Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

MENGELOLA KARTU PIUTANG PIUTANG

KEGIATAN BELAJAR (KB) 1 PENCATATAN TRANSAKSI PIUTANG

I. PENCATATAN TRANSAKSI PENJUALAN BARANG DAGANGAN SECARA KREDIT, WESEL DAN


PENJUALAN ANGSURAN

Piutang usaha timbul sebagai akibat penjualan baik barang maupun jasa secara kredit. Penjualan
secara kredit adalah penjualan yang mempunyai kesejangangan waktu antara penyerahan barang
atau jasa dengan penerimaan, dimana penyerahan barang tersebut mendahului pnerimaan kas.
Penjualan kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi calon pembeli
sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan. Dalam
penjualan kredit biasanya pihak penjual mencantunmkan dalam faktur syarat penjualan. Syarat
penjualan ini misalnya n/30, EOM, 2/10 n/30. n/30 artinya pembeli harus membayar utang nya
dalam jagka waktu 30 hari, EOM (end of Month) adalah pembeli harus membayar utang dpada
akhir bulan. Sedagkan 2/10 n/30 bahwa pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2%
dari harga faktur bila pembeli melunasi dalam waktu 10 hari dari tanggal faktur dengan jangka
waktu kredit selama 30 hari. Di lain pihak, penjualan secara kredit seringkali mendatangkan
kerugian. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan
merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit. Dilihat dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar
menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat. Kerugian yang
terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar 1.
Pengertian Piutang
Piutang merupakan tagihan perusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul karena adanya suatu
transaksi penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini. Piutang mempunyai jatuh tempo,
nilai jatuh tempo, dan bila ada perjanjian mempunyai bunga. Piutang perusahaan dapat terjadi
karena berbagai macam transkaksi antara lain: Penjualan barang atau penyerahan jasa Pinjaman
dana yang diberikan kepada pihak lain Pendapatan bunga yang berasal dari investasi Pesanan
yang diterima atas saham dan obligasi yang akan diterbitkan Tagihan kepada perusahaan asuransi
atas kerugian pertanggungan Kelebihan pembayaran pajak dan lain sebagainya a. b. c. d. e. f.
2. Klasifikasi Piutang Pada dasarnya piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : 1.1
Piutang usaha (account receivable) Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan
sebagai akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang ini biasanya didasarkan
atas kepercayaan dan umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dilaporkan
sebagai aset lancar. Apabila piutang tersebut berjatuh tempo lebihh dari satu tahun, maka
dillasifikasikan sebagai piutang jangka panjang. Piutang usaha juga sering disebut piutang dagang
(trade receivable). Apabila jumlah piutang usaha relatif banyak, maka perusahaan perlu
membuat buku pembantu piutang/kartu piutang dalam rangka pengendalian piutang usaha. 1.2
Piutang wesel (notes receivable) Piutang wesel adalah piutang berupa perjanjian tertulis dari
debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat perjanjian
tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Piutang ini bentuknya lebih formal
dibandingkan dengan piutang usaha. Pihak debitur (pihak yang mempunyai hutang ) akan
membuat suatu surat perjanjian tertulis tentang kesanggupan membayar sejumalah kas tertentu
ceserta bunganya (kalau ada) kepada pihak kreditur (pihak yang mempunyai piutang) pada saat
yang telah disepakati. Surat perjanjian tersebut ditulis secara formal didalam sebuah surat wesel
atau surat promes (promissory note). Bagi pihak yang berjanji (pembuat janji/debitur) instrumen
kreditnya dinamakan wesel bayar yang akan dicatatat sebagai hutang wesel, sedagkan pihak yang
mendapatkan janji (penerima janji/kreditor) instrumen kreditnya dinamakan wesel tagih yang
akan dicatat sebagai piutang wesel (notes receivable). Umumnya jangka wesel berjangka tersebut
lebih dari 60 hari, apabila piutang wesel berjangka waktu kurang dari satu tahun dilaporkan
dalam neraca sebagai aset lancar, sedangkan untuk piutang wesel waktu lebih dari satu tahun
diperlukan sebagai piutang jangka panjang. 1.3 Piutang lain-lain (other receivable), terdiri atas
macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel.
Contoh piutang yang termasuk dalam piutang lain, diantaranya : Uang muka pembelian (depostie
paid) b. Piutang dividen (divident receivable) Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian
tempat barang Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi (claim of looses or damage)
Tuntutan atas pengurangan pajak (claims for rebate and tax refunds) a. c. d. e. Piutang yang
timbul dari penjualan angsuran, pencatatannya dalam neraca dipisahkan menjadi aset lancar dan
aset tidak lancar. Piutang yang memiliki tanggal jatuh tempo kurang dari satu tahun ditempatkan
sebagai aset lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun ditempatkan sebagai aktiva lain-lain
(other assets). Khusus untuk barang konsinyasi, yang dicatat piutang hanyalah yang telah laku.
Prosedur pencatatan piutang dagang Piutang dagang timbul akibat adanya penjualan barang atau
jasa secara kredit. Piutang dagang biasanya disertai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh perusahaan seperti: 2/10, n/30 yang artinya akan mendapat potongan sebesar 2% apabila
pelanggan membayar piutang nya dalam jangka waktu maksimal 10 hari dari tanggal transaksi
dan jangka waktu batas pembayaran dari pelanggan 30 hari.

3.1 Buku jurnal yang diperlukan dalam pencatatan :


3.1.1 Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat timbulnya piutang karena adanya penjualan
jasa maupun barang secara kredit. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

3.1.2 Jurnal umum (General Journal) digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena
adanya retur penjualan atau penerimaan kembali barang yang sudah dijual karena tidak sesuai
atau rusak. Selain pengurangan karena adanya retur penjualan juga dapat karena adanya
penghapusan piutang.
3.1.3 Jurnal penerimaan kas (Cash Receipt Journal) digunakan untuk mencatat pengurangan
piutang karena adanya pelunasan piutang. Format Jurnal penerimaan kas Nama perusahaan Cash
Receipt Journal Periode

Anda mungkin juga menyukai