Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERAN INDONESIA DALAM PASUKAN PERDAMAIAN


INTERNASIONAL DI LEBANON

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional

Dosen Pengampu : Dr. Sutiarnoto MS, SH.,M.Hum

DISUSUN OLEH :
Sherina Salsabila Beutari
NIM : 200200665

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Peran Indonesia Dalam Pasukan Perdamaian Internasional di Lebanon” untuk
memenuhi tugas Hukum Internasional. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Sutiarnoto MS, SH.,M.Hum. Selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Internasional atas bimbingan yang diberikan.

Penyusunan makalah ini dilakukan untuk tugas mata kuliah Hukum


Internasional. Adapun tujuan pembuatan makalah ini agar saya dan rekan mahasiswa
dapat mengerti dan memahami tentang Peran Indonesia Dalam Pasukan Perdamaian
Internasional di Lebanon. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dari segi penyusunan maupun isi. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta


bermanfaat bagi para pembaca. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 31 Mei 2021

Sherina
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4

2.1 Pengertian Kontingen Garuda......................................................................................4

2.2 Peran dan tugas...........................................................................................................5

2.3 Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan ..........................................................8

2.4 Dampak positif dari Peran Indonesia........................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 simpulan...................................................................................................................12

3.2 Saran.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perang antara Lebanon dan Israel membuat dunia terguncang. Indonesia sebagai
negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, terdorong untuk melakukan pembicaraan
dengan pemimpin dunia lain untuk mengakhiri krisis itu. Setelah terjadi pembicaraan
dengan para pemimpin, akhirnya Indonesia diperkenankan mengirimkan pasukannya
dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Lebanon. Pengiriman
pasukan ke Lebanon juga atas dasar desakan masyarakat Indonesia, yang meminta
pemerintah agar mereka mengirimkan bantuan untuk masyarakat Lebanon yang
diserang Israel.

Pemerintah Indonesia tidak menghendaki rakyatnya menjadi korban perang di


negara lain, apabila mereka pergi secara sukarela untuk membantu rakyat Lebanon.
Situasi ini menyulitkan pemerintah, meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mendukung pengiriman pasukan Indonesia ke Lebanon. Dukungan Presiden itu sangat
berdasar karena konstitusi Republik Indonesia (RI) yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 mengamanatkan, “... turut memelihara perdamaian dunia yang berdasarkan
keadilan dan perdamaian abadi.” Keterlibatan pasukan Indonesia dalam misi
perdamaian dunia itu tidak terlepas dari pembukaan konstitusi RI. Amanat tersebut,
menjadi landasan tindakan pasukan Indonesia di dunia Internasional untuk memelihara
perdamaian dan ketertiban dunia. Tekad mulia itu tertuang dalam UU TNI Nomor 34
pasal 20 ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam tugas
perdamaian sesuai dengan politik luar negeri Indonesia. Pada sisi lain keterlibatan
Indonesia dalam misi perdamaian dunia menjadi titik tolak keinginan pemerintah
Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada sidang PBB
berikutnya.

Presiden Yudhoyono mengusulkan pasukan Indonesia ke Presiden Yudhoyono


menawarkan pasukan Indonesia ke PBB untuk terlibat dalam misi peacekeeping di
Lebanon. Namun saat itu terbentur pada sikap Israel yang tidak mau menerima peran
serta tiga negara berpenduduk mayoritas Muslim yaitu Bangladesh, Indonesia, dan
Malaysia. Israel menolak negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik
dengannya menjadi anggota pasukan perdamaian di bawah mandat PBB. Namun,
pemerintah Indonesia melakukan diplomasi tingkat tinggi untuk mencapai misi itu. Pada
akhirnya Indonesia dipercaya Dewan Keamanan PBB untuk terlibat dalam misi
perdamaian dengan mengirimkan pasukan dalam bentuk satuan Batalyon Infantri (Yonif)
Mekanik (Indobatt/Indonesia Battalyon).

Presiden Yudhoyono menjelaskan alasan pengiriman pasukan Indonesia. Ia tidak


ingin melihat para warga yang tidak bersalah menjadi korban dalam konflik. Jika
konflik itu tidak dapat dihentikan, diprediksi konflik akan meluas ke kawasan dan
memberikan dampak negatif kepada dunia Islam, termasuk Indonesia sebagai negara
1
berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

1
Supardi, C. (2017). Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Operasi Pengawasan-Perdamaian PBB Pada Konflik Israel-
Hezbullah Di Lebanon. (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)Diakses dari https://repository.uinjkt.ac.id
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Kontingen Garuda ?

2. Apa sajakah Peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi
perdamaian dunia di Lebanon ?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran


pasukan KONGA dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon ?

4. Apakah dampak positif dari peran Indonesia dalam misi perdamaian ?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan Pengertian Kontingen Garuda

2. Mendeskripsikan peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi


perdamaian dunia di Lebanon
3. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan peran pasukan
KONGA dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon
4. Mendeskripsikan dampak positif dari peran Indonesia dalam misi perdamaian
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontingen Garuda (KONGA)

Kontingen Garuda (atau sering disingkat dengan istilah “KONGA” saja) adalah
sebuah pasukan dari organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan
dalam rangka misi perdamaian di berbagai tempat di dunia atas nama organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia mulai berpartisipasi dalam kegiatan semacam
ini semenjak tahun 1957. Terdapat total 27 lebih kontingen pasukan yang terbentuk
beserta sub-kontingen pasukan hingga hari ini.

Latar belakang dibentuknya dan digagasnya pasukan perdamaian oleh Indonesia


adalah ungkapan rasa terima kasih Indonesia kepada negara-negara Liga Arab terutama
Mesir. Sebagai negara yang pertama kalinya mengakui kemerdekaan Indonesia
secara de jure dan negara yang gigih mendukung Indonesia saat terjadi sengketa dengan
Belanda, Mesir pernah mengalami konflik militer berskala besar seperti “Krisis Suez”
pada tahun 1956 yang memerlukan perhatian internasional. Indonesia membalas budi
Mesir melalui mekanisme diplomasi di PBB yang mendukung agar PBB mengirimkan
pasukan perdamaian untuk membantu meredakan krisis tersebut. Tidak hanya itu,
Indonesia juga menyumbang pasukan perdamaian atas nama PBB tersebut sebagai
bentuk partisipasi dalam perdamaian sekaligus tanda terima kasih kepada Mesir.
Semenjak itu, Indonesia secara rutin berpartisipasi mengirimkan pasukan penjaga
perdamaian di bawah naungan PBB dalam berbagai misi di ragam lokasi mancanegara.
2

2
Zenius .(2018). Kontingen Garuda. Diakses pada 28 Mei, dari
2021https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/430/KONGA#:~:text=Kontingen%20Garuda%20(atau%20sering%20disingkat,
nama%20organisasi%20Perserikatan%20Bangsa-Bangsa.
2.2 Peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi perdamaian
dunia di Lebanon Selatan

Tugas dan tanggung jawab SATGAS Yonif Mekanis TNI KONGA


XXIII/UNIFIL sesuai dengan Resolusi PBB 1701 tanggal 11 Agustus 2006 yang
merupakan bagian dari tugas UNIFIL yaitu membantu Lebanese Armed Forces (LAF)
dalam upaya mengamankan wilayah operasi UNIFIL dari keberadaan senjatasenjata
illegal, kelompok bersenjata, menjaga integritas Blue Line, melaksanakan kegiatan sosial
dan memberi bantuan kemanusiaan serta melindungi kegiatan masyarakat setempat
dalam rangka mendukung tugas Komando Sektor Timur. Tugas-tugas di atas antara lain
dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti: (Zuirman 2009:65-66).

1. Melaksanakan pengintaian, kegiatan observasi, posisi-posisi statis dan patroli secara


acak yang dilakukan siang dan malam hari dalam rangka memonitor proses
penghentian permusuhan dalam area operasi, monitor situasi sepanjang Blue Line,
mencegah terjadinya pelanggaran, membangun kewaspadaan terhadap lingkungan
sekitar serta mengumpulkan informasi dan data khususnya pada route/daerah
sensitif.

2. Melakukan koordinasi dan membantu kegiatan LAF guna menghindari aktifitas


permusuhan termasuk mengambil tindakan terhadap keberadaan senjata ilegal dalam
area operasi.

3. Membangun hubungan dengan aparat setempat dan tokoh sipil dalam area operasi
serta membantu aparat setempat bila dibutuhkan.

Selain kegiatan operasional tersebut di atas SATGAS juga melakukan


serangkaian kegiatan yang berinteraksi dengan masyarakat secara langsung melalui Civil
Military Coordinatian (CIMIC). Pada teknis pelaksanaannya SATGAS dapat melakukan
inovasi dan inisiatif dalam rangka mengembangkan kegiatan di lapangan yang terdapat
sasaran, sesuai kondisi dan kebutuhan sehingga dapat mencapai target yang diharapkan.
Tugas-tugas patroli yang dilakukan oleh pasukan Yonif Mekanis TNI

1. Patroli siang dan malam sebanyak 50 kali baik dengan keadaan tempur sekitar 300
orang, sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut tanpa mengurangi kesejahteraan
prajurit, maka pelaksanaan di lapangan di bagi menjadi 3 kekuatan, 1/3
melaksanakan tugas, 1/3 standby dan 1/3 istirahat ini yang dilakukan sepanjang
tahun diluar dari kegiatan latihan bersama antar negara kontingen maupun kegiatan
protokoler.

2. Static Point, patroli ini dilaksanakan untuk memantau daerah-daerah yang tidak
terjangkau oleh rute Patroli Area Operasi, dimana kehadiran pasukan UNIFIL
sangat diperlukan di daerah ini. Posisi Static Point ini juga dapat digunakan sebagai
pangkal patroli.
3. Observation Post, kegiatan ini bertujuan untuk memonitor wilayah yang tidak
terjangkau oleh rute Patroli Area Operasi dan Static Point serta dilaksanakan
selama 24 jam. Hal ini dilaksanakan karena tingkat kerawanan di wilayah tersebut
masih tinggi sehingga kehadiran pasukan UNIFIL diperlukan setiap saat.
4. Observation Tower, untuk mengontrol keamanan kedudukan pasukan yang berada
di dalam compound, maka tower observasi didirikan di dalam compound dan
menjadi bagian Dinas Dalam serta menjadi Force Protection Measure dari masing-
masing compound.
5. Patroli Gabungan yaitu operasi gabungan dengan LAF dilaksanakan berdasarkan
Frago 47-02 tentang Coordinated Activities With LAF. Pola operasi yang
dilaksanakan berdasarkan perkembangan situasi yang terjadi di dalam wilayah
operasi. Bentuk operasi gabungan ini terdiri dari Joint Vehicle Patrol, Joint Foot
Patrol, Counter Rocket Launching Operation (CRLO), Combine/Random Check
Point dan Co-located Check Point.
6. Counter Rocket Launching Operation (CRLO), patroli kendaraan gabungan
bersama 1 Tim LAF yang dilaksanakan diwilayah Indobatt dimana kemungkinan
wilayah tertentu akan digunakan sebagai tempat peluncuran roket dari pihak Arm
Element Hezbullah ke wilayah Israel, jadwal patroli ini bersifat random dan
dikendalikan langsung oleh Sektor Timur.
7. Patroli Area Operasi, berdasarkan Frago No. 64/02 tentang Operational Patrols,
Frago no 22/02 tentang Road Control and Surveilance , patroli area operasi
dilaksanakan oleh seluruh Kompi Mekanis dengan tujuan untuk mengawasi
wilayah operasi dengan rute yang telah ditentukan oleh Sektor Timur.
8. Patroli Blue Line dilaksanakan dengan berjalan kaki maupun menggunakan Ranpur
dengan tujuan mengontrol batas wilayah antara Israel dengan Lebanon dari
pelanggaran batas wilayah darat. Patroli ini juga memonitor segala bentuk
kegiatan provokasi oleh sekelompok masyarakat yang dapat menimbulkan
perselisihan antara pihak- pihak yang bertikai. TP 37 dan Panorama adalah titik-titik
yang sering digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan provokasi karena berbatasan
langsung dengan wilayah Israel.
9. Area Domination Patrol, patroli kendaraan yang dilaksanakan dengan menggunakan
rute Counter Rocket Launching Operation (CRLO) tanpa melibatkan LAF. Hal ini
berbeda dengan pelaksanaan patroli lainnya, dimana jadwal patroli ini dikendalikan
langsung oleh Sektor Timur dan tertutup.
10. Patroli Udara, patroli ini bertujuan memantau wilayah operasi Indobatt dari udara
sehingga perubahan terhadap kontur medan dan bangunan dapat diketahui secara
detail. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kegiatan penyelidikan untuk
melengkapi data yang tidak dapat dipantau dari daratan. Patroli udara dilaksanakan
satu kali dalam sebulan sepanjang tahun.

2.3 Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran pasukan KONGA


dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon

Untuk terlaksananya dan tercapainya tugas pokok pasukan KONGA dalam


melaksanakan misi perdamaian dunia di Lebanon dihadapkan dengan segala
keterbatasan sarana, prasarana maupun peralatan yang ada, diperlukan kerja keras,
kekompakan, kesamaan visi dan misi, kreatifitas dan inovasi unsur pimpinan serta
loyalitas dari semua anggota pasukan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
peran pasukan KONGA dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon antara
lain: (Zuirman 2009:65-66).

1. Melaksanakan latihan dan operasi bersama kontingen negara lain, seperti: East
Gate Exercise, East Beacon Exercise, OGL Evacuation Exercise, Alert Status
Exercise, Seal Contigency Plan Exercise, Command Information System
Exercise, Command Post Mobile Exercise, Tri Angle Operation 1st, Tri Angle
Operation 2nd, VIP dan VVIP Security Exercise (Zuirman 2009:68-69).
2. Melaksanakan pembinaan satuan berupa pembinaan ke dalam dan pembinaan
ke luar.
Pembinaan ke dalam yaitu secara umum pembinaan yang dilakukan ke
dalam khususnya terhadap pasukan KONGA lebih ditekankan kepada sikap
profesionalisme keprajuritan sesuai dengan tuntutan Standart Operation
Procedure (SOP) yang diberlakukan bagi seluruh prajurit yang tergabung dalam
misi perdamaian dunia oleh PBB. Hal ini sangat penting mengingat jumlah negara
yang tergabung dalam kontingen penugasan misi perdamaian di Lebanon
Selatan/UNIFIL ada 28 negara baik dari Asia, Afrika, maupun Eropa (Zuirman
2009:69).
Pembinaan ke luar yaitu menjalin hubungan dengan pihak Kedutaan Besar
Republik Indonesia (KBRI) Beirut. Hal yang mendasar dalam membina hubungan
dengan pihak KBRI Beirut adalah menjaga silaturahmi dan hubungan kerja sama
yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan administrasi visa bagi para prajurit
yang akan melaksanakan tugas maupun cuti dengan tujuan ke beberapa negara baik
di wilayah Timur Tengah maupun Eropa (Zuirman 2009:71).

Kegiatan pembinaan territorial di desa binaan. Kegiatan pembinaan


territorial yang dilaksanakan oleh prajurit Indobatt atau lebih dikenal dengan
kegiatan Civil and Military Cooperation (CIMIC) sangat mendukung kelancaran
tugas pokok sebagai pasukan perdamaian dunia. Guna mengimbangi dan
menetralisir situasi di wilayah desa binaan, maka SATGAS KONGA XXIII/UNIFIL
membuat berbagai macam kegiatan guna meringankan penderitaan masyarakat yang
trauma akibat perang dan tidak menutup kemungkinan suatu saat akan pecah
perang kembali diantara mereka. Kegiatan CIMIC yang telah dilakukan oleh para
prajurit Indobatt menjadikan masyarakat Lebanon Selatan bisa menerima dengan
baik kehadiran prajurit Indobatt.

Sebagai gambaran kegiatan Cimic, antara lain : (Zuirman 2009:72-73).

1. Kunjungan ke rumah masyarakat, salah satu kelebihan prajurit Indobatt adalah


melakukan kegiatan kunjungan ke rumah-rumah masyarakat di wilayah binaannya.
Tatap muka dengan tokoh masyarakat, kegiatan ini dikoordinasikan sebelumnya
dengan tokoh masyarakat setempat, mengingat 98% wilayah Indobatt adalah kaum
Syiah dan mereka adalah tokoh garis keras yaitu kelompok Hezbullah. Kegiatan ini
dilakukan secara rutin baik mendatangi/silaturahmi ke rumah mereka secara
langsung maupun diundang oleh Dansatgas ke Mako Satgas, acara ini dihadiri oleh
Komandan Sektor Timur.
2. Menghadiri undangan makan bersama warga dirumahnya dan menghadiri
pemakaman terhadap salah satu warga yang meninggal dunia maupun menghadiri
ta’ziah ke rumah warga atau menghadiri undangan pernikahan salah satu warga.
3. Smart Car, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh prajurit Indobatt
dengan menggunakan Mobil Pintar sumbangan dari Ibu Negara, Ibu Hj. Ani Susilo
Bambang Yudhoyono.
4. Renovasi salah satu rumah warga yang rusak akibat perang dan sekarang dihibahkan
oleh pemiliknya untuk dijadikan rumah persahabatan Indonesia dengan Lebanon, di
rumah tersebut ada berbagai aktifitas prajurit Indobatt, diantaranya pelayanan
kesehatan gratis, kelas komputer, kelas bahasa Indonesia, kelas kesenian tari-tarian
tradisional Indonesia, kegiatan kepemudaan seperti pembentukan tim Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan sebagai tempat rekreasi bagi anak-anak.
5. Membantu masyarakat memanen gandum atau buah zaitun, biasanya yang dibantu
adalah warga yang tidak memiliki peralatan panen atau karena usia lanjut.
6. Membantu warga yang kendaraannya mengalami kecelakaan. Sering warga datang
ke salah satu pos Indobatt meminta bantuan untuk mengangkat mobil yang
terperosok kejurang atau mogok dengan menggunakan kendaraan katrol/crane yang
ada di Indobatt.
7. Kerja bhakti, Kegiatan ini dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para
Moukhtar/Major di desa binaan masing-masing dengan sasaran pembersihan
fasilitas umum berupa taman kota, balai desa, masjid maupun kegiatan lain secara
bergotong royong.
8. Kegiatan agama, masyarakat Lebanon selatan khususnya wilayah desa binaan
Indobatt hampir 98% Islam aliran Syiah, memang ada beberapa perbedaan dengan
Islam di Indonesia, sementara masyarakat Indonesia cenderung mirip Suni. Guna
mensiasati tersebut maka kegiatan agama, seperti sholat berjamaah di masjid
dilakukan secara bergantian, karena pada dasarnya mereka tidak mau di imami/
dipimpin yang bukan imamnya sendiri.
2.4 Dampak Positif
Dampak positif dari peran Indonesia dalam misi perdamaian, seperti keterlibatan
Indonesai di UNIFIL Lebanon telah mendapat pengakuan langsung dari Force
Commander UNIFIL dan para pejabat tinggi PBB lainnya. Indonesia memilki
pandangan bahwa keberhasilan dari suatu misi perdamaian sangat bergantung kepada
prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh seluruh anggota PBB, yaitu : persetujuan dari
pihak-pihak yang bertikai (consent), memiliki mandat yang jelas, impartiality, dan non-
use of force kecuali untuk membela diri dan mempertahankan mandat yang diemban
dari PBB.
Ukuran keberhasilan suatu misi perdamaian dapat dilihat dari kondisi negara
yang tengah dilanda konflik. Kehadiran misi perdamaian seharusnya dapat mencegah
terjadinya kembali konflik. Oleh karena itu, dimensi post conflict peace building perlu
dipertimbangkan sejak awal penggelaran pasukan perdamaian
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Kontingen Garuda (atau sering disingkat dengan istilah “KONGA” saja) adalah
sebuah pasukan dari organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan
dalam rangka misi perdamaian di berbagai tempat di dunia atas nama organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia mulai berpartisipasi dalam kegiatan
semacam ini semenjak tahun 1957
2. Peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi perdamaian dunia di
Lebanon Selatan yaitu membantu Lebanese Armed Forces (LAF) dalam upaya
mengamankan wilayah operasi UNIFIL dari keberadaan senjatasenjata illegal,
kelompok bersenjata, menjaga integritas Blue Line, melaksanakan kegiatan sosial
dan memberi bantuan kemanusiaan serta melindungi kegiatan masyarakat setempat
dalam rangka mendukung tugas Komando Sektor Timur.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran pasukan KONGA dalam
rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon, antara lain:

a. Melaksanakan latihan dan operasi bersama kontingen negara lain

b. Melaksanakan pembinaan satuan berupa pembinaan ke dalam dan pembinaan ke


luar.
4. Dampak positif dari peran Indonesia dalam misi perdamaian yaitu, Indonesia
memilki pandangan bahwa keberhasilan dari suatu misi perdamaian sangat
bergantung kepada prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh seluruh anggota PBB,
yaitu : persetujuan dari pihak-pihak yang bertikai (consent), memiliki mandat yang
jelas, impartiality, dan non-use of force kecuali untuk membela diri dan
mempertahankan mandat yang diemban dari PBB.
3.2 Saran
Keterlibatan Indonesia dalam pasukan perdamaian PBB pada konflik di Lebanon, harus
lebih ditingkatkan pengaruh dan strategi Indonesia dalam misi perdamaian PBB
berdasarkan kebijakan luar negeri Indonesia agar segala misi itu dapat terwujud dan
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Supardi, C. Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Operasi Pengawasan-Perdamaian


PBB Pada Konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014 (Bachelor's thesis,
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah).

Zenius .(2018). Kontingen Garuda. Diakses pada 28 Mei, dari


2021https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/430/KONGA#:~:text=Konti
ngen%20Garuda%20(atau%20sering%20disingkat,nama%20organisasi%20Pers
erikatan%20Bangsa-Bangsa.

Supardi, C. (2017). Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Operasi Pengawasan-


Perdamaian PBB Pada Konflik Israel-Hezbullah Di Lebanon. (Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)Diakses dari
https://repository.uinjkt.ac.id.

Kusuma, I. G. S., Muclas, M., & Kj, S. (2011). KINERJA PUSAT MISI
PEMELIHARAAN PERDAMAIAN TNI DALAM PENYIAPAN KEMAMPUAN
PRAJURIT TNI GUNA MISI PERDAMAIAN DUNIA (Studi di Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian/PMPP TNI) (Doctoral dissertation, [Yogyakarta]:
Universitas Gadjah Mada).

Anda mungkin juga menyukai