Anda di halaman 1dari 6

BAB I

 PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian elemen gerakan
kemahasiswaan di Indonesia .dan sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa  Islam,sekaligus
Organisasi Otonom (otonom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang
Keagamaan,Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan.IMM berdiri di Surakarta tanggal 14
Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H.Tujuan IMM adalah “mengusahakan terbentuknya
Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”

Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dilatar belakangi oleh dua faktor,
faktor yang pertama yaitu faktor internal dan yang kedua  faktor eksternal.Yang dimaksud
dengan faktor internal adalah faktor yang terdapat atau faktor yang ada dalam organisasi
muhammadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal yang ada di luar
muhammadiyah,yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan bangsa serta dinamika gerakan
organisasi-organisasi mahasiswa.

Faktor internal yaitu dorongan untuk mengembangkan ideology ,paham dan cita-cita
muhammadiyah.Untuk mewujudkan cita-cita dan merefleksikan ideologi
muhammadiyah.Sedangkan faktor eksternal berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan diluar dan sekitar muhammadiyah.Hal
ini paling tidak berkaitan dengan keadaan umat Islam,kehidupan berbangsa dan bernegara
rakyat Indonesia,serta dinamika gerakan mahasiswa.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan urusan latar belakang diatas, ada tiga rumusan masalah dari makalah ini.
1.Bagaimana identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ?
2.Bagaimana tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ?
3.Bagaimana upaya menghadapi tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa    Muhammadiyah
(IMM) ?

C.     TUJUAN PELAKSANAAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas,ada tiga tujuan dari pembuatan makalah ini.

1.Mengetahui identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)


2.Mengetahui tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
3.Mengetahui upaya menghadapi tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) 

BAB II
PEMBAHASAN
A.   IDENTITAS IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Gerakan Mahasiswa ialah kegiatan kemahasiswaan yang ada didalam maupun diluar
perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan,intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal
bakal perjuangan nasional.begitu juga dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
yang merupakan gerakan mahasiswa islam sekaligus Organisasi otonom (Ortom)
Muhammadiyah yang bergerak dibidang Keagamaan,Kemahasiswaan dan Kemasyarakatan.
Sebuah gerakan Islam yang merupakan pelebaran sayap dari semangat pembaharuan pemikir
Islam yang muncul dari gerakan ijtihad setelah sekian lama pemikiran Islam dianggap selesai
dan final.

Sebuah gerakan yang mengemban misi dakwah yang sangat besar yaitu mencapai tujuan
Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terbentuk
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan ajaran Rasul SAW. Muhammadiyah
sendiri ialah gerakan Islam,dakwah amar makruf nahi mungkar, dan tajdid bersumber pada
Al-Quran dan As-Sunnah.Dengan identitas Islam itu,Muhammadiyah dan orang-orang
muhammadiyah tidak hanya menjadikan Islam sebagai simbol dan atribut diri,tetapi sekaligus
mengemban misi dakwah dan menjadi gerakan pembaharuan,sehingga Islam terwujud dalam
kehidupan.

Sedangkan tujuan dari IMM sendiri ialah ”mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam
yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”
IMM berdiri di Surakarta tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H.dan didirikan oleh
Mohammad Djazman Al-Kindi.Selaiin Djazman,tokoh-tokoh awal IMM lainnya yang
terkenal di antaranya seperti : A.Rosyad Sholeh,Soedibjo Markoes,Muhammad
Arief,Sutrisno Muhdam,Zulkabir,Syamsu Udaya Nurdin,Nurwijoyo dll

IMM adalah gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan


mahasiswa.kader IMM harus mampu memadukan ilmiah dan akidahnya sehingga dapat
berjalan beriringan dan seimbang.
IMM juga disebut sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan
(action). Perbuatan (action) adalah syarat utama, dalam meraih suatu perubahan, meskipun
tentunya ditopang oleh gagasan-gagasan progresif dan mencerahkan. Sebagai intelektual,
IMM tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja. Melainkan, mengupayakan
perwujudannya. Dalam merespons realitas, kader IMM memiliki bekal fondasi teologis (Al-
Quran dan sunah) serta fondasi teoritis (logis, reflektif, metodis), yang sejalan dengan
kebutuhan zaman. Hal tersebut tidak hanya menjadi bangunan menara gading yang
dengannya kita dapat melihat secara luas berbagai problematika dan berbagai tantangan. Tapi
juga IMM mampu menghasilkan ‘sesuatu’ alias produk intelektualnya. Baik itu berupa
gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah mencerahkan, gerakan edukasi, dan lainnya.
Itulah bentuk nyata dari dialektika yang dilakukan IMM. Agar pemahaman setiap kader
mengkristal menjadi sebuah pengamalan.  Maka, agenda-agenda mengaksikan slogan IMM
adalah sebuah konsekuensi logis untuk mewujudkan cita-cita besar IMM. Dengan spirit
mengaksikan slogan, serta senantiasa berupaya dan berorientasi kepada kristalisasi ideologi
kader, yang tidak hanya sampai di tataran pemahaman, tapi sampai ke pengamalan dan
kemudian menjadi pengalaman, IMM kemudian akan hadir dengan wajah yang
memasyarakat, sederhana, dan mudah berbaur dengan realitas. Sebagai modal dasar
membangun gerakan yang memiliki daya jual dimasyarakat.

IMM juga memiliki sebuah identitas gerakan yang terdiri dari Tri Kompetensi Dasar ,6
Penegasan,Nilai Dasar Ikatan,Profil Kader Ikatan,dan Trilogi.Tri kompetensi dasar (TKD)
IMM yang terdiri dari religiusitas,intelektualitas, dan humanitas, adalah satu-kesatuan. Tidak
pas jika kita menafsirkan TKD secara parsial, satu per satu. Misalnya, dengan memberi
sebutan kader religius, kader humanis, atau kader intelek. Sebab, sudah menjadi kepribadian
bagi kader IMM untuk memiliki dan menjalankan TKD secara kaffah (utuh). Setidaknya,
setiap kader memiliki potensi yang sama untuk mampu menjalankan ketiganya secara utuh.

intelektual adalah akar dari suatu gerakan. Dalam artian sebagai pembangun dan pemerkuat
landasan gerakan. Jika tradisi ini luntur, maka pupuslah gerakan-gerakan yang kita
perjuangkan. Dan akan berujung kepada stagnasi gerakan.
Intelektual seperti yang dikatakan Kuntowijoyo adalah orang yang hidup dalam masyarakat
dan meminjamkan pisau analisisnya kepada masyarakat, agar mereka (masyarakat) bisa
menghadapi problematika dan merumuskan sendiri solusinya. Maka seyogianya, seorang
intelektual memiliki cakrawala keilmuan yang mumpuni, berpikir yang logis dan ilmiah, serta
memiliki keikhlasan untuk bermasyarakat, guna menjawab setiap tantangan realitas. Sejalan
dengan itu, Sani dalam Manifesto Gerakan Intelektual Profetik menjelaskan bahwa
intelektual yang berbasis gerakan profetik, bukan hanya melakukan tindakan protes terhadap
kebijakan-kebijakan para penguasa, tapi juga penting untuk melakukan pemberdayaan dan
pendampingan di bawah (masyarakat).
 
Logikanya, ketika memiliki intelektualitas yang kuat, maka akan tercermin dari perilaku kita
sehari-hari (akhlak), baik dalam hal beribadah maupun dalam berhubungan sesama
manusia.IMM lahir di rahim Muhammadiyah adalah untuk menjalankan visi perbaikan
akhlak di kalangan masyarakat kampus (mahasiswa). Semangat historisitas ini tidak boleh
bergeser apalagi berubah, bahwa IMM merupakan kekuatan moral bangsa, IMM merupakan
pundi-pundi integritas bangsa, IMM merupakan laboratorium pendidikan karakter bagi
mahasiswa di berbagai kampus .  Begitupun ketika kita memiliki religiusitas yang baik, maka
kita harus baik terhadap sesama manusia dan senantiasa memperkuat basis yakni dengan
mengamalkan nilai-nilai ketuhanan ke dalam perilaku dan tindakan.
kader IMM patut menyadari dan meyakini bahwa setiap napas dan langkah gerakan adalah
dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Kesadaran berlandaskan tauhid ini disebut pula
dengan istilah kesadaran teologis. Kesadaran dan keyakinan ini akan menjadi fondasi bagi
kita dalam menjalankan gerakan dakwah IMM. Sebuah kesadaran yang lahir dari proses
penempaan, akan melahirkan spirit atau semangat yang senantiasa menjadi pijakan kita untuk
bergerak.

Humanitas dipahami sebagai kompetensi hubungan sosial atau kemanfaatan kepada


manusia.hal ini sesuai dengan wasiat Rasulullah Muhammad SAW dalam haditsnya,sebagai
berikut :

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia”


(Hadits Riwayat Ahmad,ath Thabrani,ad Daruqutni)
ketika humanitas kita baik maka itu adalah cerminan dari nilai-nilai keislaman dan
intelektualitas yang dimiliki. Sebagai jati diri, TKD ini pun memiliki semangat sufisme.
Sebab, sebagai pijakan dan tujuannya adalah tetap kepada Tuhan. Yakni, beribadah lillahi
ta’ala. Namun, spirit sufisyik di sini tidak berhenti sebatas mengerjakan ritual ibadah (rukun)
saja. Melainkan harus dimaknai lebih luas dan ditafsirkan ke dalam perilaku. Hal ini tentunya
menegaskan bahwa IMM adalah penerus dan penyempurna dakwah Muhammadiyah. Dengan
cita-citanya membentuk kader-kader akademisi bercorak Islami.

B. TANTANGAN ZAMAN BAGI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH


Sebenarnya banyak sekali tantangan yang ada pada saat ini terutama di era teknologi yang
semakin pesat berkembang .Problematika yang terjadi saat ini, yang pertama adalah tren,
yang tercermin dari gaya hidup berbasis teknologi digital. Tidak jarang kaum muda menjadi
objek sasaran dari adanya kejahatan digital. Dengan maraknya media sosial, yang kadang
digunakan tidak pada tempatnya dan banyaknya berita yang tidak dapat  dipertanggung
jawabkan kebenarannya (HOAX).adanya desakan dalam gaya hidup yang sekarang berkaitan
dengan keinginan untuk hidup dalam ketidakpedulian terhadap sejarah dan masa lalu
sesorang,serta tenggelam dalam pemuasan sensual yang bersifat instan dan pemujaan
terhadap tubuh.Kehilangan makna hidup dikalangan kaum mudalah yang menuntut mereka
turun kejalan sensual sesaat melalui seksualitas dan pengunaan obat-obatan dan dalam
beberapa kasus kepada kekerasan dan kriminal atau pencarian filsafat,kebudayaan dan
bahkan agama baru.

Kedua, yaitu Pergaulan di kalangan kaum muda saat ini tidak hanya terbatas di ruang kelas
dan lingkungan saja.akan tetapi banyaknya pergaulan bebas sehingga semakin sulit dalam
mengontrol dan  melunturnya nilai keagamaan serta banyak aliran/faham dan anggapan buruk
terhadap agama,yaitu kelompok-kelompok yang gemar jalan ke mall atau sekadar nongkrong
di warung/kantin. Biasanya, waktu hanya mereka habiskan dengan nongkrong dan jalan-jalan
(berbelanja di mall). Bagi sebagian dari mereka ada yang antipati terhadap organisasi, apalagi
organisasi dakwah.

Ketiga, yaitu cara berpikir kerdil. Menurut Nithzche, dikutip Eko Prasetyo, lebih baik berbuat
jahat daripada berpikiran kerdil (Bangkitlah Gerakan Mahasiswa). Artinya, kebaikan itu
harus dikerjakan, bukan hanya dipikirkan atau didiskusikan. Jika hanya menjadi sebatas
wacana maka kita akan kalah langkah oleh kejahatan-kejahatan, meskipun sifatnya kecil.
Apalagi, kejahatan yang besar.

C.   UPAYA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN BAGI IKATAN


MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Dengan adanya berbagai persoalan dan tantangan yang ada pada saat ini,hendaknya kita bisa
menerawang tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan dan dikembangkan oleh pergerakan
IMM. Pertama,melakukan penelurusan terhadap tren yang berkembang atau membuat tren
baru untuk mengimbangi tren tersebut. Kedua,bersifat inklusif yaitu memperkuat pola
kaderisasinya,sebagai ujung tombak perkaderan.
Tren seperti yang sudah dijelaskan di atas merupakan suatu produk yang tercipta dari
kebutuhan zaman.tren akan selalu berubah dan selalu dimonopoli oleh kepentingan dan
permintaan pasar.Siasat untuk melawannya adalah dengan dakwah pencerahan. Atau dengan
membuat tren tandingan. Siasat dakwah yang mencerahkan harus dimulai dari pola pikir yang
sesuai atau melintasi zaman. Artinya,dengan ide-ide kreatif dakwah bisa dilancarkan.
Misalnya,menggunakan media sosial yang saat ini sangat digandrungi oleh kaula muda.Isinya
bisa dengan unggahan yang berisi pelurusan terhadap tren-tren yang berkembang.

Dan dengan banyaknya tantangan di era ini maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga
harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai Tri Kompetensi Dasar sebagai benteng dalam
menghadapi berbagai tantangan yang ada.ketika Nilai Keagamaan mulai meluntur serta
banyak aliran/faham dan anggapan buruk terhadap agama,itu menjadi sebuah tantangan untuk
kader IMM agar dapat menerapkan nilai-nilai agama yang kaffah sebagaimana yang
diajarkan oleh KH.Ahmad Dahlan yang sesuai dengan ajaran Rasul SAW dengan membawa
Muhammadiyah.Yakni ajaran agama yang murni,suci,sesuai dengan syariat islam dan jauh
dari paham yang bersifat syirik,khurofat,takhayul,dsb

Lanjut dari segi aspek intelektualitas, yakni bagimana kader IMM dapat mengembangkan
pola pikir,daya kritis,serta cakap dalam pikiran perkataan dan perbuatan berdasarkan
teori,riset dan data bukan hanya sekedar pintar dalam berbicara.ketika munculnya banyak isu
dan berita maka IMM harus mampu menanggapi isu atau berita dengan cermat dan
melakukan riset yang berdasarkan fakta.

Selanjutnya humanitas,yang telah kita ketahui dengan berkembang pesatnya teknologi,dapat


menjadikan hubungan kemanusiaan menjadi renggang bahkan terpecah belah.Sebagai contoh
adalah orang yang semakin sibuk dengan handphone nya masing-masing ketika berada dalam
suatu perkumpulan.maka ini menjadi tantangan bagi kader Muhammadiyah untuk bagaimana
memposisikan diri sebagai humanitas yang menjaga hubungan baik dengan manusia,bersikap
dan bertindak dengan bijaksana terhadap orang lain.dengan demikian IMM harus bisa
menjaga humanisme nya tanpa terpengaruh oleh perubahan dan berbagai tantangan zaman.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa islam yang memiliki
tujuan untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan cita-cita muhammadiyah .dalam
mengemban dakwah muhammadiyah,IMM memiliki sebuat Tri Kompetensi Dasar yaitu
Religiusitas,Intelektualitas,dan Humanitas sebagai identitas gerakan.selain menjadi identitas
gerakan Tri Kompetensi Dasar memiliki peran yang sangat besar bagi pergerakan IMM dan
sangat berperan bagi penanaman identitas kader.
Tri Kompetensi Dasar juga sangat berperan untuk menghadapi perubahan zaman yang
berguna sebagai tameng dalam melanjutkan dakwah muhammadiyah sehingga tidak mudah
goyah dan tergerus oleh zaman.
B.     KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,saya
sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama pimpinan
agar bisa menjadi pembelajaran bagi saya.saya hanyalah manusia biasa.jika ada kesalahan,itu
datangnya dari saya sendiri dan jika ada kebenaran datangnya dari Allah Swt

Anda mungkin juga menyukai