Anda di halaman 1dari 3

1) Aktivator

Definisi
Disebut juga piranti Andresen, desain aktivator yang asli terdiri atas blok akrilik yang
menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta palatal, blok ini longgar karena tidak
mempunyai cengkeram. Aktivator dapat memajukan mandibula beberapa milimeter untuk
mengoreksi maloklusi Klas II dan membuka gigitan kira-kira 3-4 mm
Piranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang pasif ini dapat
menggerakkan gigi anterior secara tipping serta mengontrol erupsi gigi-gigi untuk
mengubah dimensi vertikal. Piranti ini memberi kesempatan gigi posterior bawah tumbuh
vertikal sedangkan gigi posterior atas ditahan oleh lempeng akrilik untuk mengurangi
tumpang gigit. Piranti ini dipakai selama 14-16 jam sehari.

Sistem Kerja
Aktivator menginduksi adaptasi muskuloskeletal dengan memperkenalkan pola baru
penutupan mandibula. Adaptasi pola fungsional yang disebabkan oleh aktivator juga
mempengaruhi kondilus. Adaptasi kondilus terdiri dari pertumbuhan ke atas dan ke
belakang untuk menjaga integritas struktur sendi temporomandibular. Alat ini
menggerakkan mandibula dan menghasilkan gaya biomekanik saat otot berusaha
mengembalikan mandibula ke posisi normalnya. Karena dirancang agar pas longgar dan
pasien harus secara aktif memegang alat di tempatnya, alat ini sering disebut sebagai alat
olahraga.
a. Dalam arah transversal
 Ekspansi maksila, dilakukan untuk melebarkan lengkung maksila yang sempit.
b. Dalam arah sagital
 Menggerakkan gigi-gigi anterior maksila ke palatal.
 Menggerakkan mandibula ke anterior dan gigi posterior maksila ke distal.
 Menggerakkan gigi-gigi posterior mandibula bergerak ke mesial.
c. Dalam arah vertikal
 Gigi posterior maksila dan mandibula diekstrusi.

Efek Skeletal
Ketika konstruksi gigitan dilakukan dalam kasus seperti itu, mandibula dijaga dalam posisi
sedikit ke depan dan posisi kompensasi berlebihan yang menyebabkan perubahan aktivitas
otot yang dapat menyebabkan peningkatan aposisi tulang dan arah pertumbuhan kondilus
yang optimal. Aktivator horizontal menghasilkan peningkatan sudut SNB, sudut bidang
mandibula dan mengurangi sudut SNA, sudut ANB, dan peningkatan panjang rahang
bawah. Aktivator memperbaiki maloklusi kelas II dengan meningkatkan pertumbuhan
kondilus dan panjang dasar mandibula. Menurut hipotesis Luder, ketinggian interoklusal
yang tinggi dari aktivator akan mengarah pada perbaikan dalam retrognatisme mandibula,
tidak ada perubahan dalam prognatisme rahang atas, rotasi searah jarum jam bidang oklusal
dan gigitan konstruksi rendah menghasilkan pengurangan prognatisme rahang atas, rotasi
mandibula searah jarum jam, ujung anterior lebih rendah gigi depan

Efek dental
Oklusi kelas I dicapai melalui tipping distal gigi rahang atas dan gerakan mesial vertikal
dari gigi mandibula. Reduksi overjet juga terjadi terutama akibat perubahan dentoalveolar
yang merupakan retroklinasi gigi seri rahang atas dan proklinasi gigi seri rahang bawah.
Aktivator menghasilkan penghambatan migrasi mesial gigi rahang atas, penghambatan
peningkatan tinggi alveolar rahang atas dan juga menyebabkan ekstrusi molar mandibula,
[15] pergerakan mesial gigi rahang bawah.
Aktivator dengan kombinasi headgear mengakibatkan terjadinya retrusion insisivus atas,
distalisasi molar atas, dan pergerakan mesial gigi molar bawah.

Kelebihan
 Efektif untuk perawatan maloklusi kelas II divisi 1 dengan retrognati mandibula dan
pada masa geligi sulung atau geligi campuran.
 Pemakaiannya tidak terlalu merusak jaringan lunak.
 Karena hanya digunakan malam hari, maka baik untuk estetik dan kebersihan mulut.
 Menolong memperbaiki kebiasaan buruk seperti cara penelanan yang salah, bernafas
melalui mulut dan lain-lain.

Kekurangan
 kurang efektif dalam merawat prognatisme rahang atas dan pola pertumbuhan vertikal,
 tidak sesuai untuk mencapai bodily movement yang ekstensif, torsi, rotasi, dan intrusi
gigi.
 menghambat bicara dan gerakan rahang lateral.
 karena merupakan alat single blok sehingga tidak dapat digunakan pada kasus pasien
dengan obstruksi hidung
 Dibutuhkan kooperatif pasien.
 Pada kasus crowding, pemakaian aktivator kurang efektif.
 Penggunaannya tidak efektif pada pasien dewasa.

REFERENSI

 HF L. Pengaruh Perawatan aktivator pada maloklusi klas II ditinjau dari radiografi


sefalometri lateral. Cakradonya Dent J. 2015;7(1):754–60.
 Polanunu SMA. Evaluasi Lama Perawatan Ortodontik Berdasarkan Tipe Maloklusi
pada Pasien yang Menggunakan Piranti Lepasan di RSGM FKG UNHAS. 2012;
Available from: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2950
 Pengontrolan daya pada masing-masing gigi tidak seteliti alat ortodontik cekat.

Anda mungkin juga menyukai