LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
DI SUSUN OLEH :
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
EVA SEPTIANINGRUM
NIM. 855720719
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia nafas kehidupan kepada setiap makhluknya, sehingga
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini dapat penulis selesaikan.
Penulisan Laporan Pemantapan Profesional ini tidak lepas dari adanya
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala UPBJJ-UT Bandar Lampung Dra. Sri Ismulyaty, M.Si.
2. Para Tutor Pokjar Simpang Pematang sebagai pembimbing kegiatan
Pemantapan Kemampuan Profesional.
3. Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Panca Jaya, beserta dewan gurunya yang
telah memberikan izin kepada penulis melaksanakan kegiatan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini.
4. Pengelola kelompok belajar program S-1 PGSD Simpang Pematang atas
segala dukungannya.
5. Rekan-rekan seperjuangan, sekelas yang saling mendukung satu dengan
yang lain.
6. Seluruh anggota keluarga yang sangat saya cintai.
Peneliti,
EVA SEPTIANINGRUM
NIM. 855720719
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Oleh:
EVA SEPTIANINGRUM
NIM. 855720719
Email : evaseptianingrum16@gmail.com
ABSTRAK
Pada mata pelajaran Matematika banyak siswa yang menemukan kesulitan dalam
menyelesaikan soal – soalnya. Dianggap sulit karena mereka belum memahami
bagaimana cara penyampaian dalam proses pembelajarannya yang masih
menggunakan metode konvensional dan pemberian tugas tanpa dijelaskan materi
yang akan disampaikan, sehingga berakibat pada pencapaian hasil belajar siswa
yang rendah serta ketuntasan minimal belajar siswa yang masih jauh dari standar
ketuntasan yaitu 85%. Bagaimana meningkatkan hasil belajar Matematika dalam
pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan Pecahan menggunakan Media Gambar
pada siswa kelas V SD Negeri 01 Panca Jaya Mesuji. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V ( lima) Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 siswa, yang
terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Prosedur penelitian
perbaikan yang dilakukan berupa perencanaan, pelakanaan tindakan,
observasi/pengamatan, evaluasi dan refleksi yang berbentuk siklus. Berdasarkan
hasil perbaikan pembelajaran pada pra siklus penguasaan materi dan persentase
ketuntasan belajar hanya pada angka . Pada siklus 1 meningkat menjadi ,
sedangkan pada siklus 2 perbaikan pembelajaran telah mencapai dan telah
melampaui standar ketuntasan. Jadi penggunaan Media Gambar dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika dalam pokok bahasan Operasi Hitung
Bilangan Pecahan pada Kelas V SD Negeri 01 Panca Jaya Mesuji.
BAB I
PENDAHULUAN
Namun sampai saat ini mata pelajaran Matematika yang sering dianggap sebagai
salah salah satu mata pelajaran yang paling sulit bagi siswa. Efek negatif dari hal
tersebut adalah banyak siswa yang sudah merasa anti dan takut matematika
sebelum mereka benar – benar mempelajarinya. Kondisi demikian akan
berimplikasi terhadap sulitnya peserta didik memahami setiap materi pelajaran
yang diberikan oleh Guru sehingga bermuara pada pencapaian hasil belajar siswa
yang masih belum mencapai KKM.
Kondisi yang sama juga dialami oleh siswa dalam pencapaian hasil belajar
Matematika di SD Negeri 01 Panca Jaya Mesuji, berdasarkan hasil obsevasi pada
kelas V menunjukkan ketuntasan belajar yang di capai siswa kurang dari 50%.
Hal ini memperlihatkan bahwa proses pembelajaran di kelas V belum mencapai
2
standar ketuntasan minimal yaitu 85%. Salah satu factor yang menyebabkan yaitu
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih sebatas menggunakan
pengajaran dengan metode konvensional seperti metode ceramah dan penugasan
tanpa adanya penggunaan metode pembelajaran dengan media gambar/alat
peraga. Dalam pembelajaran Matematika, untuk materi Operasi Hitung Bilangan
Pecahan memiliki cakupan yang luas sehingga tidak akan berjalan tanpa bantuan
media pembelajaran seperti media gambar untuk memudahkan peserta didik
dalam objek pembelajarannya. Media pembelajaran digunakan untuk
menyederhanakan suatu objek, memperjelas suatu pengertian atau
memperlihatkan berjalannya suatu proses pemahaman siswa. Pemilihan media
pembelajaran yang baik akan dapat mengaktifkan suasana kelas ketika dalam
proses pembelajaran dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan memotivasi
untuk memahami dengan benar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa tersebut.
1. Identifikasi masalah
Permasalahan pembelajaran matematika kelas V yang dapat teridentifikasi di SD
Negeri 01 Panca Jaya adalah sebagai berikut :
a. Hasil prestasi belajar siswa rendah.
b. Minat belajar matematika sangat kurang.
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika.
d. Guru tidak menggunakan media/alat peraga dalam media pembelajaran yang
mudah dipahami oleh siswa.
2. Analisis Masalah
a. Pada pembelajaran prasiklus Guru menggunakan Metode Ceramah.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian yang dijabarkan pada latar belakang masalah peneliti
akan melakukan penelitian terhadap bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan
Pecahan menggunakan Media Gambar pada siswa kelas V SD Negeri 01 Panca
Jaya.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian ini sebagai berikut :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar.
Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar. Sebagian hasil belajar merupakan dampak tindakan guru, suatu
pencapaian tujuan pembelajaran. Pada bagian lain, hasil belajar merupakan
peningkatan kemampuan mental siswa. Keberhasilan pembelajaran dapat ditinjau
6
dari proses belajar dan hasil belajar. Guru yang baik adalah guru yang dapat
mengantarkan siswa berhasil dalam belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
siswa dalam proses belajar, guru perlu melakukan penilaian terhadap semua aspek
dalam proses belajar. Jika berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar. Keaktifan siswa dalam belajar, baik secara
perseorangan maupun kerja sama kelompok, melakukan wawancara tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa melakukan tes praktik, memberikan tes
formatif, dan sebagainya. Dengan kata lain, siswa dapat mentransfer hasil belajar
itu kedalam situasi-situasi sesungguhnya.
Sedangkan menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah bentuk perubahan tingkah
laku secara menyeluruh (komperhensif) yang terdiri atas unsur kognitif, afektif,
dan psikomotor secara terpadu pada diri siswa. Hasil belajar ialah perubahan
tingkah secara menyeluruh yang terdapat tiga unsure yaitu: kognitif, afektif dan
psikomotor. Pada ranah kognitif tidak hanya memiliki satu aspek, melainkan
memiliki aspek yang terdiri dari aspek kognitif tingkat rendah yang terdiri dari
ingatan, pemahaman, aplikasi dan aspek tingkat tinggi yaitu analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dengan demikian hasil belajar tidak hanya apa yang dihasilkan dalam
kelas, melainkan juga mampu menerapkan tingkah laku dan keterampilannnya
dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitarnya. Hasil belajar diperlukan
guru sebagai perbaikan proses belajar mengajar sebelumnya, memotivasi siswa
untuk pembelajaran yang efektif dan mengevaluasi siswa selama kegiatan belajar
mengajar disekolah. Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu perubahan perilaku baru yang merupakan hasil pemberian
pengalaman yang diterima siswa pada proses pembelajaran yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diukur keberhasilannnya melalui tes
tulis maupun lisan.
2. Pengertian Matematika
teknologi. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika
sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan, bahkan momok yang
menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan-
kesulitan dalam mengerjakan soal - soal matematika. Matematika dianggap
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya
karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan
masalah tersebut meliputi penggunaan informasi, penggunaan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, penggunaan pengetahuan tentang menghitung dan
yang terpenting adalah kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-
hubungan yang ada. Sedangkan menurut Marshall Walker yang dikutip oleh
Rostina Sundayana yaitu “Mathematics maybe defined as the study of abstract
structures and their interrelations.” Matematika dapat didefinisikan sebagai studi
tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya. Konsep-konsep
matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkrit. Karenanya
pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.
Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan pada
tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan memahami
matematika secara abstrak. Matematika mempunyai banyak kegunaan bagi
manusia, karena matematika mampu memecahkan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Cara penyelesaian yang logis, cermat jelas, akurat
dan dapat memprediksi keadaan, sehingga matematika sangat membantu manusia
dalam memecahkan masalah seharihari. Menurut Johnson dan Myklebus yang
dikutip oleh Mulyono Abdurahman, matematika adalah bahasa simbolis yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Lerner
mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep - konsep matematika dapat
dipahami dengan mudah bila bersifat konkrit. Karenannya pengajaran matematika
harus dilakukan secara bertahap.
8
B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sadiman,
dkk (2010:6) media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2014:3)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Di samping itu, menurut
Asyhar (2012:8) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis
media dapat dibagi dan ditentukan penggunaannya yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas sehingga guru dapat mempergunakan media tersebut sesuai
kebutuhannya.
Agar pemilihan media tepat sasaran, maka perlu diperhatikan beberapa faktor
yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran.Menurut
Arsyad (2014:74) kriteria media pembelajaran yang baik yang perlu diperhatian
dalam proses pemilihan media antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah
satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan
simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan
keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu
11
proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan
kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih
media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media
yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan
peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa
kemana-mana.
d. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa
pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Di sisi lain, menurut Asyhar (2012:81) kriteria media pembelajaran yang baik
yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan media adalah sebagai berikut.
a. Jelas dan rapi. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam penyajiannya.
b. Bersih dan menarik. Bersih disini berarti tidak ada gangguan yang tak perlu
pada teks, gambar, suara dan video.
c. Cocok dengan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu
sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
d. Relevan dengan topik yang diajarkan. Media harus sesuai dengan karakteristik
berupa fakta, konsep, prinsip, prosedural atau generalisasi.
e. Sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang
sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif, psikomotor.
f. Praktis, luwes, dan tahan. Kriteria ini menuntun guru/instruktur untuk memilih
media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
g. Berkualitas baik. Kriteria media secara teknis harus berkualitas baik.
h. Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar. Media yang terlalu besar sulit
digunakan dalam suatu kelas yang berukuran terbatas dan dapat menyebabkan
kegiatan pembelajaran kurang kondusif.
12
Media dua dimensi sering disebut media garis. Media dua dimensi adalah media
yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Garis sebagai media pengajaran dapat
mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui
perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka diperpadukan
sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan
komik, sedangkan sketsa, lambang bahkan foto digunakan untuk mengartikan
fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai penyajian grafis.
1. Pengertian Diskusi
Sering kali diskusi digunakan untuk mencari dan memecahkan masalah atau
persoalan yang sering dihadapi.Diskusi adalah pertukaran pikiran,gagasan dan
pendapat antara dua orang atau lebih. Tidak semua kegiatan bertukar pikiran
disebut dengan diskusi karena diskusi merupakan suatu proses bertukar pikiran
atau gagasan secara terarah.
Unsur-unsur diskusi yaitu :
a. Unsur manusia, diantaranya :
• Ketua Diskusi atau moderator.
• Peserta Diskusi.
• Pendengar Diskusi.
b. Unsur materi atau Tema dari Diskusi
c. Unsur fasilitas yaitu peralatan yang digunakan dalam diskusi.
13
2. Pengertian Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demonstrasi dapat
digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
a. Kelebihan Metode Demonstrasi.
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya :
1. Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, karena siswa disuruh langsung
memerhatikan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini
tidak efektif lagi.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang
memadai.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
14
BAB III
1. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa
kelas V SD Negeri 01 Panca Jaya Kabupaten Mesuji. Dengan jumlah siswa
20 orang. Laki-laki 7 orang dan perempuan 13 orang.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri 01
Panca Jaya Kabupaten Mesuji.
3. Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dimulai dari bulan November
2021.
Deskripsi Persiklus
Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus pembelajaran sesuai dengan
perubahan yang dicapai. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk
masing-masing siklus dengan kegiatan:
16
1. PRA SIKLUS
a) Perencanaan
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan: Mencari dan
mengidentifikasi masalah pembelajaran yang terjadi setelah melakukan
pembelajaran.
1. Merancang rencana perbaikan dengan menyusun Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP ).
2. Menyiapkan pelaksanaan pembelajaran.
b) Pelaksanaan
1. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat dari pecahan
Indikator :
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan
b. Melakukan operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan
Tindakan :
a. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menjelaskan materi tentang pecahan
e. Siswa menyimak penjelasan yang guru sampaikan.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Seperti bertanya, mengungkapkan
pendapat, diskusi dan lain sebagainya.
g. Guru memberikan soal-soal latihan.
c) Observasi
1. Mengamati perilaku siswa dalam pembelajaran.
2. Mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Mengamati hasil pemahaman siswa pada materi yang sudah di
sampaikan.
17
d) Refleksi
1. Setelah dilaksanakan pra siklus, penulis berdiskusi dengan teman
sejawat yang mengamati kegiatan pembelajaran.
2. Dari hasil diskusi diperoleh kesimpulan bahwa hasil perbaikan dan pra
siklus, belum mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karna itu,
perlu diadakan perbaikan.
3. Menyusun catatan untuk dipergunakan pada siklus berikutnya.
2. SIKLUS I
a) Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan adalah :
1. Menyusun dan merencanakan perbaikan pembelajaran yang
difokuskan pada penggunaan media gambar.
2. Menyiapkan alat dan sumber belajar.
3. Menyiapkan alat pengumpulan data yang akan penulis dan sejawat
gunakan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses dan
hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus satu dilaksanakan dengan langkah-
langkah berikut :
1. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengenai
operasi hitung pecahan menggunakan media gambar yang terpasang
didepan.
2. Siswa maju kedepan kelas untuk menunjukkan operasi hitung pecahan
menggunakan Gambar pecahan.
3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi oprasi
hitung pecahan melalui media gambar yang dipasang.
4. Siswa mengerjakan tugas secara individu
5. Guru mendiskusikan hasil tugas operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
18
c) Observasi
1. Mengamati kegiatan siswa dalam ketika terjadinya proses
pembelajaran berlangsung (aktivitas,kreatifitas,dan keterlibatan siswa
secara individu )
2. Mengamati hasil pemahaman siswa ketika pembelajaran telah
berlangsung dan hasil belajar siswa.
d) Refleksi
Setelah selesai siklus satu, penulis berdiskusi dengan teman sejawat yang
mengamati kegiatan pembelajaran. Dari hasil diskusi diperoleh
kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Perhatian
siswa terhadap materi lebih meningkat, tetapi siswa kurang aktif dalam
kegiatan diskusi. Hasil refleksi ini kemudian dijadikan bahan kajian
untuk melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus ke dua.
3. SIKLUS II
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus dua. Penulis dibantu teman sejawat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada
pengguanaan media gambar .
2. Menyiapkan alat dan sumber belajar.
b) Pelaksanaan
Perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus tiga dilaksanakan dengan
langkah-langkah berikut :
1. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaaan tentang
operasi hitung bilangan pecah menggunakan media gambar.
2. Guru menjelaskan bahwa dalam operasi hitung bilangan pecahan
butuh pemahaman yang maksimal.
3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab.
4. Siswa mengerjakan tugas secara individu.
19
c) Observasi
1. Mengamati perilaku siswa (aktivitas,kreatifitas,dan keterlibatan
personal dalam pembelajaran)
2. Mengamati keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan materi
pembelajaran.
3. Mengamati keberhasilan siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
d) Refleksi
Setelah selesai pada siklus dua, penulis berdiskusi dengan teman sejawat
yang mengamati kegiatan pembelajaran. Dari hasil diskusi tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa,
penggunaan media pembelajaran sudah belajar dengan baik, dan kegiatan
diskusi dan demonstrasi berjalan lancar,tertib,aktif dan menyenangkan.
Perbaikan pembelajaran telah menunjukkan hasil belajar yang
memuaskan. Dengan demikian penggunaan media gambar dengan
metode diskusi dan demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pelajaran matematika kelas V SD Negeri 01 Panca Jaya
Kabupaten Mesuji Tahun Pelajaran 2021/2022.
siswa. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa secara kuantitatif setiap
siklus mengguanakan rumus :
BAB IV
Keterangan :
1. Hasil belajar Pra Siklus rencana perbaikan pembelajaran 1 (RPP Perbaikan 1)
2. Hasil belajar Siklus 1 rencana perbaikan pembelajaran 2 (RPP Perbaikan 2)
3. Hasil belajar Siklus 2 rencana perbaikan pembelajaran 3 (RPP Perbaikan 3)
1. Pra Siklus
Tindakan ini dilaksanakan pada hari senin, 01 November 2021 terhadap 20 siswa
kelas V di SD Negeri 01 Panca Jaya Kabupaten Mesuji dengan memberikan tugas
kepada seluruh siswa kelas V untuk membaca materi pelajaran. Masing –masing
siswa secara mandiri tanpa bimbingan Guru. Kemudian setelah cukup waktu
23
Dari kegiatan diatas dapat diperoleh data hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode penugasan mandiri pada pembelajaran pra siklus belum dapat dikatakan
tuntas, karena siswa hanya mendapat nilai rata-rata hasil belajarnya pada angka
55,5 sedangkan nilai ketuntasan minimal (KKM) adalah 70,00 sementara
presentase ketuntasan pada pra siklus hanya 15% yang berarti ada 3 siswa yang
mencapai nilai KKM dalam pembelajaran dari siswa yang berjumlah 20. Hasil ini
masih jauh dari batas minimal ketuntasan yang diinginkan yaitu 85%.
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
presentasi tuntas
40.00% presentasi tidak tuntas
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
prasiklus
25
Dari tabel 4.2 diatas hasil belajar siswa bahwa dengan menggunakan metode
penugasan dalam pelajaran Matematika pada pokok bahasan operasi hitung
pecahan diperoleh nilai rata-rata 55,5 belum mengalami peningkatan karena
ketuntasan belajar mencapai 15% yang berarti ada 3 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dari 20 siswa di dalam kelas. Dari hasil tersebut menunjukan
nilai ketuntasan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran pra siklus, masih
belum dapat dikatakan mencapai ketuntasan minimal. Karena guru masih
menggunakan metode konvensional. Setelah melaksanakan pembelajaran
perbaikan pra siklus peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus 1.Yaitu
dengan lebih mempersiapkan media gambar yang akan digunakan di dalam kelas
dan meningkatkan pemahaman materi pembelajaran oleh Guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang akan disampaikan.
d) Siswa dengan siswa dan siswa dengan Guru saling bertanya jawab tentang hal-
hal yang kurang dipahami siswa. Dalam tahap ini memungkinkan adanya
partisipasi aktif siswa yang lebih memahami dan yang belum memahami,
sehingga tercipta suasana tanya jawab yang aktif. Pertanyaan dari siswa dapat
dijawab oleh siswa yang lain, dan di simpulkan oleh Guru.
e) Kemudian siswa ditugaskan oleh Guru untuk membuat gambar yang berkaitan
dengan pecahan pada buku catatan siswa masing-masing dengan memberikan
cara penyelesaian pada operasi hitung pecahan.
f) Setelah selesai menggambar pada buku masing-masing, siswa diberikan waktu
untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru untuk mengetahui tingkat
pencapaian keberhasilan perbaikan pembelajaran pada siklus 1.
2. Siklus 1
60.00%
50.00%
40.00%
presentasi tuntas
30.00% presentasi tidak tuntas
20.00%
10.00%
0.00%
siklus 1
28
Dari tabel 4.3 diatas diperoleh nilai hasil perbaikan pembelajaran pada siklus 1
dengan nilai rata-rata yang dicapai adalah 66 hasil ini meningkat jika
dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus. Pada pembelajaran siklus 1
ketuntasan belajar mencapai 60% dengan begitu telah ada 12 siswa mencapai
ketuntasan belajar dari 20 siswa di dalam kelas tersebut. Hasil ini menunjukan
bahwa pada siklus 1 ketuntasan belajar mengalami peningkatan dibandingkan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus. Tetapi belum dapat mencapai
tingkat ketuntasan yang diinginkan, yaitu 85%. Setelah perbaikan pembelajaran
siklus 1 selesai dilaksanakan, Guru sebagai peneliti akan melaksanakan tindakan
refleksi siklus 1. Secara umum perbaikan pembelajaran pada siklus 1 sudah lebih
baik dari pra siklus. Peneliti sudah lebih mempersiapkan materi ajar dengan baik,
penguasaan kelas juga lebih baik, sehingga siswa lebih mudah memahami,
menguasai konsep dan siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelas.
3. Siklus 2
Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini peneliti sudah dapat menguasai kelas
dengan baik, Guru bersama-sama dengan siswa memasang media gambar yang
menunjukkan bentuk pecahan dan cara penyelesaian operasi hitung pecahan.
Antusias siswa dengan media dan metode pembelajaran sangat meningkat. Selain
itu juga pelaksanaan pembelajaran pada perbaikan siklus 2 ini sama seperti pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Setelah selesai
perbaikan pembelajaran siklus 2 siswa membuat gambar berbentuk pecahan
seperti yang terlihat pada media gambar yang terpasang di depan kelas secara
lengkap beserta cara penyelesaian operasi hitungnya. Setelah selesai dengan tugas
menggambar bentuk pecahan dan cara penyelesaian bentuk operasi pecahannya di
buku catatan masing-masing, kemudian siswa mengerjakan tugas pada lembar
29
kerja yang disediakan oleh Guru secara mandiri. Pemberian tugas ini
dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil perbaikan pembelajaran pada
siklus 2. Setelah beberapa waktu, siswa selesai mengerjakan lembar kerja. Lembar
kerja siswa dikumpulkan dan diperiksa oleh Guru, untuk memperoleh hasil belajar
pada perbaikan pembelejaran siklus 2 yang disajikan dalam table berikut.
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
presentasi tuntas
40.00% presentasi tidak tuntas
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
siklus 2
30
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
perbaikan pembelajaran siklus 2 meningkat menjadi 73 dibandingkan disiklus
sebelumnya dan ketuntasan belajar pada siklus 2 telah mencapai presentase 85%.
Pada perbaikan pembelajaran siklus yang ke-2 ini telah melampaui standar
ketuntasan yang diinginkan yaitu 85%. Telah ada 17 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dari 20 siswa dalam kelas tersebut. Dengan demikian,
perbaikan pembelajaran siklus 2 yang dilakukan kepada siswa semakin efektif
dengan menggunakan media gambar yang sesuai dengan pokok bahasan.
Dari siklus 2 ini masih terdapat 3 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar, maka kepada 3 siswa tersebut diberikan tugas remedial untuk dikerjakan
kembali agar dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan
oleh sekolah yaitu 70,00. Media pembelajaran yang tepat dengan materi yang
diajarkan oleh Guru dalam menyampaikan materi atau pokok bahasan dapat
bermanfaat dalam meningkatkan dan menunjang pemahaman konsep yang terlalu
luas pada materi Matematika bentuk operasi hitung pecahan. Media gambar yang
digunakan menjadikan cakupan materi yang lebih jelas dan sederhana. Sehingga
siswa dapat mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan di dalam
kelas tersebut. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran membuat siswa
lebih termotivasi dalam belajar sehingga keaktifannya juga meningkat yang
berakibat pada peninggkatan ketuntasan hasil belajarnya.
Faktor lain yang menyebabkan peningkatan hasil belajar pada siswa sebagai
peserta didik adalah penguasaan kelas dari Guru yang dapat menggunakan metode
yang bervariasi, menciptakan suasana atau kondisi belajar yang menyenangkan
dan membuat siswa antusias, serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga siswa tidak cepat bosan berada didalam kelas.
Untuk diagram 4.4 bahwa hasil dari pembelajaran yang diikuti mulai dari
prasiklus sampai dengan siklus 2 telah menunjukkan banyak peningkatan.
Dibawah ini adalah diagram yamg Menunjukkan hasil dari pembelajaran prasiklus
sampai dengan siklus 2.
31
85% 85%
60%
40%
15%
15%
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru
dalam upaya meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran pada umumnya
dan khususnya terhadap tingkat penguasaan materi pelajaran adalah :
1. Menggunakan media yang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran
kepada siswa agar lebih bermakna dan bermanfaat.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dengan memberikan
penguatan agar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa.
33
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2004. Dasar – dasar Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensido
Kepada
Kepala UPBJJ Bandar Lampung
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : INDARTI,S.Pd.SD
NIP : 198004162014072001
Tempat Mengajar : SD Negeri 01 Panca Jaya
Alamat Sekolah : Panca Jaya
Telepon : 085383723200
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK 4501) atas :
Nama : EVA SEPTIANINGRUM
NIM : 855720719
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 01 Panca Jaya
Alamat Sekolah : Panca Jaya
Telepon : 082280665813
Demikian agar surat pernyataan ini dapat di gunakan sebagaimana mestinya.
Indikasi masalah
Pada waktu proses pembelajaran Matematika di kelas V SDN 01 Panca Jaya,
sisiwa terlihat kurang bisa menerima penjelasan yang di sampaikan oleh guru .
Bahkan pada akhir evaluasi nilai siswa melalui tes, penguasaan materi hanya
mencapai 46 % penulispun berfikir.
1. Apa faktor penyebab nya,serta permasalahan apa yang terjadi di kelas
saya?
2. Apa dampak yang akan terjadi jika permasalahan ini tidak segera kita
perbaiki?
3. Langkah apa yang harus saya ambil untuk mengatasi masalah yang ada ?
Analisis Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah yang saya temukan, ada beberapa kemungkinan
penyebab permasalahan yang muncul di kelas diantaranya :
1. Guru hanya menggunakan satu metode pada proses pembelajaran.
2. Guru tidak menggunakan media dan alat peraga yang nyata dan menarik
3. Cara mengajar siswa kurang menyenangkan
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, analisis masalah, dan rumusan masalah. Maka
rumusan masalah Perbaikan Pembelajaran ini adalah
“Bagaimana cara meningkatkan Hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika materi Operasi Hitung Pecahan menggunakan media gambar dengan
metode Diskusi dan Demonstrasi pada kelas V SDN 01 Panca Jaya Kabupaten
mesuji tahun pelajaran 2021 /2022 “
38
EVA SEPTIANINGRUM
NIM: 855720719
41
MATERI PEMBELAJARAN
Pecahan adalah bentuk dari bilangan rasional, yang mana merupakan sebuah
bilangan yang berbentuk a/b dengan b tidak sama dengan nol. Sehingga, operasi
hitung pecahan adalah operasi hitung dari bilangan rasional dengan berbagai
macam. Operasi hitung pada pecahan yang akan dibahas dimateri ini yaitu
penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan pecahan. Sedangkan , untuk
macam-macam pecahan yaitu pecahan biasa , campuran, decimal dan persen
,permil. Untuk operasi hitung penjumlahan tidak dilakukan antar pembilang dan
penyebut. Namun ,dua buah pecahan dapat dijumlah jika memiliki nilai penyebut
yang sama. Jika penyebut pada dua buah pecahan atau lebih tersebut belum sama
maka perlu disamakan terlebih dahulu. Penyebut dapat disamakan dengan cara
mengubahnya dalam nilai KPK dari kedua bilangan yang menjadi penyebut.
Sedangkan , operasi hitung pecahan pada pengurangan dapat dilakukan dengan
menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Cara melakukannya sama seperti pada
operasi hitung pecahan penjumlahan. Untuk operasi hitung pecahan perkalian
dilakukan antar pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
METODE PEMBELAJARAN
Metode ceramah
PENILAIAN
Kriteria Penilaian Konsep
Indikator pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
3.2 Mencari hasil dari operasi Tugas Soal 1. Tentukan hasil dari
hitung pecahan mandiri Esay penjumlahan pecahan
penjumlahan, dan berikut ini :
pengurangan. 3 7 1 3
+2= +2=
2 3
Instrumen/Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Tentukan hasil operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan berikut
ini :
2 3
a. +4=
3
2 4
b. +5=
5
1 4
c. 2 3 + 5 =
2. Tentukan hasil dari operasi hitung pengurangan paecahan dibawah ini :
5 4
a. −3=
3
3 1
b. −2=
5
1 3
c. 3 4 − 2 =
Kunci jawaban :
1.
2 3 8 9 17
a. +4= + 12 = 12
3 12
2 4 6
b. +5=5
5
1 4 7 4 35 12 47 2
c. 2 3 + 5 = 3 + 5 = 15 + 15 = 15 = 3 15
2.
5 4 1
𝑎. −3=4
3
3 1 6 5 1
𝑏. − 2 = 10 − 10 = 10
5
1 3 13 6 7
𝑐. 34 − 2 = 4
−4=4
43
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu mengenal bilangan pecahan.
45
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan • Guru memasang media gambar yang sudah terbentuk 10 menit
menjadi pecahan sehingga dapat dilihat oleh seluruh
siswa di dalam kelas.
• Guru memberikan salam, menyapa siswa,
menanyakan kabar, mengajak berdoa bersama
berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing.
• Guru memberi motivasi, menyiapkan siswa dengan
memperhatikan kerapian pakaian dan tempat duduk,
serta mengecek kehadiran siswa
• Guru bersama siswa menyanyikan lagu Nasional
“Indonesia raya” dan lagu nasional lainnya.
• Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi
“Operasi Hitung Pecahan”.
46
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
• Apersepsi :
➢ Bagaimana cara menentukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan.
Inti • Guru meminta seluruh siswa untuk memperhatikan 180 menit
media gambar yang terdapat di depan kelas secara
seksama.
• Guru menjelaskan bentuk pecahan dengan media
gambar
• Guru menjelaskan tentang operasi hitung dengan
media gambar.
• Siswa dapat membedakan cara penghitungan untuk
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan.
• Guru meminta siswa untuk mengerjakan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.
• Siswa berdiskusi di dalam dengan guru dan teman-
temannya mengenai operasi hitung pecahan.
• Siswa bertanya jawab kepada guru dan teman-
temannya
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan operasi hitung pecahan menggunakan
media gambar.
• Siswa mencoba menjelaskan kembali tentang materi
operasi hitung pecahan dengan media gambar.
• Siswa memberi komentar atau perbaikan dari materi
yang disampaikan.
• Siswa dapat membedakan operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan.
47
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Penutup • Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang 20 menit
msteri yang telah dipelajarinya.
• Melaksanakan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Untuk melakukan perbaikan
pada langkah selanjuttnya.
• Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan
memberikan penilaian/evaluasi secara individu.
• Guru menutup pelajaran, mengajak siswa berdoa
bersama berdasarkan agama dan kepercayaan masing-
masing, dan memberi salam penutup.
Mengetahui,
Peneliti
EVA SEPTIANINGRUM
NIM: 855720719
48
MATERI PEMBELAJARAN
Pecahan adalah bentuk dari bilangan rasional, yang mana merupakan sebuah
bilangan yang berbentuk a/b dengan b tidak sama dengan nol. Sehingga, operasi
hitung pecahan adalah operasi hitung dari bilangan rasional dengan berbagai
macam. Operasi hitung pada pecahan yang akan dibahas dimateri ini yaitu
penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan pecahan. Sedangkan , untuk
macam-macam pecahan yaitu pecahan biasa , campuran, decimal dan persen
,permil. Untuk operasi hitung penjumlahan tidak dilakukan antar pembilang dan
penyebut. Namun ,dua buah pecahan dapat dijumlah jika memiliki nilai penyebut
yang sama. Jika penyebut pada dua buah pecahan atau lebih tersebut belum sama
maka perlu disamakan terlebih dahulu. Penyebut dapat disamakan dengan cara
mengubahnya dalam nilai KPK dari kedua bilangan yang menjadi penyebut.
Sedangkan , operasi hitung pecahan pada pengurangan dapat dilakukan dengan
menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Cara melakukannya sama seperti pada
operasi hitung pecahan penjumlahan. Untuk operasi hitung pecahan perkalian
dilakukan antar pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
METODE PEMBELAJARAN
Pengamatan media gambar, Diskusi, Demonstrasi, Ceramah bervariasi, dan Tanya
Jawab dalam menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
PENILAIAN
Daftar Periksa tentang operasi hitung bilangan pecahan barilah tanda Cek (√) pada
kolom yang sesuai.
No Kriteria Ya Tidak
1 Siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan operasi hitung pecahan
2 Siswa mampu manggambarkan bentuk operasi hitung
bilangan pecahan menggunakan media gambar
49
Instrumen/Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
3.
50
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi hitung
pecahan.
2. Siswa dapat menggambar bentuk pecahan dengan kertas/ benda konkret dan
menyelesaikan bentuk soal operasi hitung pecahan dalam bentuk media
gambar.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan • Guru menyiapkan media gambar yang dapat dilihat 10 menit
oleh seluruh siswa di dalam kelas.
• Guru memberikan salam, menyapa siswa,
menayakan kabar, mengajak berdoa bersama
berdasarkan agama dan kepercayaan masing-
masing.
• Guru memberi motivasi, menyiapkan siswa dengan
memperhatikan kerapian pakaian dan tempat duduk,
serta mengecek kehadiran siswa
54
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
• Guru bersama siswa menyanyikan lagu Nasional
“Indonesia raya” dan lagu nasional lainnya.
• Guru menyampaikan kepada siswa tema yang akan
diajarkan yaitu “menghitung operasi pecahan dalam
bentuk media gambar dan soal cerita”
• Apersepsi : Apakah kalian dapat menyelesaikan soal
pecahan berbentuk media gambar dan soal - soal
cerita.?
Inti • Guru meminta dua orang siswa untuk 180 menit
menyelesaikan bentuk soal operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan dengan media
gambar.
• Guru mendemonstrasikan cara penyelesaian operasi
hitung pecahan dengan media gambar dan soal cerita
yang berkaitan tentang operasi hitung pecahan.
• Siswa secara bergantian mengerjakan soal operasi
hitung pecahan dengan media gambar dan soal - soal
cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
pecahan.
• Guru menanyakan kepada siswa tentang masalah
dalam menghitung operasi pecahan pada
penjumlahan dan pengurangan.
• Siswa berdiskusi di dalam kelas dengan teman-
temannya mengenai hal-hal yang belum
diketahuinya.
• Guru memasang media gambar yang
menggambarkan bentuk pecahan berukuran besar di
depan kelas.
55
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
• Guru menjelaskan cara menghitung bentuk pecahan
yang berkaitan dengan media gambar dan soal
cerita.
• Siswa bertanya jawab kepada guru dan teman-
temannya
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk
menggambar bentuk pecahan dan menyelesaiakan
soal cerita yang berkaitan dengan pecahan.
• Beberapa siswa maju kedepan kelas untuk
menyelesaikan soal operasi hitung pecahan.
• Siswa memberi komentar atau perbaikan dari certa
temannya yang maju kedepan kelas.
• Siswa juga dapat membedakan bentuk pecahan.
Mengetahui,
Peneliti
EVA SEPTIANINGRUM
NIM: 855720719
57
MATERI PEMBELAJARAN
Pecahan adalah bentuk dari bilangan rasional, yang mana merupakan sebuah
bilangan yang berbentuk a/b dengan b tidak sama dengan nol. Sehingga, operasi
hitung pecahan adalah operasi hitung dari bilangan rasional dengan berbagai
macam. Operasi hitung pada pecahan yang akan dibahas dimateri ini yaitu
penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan pecahan. Sedangkan , untuk
macam-macam pecahan yaitu pecahan biasa , campuran, decimal dan persen
,permil. Untuk operasi hitung penjumlahan tidak dilakukan antar pembilang dan
penyebut. Namun ,dua buah pecahan dapat dijumlah jika memiliki nilai penyebut
yang sama. Jika penyebut pada dua buah pecahan atau lebih tersebut belum sama
maka perlu disamakan terlebih dahulu. Penyebut dapat disamakan dengan cara
mengubahnya dalam nilai KPK dari kedua bilangan yang menjadi penyebut.
Sedangkan , operasi hitung pecahan pada pengurangan dapat dilakukan dengan
menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Cara melakukannya sama seperti pada
operasi hitung pecahan penjumlahan. Untuk operasi hitung pecahan perkalian
dilakukan antar pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi, pengamatan media gambar, diskusi, tanya jawab dalam
mendeskripsikan bagaimana cara menggambar bentuk pecahan dengan
menggunakan media gambar dibuku tugas masing-masing siswa.
PENILAIAN
Kriteria Penilaian Konsep
Indikator pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Menjelaskan bagaimana cara Tugas Soal Isian
menghitung bentuk pecahan dengan essay
media gambar dan soal – soal cerita
yang berkaitan dengan bilangan
pecahan.
58
Instrumen/soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
Kemunculan
No Aspek yang diamati Komentar
Ada Tidak ada
1 Penguasaan kelas ✓ -
2 Apersepsi ✓ -
4 Penguasaan materi ✓ -
6 Penggunaan metode ✓ -
8 Penggunaan metode ✓ -
Pengamat,
INDARTI,S.Pd.SD
NIP.198004162014072001
62
Paraf
Hari / Super-
No Kegiatan Hasil Komentar Tindak Lanjut Maha
Tanggal
siswa visor
Paraf
Hari / Super-
No Kegiatan Hasil Komentar Tindak Lanjut Maha
Tanggal
siswa visor
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
66
Kegiatan siklus 1
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan Penutup
67
Kegiatan siklus 2
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
68
DISUSUN OLEH :
PETUJUK
Baca dengan cermat rncana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru/mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat
dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilian di bawah ini :
1. Menentukan bahan perbaikan pem-
belajaran dan merumuskan tujuan
/indikator perbaikan pembelajaran 1 2 3 4 5
1.1. Menggunakan bahan perbaikan
√
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang
diperbaiki
1.2. Merumuskan tujuan khusus
√
/indikator perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A
4
2. Mengembangkan dan mengorganisasi-
kan materi, media (alat bantu pembe-
lajaran), dan sumber belajar
2.1. Mengembangkan dan mengorgani-
√
76
Rata-rata butir 2 = B 5
Rata-rata butir 5 = E 4
6. Tampilan dokumen rencana
perbaikan pembelajaran
6.1. Kebersihan dan kerapian √
6.2. Penggunaan bahasa tulis √
Rata-rata butir 6 = F 5
Nilai APKG1 = R
R=A+B+C+D+E+F=
6
Supervisor 1 Supervisor 2
SUPRIONO, S.Pd
NIP. 19650510 198603 1 016
78
DISUSUN OLEH :
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung
2. Pusatkan perhatian anda pada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian
berikut
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan mata
pelajaran yang sedang berlangsung
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.
5. Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan pembelajar-
an mata pelajaran tertentu
a. Bahasa Indonesia
5.1. Mendemonstrasikan penguasaan
materi bahasa Indonesia
5.2. Mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dan
bernalar
5.3. Memberikan latihan
keterampilan berbahasa
5.4. Peka terhadap kesalahan
penggunaan istilah
5.5. Memupuk kegemaran membaca
Rata-rata butir 5.a = E
82
b. Matematika
5.1. Menanamkan konsep √
matematika melalui metode
bervariasi yang sesuai
karakteristik materi
5.2. Menguasai simbol-simbol √
matematika
5.3. Memberikan latihan matematika
√
dalam kehidupan sehari-hari
5.4. Menguasai materi matematika √
Rata-rata butir 5.b = E 4.75
c. IPA
5.1. Membimbing siswa membuktik-
an konsep IPA melalui
pengalaman langsung terhadap
objek yang dipelajari
5.2. Meningkatkan keterlibatan
siswa melalui pengalaman
belajar dengan berbagai
kegiatan
5.3. Menggunakan istilah yang tepat
pada setiap langkah pembelajar-
an
5.4. Terampil dalam melakukan
percobaan IPA serta tepat dalam
5.5. Menerapkan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari
5.6. Menampilkan penguasaan IPA
d. IPS
5.1. Mengembangkan pemahaman
konsep IPS terpadu
5.2. Mengembangkan pemahaman
konsep waktu
5.3. Mengembangkan pemahaman
konsep ruang
5.4. Mengembangkan konsep
kelangkaan (scarcity)
Rata-rata butir 5.d = E
e. PKn
5.1. Menggunakan metode dan alat
bantu dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
5.2. Meningkatkan keterlibatan
siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
5.3. Ketepatan penggunaan istilah-
istilah khusus dan konsep dalam
Pendidikan Kewarganegaraan
5.4. Menunjukan penguasaan materi
Pendidikan Kewarganegaraan
5.5. Menerapkan konsep Pendidikan
Kewarganegaraan dalam
kehidupan sehari-hari
Rata-rata butir 5.e = E
INDARTI,S.Pd,SD
M.ZAIDIR YULIANTO, M.Pd
NIP. 198004162014072001
NIP. 197607112000121002
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SUPRIONO, S.Pd
NIP. 19650510 198603 1 01
85
DISUSUN OLEH :
PETUJUK
Baca dengan cermat rncana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru/mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat
dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilian di bawah ini :
1. Menentukan bahan perbaikan pem-
belajaran dan merumuskan tujuan/
indikator perbaikan pembelajaran 1 2 3 4 5
1.1. Menggunakan bahan perbaikan
√
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang
diperbaiki
1.2. Merumuskan tujuan khusus/
√
indikator perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A 4
2. Mengembangkan dan mengorganisasi-
kan materi, media (alat bantu pembe-
lajaran), dan sumber belajar
2.1. Mengembangkan dan mengorgani-
√
87
Rata-rata butir 2 = B 5
Rata-rata butir 5 = E 4
6. Tampilan dokumen rencana
perbaikan pembelajaran
6.1. Kebersihan dan kerapian √
6.2. Penggunaan bahasa tulis √
Rata-rata butir 6 = F 5
Nilai APKG1 = R
R=A+B+C+D+E+F=
6
R = 4 + 5 + 4.4 + 5 + 4 + 5 = 4.56
6
Supervisor 1 Supervisor 2
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SUPRIONO, S.Pd
NIP. 19650510 198603 1 016
89
DISUSUN OLEH :
PETUNJUK
5. Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan pembelajar-
an mata pelajaran tertentu
a. Bahasa Indonesia
5.1. Mendemonstrasikan penguasaan
materi bahasa Indonesia
5.2. Mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dan
bernalar
5.3. Memberikan latihan
keterampilan berbahasa
5.4. Peka terhadap kesalahan
penggunaan istilah
5.5. Memupuk kegemaran membaca
karakteristik materi
5.6. Menguasai simbol-simbol √
matematika
5.7. Memberikan latihan matematika
√
dalam kehidupan sehari-hari
5.8. Menguasai materi matematika √
d. IPS
5.1. Mengembangkan pemahaman
konsep IPS terpadu
5.2. Mengembangkan pemahaman
konsep waktu
94
e. PKn
5.1. Menggunakan metode dan alat
bantu dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
5.2. Meningkatkan keterlibatan
siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
5.3. Ketepatan penggunaan istilah-
istilah khusus dan konsep dalam
Pendidikan Kewarganegaraan
5.4. Menunjukan penguasaan materi
Pendidikan Kewarganegaraan
5.5. Menerapkan konsep Pendidikan
Kewarganegaraan dalam
kehidupan sehari-hari
Rata-rata butir 5.e = E
Supervisor 1 Supervisor 2
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SUPRIONO, S.Pd
NIP. 19650510 198603 1 01