pemetaan kondisi lahan pada kawasan semua
CP danau di Bali dengan prediksi atau pendugaan
RKLS kejadian erosi
1) Model penanggulangan sedimentasi danau
Dari hasil perhitungan indeks pengelolaan berbasis masyarakat di Bali
tanaman (C) dan pengelolaan tanah (P) sesuai 2) Peta Model usaha rehabilitasi lahan dan
persamaan di atas maka usaha konversi tanah dapat konservasi tanah pada kawasan Danau Batur,
ditentukan dengan berpedoman pada Nilai Faktor C Danau Beratan, Danau Buyan dan Danau
(Pengelolaan Tanaman) Pertanaman Tunggal, Nilai Tamblingan
Faktor C dengan berbagai pengelolaan tanaman di 3) Sebagai bahan ajar yang terkait dengan
Indonesia, Nilai Faktor P (Konservasi Tanah), Nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan
Faktor CP (Pengelolaan Tanah dan Tanaman) dan khususnya penanggulangan sedimentasi
Faktor P untuk beberapa bentuk usaha Pengawetan danau dan pengendalian erosi
106
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
107
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
108
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
3.2 Survey Pendaluan di Kawasan Danau Batur digunakan adalah Karamba Jaring Apung.
Kabupaten Bangli Banyaknya keramba ikan di danau Batur membuat
Dari hasil survey yang telah dilakukan masyarakat sekitar memberikan pakan ikan yang
menunjukan perkembangan penduduk serta kegiatan sangat berlebihan sehingga membuat kualitas air di
pariwisata yang semakin pesat di sekitar wilayah danau batur menjadi tercemar karena pakan ikan
Danau Batur kerap menimbulkan permasalahan tersebut. Kegiatan pertambangan yang terdapat di
yang kompleks sehingga memerlukan pengelolaan kawasan sekitar Danau Batur adalah pertambangan
yang intensif. Masalah yang terjadi akan berakibat bahan galian golongan C jenis pasir. Lokasi
pada penurunan kualitas air danau, potensi penambangan pasir terdapat di Desa Songan A. Di
eutrofikasi (kesuburan airyang semakin meningkat), satu sisi kegiatan ini akan dapat menambah
pendangkalan yang akan merubah ekosistem penghasilan masyarakat tetapi dari segi lingkungan
danau secara keseluruhan gambar 4.2 sangat merusak bentang alam, apalagi sistem
Batas dari sempa dan danau Batur belum jelas, pertambangan yang tidak direncanakan/diatur
ini dikarenakan banyaknya warga sekitar yang dengan baik, sehingga mudah menimbulkan longsor
menggunakan sempa dan danau sebagai lahan atau memunculkan areal-areal genangan baru.
untuk pertanian gambar 4.3. Tingkat erosinya tergolong ringan sampai berat.
Pada saat air danau surut,warga langsung Dengan demikian untuk lokasi-lokasi yang
menanami lahan yang tidak tergenang air danau tergolong mengalami erosi berat akan mempercepat
dengan tanaman holtikultural. Sehingga saat air terjadinya pendangkalan danau yang pada akhirnya
danau meluap, lahan tersebut terendam dan pupuk mengurangi kapasitas danau untuk menampung air.
yang terkandung dalam tanah tersebut akan ikut Lokasi sekitar pantai Songan A dan B kemudian
tercampur dengan air danau sehingga kualits air sekitar Desa Kedisan hingga Desa Buahan pada
danau akan turun selain sebagai sumber air baku umumnya mempunyai zona litoral yang lebar
untuk air minum, air dari Danau Batur juga dengan tipe dasar perairan yang dominan berupa
diperuntukkan aktivitas perkebunan sayur yang ada pasir berlumpur. Lokasi-lokasi ini mengalami
di sekitar danau. Berbagai komoditas sayur yang tingkat sedimentasi yang relatif tinggi. Faktor
ditanam meliputi bawang merah, kol, tomat dan penggunaan dan pengelolaan lahan di sekitar danau
cabai. Petani sayur sekitar danau batur menyedot air berpengaruh besar pada tingkat sedimentasi di
secara langsung dari danau. Wilayah barat Danau Danau. Penggunaan lahan untuk pertanian
Batur yang termasuk lahan kritis tidak menyurutkan hortikultura dengan pemakaian pupuk organik yang
semangat petani untuk melakukan aktivitas tinggi volume dan intensitasnya menyebabkan laju
perkebunan sayur khususnya bawang merah. sedimentasi sangat tinggi yang dibawa oleh aliran
Dengan menggunakan pipa atau selang air yang permukaan (surfacerunoff) pada saat musim hujan
panjangnya hingga beberapa kilometer mereka gambar 3.5.
menyedot air danau batur untuk menyirami kebun
mereka yang berada di kaki Gunung Batur. Hal ini
secara tidak langsung mengakibatkan volume air
danau dapat berkurang secara signifikan. Danau
Batur merupakan salah satu wilayah perairan yang
dimanfaatkan masyarakat selain oleh nelayan
perikanan tangkap juga sebagai pusat kegiatan
budidaya perikanan. Alat tangkap yang dominan
digunakan di Danau Batur yaitu jaring insang
(gillnet). Pada tahun 2011 sesuai dengan kebijakan
yang dikeluarkan dari menteri Kelautan dan
Perikanan yang menetapkan danau Batur sebagai
area minapolitan membuat para nelayan perikanan
tangkap beralih menjadi pembudidaya
(Anonimous1, 2011). Sistem budi daya yang Gambar 5. Galian C di Utara Danau Batur
109
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
Satuan dalam Ha
Sumber : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
110
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
3.2 Survey Pendaluan di Kawasan Danau Dari hasil survey yang dilakukan, bahwa batas
Beratan di Kabupaten Tabanan dari sempadan danau Beratan cukup jelas, tetapi di
Danau Beratan adalah sebuah danau yang bagian utara danau Beratan masih belum jelas ini
terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, dikarenakan banyaknya warga sekitar yang
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. menggunakan sempadan danau sebagai lahan
Danau Beratan merupakan danau kaldera dengan untuk pertanian. Pada saat air danau surut, warga
ketinggian 1231m diatas permukaan laut, dengan luas langsung menanami lahan yang tidak tergenang air
3,8 km serta kedalaman maksima l22m. Volume air danau dengan tanaman holtikultural. Sehingga saat
danau ini 0,049 km3 dan merupakan danau tertutup air danau meluap, lahan tersebut terendam dan
pupuk yang terkandung dalam tanah tersebut akan
ikut tercampur dengan air danau sehingga kualitas
air danau akan turun.
Danau Beratan kini menjadi daya tarik bagi
para wisatawan. Di danau ini banyak disediakan
permainan air seperti boat, perahu dan sebagainya
gambar 4.8. Ini juga berdampak pada kualitas air
danau, boat-boat yang dipakai dalam permainan air
di danau beratan menghasilkan limbah yang
langsung terbuang ke danau. Tidak itu juga
banyaknya masyarakat yang menggunakan
sempadan danau sebagai lahan untuk pertanian.
Pengairan tanaman dan kegiatan lainnya
mempergunakan pompa yang pengambilan airnya di
Gambar 6 Danau Beratan Danau Beratan.
111
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
Satuan dalam Ha
Sumber : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
112
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
113
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
Satuan dalam Ha
Sumber : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
Selain adanya evaporasi, faktor pengurangan 3.3 Survey Pendaluan di Kawasan Danau
air danau dipengaruhi oleh besar kecilnya Tamblingan Kabupaten Buleleng
penggunaan air. Dari hasil pengamatan dan survei Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang
penggunaan air, pemanfaatan air Danau Buyan terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung,
terdiri dari: kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar,
1) Pemompaan oleh PDAM. Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini merupakan
2) Pemompaan oleh DesaWanagiri. satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam
3) Pemompaan untuk digunakan penyiraman sebuah kaldera besar. Di sebelah timur berturut-
lahan pertanian dengan membuat sumur- turut terdapat Danau Buyan dan Danau Beratan.
sumur gali. Diapit oleh hutan disekelilingnya serta terletak
didaerah dataran tinggi membuat lingkungan danau
Pengambilan air secara langsung dilakukan ini berhawa sejuk 4.13. Sebagai salah satu objek
oleh penduduk Desa Wanagiri dipergunakan untuk wisata alam, Danau Tamblingan tidak dikembangkan
kebutuhan air bersih bagi penduduk dan restoran, ke arah pariwisata modern demi menjaga kelestarian
dengan membuat sumur-sumur pemompaan yang alam dan lingkungannya. Hal yang menjadi daya
menggunakan pompa dengan debit.2 liter/dt yang tarik utama tempat ini, bukan hanya pesona alamnya,
dilakukan selama 10 jam setiap harinya dengan namun juga karena banyaknya pura yang
jumlah total 72 m³/dt untuk memenuhi kebutuhan 59 menyimpan sejarah dan perkembangan peradaban
kk (kelompok pengelola air Desa Wanagiri) dan serta kebudayaan Bali, khususnya menyangkut
restoran yang ada di sekitarnya. pembentukan dan perkembangan DesaTamblingan.
114
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
Satuan dalam Ha
Sumber : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
115
I Made Nada, dkk. : Model Penanggulangan Sedimentasi Danau Berbasis Masyarakat .....
116
Jurnal Bumi Lestari, Volume 17 No. 2, Agustus 2017, hlm. 100-117
Sittadewi, Euthalia Hanggari. 2008. Fungsi Strategis Sutamihardja, R.T.M. 1978. Kualitas dan Pencemaran
Danau Tondano, Perubahan Ekosistem, dan Lingkungan. Bogor: Pascasarjana Jurusan
Masalah yang Terjadi. http://ejurnal.bppt.go.id/ Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
index.php/JTL/article/view/533, diunduh 25 Mei Lingkungan, IPB, Bogor.
2016
Wardhana, W.a. 2001. Dampak Pencemaran
Suratmo, G.F. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
117