TINJAUAN PUSTAKA
untuk berespon baik positif maupun negatif terhadap orang, obyek atau situasi
sampah akan mewujudkan sikap positif pula terhadap nilai kesehatan, tetapi
tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Agar perilaku dapat terwujud
tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus, baik yang
Dijelaskan oleh Lindenberg dan Steg (2007) bahwa sikap dan perilaku
ditetapkan.
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frek-uensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari mau-pun tidak perilaku adalah kumpulan berbagai faktor
yang saling berinteraksi. Perilaku peduli lingkungan akan kuat ketika individu
lingkungan juga disebut sebagai perilaku yang memiliki akibat paling minim
dari penggunaan sumber daya alam (Reid, Sutton, & Hunter, 2010).
pada suatu konsep yang sama yaitu ramah lingkungan. Perilaku pro-
Moser, 2007).
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku pro-
a. Konservasi energi
c. Menghindari limbah
d. Daur ulang
e. Konsumerisme
f. Konservasi
a. Environmentalisme sosial
b. Pengelolaan tanah
Gaya hidup yang terkait dengan perilaku atau tindakan yang bertujuan
yang cukup unik yang tidak banyak dijumpai di kota – kota lain. Kawasan
wisata religi/ziarah Masjid dan Makam Sunan Muria ini letaknya dibukit
Gunung Muria, untuk mencapai kesana ada dua alternatif jalan yang dapat
ditempuh yaitu melalui jalan tangga yang cukup curam dan melalui jalan yang
Wali Songo tetapi namanya tidak se populer dengan Sunan Kudus, dengan
Menaranya sebagai ciri khas kawasan Masjid dan makam Sunan Kudus, tetapi
kalau Sunan Muria ada keunikan letak Masjid dan Makamnya di atas bukit
yaitu di bukit Muria. Dari tahun ke tahun Masjid dan Makam Sunan Muria
mulai dikunjungi oleh peziarah baik dalam kota maupun luar kota oleh orang
– orang ingin mengetahui tempat pemuka agama Islam yang tergabung dalam
Wali Songo, bahwa wali inilah yang menyebarkan agama Islam diberbagai
daerah.
tidak bisa terbendung. Kalau melihat aktivitas di Masjid dan Makam Sunan
Muria semakin lama semakin padat maka perlu adanya fasilitas yang dapat
ini diperparah dengan pola konsumtif dari masyarakat, gaya hidup dan
masyarakat harus bertahan hidup dengan kebutuhan akan air, makanan, tempat
kelompok yang menjaga alam secara mutlak agar tidak terganggu manusia dan
lingkungan menjadi dua hal yang harus dilakukan secara bersama-sama. Pada titik
nilai, keyakinan dan banyak hal lain yang memengaruhi perilaku pro lingkungan.
Secara umum, Fujii (2006) menyatakan bahwa ada empat perilaku pro
memiliki banyak keterbatasan dalam hal sumber daya. Pada prinsipnya, perilaku
pro lingkungan menjadi lebih luas dan tentu saja lebih detail. Hal krusial dari
Wisata religi dan wisata alam menjadi citra untuk kawasan wisata Makam
Sunan Muria. Oleh karena itu, hampir tiap hari ramai pengunjung yang datang
untuk berwisata dan berziarah. Dengan adanya keberadaan Sunan Muria dan
ditambah bentangan alam yang indah membuat kawasan ini diberi nama oleh
Pemerintah Kabupaten Kudus sebagai objek wisata Colo, nama yang merujuk
pada nama desa sebagai administrasi sekaligus tempat makam Sunan Muria.
Kawasan Obyek Wisata Colo berada pada ketinggian 500 m dari permukaan
air laut, beriklim tropis dan berjarak 17 Km dari Ibu Kota Kabupaten.
Letak geografis yang berada di pegunungan dan terdapat wisata religi ini
akhirnya menjadi daya tarik sendiri. Setiap harinya kawasan ini ramai di kunjungi
Kudus mencatat, total jumlah pengunjung pada tahun 2016 sekitar 500.000 orang
berarti rata-rata dalam sehari jumlah pengunjung di atas 1.000 orang. Pada tahun
Perilaku pro lingkungan sulit tercipta jika individu atau masyarakat tidak
memiliki sikap yang positif terhadap lingkungan. Menurut Gifford dan Sussman
oleh beberapa faktor, antara lain yaitu (1) usia di mana individu dengan usia yang
yang berusia lebih tua, (2) jenis kelamin di mana wanita cenderung lebih peduli
dengan lingkungan dibandingkan pria, (3) status sosial ekonomi di mana ada
kecenderungan individu yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi
juga memiliki kepedulian lebih besar dibandingkan individu dengan status sosial
ekonomi rendah, (4) pengalaman langsung dengan alam di mana individu yang
tinggal di daerah bencana alam menjadi lebih peka terhadap topik-topik alam,
atau individu yang memiliki kepentingan terhadap alam seperti keberadaan ruan
formal berperan besar terhadap perilaku pro lingkungan yang ditunjukkan oleh
individu. Hasil yang sama juga ditemukan melalui studi Latif, Omar, Bidin, dan
Awang (2013) yang melibatkan individu yang tinggal di beberapa residensi besar
di Malaysia.
D. SKEMA ALUR PIKIR