Anda di halaman 1dari 8

VI - 1

GEOLOGI TATA LINGKUNGAN


BAB VI GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

Geologi tata lingkungan didefenisikan sebagai cabang ilmu geologi terapan yang
membahas tentang pemanfaatan bumi oleh manusia untuk kelangsungan hidup
yang ada hubungannya dengan sumber kekayaan bumi serta proses-proses yang
ada padanya (Purbohadiwijaya, 1975). Hal ini diperlihatkan dengan adanya
reaksi terhadap lingkungan yang mencakup tiga aspek, yaitu : sumber daya alam,
proses alam dan pengembangan lingkungan fisik. Berdasarkan kondisi geologi
daerah pemetaan, baik dari litologi, morfologi, dan struktur geologinya maka
dapat dianalisa daerah pemetaan memililki potensi Sumber Daya Alam (Natural
Resources) dan Bencana Alam (Natural Hazard).

6.1. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam baik yang bersifat abiotik
maupun biotik yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia (Sampurno
1970). Daerah pemetaan ada dua sumber daya alam yang dibedakan berdasarkan
sumber daya alam hayati (dapat diperbaharui) dan non hayati (tidak dapat
diperbaharui).

6.1.1. Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui


Sumber daya alam yang dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang
pemanfaatannya dapat berlangsung dalam jangka waktu relatif lama, karena
Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar
Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 2
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
sifatnya dapat diperbaiki apabila mengalami kerusakan. Pada daerah pemetaan
yang termasuk pada sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah air.
Air merupakan bagian dari sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh
makhluk hidup untuk kebutuhan seharihari, baik bagi manusia, hewan maupun
bagi tumbuhan. Sumber daya alam ini, pada daerah pemetaan sangat mudah
ditemukan, tepatnya bagi mereka yang bermukim tidak jauh dari sungai.
berdasarkan keterdapatannya pada daerah pemetaan hanya terdapat air
permukaan.

6.1.1.1. Air Permukaan


Pada daerah pemetaan, air permukaan ini cukup melimpah yang berasal dari air
sungai yang ada pada daerah pemetaan yang berpola aliran sungai sub dendritik
yang bersumber dari mata air pegunungan dan berpotensi untuk dimanfaatkan
oleh penduduk sekitar sebagai irigasi untuk pertanian dan juga digunakan
penduduk untuk keperluan sehari-hari lainnya seperti keperluan mandi, mencuci,
maupun keperluan minum. Contoh sungai yang digunakan masyarakat adalah
sungai Kr. Bidin dan W. Ilang. Cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya ini dengan cara mengalirkan aliran sungai melalui pipa.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 3
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

Foto 6.1. Salah satu pemanfaatan aliran sungai oleh penduduk sebagai
keperluan sehari hari di Mangku dan W. Ilang

6.1.2. Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbaharui


Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam
yang dalam pemanfaatannya tidak dapat berlangsung lama dan bersifat habis
tanpa dapat diperbaharui kembali dan mempunyai nilai ekonomis.

6.1.2.1. Endapan Sirtu


Endapan Sirtu terdapat di sungai Kr.Bidin yang memiliki luas sebaran sebanyak
3% dari daerah pemetaan, endapan ini merupakan hasil transportasian oleh aliran
sungai, endapan sirtu merupakan suatu endapan pasir dan batu kerikil atau
bongkah yang terdapat secara bersamaan dengan ketebalan tertentu, namun
hubungan satu dengan lain tidak kompak atau bersifat lepas. Sirtu ini sering
dimanfaatkan untuk mata pencarian masyarakat dan keperluan kontruksi
pembangunan pada daerah pemetaan maupun sekitarnya. Penyebaran bahan galian

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 4
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
pada daerah pemetaan tidak terlalu luas, lebih kurang 15% dari luas daerah
pemetaan.
Endapan sirtu pada daerah pemetaan dikontrol oleh proses erosi oleh aliran
sungai, dimana sungai Kr. Bidin adalah sungai utama yang stadia sungainya stdia
dewasa. Sungai ini mengalir pada satuan yang mudah tererosi atau lepas yaitu
batupasir dan satuan batu sabak.
Masyarakat yang memanfaatkan endapan sirtu ini tidak memperdulikan dampak
negatif dari penambangan yang akhirnya akan menjadi pencemaran terhadap
lingkungan seperti pencemaraan air, akibat dari aktifitas penambangan tersebut air
yang berada pada sungai Kr. Bidin ini akan keruh dan kotor.

Foto 6.2. Sumber daya alam yang terdapat pada Kr. Bidin, dimanfaatkan sebagai
pembuatan jalan.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 5
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
6.1.2.2.

Satuan Granit

Sumber daya alam ini memiliki sebaran sebesar 15 % pada daerah pemetaan,
dimana sumber daya ini terdapat pada bagian Barat Daya dari daerah pemetaan
(Lihat Peta Geologi). Dilihat dari ciri ciri kenampakan di lapangan, batuan ini
berwarna abu abu keputihan dan terlihat sebagian singkapan terlihat lapuk.
Secara pemanfaatan satuan granit bisa di gunakan sebagai Bahan eksklusif pelapis
dinding, inti maupun plafon gedung, hiasan prasasti, Kemudian untuk mengetahui
kekuatan batuan tersebut, perlu dilakukan analisa khususnya untuk mengetahui
kekuatan batuannya seperti analisa sifat keteknikan batuan sehingga dapat
diketahui layak atau tidak digunakan sebagai bahan baku bangunan dan ornamen
dinding dan lain lain (Supriatna Suhala dan M. Arifin 1997). Sumber daya
alam ini belum di manfaatkan oleh penduduk yang bermukim di sekitar
keterdapatan satuan granit tersebut. Untuk bisa di manfaatkan perlu dilakukan
pemetaan dan analisa serta uji lanjut tentang sumber daya alam tersebut, sehingga
diketahui kelayakannya untuk bisa di lakukan penambangan.

Foto 6.3. Singkapan batu Granit yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
pada pos 23.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 6
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
6.1.2.3.

Satuan Batu Sabak.

Satuan batu sabak pada daerah pemetaan memiliki sebaran sebanyak 20%. Potensi
yang dapat digunakan dari batu tersebut adalah sebagian bahan bangunan.untuk
Sabak terbagi

menjadi beberapa bagian tipis dengan permukaan yang halus

dengan warna yang tergantung pada kandungan mineralnya. Sabak telah


digunakan dalam kontruksi selama ratusan tahun dalam aplikasi yang beragam
sebagai atap untuk paving dan walling dekorasi taman. Sabak juga dapat digunakn
sebagai batu asahan.

Foto 6.4. Singkapan batu sabak yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan banguna
n

pada Post-17

6.2. Bencana Alam Geologi


Bencana alam dapat diartikan sebagai peristiwa bencana yang dapat merugikan
secara mendadak karena suatu fenomena alam. Kerugian dapat berupa kehilangan
jiwa, benda, kerusakan lingkungan dan sebagainya (Sampoerno, 1990). Bencana
alam menurut pengertian geologi adalah bencana yang terjadi karena proses
geologi. Proses geologi menyangkut :

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 7
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

Geodinamika berasal dari proses dalam bumi

Bencana alam yang dimotori oleh geo-dinamika adalah gempa bumi, letusan
gunung api , pergerakan tanah dan gejala sampingan yang bermula dari padanya.
Sedangkan bencana alam yang dikarenakan oleh faktor geo-meteorologi berupa
banjir, tanah longsor, erosi dan sebagainya (Sampoerno, 1990).
Berdasarkan kondisi geologi daerah pemetaan, maka daerah pemetaan
memungkinkan terjadi bencana alam antara lain seperti gempa bumi dan
pergerakan tanah.

6.2.1. Gerakan Tanah


Gerakan tanah (mass wasting) adalah suatu kejadian bergeraknya atau
berpindahnya masa dari keadaan normal akibat gejala-gejala alam yang
menyangkut pergerakan masa tanah ataupun batuan, dibawah pengaruh gaya berat
akibat terganggunya stabilitas suatu lereng.
Pada daerah pemetaan gerakan tanah dikontrol oleh kemiringan lereng yang
curam dan litologi yang tersusun oleh batuan sedimen dan piroklastik yang sudah
melapuk. Selain itu pengontrol gerakan tanah pada daerah pemetaan juga
dipengaruhi dari tingginya curah hujan dan retakan pada batuan sebagai penyebab
batuan pada daerah pemetaan menjadi lemah. Sehingga bila dilihat dari
pengontrol terjadinya gerakan tanah, maka pada daerah pemetaan sangatlah
mungkin terjadinya gerakan tanah.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

VI - 8
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
Longsoran pada daerah pemetaan yang telah terjadi dipinggiran tebing jalan,
karena batuan pada daerah tersebut memiliki tingkat resistensi yang rendah yang
dipengaruhi pelapukan yang sangat tinggi. Gerakan tanah atau longsoran ini
terdapat pada satuan pasir yang sudah mengalami pelapukan dan sangat
mengancam daerah penguna jalan raya.

Foto 6.5. Longsoran batuan sedimen yang ada pada tebing jalan setapak di Desa
Mangku

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Tansaran Bidin Kec. Bandar


Kab. Bener Meriah Prov. Aceh

Anda mungkin juga menyukai