Anda di halaman 1dari 32
| PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN | ASET TAKBERWUJUD IKATAN AKUNTAN INDONESIA TKATAN AKUNTAN INDONESIA / PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN , ASET TAKBERWUJUD Hak cipta © 2010, Ikatan Akuntan Indonesia Hak cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang menerjemahkan, mencetak ulang, memperbanyak, atau menggunakan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik, mekanik atau cara lainnya, yang saat ini diketahui atau nanti ditemukan, termasuk menggandakan dan mencatat, atau menyimpan dalam sistem. penyimpanan dan penyediaan informasi, tanpa izin tertulis dari Ikatan Akuntan Indonesia. Tkatan Akuntan Indonesia tidak bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menghentikan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi dalam buku ini, baik kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau hal Jainnya. Sanksi Pelanggaran Pasal 44: ‘Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member! izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak. Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2, Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000,000,00 (lima puluh juta rupiah). Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Gtha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310 ‘Telp: (021) 3190-4232 Fax : (021) 3900016 Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.orid Februari 2010 ee ae PENGANTAR PSAK 19 tentang Aset Takberwujud telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Februari 2010. PSAK 19 ini merevisi PSAK 19 tentang Aset Tidak Berwujud yang telah dikeluarkan pada tanggal 13 Oktober 2000. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material. Jakarta, 19 Februari 2010 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Rosita Uli Sinaga Ketua Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua Etty Retno Wulandari Anggota Merliyana Syamsul Anggota Meidyah Indreswari Anggota Setiyono Miharjo Anggota Saptoto Agustomo Anggota Jumadi Anggota Ferdinand D. Purba Anggota Irsan Gunawan Anggota Budi Susanto Anggota Ludovicus Sensi Wondabio Anggota Eddy R. Rasyid Anggota Liauw She Jin Anggota Sylvia Veronica Siregar Anggota Fadilah Kartikasasi Anggota G.A. Indira Anggota Teguh Supangkat Anggota Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PERBEDAAN DENGAN IFRSs PSAK 19: Aset Takberwujud mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 38 Intangible Assets per 1 Januari 2009, kecuali: 1. IAS 38 paragraf 41(a) menjadi PSAK 19 paragraf 40(a) dengan menambahkan penjelasan mengenai relief from royalty supaya lebih jelas, 2. IAS 38 paragraf 132 tentang penerapan dini tidak diadopsi. AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopl atau memperbanyak ASET TAKBERWUJUD. DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN 01-17 Tujuan.. o1 Ruang lingkup 02-07 Definisi 08-17 Aset takberwuju 09-17 Keteridentifikasian. 11-12 Pengendalian .. 13-16 Manfaat ekonomi masa depan. 7 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN. 18-66 Perolehan terpisah ... 25-32 Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis 33-42 Pengukuran nilai wajar aset takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis... 35-40 Pengeluaran selanjutnya atas proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan. 41-42 Akuisisi melalui hibah pemerintah . 43 Pertukaran aset. 44-46 Goodwill yang dihasilkan secara internal. 47-49 Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal 50-66 Tahap penelitian 53-55 Tahap pengembangan... 56-63 Biaya perolehan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal... 64-66 PENGAKUAN BEBAN.. 7 67-71 Beban masa lalu tidak boleh diakui sebagai ase 7 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN . 72-87 Model biaya... 74 Model revaluasi 75-87 Hek Cinta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA — Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PSAK UMUR MANFAAT.... 88-96 ASET TAKBERWUJUD DENGAN UMUR MANFAAT TERBATAS 97-106 Periode amortisasi dan metode amortisasi 97-99 Nilai residu.... 100-103 Penelaahan periode amortisasi dan metode amortisasi cc 104~106 ASET TAKBERWUJUD DENGAN UMUR MANFAAT TIDAK TERBATAS .., 107-110 Penelaahan penilaian umur manfaa 109-110 KETERPULIHAN JUMLAH TERCATAT-RUGI PENURUNAN NILAL.. Hi PENGHENTIAN DAN PELEPASAN... . 112-118 PENGUNGKAPAN . 119-129 Umum. 119-124 Aset takberwujud yang menggunakan model revaluasi setelah pengakuan. 125-126 Pengeluaran penelitian dan pengembanga: 127-128 Informasi lain 129 KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIE ... ~ 130-131 Pertukaran aset serupa.. 131 PENARIKAN.... 132 CONTOH ILUSTRASI Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau memporbanyak ASET TAKBERWUJUD _PSAK 19 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 19 ASET TAKBERWUJUD Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 19: Aset Takberwujud terdiri dari paragraf 01-132. PSAK 19 dilengkapi dengan Contoh Mustrasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 19. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan mengatur yang sama, Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama, PSAK 19 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PENDAHULUAN ‘Tujuan 01. Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi untuk aset takberwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui aset takberwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenubi, Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset takberwujud dan menentukan pengungkapan yang disyaratkan tentang aset takberwujud. Ruang Lingkup 02, Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi untuk aset takberwujud, kecuali: (a) aset takberwujud yang diatur oleh PSAK lain; (b) aset kewangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian; (c) pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral); (a) pengeluaran atas pengembangan dan ekstraksi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya tidak dapat diperbarui lain. 03. Jika PSAK lain telah mengatur jenis aset takberwujud tertentu, maka entitas menerapkan PSAK tersebut daripada menerapkan Pernyataan ini, Misalnya, Pernyataan ini tidak diterapkan pada: (a) aset takberwujud yang dimiliki untuk dijual oleh entitas dalam kegiatan usaha normal (lihat PSAK 14: Persediaan dan PSAK 34: Kontrak Konstruksi); (b) _aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Pajak Penghasilan); (c)_ sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa. (d)__aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja) (ec) aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan Penyajian. Pengakuan dan pengukuran dari beberapa aset keuangan tercakup dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, dan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi; (f) goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis (lihat PSAK 22: Kombinasi Bisnis). (g) _biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset takberwujud yang timbul dari hak kontraktual asuradur berdasarkan kontrak asuransi yang tercakup dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. PSAK 62 menetapkan persyaratan pengungkapan yang spesifikc untuk biaya akuisisi yang ditangguhkan namun tidak untuk aset takberwujud tersebut, Oleh karena itu persyaratan pengungkapan dalam Pernyataan ini diterapkan pada aset takberwujud tersebut, Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang momfoto-kop/ atau memperbanyak @__ASET TAKBERWUJUD (h) _aset takberwujud tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58: Asef Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 04. Beberapa jenis aset takberwujud dapat dimuat dalam atau pada sesuatu yang bersifat fisik, seperti compact disc (yang memuat piranti lunak komputer), dokumentasi hukum (yang memuat lisensi atau paten), atau film. Dalam menentukan apakah suatu aset yang memiliki clemen berwujud dan takberwujud diperlakukan berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap atau sebagai aset takberwujud berdasarkan Pernyataan ini, entitas menggunakan pertimbangan untuk menilai elemen mana yang lebih signifikan. Misalnya, piranti lunak komputer pada mesin yang dikendalikan komputer dan tidak dapat beroperasi tanpa piranti lunak tersebut merupakan bagian integral dari perangkat kerasnya sehingga diperlakukan sebagai bagian dari aset tetap. Hal yang sama diterapkan pada sistem operasi suatu komputer. Jika piranti lunak bukan merupakan bagian integral dari perangkat kerasnya, maka piranti lunak Komputer tersebut diperlakukan sebagai aset takberwujud. 05. Pernyataan ini diterapkan pada, antara lain, pengeluaran ikian, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan. Oleh karena itu, walaupun kegiatan ini mungkin menghasilkan produk dengan substansi fisik (contohnya, suatu purwarupa), elemen fisik aset tersebut bukan merupakan hal yang utama dari komponen takberwujudnya, misalnya pengetahuan yang terkandung dalam aset tersebut. 06, Dalam hal sewa pembiayaan, aset yang menjadi objek sewa dapat berupa aset berwujud atau aset takberwujud. Setelah pengakuan awal, lessee memperlakukan aset takberwujud dari sewa pembiayaan tersebut sesuai dengan Pernyataan ini. Hak yang timbul dari perjanjian lisensi untuk hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip, paten, dan hak cipta tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa melainkan termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini, 07. Suatu transaksi atau aktivitas dapat dikecualikan dari ruang lingkup satu PSAK jika transaksi atau aktivitas tersebut bersifat sedemikian khususnya sehingga menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda. Permasalahan semacam itu timbul pada akuntansi untuk pengeluaran eksplorasi untuk, atau pengembangan dan penambangan (ekstraksi) dari, kandungan minyak, gas dan mineral dalam industri pertambangan dan dalam kasus kontrak asuransi, Oleh sebab itu, Pernyataan ini tidak diterapkan pada pengeluaran dari kegiatan dan kontrak tersebut, Namun, Pernyataan ini diterapkan pada aset takberwujud lain (seperti piranti lunak komputer), dan pengeluaran lain yang terjadi (seperti biaya perintisan usaha), dalam industri pertambangan atau oleh asuradur, Definisi 08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset takberwujud selama umur manfaatnya. Aset adalah sumber daya yang: (a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiva masa lalu; dan (6) manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas. Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan, a 2 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfolo-kopi atau memperbanyak ASET TAKBERWUJUD Aset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya_perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, Jumlah_tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya, Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Nilai residu dari aset takberwujud adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diperkirakan entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir wmnur manfaatnya atau yang diperkirakan terjadi saat penyelesaian liabilitas. Nilai_wajar_aset adalah jumlah suatu aset dipertukarkan antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar. Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi berikut: (a) aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen; (6) pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat; dan (©) harga tersedia untuk publik. Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya. Umur manfaat adalah: (a) periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas, Aset Takberwujud 09. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya takberwujud, seperti ilmu pengetahuan atau teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Contoh umum lainnya: piranti lunak komputer, paten, hak cipta, film, daftar pelanggan, hak pelayanan jaminan, izin penangkapan ikan, kuota impor, Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 19.3 Me PSAK 19 waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, loyalitas pelanggan, pangsa pasar, dan hak pemasaran. 10, Tidak semua unsur yang dijelaskan di paragraf 09 memenuhi definisi aset takberwujud, yaitu keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi masa depan. Jika suatu unsur dalam ruang lingkup Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aset takberwajud, maka pengeluaran untuk memperoleh atau menciptakan aset tersebut (secara internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi (lihat paragraf 67). Keteridentifikasian 11. Definisi aset takberwujud mensyaratkan keteridentifikasian untuk aset takberwajud sehingga dapat dibedakan dari goodwill. Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebage aset yang menggambarkan manfaat ekonomi masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak diidentifikasikan secara individual dan diakui secara terpisah, Manfaat ekonomi masa depan dapat dihasilkan dari sinergi antara aset teridentifikasi yang diperoleh atau dari aset, yang secara individual, tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan. 12, Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika: (a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait, aset teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau (b) timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain. Pengendalian 13. Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset dan dapat membatasi akses pihak Jain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut. Kemampuan entitas untuk mengendalikan inanfaat ekonomi masa depan dari suatu aset takberwujud biasanya timbul dari hak hukum yang dapat dipaksakan dalam pengadilan. Jika tidak ada hak hukum, maka entitas akan lebih sulit menunjukkan adanya pengendalian. Akan tetapi, pemaksaan hukum dari hak bukan merupakan syarat yang perlu bagi pengendalian Karena entitas dapat saja mengendalikan manfaat ekonomi masa depan dengan cara lain. 14, Manfaat ekonomi masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Entitas mengendalikan manfaat tersebut jika, misalnya, pengetahuan tersebut dilindungi oleh hukum seperti hak cipta, perjanjian dagang terbatas (sepanjang diizinkan) atau oleh perjanjian hukum bagi pegawai untuk menjaga kerabasiaan 15, Entitas mungkin memiliki tim karyawan yang terampil dan mampu mengindentifikasi ygkatan keterampilan karyawan yang menghasilkan manfaat ekonomi masa depan dari pelatihan. Entitas biasanya juga memperkirakan bahwa karyawan tersebut menerapkan keterampilannya secara optimal pada entitas. Namun, entitas belum tentu dapat mengendalikan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari karyawan terampil tersebut dan dari kegiatan pelatihan sehingga sulit bagi entitas untuk menggolongkan kedua hal tersebut sebagai aset takberwajud. Dengan alasan yang sama, sulit bagi entitas untuk menggolongkan talenta di bidang teknis atau manajemen khusus sebagai aset takberwujud, kecuali entitas memiliki hak hukum yang memungkinkan untuk menggunakan atau memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari talenta tersebut dan syarat lain dari definisi aset takberwujud dipenuhi. 19.4 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Difarang momtoto-kepi atau mempe § ASET TAKBERWUJUD PSAK 19. iB 16, Oleh karena ada usaha yang dilakukan entitas untuk membina hubungan dengan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan, entitas mungkin memiliki portofolio pelanggan setia yang akan terus melakuken transaksi dengan entitas atau mungkin entitas berhasil menguasai pangsa pasar tertentu, Namun, jika tidak ada hak hukum untuk melindungi atau mengendalikan hubungan dengan pelanggan atau loyalitas pelanggan, maka entitas biasanya tidak memiliki pengendalian yang memadai atas manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari hubungan dengan pelanggan atau loyalitas pelanggan tersebut (misalnya portofolio pelanggan, pangsa pasar, hubungan pelanggan, dan loyalitas pelanggan). Walaupun entitas tidak memiliki hak bukum untuk melindungi hubungan pelanggan, namun jika ada transaksi pertukaran hubungan pelanggan nonkontraktual yang sama atau serupa (selain bagian dari kombinasi bisnis), maka hal ini memberikan bukti bahwa entitas mampu memiliki pengendalian atas manfaat ekonomi masa depan dari hubungan pelanggan tersebut. Karena transaksi pertukaran tersebut juga membuktikan bahwa hubungan pelanggan dapat dipisahkan, maka hubungan pelanggan ini memenuhi definisi dari aset takberwujud Manfaat Ekonomi Masa Depan 17. Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset takberwajud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfeat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi mengurangi biaya produksi masa depan. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 18, Pengakuan suaty pos sebagai aset takberwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukan bahwa pos tersebut memenuhi: (a) definisi aset takberwujud (lihat paragraf 08-17); dan (b) kriteria pengakuan (Lihat paragraf 21-23). Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset takberwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambah, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut. 19, Paragraf 25-32 berhubungan dengan penerapan kriteria pengakuan untuk aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah dan paragraf 33-42 diterapkan pada aset takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Paragraf 43 berlaku untuk pengukuran awal aset takberwujud yang diperoleh dari hibah pemerintah, paragraf 44-46 mengenai pertukaran aset takberwujud, dan paragraf 47-49 berhubungan dengan perlakuan goodwill yang dihasilkan secara internal, Paragraf 50-66 berhubungan dengan pengakuan dan pengukuran awal aset takberwujud yang dihasilkan secara internal 20. Sifat aset takberwujud adalah sedemikian sehingga, dalam banyak kasus, tidak ada tambahan atau penggantian bagian dari aset takberwujud tersebut. Schubungan. dengan hal tersebut, kebanyakan pengeluaran selanjutnya digunakan untuk menjaga manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari aset takberwujud yang ada, sehingga pengeluaran tersebut tidak dapat memenuhi definisi aset takberwujud dan kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini, Selain itu, seringkali sulit untuk mengaitkan pengeluaran selanjutnya secara langsung terhadap aset takberwujud tertentu namun lebih terkait dengan bisnis secara keseluruhan. Oleh sebab itu, jarang sekali terjadi pengeluaran selanjutnya (pengeluaran yang diakui setelah pengakuan awal aset takberwujud yang diperoleh atau setelah penyelesaian aset takberwujud yang dihasilkan secara internal) diakui dalam jumlah tercatat suatu aset. Konsisten dengan paragraf 62, pengeluaran selanjutnya atas merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan dan hal-hal lain yang mirip substansinya (baik diperoleh secara eksternal maupun dihasilkan secara internal) selalu diakni dalam laba rugi pada saat terjadinya. Hal ini disebabkan Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopl atau memperbanyak joer (@_ASET TAKBERWUJUD. PSAK 19, pengeluaran tersebut tidak dapat dipisabkan dari pengeluaran untuk mengembangkan bisnis secara keseluruhan. 21. Aset takberwujud diakui jika, dan hanya jika: (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. 22, Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut, 23. Dalam menilai tingkat kepastian adanya manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari penggunaan aset takberwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal aset takberwujud dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada bukti eksternal, 24. Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolchan. Perolehan ‘Terpisah 25. Biasanya, harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah aset takberwujud akan menggambarkan kemungkinan manfaat ekonomi masa depan aset yang akan diperoleh entitas. Dengan kata lain, entitas memperkirakan adanya arus masuk manfaat ekonomi, bahkan jika ada ketidakpastian tentang waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Untuk itu, kriteria pengakuan probabilitas di paragraf 21(a) sclalu dipertimbangkan untuk terpenuhi untuk perolehan aset takberwujud secara terpisah, 26. Selain itu, biaya aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak jelas ketika imbalan pembelian dalam bentuk kas atau aset moneter lain. 27. Biaya perolehan aset takberwujud terdiri dari: (@) _harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat; dan (b) semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan, 28. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: (a) _ biaya imbalan kerja (seperti yang dijelaskan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung ketika membawa aset dalam kondisi siap digunakan; (b) _biaya profesional yang muncul secara langsung untuk membawa aset pada kondisi siap digunakan; dan (©) biaya untuk menguji apakah aset tersebut dapat berfungsi dengan baik. 29. Contoh dari pengeluaran yang tidak termasuk biaya aset takberwujud adalah: (a) Diaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan kegiatan promosi); (0) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi atau pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan karyawan); dan (© biaya administrasi dan biaya overhead umum lain. 30. Pengakuan biaya perolehan dalam jumlah tercatat aset takberwujud dihentikan pada saat aset tersebut berada pada kondisi yang diijinkan agar aset tersebut siap digunakan dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen, Oleh sebab itu, biaya yang terjadi dalam we 19.6 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopl atau memporbanyak ASET TAKBERWUJUD. menggunakan atau mengembangkan kembali aset takberwujud tidak termasuk dalam jumlab tercatat aset. Misalnya, biaya berikut ini tidak termasuk dalam jumilah tercatat dari aset takberwujud: (a) biaya yang dikeluarkan saat aset sudah dapat digunakan sesuai dengan cara yang dimaksud oleh manajemen tetapi aset terscbut belum digunakan; dan (b) kerugian operasi awal, seperti halnya biaya yang timbul ketika permintaan atas keluaran dari aset meningkat. 31, Beberapa kegiatan operasi terjadi berkaitan dengan pengembangan aset takberwujud, namun tidak diperiukan untuk mempersiapkan aset tersebut pada kondisi yang diperlukan untuk dapat beroperasi sebagaimana dimaksudkan oleh manajemen. Operasi insidental mungkin terjadi sebelum maupun selama kegiatan pengembangan. Karena operasi insidental tersebut tidak diperlukan untuk menjadikan aset tersebut berfungsi sesuai maksud manajemen, maka pendapatan dan beban yang dihasilkan kegiatan tersebut segera diakut dalam Jaba rugi dan dimasukkan dalam Klasifikasi pendapatan dan beban yang sesuai. 32, _Jika pembayaran untuk aset takberwujud ditangguhkan melebihi persyaratan kredit normal, maka biaya perolehannya adalah setara harga beli tunai. Selisih antara nilai tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali selisih tersebut dapat dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya Pinjaman. Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis 33, Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika aset takberwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset takberwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi. Nilai wajar dari aset takberwujud akan mencerminkan ekspektasi probabilitas bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari aset tersebut akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas mengekspektasikan adanya arus masuk manfaat ekonomi, bahkan jika ada ketidakpastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Oleh karena itu, kriteria pengakuan probabilitas di paragraf 21(a) dianggap selalu terpenuhi untuk aset takberwujud yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis. Jika aset diperolch melalui kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai aset secara andal. Dengan demikian kriteria pengukuran andal di paragraf 21(b) dianggap selalu terpenuhi untuk aset takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. 34, Sesuai dengan Pernyataan ini dan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, pihak pengakuisisi mengakui pada tanggal akuisisi, aset takberwujud pihak diakuisisi secara terpisah dari goodwill, terlepas apakah aset telah diakui atau tidak diakui oleh pihak diakuisisi sebelum kombinasi bisnis. Ini berarti pihak pengakuisisi mengakui aset yang terpisah dari goodwill jika terdapat proyek penelitian dan pengembangan yang sedang dilakukan oleh pihak diakuisisi pada saat diakuisisi jika proyek tersebut memenuhi definisi aset takberwujud. Proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan dari pihak diakuisisi memenuhi kriteria aset takberwujud jikea: (a) memenuhi definisi aset; dan (b) teridentifikasi, misalnya dapat dipisahkan atau timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, Pengukuran Nilai Wajar Aset Takberwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis 35, Jika aset takberwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai wajar aset secara andal, Jika pada saat mengukur nilai wajar aset takberwujud terdapat berbagai kemungkinan atas hasil dengan probabilitas berbeda, maka ketidakpastian terscbut dimasukkan dalam perhitungan nilai wajar aset takberwujud, ms Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kop/ atau memperbanyak 19. @_ASET TAKBERWUJUD __PSAK 19 36. Aset takberwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis mungkin dapat dipisabkan, namun hanya dapat dipisahkan bersama dengan aset berwujud atau takberwujud terkait Misalnya, judul publisitas majalah munglin tidak dapat dijual secara terpisah dari database pelanggan majalah tersebut, atau merek dagang air mineral pegunungan mungkin berhubungan dengan mata air tertentu dan tidak dapat dijual terpisah dari mata airnya. Dalam kasus yang demikian, pihak pengakuisisi mengakui sekelompok aset sebagai aset tunggal yang terpisah dari goodwill jika nilai wajar dari setiap aset di dalam kelompok tersebut tidak dapat diukur secara andal. 37. Sama halnya, kata “merek” dan “nama merek” sering digunakan sebagai persamaan dari “merek dagang” atau merek lain, Namun, dalam pengertian pemasaran secara umum kata merek dagang biasanya digunakan untuk mengacu pada sekelompok aset komplementer seperti “merek dagang” (atau merek jasa) dan hal tersebut berhubungan dengan nama dagang, formula, resep, dan keahlian teknologi. Jika nilai wajar dari setiap aset komplementer yang menyertai suatu merek tidak dapat diukur secara andal, maka pihak pengakuisisi mengakui sekelompok aset komplementer tersebut sebagai aset tunggal. Jika nilai wajar dari setiap aset komplementer dapat diukur secara andal, maka pihak pengakuisisi dapat mengakuinya sebagai aset tunggal jika setiap aset dalam kelompok tersebut memiliki umur manfeat yang sama. 38. Kuotasi harga pasar di pasar aktif memberikan estimasi nilai wajar yang paling andal untuk aset takberwujud (lihat juga paragraf 78). Harga pasar yang tepat biasanya adalah harga penawaran saat ini. Jika harga penawaran saat ini tidak tersedia, maka harga terkini dari transaksi serupa dapat menjadi dasar untuk mengestimasi nilai wajar aset sepanjang tidak terdapat perubahan keadaan ekonomi yang signifikan antara tanggal transaksi dan tanggal ketika nilai wajar aset diestimasi, 39. Jika tidak terdapat pasar aktif untuk aset takberwujud, maka nilai wajar dari aset tersebut adalah jumlah yang bersedia dibayar entitas untuk mendapatkan aset tersebut, pada tanggal akuisisi, dalam suatu transaksi wajar antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan berdasarkan tersedianya informasi terbaik. Dalam menentukan nilai tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa 40. Entitas yang terlibat dalam jual eli aset takberwujud mungkin telah mengembangkan teknik yang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar aset takberwujud secara tidak langsung, Teknik ini dapat digunakan dalam pengukuran awal aset takberwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis jika tujuannya adalah untuk mengestimasi nilai wajar dan jika teknik tersebut menggambarkan transaksi dan praktik dalam industri di mana aset tersebut digunakan. ‘Teknik ini mencakup antara lain: (a) Menerapkan multiples (formula, model, rasio) yang mencerminkan transaksi pasar terikini tethadap indikator yang memicu profitabilitas aset (misalnya pendapatan, pangsa pasat, dan laba operasi) atau tehadap arus royalti yang dapat diperoleh dari melisensikan aset takberwujud ke pihak lain dalam transaksi wajar (seperti dalam pendekatan ‘relief from royalty’-metode dengan gagasan entitas induk sebagai pemilik merek, meminjamkan merek kepada entitas anal, Jumlah yang dibayarkan entitas anak kepada entitas induk dinyatakan sebagai tarif royalti); atau (b) Mendiskonto estimasi arus kas neto masa depan dati aset. Pengeluaran Selanjutnya atas Proyek Penelitian dan Pengembangan yang Sedang Berjalan 41. Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang: (a) terkait dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan yang diperoleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset takberwujud; dan (b) terjadi setelah akuisisi proyek tersebut diperlakukan sesuai dengan paragraf 53-61. Ba. @ 198 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PSAK 19. BB 42. Penerapan persyaratan paragraf 53-61 berarti bahwa pengeluaran_selanjutnya atas proyek penelitian atau pengembangan dalam proses yang diperoleh terpisah, atau dari kombinasi bisnis, dan proyek tersebut diakui sebagai aset takberwujud: (a) diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika merupakan pengeluaran penelitian; (b) diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika merupakan pengeluaran pengembangen yang tidak memenuhi kriteria paragraf 56; dan (©) ditambahkan pada jumiah tercatat proyek penelitian atau proyek pengembangan dalam proses yang diperoleh jika merupakan biaya pengembangan yang memenuhi kriteria pengakuan di paragraf 56. Akuisisi melalui Hibah Pemerintah 43, Dalam beberapa kasus, aset takberwujud dapat diperoleh secara cuma-cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah. Hal ini terjadi ketika pemerintah memindahkan atau mengalokasikan aset takberwujud ke entitas seperti hak untuk mendarat di bandar udara, hak beroperasi stasiun televisi atau radio, hak impor, hak kuota atau hak untuk mengakses sumber terbatas lain. Sesuai dengan PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, entitas dapat memilih untuk mengakui baik aset takberwujud maupun hibah pada awalnya dengan nilai wajar. Jika entitas memilih untuk tidak mengakui aset pada awalnya dengan nilai wajar, maka entitas mengakui aset pada awalnya dengan nilai nominal (perlakuan lain yang diperbolehkan oleh PSAK 61) ditambah dengan segala pengeluaran yang dapat diatribusian secara langsung dalam menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan maksud penggunaannya. Pertukaran Aset 44, Satu atau lebih aset takberwujud mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter atau aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter, Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lain, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran yang diuraikan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan aset takberwujud tersebut diukur pada nilai wajar kecuali (a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau (b) nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal ‘Aset yang diperoleh diukur dengan cara tersebut bahkan jika entitas tidak dapat segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur pada nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan. 45, Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki: substansi komersial dengan mempertimbangkan sejauh mana ekspektasi arus kas masa depan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika: (a) konfigurasi (risiko, waktu, dan jumlah) arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan konfigurasi arus kas dari aset yang diserahkan; atau (b) _ nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengarub oleh transaksi berubah_ sebagai akibat dari pertukaran; dan (©) selisih di (a) atau (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan. Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi_komersial, nilai spesifike entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi tersebut menggambarkan arus kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas menyajikan perhitungan yang rinci. Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang momfoto-kopi atau memperbanyak 19. er 46. Paragraf 21(b) menetapkan bahwa kondisi untuk mengakui aset takberwujud adalah biaya perolehan aset dapat diukur secara andal, Nilai wajar suatu aset takberwujud, ketika transaksi pasar yang serupa tidak tersedia, dapat diukur secara andal jik: (a) variabilitas dalam rentang estimasi nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut adalah tidak signifikan; atau (b) probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajatr Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal baik dari aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserabkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima, kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas. Goodwill yang Dihasilkan secara Internal 47. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset. 48. Dalam beberapa kasus, entitas melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomi masa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset takberwujud yang dapat diakui sesuai dengan Pernyataan ini, Pengeluaran tersebut sering dianggap memberikan kontribusi terhadap timbulnya goodwill yang dihasilkan secara internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain) yang dikendalikan oleh entitas dan dapat diukur secara andal biaya perolehannya. 49, Selisih antara nilai pasar entitas dan jumlah tercatat aset neto teridentifikasi dapat mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi nilai entitas tersebut, Namun, selisih tersebut tidak dapat dianggap sebagai biaya perolehan aset takberwujud yang dikendalikan oleh entitas. Aset Takberwujud yang Dihasilkan secara Internal 50. ‘Terkadang sulit untuk menentukan apakah aset takberwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui, Kesulitan tersebut, antara lain, dalam: (a) menentukan apakah telah timbul dan saat timbulnya, aset teridentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomi masa depan; dan (>) menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal. Dalam beberapa kasus, biaya untuk menghasilkan aset takberwujud tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk memelihara atau meningkatkan goodwill yang dihasilkan secara internal atau biaya untuk menjalankan operasi sehari-hari. Oleh karena itu, selain memenuhi ketentuan umum dalam pengakuan dan pengukuran awal aset takberwujud, entitas menerapkan ketentuan dan panduan di paragraf 51-66 terhadap semua aset takberwujud yang dihasilkan secara internal. 51. Dalam menentukan apakah suatu aset takberwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas mengelompokan proses dihasilkannya aset takberwujud menjadi dua tahap: (a) tahap penelitian atau tahap riset; dan (b)_ tahap pengembangan. Walaupun istilah “penelitian” dan “pengembangan” sudah ada definisinya, istilah “tahap penelitian” dan “tahap pengembangan” dalam Pernyataan ini memiliki makna yang lebih luas. 52, Jika entitas tidak dapat membedakan antara tahap penelitian dan tahap pengembangan pada suatu proyek internal untuk menghasilkan aset takberwujud, maka entitas memperlakukan pengeluaran untuk proyek itu seolah-olah sebagai pengeluaran yang terjadinya hanya pada tahap penelitian. af }9.10 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilrang memfoto-kopi atau memperbanyak __ASET TAKBERWUJUD ‘Tahap Penelitian 53. Entitas tidak mengakui aset takberwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahap penelitian pada proyek internal). Pengeluaran untuk penelitian (atau tahap penelitian pada proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 54. Dalam tahap penelitian proyek internal, entitas tidak dapat menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada akan memberikan kemungkinan besar manfaat ckonomi masa depan. Dengan demikian, pengeluaran untuk penelitian selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 55. Contoh kegiatan penelitian adalah: (a) _kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru; (6) pencarian, evaluasi, dan seleksi final untuk penerapan atas penemuan penelitian atau pengetahuan lain; (©) pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa; dan (d) perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang diperbaiki. Tahap Pengembangan 56. Aset takberwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini: (a) kelayakan teknis penyelesaian aset takberwujud tersebut schingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual; (b) maksud untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya; (©) kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset takberwujud tersebut; (d) bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan. Antara lain entitas mampu menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset takberwujud atau pasar atas aset takberwujud itu sendiri, atau, jika aset takberwujud itu akan digunakan secara internal, entitas mampu menunjukkan kegunaan aset takberwujud tersebut; (e) tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lain untuk menyelesaikan pengembangan aset takberwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut; dan () kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak bewujud selama pengembangannya. 57. Dalam tahap pengembangan suatu proyek, terkadang entitas dapat mengidentifikasi aset takberwujud dan menunjukkan bahwa aset tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan, Hal itu dimungkinkan karena tahap pengembangan proyek lebih maju dibandingkan dengan tahap penelitian. 58. Contoh kegiatan pengembangan adalah: (a) desain, Konstruksi, serta pengujian purwarupa dan model sebelum produksi atau sebelum digunakan; (b) desain peralatan, jig, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baru; (©) desain, konstruksi, dan operasi pabrik percontohan, yang skalanya tidak ekonomi, untek produksi komersial; dan (d) desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang diperbaiki. Ms Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau momperbanyak PSAK 19. BB ASET TAKBERWUJUD ___PSAK 19 59. Untuk menunjukkan bagaimana aset takberwujud memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan, entitas melakukan penilaian terhadap manfaat ekonomi masa depan yang akan diterima dari aset tersebut berdasarkan prinsip dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Jika aset terscbut hanya akan menghasilkan manfaat ekonomi ketika digunakan bersama dengan aset lain, maka entitas menerapkan konsep unit penghasil kas sebagaimmana dijelaskan dalam PSAK 48. 60. Tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan, menggunakan, dan memperoleh manfaat dari aset takberwujud akan tampak dari, misalnya, rencana usaha yang menunjukkan sumber daya keuangan, sumber daya teknis, dan sumber daya lain yang dibutahkan dan entitas memiliki kemampuan untuk menjamin ketersediaan sumber daya tersebut. Dalam kasus tertentu, entitas menunjukkan tersedianya pendanaan dari luar entitas yang diindikasikan dengan memperoleh komitmen dari pemberi pinjaman untuk mendanai rencana tersebut. 61, Sistem biaya entitas sering kali dapat mengukur secara andal biaya perolehan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal, misalnya gaji dan pengeluaran lain yang dilakukan dalam rangka mendapatkan hak cipta atau lisensi atau mengembangkan piranti Tunak komputer. 62, Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan, dan hal yang secara substansi serupa yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset takberwujud. 63. Pengeluaran dalam rangka menghasilkan merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan dan hal yang secara substansi serupa yang dihasilkan secara internal tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan. Oleh karena itu, hal tersebut tidak diakui sebagai aset takberwujud. Biaya Perolehan Aset Takberwujud yang Dihasilkan secara Internal 64. Biaya perolchan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal sebagaimana dimaksud di paragraf 24 adalah jumlah pengeluaran yang terjadi sejak tanggal aset takberwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan sebagaimana diatur di paragraf 21, 22, dan 56. Paragraf 71 melarang pengeluaran yang diakui sebagai beban pada laporan keuangan tahunan atau laporan keuangan interim periode sebelumnya untuk diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset takberwujud. 65. Biaya perolehan aset takberwujud yang dibasilkan secara internal terdiri dari seluruh biaya yang dibutuhkan, yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat, menghasilkan, dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: (a) biaya bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi dalam menghasilkan aset takberwujuds (b) biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul dalam menghasilkan aset takberwujud tersebut; (©) biaya untuk mendafiarkan hak hukum; dan (d) amortisasi paten dan lisensi yang digunakan untuk menghasilkan aset takberwujud tersebut. PSAK 26: Biaya Pinjaman menetapkan keiteria untuk pengakuan bunga sebagai unsur bieya perolehan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal. 66. Berikut adalah komponen yang tidak termasuk dalam komponen biaya aset takberwujud yang dihasilkan secara internal: (a) biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya overhead umum lain, kecuali jika biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut untuk digunakan; wei Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA — Dilarang momfoto-kopi atau memperbanyak ASET TAKBERWUJUD. PSAK 19. (b) inefisiensi yang teridentifikasi dan kerngian operasi awal yang muncul sebelum aset memenuhi kinerja yang direncanakan; dan (©) pengeluaran untuk pelatihan karyawan yang mengoperasikan aset. ontoh ilustrasi paragraf 64 Entitas sedang mengembangkan suatu proses produksi baru. Selama tahun 20X8, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp1.000, dari jumlah tersebut Rp900 dikeluarkan sebelum tanggal 1 Desember 20X8 dan Rp100 dikeluarkan antara tanggal 1 Desember 20X8 sampai dengan tanggal 31 Desember 20X8, Entitas dapat menunjukkan bahwa pada tanggal 1 Desember 20X8, proses produksi telah memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset takberwujud. Jumlah terpulihkan dari pengetahuan yang terkandung di dalam proses tersebut (termasuk arus kas keluar masa depan untuk menyelesaikan proses sehingga siap digunakan) diperkirakan Rp500. Pada akhir tahun 20X8, proses produksi ini diakui sebagai aset takberwujud dengan biaya perolehan Rp100 (sebesar pengeluaran yang dilakukan sejak kriteria pengakuan biaya dipenuhi, yaitu tanggal 1 Desember 20X8). Pengeluaran sejumlah Rp900 yang dilakukan sebelum tanggal 1 Desember 20X8 diakui sebagai beban karena kriteria pengakuan baru dipenuhi tanggal 1 Desember 20X8. Pengeluaran ini tidak akan pernah menjadi bagian dari biaya perolchan proses produksi yang diakui pada laporan posisi keuangan. Selama tahun 20X9, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp2.000, Pada akhir tahun 20X9, jumlah terpulihkan dari pengetahuan yang terkandung dalam proses produksi terebut (termasuk arus kas keluar masa depan untuk menyelesaikan proses sehingga siap digunakan) diperkirakan Rp1.900. Pada akhir tahun 20X9, biaya perolehan proses produksi adalah Rp2.100 (yaitu pengeluaran Rp100 yang diakui pada akhir tahun 20X8 ditambah pengeluaran Rp2.000 yang diakui tahun 20X9). Entitas mengakui kerugian karena penurunan nilai aset sebesar Rp200 untuk menyesuaikan jumlah tercatat proses sebelum terjadinya penurunan nilai (Rp1.900). Rugi penurunan nilai ini akan dibalik pada periode berikutnya jika ketentuan yang berlaku bagi pembalikan rugi penurunan nilai dipenuhi sebagaimana yang diatur PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. PENGAKUAN BEBAN 67. Pengeluaran atas aset takberwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali: (a) pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset takberwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 18-66); (b) sesuatu yang takberwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset takberwujud. Jika demikian halnya, maka pengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi (that PSAK 22: Kombinasi Bisnis). 68. Dalam beberapa kasus, pengeluaran dilakukan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan bagi entitas, tetapi tidak ada aset takberwujud ataupun aset lain yang diperoleh atau dihasilkan yang dapat diakui. Dalam hal pembelian barang, pengeluaran tersebut diakui sebagai beban pada saat entitas mempunyai hak atas barang tersebut. Dalam hal pembelian jasa, pengeluaran tersebut diakui sebagai beban ketika entitas menerima jasa tersebut. Misalnya, pengeluaran untuk kegiatan penelitian selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya (lihat paragraf 53), kecuali ketika itu merupakan bagian dari kombinasi bisnis. Hak Cipla © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PSAK 19 Contoh lain dari pengeluaran yang diakui sebagai beban saat terjadinya adalah: (a) pengeluaran untuk kegiatan perintisan (biaya perintisan), kecuali jika pengeluaran ini termasuk dalam biaya perolchan aset tetap sebagaimana diatur dalam PSAK 16: Aset Tetap. Biaya perintisan dapat mencakup biaya pendirian, seperti biaya hukum dan biaya kesekretariatan yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan badan hukum, pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau fasilitas baru (biaya prapembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau meluncurkan produl atau proses baru (biaya praoperasi). (>) pengeluaran untuk kegiatan pelatihan. (© pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi (termasuk katalog pesan antar) (@)_ pengeluaran dalam rangka relokasi dan reorganisasi sebagian atau seluruh entitas. 69, Entitas mempunyai hak akses kepada suatu barang ketika entitas memilili barang tersebut. Entitas juga mempunyai hak akses kepada suatu barang ketika barang tersebut dibuat oleh pemasok sesuai dengan syarat dalam kontrak dan entitas dapat meminta pengiriman barang atas pembayaran yang sudah diberikan. Jasa diterima ketika jasa tersebut dilaksanakan oleh pemasok sesuai dengan kontrak dan bukan ketika jasa tersebut digunakan entitas untuk menunaikan jasa Jain, misalnya, untuk menunaikan jasa iklan ke pelanggan, 70. Paragraf 67 tidak menghalangi entitas untuk mengakui pembayaran di muka sebagai aset, yaitu ketika pembayaran atas barang dilakukan sebelum entitas memperoleh akses atas barang tersebut. Serupa dengan hal tersebut, paragraf 67 juga tidak menghalangi entitas untuk mengakui pembayaran di muka sebagai aset ketika pembayaran dilakukan sebelum entitas menerima jasa tersebut, Beban Masa Lalu Tidak Boleh Diakui sebagai Aset 71. Pengeluaran atas pos aset takberwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak diakui sebagai bagian dari biaya perolchan aset takberwujud di kemudian hari. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN 72. Entitas memilih model biaya di paragraf 74 atau model revaluasi di paragraf 75 sebagai kebijakan akuntansinya. Jika aset takberwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, maka semua aset lain dalam kelompok tersebut diperlakukan dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak terdapat pasar aktif untuk aset tersebut. 73. Kelompok aset takberwujud adalah pengelompokan aset dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam kegiatan operasi entitas. Aset dalam sekelompok aset takberwujud direvaluasi pada waktu yang bersamaan untuk menghindari revaluasi aset secara selektif dan pelaporan jumlah dalam laporan keuangan yang menggambarkan perpaduan biaya perolehan dan nilai aset pada tanggal yang berbeda. Model Biaya 74. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolchan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, Model Revaluasi 75. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi, Untuk tujuan revaluasi berdasarkan Pernyataan ini, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan referensi dari pasar aktif. dl 19.14 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA — ASET TAKBERWUJUD Revaluasi dilakukan secara reguler sehingga pada tiap akhir periode pelaporan jumlah tercatat aset takberwujud tersebut tidak memiliki perbedaan yang material dengan nilai wajarnya. 76. Model revaluasi tidak memperbolehkan: (2) revaluasi aset takberwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset; atau (b) pengakuan awal aset takberwujud pada jumlah tertentu selain biaya perolehannya. 77. Model revaluasi digunakan setelah suatu aset telah diakui awalnya dengan metode biaya. Namun, jika hanya sebagian biaya dari aset takberwujud diakui sebagai aset karena aset tersebut tidak memenuhi kriteria pengakuan sampai pertengahan proses (Jihat paragraf 64), maka model revaluasi dapat diterapkan untuk keseluruhan aset. Di samping itu, model revaluasi dapat diterapkan pada aset takberwujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan diakui pada jumlah nominal (lihat paragraf 43). Pasar aktif untuk aset takberwujud sesuai dengan karakteristik di paragraf 08 biasanya tidak tersedia, meskipun hal tersebut mungkin saja terjadi, Misalnya, di beberapa jurisdiksi, mungkin saja terdapat pasar aktif untuk lisensi yang dapat dialihkan secara bebas untuk izin operasi taksi, izin penangkapan ikan atau hak kuota produksi. Namun, pasar aktif dapat tidak ada untuk merek, kepala surat kabar, hak menayangkan musik dan film, paten atau merek dagang, karena setiap aset tersebut unik. Di samping itu, meskipun aset takberwujud dapat dibeli dan dijual, namun kontrak dinegosiasikan antara penjual dan pembeli, dan transaksi tersebut secara relatif jarang terjadi, Untuk alasan tersebut, harga yang dibayarkan untuk satu aset mungkin tidak memiliki bukti yang kuat sebagai nilai wajar aset yang lain. Lebih jauh lagi, harga aset sering kali tidak tersedia untuk diketahui publik. 79, Prekuensi revaluasi bergantung pada volatilitas nilai wajar aset takberwujud yang direvaluasi. Jika nilai wajar aset yang direvaluasi berbeda secara material dengan jumlah tercatatnya, maka dibutuhkan adanya revaluasi lebih lanjut. Beberapa aset takberwujud mungkin mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan, Revaluasi tahunan tersebut tidak perlu dilakukan untuk aset takberwujud yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan. 80. _Jika aset takberwujud direvaluasi, maka akumulasi biaya amortisasi pada tanggal revaluasi: (a) disajikan Kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya; atau (b) dicliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah climinasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. 81. Jika suatu aset takberwujud dalam sekelompok aset takberwujud yang direvaluasi tidak dapat direvaluasi karena tidak terdapat pasar aktif untuk aset takberwujud tersebut, maka aset takberwujud tersebut dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, 82. Jika nilai wajar aset takberwujud yang direvaluasi tidak lagi dapat ditentukan dengan referensi pasar aktif, maka jumlah tercatat aset takberwujud tersebut adalah jumlah revaluasian pada tanggal terakhir kali revaluasi dilakukan dengan referensi nilai pasar aktif dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. 83. Fakta bahwa tidak ada lagi pasar aktif untuk aset takberwujud yang telah direvaluasi dapat menjadi indikator bahwa aset takberwujud tersebut mengalami penurunan nilai dan harus diuji sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA — Dilarang momfoto-kopi atau momperbanyek are f@_ASET TAKBERWUJUD. PSAK 19 84, _Jika nilai wajar aset takberwujud tersebut dapat ditentukan dengan referensi pasar aktif pada tanggal pengukuran selanjutnya, maka model revaluasi diterapkan mulai tanggal tersebut. 85. Jika jumlah tercatat aset takberwujud meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi. 86. Jika jumlah tercatat aset takberwujud turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Namun, penurunan nilai tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. 87. Nilai kumulatif surplus revaluasi yang terdapat di ekuitas dapat ditransfer secara langsung ke saldo laba ketika surplus direalisasi. Surplus keseluruhan dapat direalisasi pada saat penghentian atau penghapusan aset. Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat direalisasi sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas; dalam kasus yang demikian, nilai surplus yang diakui adalah selisih antara amortisasi berdasarkan jumlah tercatat revaluasian dan amortisasi yang telah diakui jika aset tersebut diakui dengan dasar biaya historisnya. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi. UMUR MANFAAT 88. Entitas menilai apakah umur manfaat aset takberwujud terbatas atau tidak terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan selama umur manfaat. Aset takberwujud dianggap oleh entitas memiliki umur manfaat tidak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode aset diperkirakan menghasilkan arus kas neto untuk entitas. 89. Akuntansi aset takberwujud didasarkan pada umur manfaatnya. Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi (lihat paragraf 97-106), dan aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi (lihat paragraf 107-110). Contoh ilustrasi yang melengkapi Pernyataan ini mengilustrasikan pengertian umur manfaat untuk aset takberwujud yang berbeda dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset berdasarken penentuan umur manfaatnya, 90. Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan umur manfaat aset takberwujud, termasuk: (a) ckspektasi manfaat aset untuk entitas dan apakah aset dapat dikelola secara efisien oleh tim manajemen lain; () daur hidup tipikal dari aset dan informasi umum mengenai estimasi umur manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa; (©) keusangan teknis, teknologi, komersial atau jenis keusangan lain; (a) _stabilitas industri di mana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar atas produk atan jasa yang dihasilkan aset tersebut; (©) ekspektasi tindakan kompetitor atau kompetitor potensials (f) _ tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat ekonomi masa depan aset serta kemampuan dan maksud entitas untuk mencapai tingkat tersebut; (g) _periode pengendalian aset dan batasan hukum atau batasan serupa dalam pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang terkait; dan (h) apakah umur manfaat aset bergantung pada umur manfaat aset lain entitas. wei Hak Cipta © 2072 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ~ Dilarang mamfoto-kopi atau memperbanyak

Anda mungkin juga menyukai