Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Mata pelajaran : Fisika


Kelas : X ( Semua Jurusan )
Semester : Genap
Materi : Sifat Elastisitas Bahan

A. Kompetensi Dasar
Menganalisis kekuatan bahan dari sifat elastisitasnya
B. Indikator
 Siswa dapat memahami konsep dari elastisitas suatu bahan
 Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu bahan, tegangan dan regangan
 Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap perubahan panjang pegas
 Siswa dapat mengidentifikasi nilai modulus young pada benda
 Siswa dapat menghitung nilai dari gaya pada pegas berdasarkan hukum Hooke
 Siswa dapat menganalisis tetapan gaya pada sebuah pegas yang disusun secara seri
dan parallel

C. Materi

A Kekuatan Bahan Berdasarkan Sifat Elastisitas

Elastisitas merupakan sifat benda dengan kecenderungan untuk kembali ke keadaan atau
bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau
tarikan) dari luar.
Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila
dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan berat
kendaraan yang melewatinya.

Jika sebuah benda dikenai gaya, maka sifat benda menentukan perilaku benda tersebut. Gaya
yang diberikan dapat berupa gaya tekanan atau tarikan dari luar. Umumnya, benda
mengalami perubahan bentuk setelah memperoleh pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari
luar. Kekuatan bahan dapat dilihat dari beberapa parameter, antara lain sebagai berikut.

1. Tegangan (Stress)
Tegangan menunjukkan perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda dengan luas
penampang benda. Tegangan dapat dinyatakan dengan rumusan berikut.

Keterangan:

F : gaya (N)
A : luas penampang (m 2)

2. Regangan (Strain)
Regangan dapat ditentukan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang benda
dengan panjang awal. Regangan dapat dituliskan dengan rumusan matematis sebagai berikut.

∆L
̿ⅇ= L
0

Keterangan:

ⅇ : regangan
L0 : panjang awal (m)
∆ L : pertambahan panjang (m)

3. Modulus Elastis (Modulus Young)


Perbandingan tegangan dengan regangan sealu konstan saat gaya pada benda elastis tidak
melampaui batas elastisitasnya. Konstanta tersebut dinamakan modulus elastisitas atau
Modulus Young. Modulus Young dapat dinyatakan sebagai berikut.

Tegangan FL0
E= =
ⅇ A ∆L
Keterangan:

ⅇ : regangan (kgm 2)
L0 : panjang mula-mula (m)
A : Luas penampang (m 2)
∆ L : pertambahan panjang (m)
E : Modulus Young (N¿ m 2 ¿
F : gaya (N)

Contoh Soal 1

Sebuah batang besi jari-jari 9 mm dan panjangnya 80 cm. Batang ditarik oleh gaya sebesar
6 x 104 N. (Tegangan patah besi 4 x 108 N/m 2)

a. Berapakah tegangan tarik pada batang?


b. Berapakah perubahan panjang batang? Apakah besi patah?

Penyelesaian :

Diketahui :

Panjang besi = L = 80 cm = 0,8m


Luas penampang besi = A= πr 2 = 3,14(9)2 m2

Jawab :
Tegangan tarik yang dialami besi:

F 6 x 104
=
A (3,14)(9 x 10¿¿−3)=2,3 x 108 (N /m 2 )¿

Perubahan panjang besi:


F
( )L
A (2,3 x 10 8 N /m2 )0,8 m
∆ L= = =9,2 x 10−4
G 11
2,0 x 10 N /m 2

Besi belum patah karena tegangan tarik besi masih di bawah tegangan patahnya.
KB Hukum Hooke

Pegas termaksud benda yang dibuat dari bahan yang memiliki sifat elastisitas. Sifat elastisitas
bahan pada pegas memenuhi Hukum Hooke.

1. Hukum Hooke pada pegas


Hukum Hooke menyatakan bahwa jika gaya tarik yang dikenakan pada pegas tidak
melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tarik yang dikenakan pada benda. Hukum Hooke dapat dituliskan
dalam bentuk matematis sebagai berikut.

F=k ∆ x

Keterangan:

F : gaya pada pegas (N)


∆ x : pertambahan panjang pegas (m)
k : konstantas (N/m)

2. Energi pada Pegas


Pegas dapat meregang karena adanya energi. Jumlah energi potensial yang bekerja pada
pegas adalah sebagai berikut.
1
Ep = k ∆ x2
2

Keterangan:

E p : energi potensial pegas (Joule)


∆ x : pertambahan panjang pegas (m)
k : konstanta pegas (N/m)

3. Susunan Pegas
Pegas bersifat elastis, sehingga dapat kembali ke bentuk semula jika dikenai gaya yang
tidak melebihi batas elastisitasnya.

a. Susunan Seri
Pegas yang disusun dengan cara menghubungkan ujung pegas satu dnegan pegas lainnya
secara berurutan disebut susunan seri. Pegas yang disusun secara seri menyebabkan gaya
yang menarik pegas pengganti dan gaya pada setiap pegas sama besar.
Rumusan yang berlaku pada pegas yang disusun secara seri adalah sebagai berikut.

F = F 1=F2

∆ x=∆ x1 =∆ x 2
n
1 1 1 1 1 1
=∑ = + + …+
k s i =1 k i k 1 k 2 k 3 kn

Keterangan:

∆ x : pertambahan panjang (m)


F : gaya pada pegas (N)
k s : konstanta gaya total pada susunan pegas seri (N/m)

b. Susunan Paralel
Pegas yang disusun dengan cara menghubungkan ujung pegas satu dengan pegas lainnya
secara sejajar dinamakan susunan paralel. Susunan parallel pada pegas menyebabkan gaya
yang menarik pegas pengganti merupakan hasil penjumlahan dari gaya pada masing-masing
pegas.

Rumusan yang berlaku pada pegas yang disusun secara paralel adalah sebagai berikut.

F = F 1=F2

∆ x=∆ x1 =∆ x 2
n
k p=∑ k i=k 1 +k 2+ k 3 +…+k n
i=1

Keterangan:

∆ x : pertambahan panjang (m)


F : gaya pada pegas (N)
k p : konstanta gaya total pada susunan pegas paralel (N/m)

Contoh Soal 2

Berapa gaya yang dikerahkan agar sebuah pegas dengan konstanta pegas 40 N/m yang
panjang mula-mula 5 cm menjadi 7 cm?

Penyelesaian :
Diketahui :

k = 40 N/m, x 1 = 5 cm = 0,05 m, x 2 = 7 cm = 0,07, ∆ x = 0,07 m - 0,05m = 0,02 m

Jawab :
Besar gaya pegas F = - k∆ x = (-40 N/m)(0,02 m) = -0,8 N

Gaya yang harus dikerahkan agar pegas meregang besarnya sama dengan gaya pegas
tetapi berlawanan arah. Besar gaya yang harus dikerahkan 0,8 N.

Tugas

1. Seutas kawat memiliki luas penampang 2 mm2 . Jika kawat tersebut ditarik
oleh gaya sebesar 4,2 N sehingga mengalami pertambahan panjang 0,04 cm,
hitunglah!
a. Tegangan
b. Regangan
c. Modulus Young

2. Sebuah pegas meregang 10 mm ketika ditarik oleh gaya 2 N. Hitunglah


pertambahan panjangnya ketika ditarik oleh gaya 5 N!

Anda mungkin juga menyukai