Anda di halaman 1dari 2

Pemerintah telah menerapkan kebijakan penanganan covid-19, seperti Pembatasan Sosial

Berskala Besar dan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19, namun kasus positif covid-
19 di Indonesia justru semakin bertambah setiap harinya, Analisislah kasus tersebut dilihat dari
aspek analisis kebijakan publik!
Ada beberapa pandangan tentang keberhasilan dan kegagalan implementasi kebijakan. Gow
dan Morss dalam Turner dan Hulme (1997) mengungkapkan ada beberapa penghambat
implementasi kebijakan, yakni:

hambatan politik, ekonomi, dan lingkungan,


kelemahan institusi,
ketidakmampuan SDM dalam bidang teknis dan administratif,
kekurangan bantuan teknis,
kurangnya desentralisasi,
lemahnya pengaturan waktu,
sistem informasi yang kurang mendukung,
perbedaan agenda tujuan antar aktor, dan
kurangnya dukungan berkelanjutan
Secara umum hambatan-hambatan di atas dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni hambatan
dari dalam dan hambatan dari luar. Hambatan dari dalam dapat dilihat dari ketersediaan dan
kualitas input yang digunakan, antara lain: sumber daya manusia, dana, struktur organisasi,
informasi, sarana, dan fasilitas yang ada, serta aturan, sistem dan prosedur. Sementara itu,
hambatan dari luar dapat berupa hambatan langsung dan tidak langsung seperti: peraturan dan
kebijakan pemerintah, kelompok sasaran, kondisi ekonomi, politik, sosial budaya, dan
sebagainya.

Secara lebih tegas, D.L. Weimer dan Aidan R. Vining (1999) mengemukakan tiga faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan, yakni:

logika yang digunakan oleh suatu kebijakan,


hakikat kerja sama yang dibutuhkan, yakni apakah semua pihak yang terlibat dalam kerja sama
telah merupakan assembling produktif, dan
ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, komitmen untuk mengelola
pelaksanaannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa penyebab kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19
yang diterapkan di Indonesia belum optimal dijalankan oleh masyarakat. Pemerintah sudah
berupaya untuk meminimalisir hambatan dari dalam, namun hambatan dari luar ternyata belum
mampu untuk diredam. Kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang tidak
siap dalam pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan merupakan faktor utama
penyebab belum optimalnya penerapan kebijakan tersebut. Masyarakat Indonesia lebih
khawatir kelaparan ketimbang harus menahan lapar untuk mencegah penularan covid-19
melalui human to human.

Sumber:

Buku MAPU5101/Modul 3 Teori Administrasi

Anda mungkin juga menyukai