BAB I
PENDAHULUAN
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 1
BAB I
b. Pasir Kelanauan
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir dan mengandung sejumlah
lanau.
c. Pasir Kelempungan
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir dan mengandung lempung.
Begitu pula campuran tanah yang lain, cara pemberian nama atau istilah seperti
di atas yang banyak disebut lebih dahulu kemudian dapat diikuti oleh warna tanah.
Penggolongan Jenis Tanah Berdasarkan Ukuran Butir Tanah:
a. Tanah berbutir kasar
Tabel 1.1 Tanah Berbutir Kasar
Macam tanah Batas ukuran butir
Berangkal (boulder) > 200 mm (20 cm)
Kerakal (cobblestone) 60 - 200 mm ( 6 - 20 cm)
Kerikil (gravel) 2 mm- 60 mm (0,2 – 6 cm)
Pasir kasar (course sand) 0,6 mm – 2 mm
Pasir sedang (medium sand) 0,2 mm – 0,6 mm
Pasir halus (fine sand) 0,06 mm – 0,2 mm
Sumber: British Std and M.I.T
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 2
BAB I
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 3
BAB I
5) Uji Pemadatan, Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pori – pori
tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis bertujuan untuk
mendapatkan grafik hubungan antara berat volume kering (d) dan kadar air
(w). ada dua percobaan kepadatan tanah, yaitu standart compaction test dan
modified compaction test.
6) Pemeriksaan CBR Laboratorium, untuk menentukan CBR tanah dan
campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air
tertentu.
7) Uji Permeabilitas, untuk mendapatkan nilai yang representative dari
koefisien aslinya dilapangan.
8) Uji Triaxial, untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam suatu
contoh tanah.
9) Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial persatuan luas
penampang pada saat benda uji mengalami keruntuhan.
10) Uji Kuat Geser Langsung, untuk menentukan harga kohesi (c) dan sudut
geser dalam ( ) dari tanah.
11) Uji Modulus Elastisitas, untuk menentukan sifat elastisitas suatu jenis tanah,
yaitu sifat – sifat perubahan bentuk oleh adanya perubahan tekanan yang
bekerja pada tanah.
12) Uji konsolidasi, dalam uji konsolidasi ini terdapat dua hal yang perlu
diketahui, yaitu besarnya penurunan dan kecepatan penurunan.
13) Uji Atterberg, untuk mendapatkan batas cair, batas plastis dan batas susut.
Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali artinya untuk menyajikan
suatu gambaran yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan karakteristik untuk kondisi
tanah yang diteliti.
Untuk praktikum Mektan II ini, uji-uji yang kami lakukan berupa uji lapangan
dan uji laboratorium. Pada pekerjaan pengujian lapangan berupa uji hand boring dan
pekerjaan pengujian di laboratorium berupa uji berat volume, uji kadar air, uji berat
jenis, uji pemadatan, pemeriksaan CBR laboratorium, uji kuat tekan bebas, uji kuat
geser langsung, uji konsolidasi, dan uji batas attertberg.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 4
BAB I
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 5
BAB II
BAB II
PEMERIKSAAN HAND BORING
(ASTM D – 1452 – 65)
2.1 Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan Hand Boring adalah :
a. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dan jenis tanah tiap kedalaman tertentu
secara visual.
b. Untuk pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample).
c. Untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
2.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan hand boring ini adalah
sebagai berikut:
a. Peralatan bor yang terdiri dari:
1) Kop tumbukan
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 6
BAB II
2.4 Lokasi
Pemeriksaan hand boring dilakukan di Jalan Gambut, Km 17 daerah rawa
sekitar Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 7
BAB II
j. Pada setiap ujung tabung, tanah dibuang ± 3 cm, kemudian diberi parafin
Berair, Coklat
0.8 Lanau
Kehitaman
1.2 Lempung Berair, Coklat
Berpasir Kehitaman
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 8
BAB II
2.7 Kesimpulan
Berdasarkan tabel 2.1 dominan jenis tanah di Jalan Gambut, Km 17 daerah rawa
sekitar Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum adalah lempung berpasir dengan M.A.T pada
kedalaman 0,8m.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 9
BAB II
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 10
BAB III
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR
(ASTM D 2216)
3.1 Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air asli
tanah.
3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar air
(water content) ini adalah sebagai berikut:
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.
b. Cawan kedap udara dapat dibuat dari gelas atau logam/aluminium.
c. Desikator.
d. Neraca o‟hauss dengan ketelitian 0,001 gram.
e. Pisau perata.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 11
BAB III
3.6 Perhitungan
(W1 W2 )
Kadar air tanah (w) = x 100 %
(W2 W3 )
Dimana:
w = Kadar air tanah ( % ).
W1 = Berat container + tanah basah ( gr ).
W2 = Berat container + tanah kering ( gr ).
W3 = Berat container ( gr ).
Contoh perhitungan:
Diketahui data sampel 1 sebagai berikut:
Nomor cawan = 0039
Berat cawan + tanah basah (W1) = 31,85 gram.
Berat cawan + tanah kering (W2) = 24,52 gram.
Berat cawan (W3) = 9,83 gram.
Ditanyakan : kadar air tanah (w) pada sampel 1=………………?
Penyelesaian:
Berat air (Ww = W1-W2) = 7,33 gram.
Berat tanah kering (Ws = W3 – W1) = 14,69 gram.
w
Kadar air (w = x 100%) = 49,90 %
s
Perhitungan selanjutnya lihat pada tabel 2.2
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 12
BAB III
3.7 Kesimpulan
Dari tabel 2.2 diperoleh nilai kadar air untuk UDS HB 2 dengan kedalaman
2,60-3,00 m adalah 49,97%.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 13
BAB IV
BAB IV
PERCOBAAN BERAT ISI
(ASTM D 2937-83)
4.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan density tanah yang relatif tidak
terganggu (undisturbed soil).
4.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan berat volume (volumetric
weight) ini adalah sebagai berikut:
a. Ring sebanyak 3 buah, berat volumenya diketahui.
b. Container sebanyak 3 buah.
c. Timbangan.
d. Pisau perata.
4.5 Perhitungan
(W1 W2 )
Kadar air tanah (w) = x 100 %
(W2 W3 )
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 14
BAB IV
Dimana:
w = Kadar air tanah ( % ).
W1 = Berat container + tanah basah ( gr ).
W2 = Berat container + tanah kering ( gr ).
W3 = Berat container ( gr ).
Wwet
Berat Volume tanah ( m) = ( gr/cm³ )
Vwet
Dimana:
Wwet = Berat tanah basah.
Vwet = Isi kering
Contoh perhitungan:
Diketahui data pada sampel 1 sebagai berikut:
Wring + Wwet = 146,14 gram……….(1)
Wring = 58,80 gram……….(2)
Vwet = Vring = 56,70 gram……….(3)
Ditanyakan : Wwet = ?
γm = ?
Penyelesaian : Wwet = (1) – (2) = 146,14 – 58,80
= 87,34 gram…………(4)
γm = (4) / (3) = 87,34 / 56,70
= 1,540 gram/cm3
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Perhitungan Berat Volume Tanah
Depth. 2,40 - 3,00 m
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 15
BAB IV
= 1,559 gr/cm3
Berat volume kering (d ) dapat dihitung :
m 1,559
d = = = 1,040 gr/cm3
1 w 1 0,4997
Perhitungan void ratio (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr) :
o Volume ring = ¼ d2t
Diketahui :
Ring 1
d = 6,37 cm
t = 1,78 cm
Volume ring 1 = ¼ (3,14) x (6,37)2 x (1,78)
= 56,70 cm3
Ring 2
d = 6,37 cm
t = 1,91 cm
Volume ring 2 = ¼ (3,14) x (6,37)2 x (1,91)
= 60,84 cm3
Ring 3
d = 6,38 cm
t = 1,81 cm
Volume ring 3 = ¼ (3,14) x (6,38)2 x (1,81)
= 57,68 cm3
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 16
BAB IV
1
Wwet
3
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 17
BAB IV
(1 0,4997) 2,609 1
= -1
1,599
= 1,445
e
Porositas (n) =
1 e
1,445
=
1 1,455
= 0,589
0,4997 2,609
= x 100%
1,445
= 90,223%
4.7 Kesimpulan
Parameter pemeriksaan berat volume yang diperoleh dari UDS HB 2 dengan
kedalaman 2,60-3,00 m adalah sebagai berikut:
a) Berat Volume tanah basah (m) = 1,559 gr/cm³ .
b) Berat Volume tanah kering (d) = 1,040 gr/cm3 .
c) Void Ratio (e) = 1,445
d) Porositas (n) = 0,589
e) Derajat kejenuhan (Sr) = 90,233%
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 18
BAB IV
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 19
BAB V
BAB V
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
SPECIFIC GRAVITY (Gs)
(ASTM D 854 -58)
5. 1 Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis butiran tanah (Gs).
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air
destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu pula. Biasanya
diambil pada temperature 27,5ºC.
Berdasarkan nilai Gs tersebut dapat diketahui apakah contoh tanah organis atau
anorganis.
Jadi untuk tanah yang terdiri dari campuran bahan organik maupun bahan
anorganik tentu mempunyai nilai Gs yang tergantung dari komposisi campuran bahan-
bahan tersebut. Untuk perencanaan bangunan, pengetahuan tentang adanya bahan
organis sangat penting, karena tanah organis berbahaya untuk tanah bangunan.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 20
BAB V
5.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan berat jenis
tanah/Specific gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut:
a. Piknometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan kapasitas
50 ml.
b. Desikator sebanyak 1 (satu) buah.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
e. Termometer dengan ukuran (0 - 50)° C dengan ketelitian 1° C.
f. Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan).
g. Air suling.
h. Bak perendam.
i. Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1 – 1,5 pk).
j. Gliserin.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 21
BAB V
5.5 Perhitungan
2- 1
Berat jenis/ Specific gravity (Gs) =
( 2- 1) ( 4- 3)
Dimana :
W1 = Berat piknometer ( gram )
W2 = Berat piknometer + tanah kering ( gram )
W3 = Berat piknometer + tanah + air ( gram )
W4 = Berat piknometer + air ( gram )
Contoh Perhitungan:
Diketahui data pada sampel 1 sebagai berikut:
No. piknometer = 50
Berat piknometer (W1) = 35,74 gr
Berat piknometer + tanah kering (W2) = 65,74 gr
Berat piknometer + tanah + air (W3) = 97,78 gr
Berat piknometer + air (W4) = 79,26 gr
Ditanyakan: Berat jenis/Specific gravity ( s) pada sampel 1 =………………?
Penyelesaian:
2- 1
Gs =
( 2- 1) ( 4- 3)
65,74-35,74
=
(65,74-35,74) (79,26-97,78)
= 2,613 gr/cm3
Perhitungan selanjutnya lihat pada tabel 5.1
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 22
BAB V
No. Piknometer
50 44
1. Berat Piknometer (W1) gr
35.74 55.99
2. Berat Piknometer + Tanah Kering (W2) gr
65.74 85.99
3. Berat tanah kering (WT =W2 – W3) gr
30 30
4. Temperatur t ˚C
27.5 27.5
5. Berat piknometer + tanah + air (W3) gr
97.78 115.92
6. Berat piknometer air pada ˚C ( 4) gr
79.26 97.44
7. Berat jenis pada suhu t˚C gr
2.613 2.604
8. Rerata Specific gravity(Gs) pada suhu t˚C gr
2.609
9. Specific gravity ( s) pada suhu 27,5˚
gr 2.610
s (Bj air t˚C Bj air 27,5˚C)
5.6 Kesimpulan
Dari tabel 5.1 diperoleh nilai berat jenis untuk UDS HB 2 dengan kedalaman
2,60-3,00 m adalah 2,610. Sedangkan macam tanah berdasarkan tabel 5.2 untuk berat
jenis 2,610 adalah lempung organik.
Tabel 5.2 Hubungan Antara Macam Tanah dengan Berat Jenis Tanah
(specific gravity)
Macam Tanah Berat Jenis (Gs)
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau organik 2,62 – 2,68
Lempung organik 2,58 – 2,65
Lembung anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
Sumber: Hary Christady (2002)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 23
BAB V
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 24
BAB VI
BAB VI
ANALISA UKURAN BUTIRAN
2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengujian analisa
saringan ini adalah sebagai berikut:
a. Satu set saringan No 40, 10, 20, 40, 60, 100 dan 200. Menurut standard ASTM
D422
b. Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
d. Alat pemisah contoh.
e. Pengguncang saringan (sieve shaker).
f. Talam-talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain
3. Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan
sebanyak:
Agregat halus.
Ukuran agregat halus yang tertahan dari saringan No.10 sampai dengan
saringan No.200 sebanyak 500 gr. Bila agregat berupa campuran dari agregat
halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan
saringan No 4.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 25
BAB VI
Benda uji disiapkan sesuai dengan pemeriksaan bahan lewat saringan No 200,
kecuali apabila butiran yang mulai saringan No.200 tidak perlu diketahui
jumlahnya dan bila syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.
4. Prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan dari percobaan pengujian analisa saringan ini
adalah sebagai berikut:
a. Benda uji sebanyak 500 gr dikeringkan dalam oven dengan suhu (110)°C
sampai beratnya konstan.
b. Setelah di oven, ambil 300 gr dicuci di atas saringan No. 200 hingga airnya
jernih, yang tertahan pada saringan No 200 di oven selama 24 jam, kemudian
ditimbang.
c. Benda uji disaring dengan menggunakan satu set saringan, ukuran saringan
yang paling besar ditempatkan di atas.
d. Saringan diguncang dengan tangan (melalui tuas) atau dengan mesin
pengguncang selama 15 menit.
5. Perhitungan
Berat tanah tertahan
% Tanah Tertahan = x 100%
Berat tanah
Berat tanah tertahan kumulatif
% Tanah Tertahan Kumulatif = x 100%
Berat tanah
% Tanah lolos = 100% – % tanah tertahan
Contoh Perhitungan :
Diketahui data pengujian analisa saringan sebagai berikut:
Berat tanah kering = 300 gram
Untuk # no.10, berat tanah yang tertahan = 2,21 gram
Berat kumulatif tanah yang tertahan # no.10 = 2,21 gram
Untuk # no.20, berat tanah yang tertahan = 5,37 gram
Berat kumulatif tanah yang tertahan # no.20 = 2,21 + 5,37 gram
= 7,58 gram
Ditanyakan : % kumulatif tanah yang tertahan # no.10 dan # no.20 =………?
% tanah yang lolos # no.10 dan # no.20 =………?
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 26
BAB VI
Penyelesaian :
2,21
% kumulatif tanah yang tertahan # no.10 = x 100%
300
= 0,737 %
7,58
% kumulatif tanah yang tertahan # no.20 = x 100%
300
= 2,527 %
% tanah yang lolos # no.10 = (100 – 0,737) %
= 99,263 %
% tanah yang lolos # no.20 = (100 – 2,527) %
= 97,473 %
Perhitungan selanjutnya lihat tabel 6.1
Tabel 6.1 Perhitungan Analisa Saringan
Berat kering tanah = 300 gr
US Bureau of Standard
Kumulatif
Diameter Berat Kumulatif Lolos
Tertahan
No. Lubang Tertahan Tertahan Saringan
dalam
Ayakan Ayakan Saringan (gr) (%)
Persen (%)
(mm)
4 4,75 0,00 0,00 0,000 100,00
10 2,000 2,21 2,21 0,737 99,263
20 0,840 5,37 7,58 2,527 97,473
40 0,420 5,15 12,73 4,243 95,757
50 0,297 4,62 17,35 5,783 94,217
60 0,234 11,40 28,75 9,583 90,417
80 0,177 7,22 35,97 11,990 88,010
100 0,149 3,60 39,57 13,190 86,810
200 0,074 16,08 55,65 18,550 81,450
Pan 0,55 56,20
Sumber: Hasil Perhitungan Kelompok V
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 27
BAB VI
100
90
80
70
60
Percent Finer (%)
50
40
30
20
10
0
10.000 1.000 0.100 0.010 0.001 0.000
Grain Size (mm) Sieve Analysis
6. Kesimpulan
Dari percobaan analisa saringan untuk UDS HB 2 dengan kedalaman 2,60-
3,00 m diperoleh % agregat kasar dan halus sebagai berikut:
a. Kerikil ( > 2 mm) = 0,737%
b. Pasir (0,05-2 mm) = 17,813%, dengan rincian sebagai berikut:
1) Pasir Kasar ( 0,6-2 mm) = 1,790%
2) Pasir Sedang (0,2-0,6 mm) = 7,057%
3) Pasir Halus (0,05-0,2 mm) = 8,967%
c. Lolos #200 = 81,450%
7. Gambar Alat
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 28
BAB VI
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 29
BAB VI
2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengujian analisa
butiran tanah hidrometer ini adalah sebagai berikut:
a. ASTM Soil hydrometer 152 H.
b. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter 6,5 cm.
c. Termometer 0 - 50 °C, dengan ketelitian 0,1°C.
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
e. Saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
h. Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
i. Batang pengaduk dari gelas.
j. Stopwatch.
k. Bahan dispersi, sodium silikat/sodium metaphospat.
3. Benda Uji
Adapun benda uji yang digunakan dalam percobaan pengujian analisa
butiran tanah hidrometer ini adalah sebagai berikut:
a. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butiran lebih halus
dari saringan No 10 (200 mm), benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak
perlu disaring dengan saringan No 10.
b. Jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang
lebih besar dari saringan No 10 (2 mm ), keringkan contoh tanah diudara
sampai bisa disaring.
c. Ambil benda uji yang lolos saringan No 10 (2 mm).
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 30
BAB VI
4. Prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan dari percobaan pengujian analisa butiran tanah
hidrometer ini adalah sebagai berikut:
a. Sampel diambil dari tabung sebanyak ± 200 gram.
b. Dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110±5)°C. Ditumbuk
perlahan agar butirnya tidak pecah.
c. Sampel yang lolos saringan No 200 diambil sebanyak 50 gram, kemudian
dicampur dengan aquadest sebanyak 100 ml serta diberi sodium metaphospat
sebanyak 10 cc aduklah sampai merata dengan pengaduk gelas dan biarkan
selama 24 jam.
d. Sesudah perendaman campuran dipindahkan ke dalam mangkok dan
tambahkan aquadest sampai kira-kira setengah penuh, aduklah campuran
selama 15 menit dalam dispertion cup.
e. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan
aquadest sehingga volume campuran menjadi 1000 ml. Mulut tabung ditutup
rapat-rapat dengan talapak tangan kemudian dikocok selama satu menit.
f. Setelah dikocok tabung diletakan dan masukan hydrometer dengan hati-hati.
Biarkan hydrometer terapung bebas dan tekanlah stop watch. Pembacaan
dilakukan pada 1/2 ; 1 dan 2 menit dan catatlah pada formulir pemeriksaan
hydrometer. Bacalah pada puncak meniscusnya dan catatlah pembacaan-
pembacaan itu sampai 0,5 gram/liter yang terdekat atau 0,001 berat jenis (Rh).
g. Sesudah pembacaan pada menit kedua, angkatlah hydrometer ke dalam tabung
yang berisi air suling yang suhunya sama seperti suhu tabung percobaan.
h. Masukan kembali hydrometer ke dalam tabung dengan hati-hati dan lakukan
pembacaan pada menit ke 5, 15, 30 menit ,1 ,4 dan 24 jam.
i. Pada setiap selesai pembacaan cuci dan kembalikan hydrometer ke dalam
tabung berisi air suling. Lakukan proses memasukan dan mengangkat
hydrometer masing-masing selama 10 detik.
j. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama kemudian pada setiap
pembacaan berikutnya.
k. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan No. 200
dan cucilah sampai air pencuciannya jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 31
BAB VI
5. Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan nomogram
terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Rh harus ditulis disamping skala Hr pada
nomogram.
c. Hitunglah prosentase dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter (D) dari
rumus berikut :
A.(Rh k )
Untuk hydrometer dg pembacaan 5 - 60 gram/liter (P) = x 100 %
W3
1606. A. ( Rh k 1)
Untuk hydrometer dg pembacaan GS 0,995 - 1,038 (P) =
W3
Dimana:
k = koreksi suhu ( daftar No 1 )
A = Faktor kalibrasi ( daftar No 2 )
Bila benda uji yang diambil terdiri dari tanah yang mengandung fraksi
di atas saringan No.10, hitunglah prosentase seluruh contoh lebih kecil dari D
dengan rumus:
Persentase seluruh contoh lebih kecil = P x % melalui saringan No 10.
( - a)
‘N = x 100%
50
Dimana :
R dan Ra = data hasil percobaan.
A = Correction faktor ( tabel ) A = 1,101
γs = s . γw Gs = 2,58 (dari percobaan Gs)
1 18..103
. x
( s w ) 980,7.60
k = 10
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 32
BAB VI
1 18..103
k = 10 . x
( s w ) 58842
' N .ke n
xSv(%)
N‟ = ' N .ke 1
Dimana :
Sv = % yang lolos saringan No 200 Sv = 72,03 %
„N ke-1 = (ambil pada t = 15 det = ¼ menit)
„N ke-n =
Contoh Perhitungan:
Diketahui data pada t=0,25 menit sebagai berikut:
R = 27
Ra = -4
Nilai Gs dapat dilihat pada
Gs = 2,61 BAB V
Dari nilai Gs diatas, maka didapat A = 1,008 (dari tabel dengan interpolasi)
k = 0,0127 ( tabel )
Sv = 81,45%
Ditanyakan : carilah nilai N‟ =…………………?
Penyelesaian:
1,008 (27-(-4))
N (%) = x 100% = 50,08%
50
Zr (cm) = 11,8 cm (tabel hubungan antara R-Ra terhadap Zr)
11,8
D (mm) = 0,0127√ = 0,087 mm
0,25
'N
xSv(%)
N‟ = ' N .awal
50,08
N‟ = x 81,45%= 81,45%
50,08
Hasil perhitungan selanjutnya lihat tabel 6.2
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 33
BAB VI
50
40
30
20
10
0
10.000 1.000 0.100 0.010 0.001 0.000
Sieve Analysis
Grain Size (mm) Hydrometer
Kerikil Kasar Sedang Halus Silt and Clay Clay
Pasir
6. Kesimpulan
Dari grafik 6.2 diperoleh % agregat berbutir kasar dan agregat berbutir
halus untuk UDS HB 2 dengan kedalaman 2,60-3,00 m sebagai berikut :
a. Kerikil + Pasir (> 2-0,002 mm) = 21,177%
b. Lanau (0,0002-0,05 mm) = 31,530%
c. Lempung (< 0,002 mm) = 47,294%
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 34
BAB VI
7. Gambar Alat
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 35
BAB VI
8. Lampiran
Gs 2.790 2.780 2.770 2.760 2.750 2.740 2.730 2.720 2.710 2.700 2.690
A 0.972 0.974 0.976 0.978 0.980 0.982 0.984 0.986 0.988 0.990 0.992
Gs 2.680 2.670 2.660 2.650 2.640 2.630 2.620 2.610 2.600 2.590 2.580
A 0.994 0.996 0.998 1.000 1.002 1.004 1.006 1.008 1.010 1.012 1.014
Gs 2.570 2.560 2.550 2.540 2.530 2.520 2.510 2.500 2.490 2.480 2.470
A 1.016 1.018 1.020 1.022 1.024 1.026 1.028 1.030 1.032 1.034 1.036
Gs 2.460 2.450 2.440 2.430 2.420 2.410 2.400 2.390 2.380 2.370 2.360
A 1.046 1.048 1.050 1.052 1.054 1.056 1.058 1.060 1.062 1.064 1.066
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 36
BAB VI
R-Ra 57.000 56.500 56.000 55.500 55.000 54.500 54.000 53.500 53.000 52.500 52.000
Zr 7.000 7.050 7.100 7.200 7.300 7.350 7.400 7.500 7.600 7.700 7.800
R-Ra 51.500 51.000 50.500 50.000 49.500 49.000 48.500 48.000 47.500 47.000 46.500
Zr 7.850 7.900 8.000 8.100 8.200 8.300 8.350 8.400 8.500 8.600 8.700
R-Ra 46.000 45.500 45.000 44.500 44.000 43.500 43.000 42.500 42.000 41.500 41.000
Zr 8.800 8.850 8.900 9.000 9.100 9.150 9.200 9.300 9.400 9.500 9.600
R-Ra 40.500 40.000 39.500 39.000 38.500 38.000 37.500 37.000 36.500 36.000 35.500
Zr 9.650 9.700 9.800 9.900 10.000 10.100 10.150 10.200 10.300 10.400 10.500
R-Ra 35.000 34.500 34.000 33.500 33.000 32.500 32.000 31.500 31.000 30.500 30.000
Zr 10.610 10.650 10.700 10.800 10.900 11.000 11.100 11.150 11.200 11.300 11.400
R-Ra 29.500 29.000 28.500 28.000 27.500 27.000 26.500 26.000 25.500 25.000 24.500
Zr 11.450 11.500 11.600 11.700 11.800 11.900 11.950 12.000 12.100 12.200 12.300
R-Ra 24.000 23.500 23.000 22.500 22.000 21.500 21.000 20.500 20.000 19.500 19.000
Zr 12.400 12.450 12.500 12.600 12.700 12.800 12.900 12.950 13.000 13.100 13.200
R-Ra 18.500 18.000 17.500 17.000 16.500 16.000 15.500 15.000 14.500 14.000 13.500
Zr 13.250 13.300 13.400 13.500 13.600 13.700 13.750 13.800 13.900 14.000 14.100
R-Ra 13.000 12.500 12.000 11.500 11.000 10.500 10.000 9.500 9.000 8.500 8.000
Zr 14.200 14.250 14.300 14.400 14.500 14.600 14.700 14.750 14.800 14.900 15.000
R-Ra 7.500 7.000 6.500 6.000 5.500 5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500
Zr 15.100 15.200 15.250 15.300 15.400 15.000 15.500 15.600 15.700 15.800 15.900
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 37
BAB VII
BAB VII
ATTERBERG LIMIT TEST
7. 1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan batas cair (liquid limit), batas
plastis (plastis limit) dan batas susut (shrinkage limit). Pada suatu tanah berbutir halus
(lempung atau lanau) yang telah dicampur air sehingga mencapai keadaan cair. Dari
hasil tersebut maka dapat diketahui klasifikasi jenis tanah tersebut.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 38
BAB VII
c. Benda Uji
Adapun benda uji yang digunakan dalam pemeriksaan batas cair (LL
test) ini adalah sebagai berikut:
1) Jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran
yang lebih besar dari 0,42 mm (saringan No.40), contoh tanah dikeringkan
hingga bisa disaring. Ambil benda uji yang lolos saringan No.40.
2) Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirnya halus
dari 0,42 mm. Benda uji tidak perlu disaring dengan saringan No.40.
d. Prosedur percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan batas cair (LL
test) ini adalah sebagai berikut:
1) Benda uji yang dikeringkan diambil sebanyak 100 gram letakkan pada
plat kaca pengaduk.
2) Dengan menggunakan spatula dan menambah air suling sedikit demi
sedikit benda uji itu diaduk hingga homogen.
3) Ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok batas cair,
ratakan permukaannya hingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang
paling tebal kurang lebih 1 cm.
4) Buatlah alur pada benda uji ini dalam mangkok dengan alat grooving
tools melalui garis tengah mangkok dan sentris.
Pada waktu membuat alur posisi grooving tools harus tegak lurus
permukaan mangkok.
5) Tuas diputar dengan kecepatan 2 putaran, perdetik sehingga mangkok
naik turun (mengetuk ngetuk dasar). Putaran tuas harus dilakukan hingga
dasar alur benda uji bersinggungan + 1,25 Cm dan catat jumlah ketukan
pada waktu bersinggungan.
6) Ulangi pekerjaan 4, 5, 6, beberapa kali sampai diperoleh keadaan yang
sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh
tanah sudah betul-betul merata kadar airnya, jika ternyata pada ketiga
kali percobaan diperoleh keadaan yang sama, ambillah benda uji dari
mangkok benda batas cair kemudian dimasukkan ke dalam cawan untuk
diperiksa kadar airnya.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 39
BAB VII
7) Kembalikan benda uji ke atas kaca, pengaduk dan mangkok batas cair
dibersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan menambah kadar airnya.
8) Ulangi langkah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi
kadar air yang berbeda-beda hingga akan diperoleh perbedaan jumlah
ketukan antara 8 - 10.
e. Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang kadar air sebagai
sumbu tegak dengan skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika
ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah garis
lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya pada jumlah ketukan
ke N = 25 kali ketukan.
f. Data Hasil Perhitungan
Tabel 7.1 Perhitungan Liquid Limit Test
WATER CONTENT DETERMINATION Liquid Limit (WL)
Berdasarkan grafik 7.1 flow curve didapatkan kadar air dengan jumlah
ketukan (number of blow) 25 kali untuk UDS HB 2 dengan kedalaman 2,60-3,00 m
adalah = 34,00% sehingga nilai WL = 34,00%
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 40
BAB VII
100.00
90.00
80.00
KADAR AIR (%) 70.00
60.00
50.00
40.00
34.00
30.00
20.00
10.00
1 10 25 100
JUMLAH KETUKAN, N
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 41
BAB VII
1) Benda uji sebanyak 20 gram diletakkan diatas suatu plat kaca, kemudian
diaduk hingg akadar airnya merata.
2) Buatlah bola-bola tanah dari benda uji tadi seberat 8 gram, kemudian bola-
bola tanah tersebut digiling-giling diatas plat kaca dengan menggunakan
tangan dengan kecepatan 80 – 90 gilingan permenit.
3) Penggilingan dilakukan dengan konstan hingga benda uji berbentuk batang
dengan diameter 3 mm, apabila pada waktu penggilingan itu ternyata
belum mencapai 3 mm sudah retak, benda uji disatukan kembali ditambah
sedikit air dan diaduk sampai merata, jika penggilingan bola-bola itu bisa
mencapai lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan tanda –tanda retak,
contoh perlu dibiarkan agar kadar airnya berkurang.
4) Pengadukan dan penggilingan dulangi terus sampai retakan – retakan itu
tepat pada saat gilingan mencapai 3 mm.
5) Setelah kondisi (d) tercapai, masukkan tanah tersebut dalam cawan lalu
ditest kadar airnya.
d. Data Hasil Percobaan
Tabel 7.2 Perhitungan Plastis Limit Test
WATER CONTENT DETERMINATION Plastic Limit (Wp)
WP = (%) 21,04
Sumber: Hasil Perhitungan Kelompok V
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 42
BAB VII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 43
BAB VII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 44
BAB VII
e. Perhitungan
w
Kadar air (w) = x 100%
s
Dimana:
Ww = (A) – (B) gram
Ws = (B) – (C) gram
V Vs
Shrinkage Limit (ws) = w x 100 %
Ws
Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan, sebaiknya percobaan
dilakukan 2-3 kali untuk contoh yang sama.
f. Data Hasil Perhitungan
Tabel 7.3 Perhitungan Shrinkage Limit Test
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 45
BAB VII
50
40 CH
Plasticity Index IP
30
OH and MH
20 CL
10
CL-ML ML and OL
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Liquid Limit WL
Sumber: Hasil Perhitungan Kelompok V
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 46
BAB VII
OH
Organic clay of medium to high plasticity,organic silts
7.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan atterbergh limit test diperoleh hasil untuk UDS HB 2
dengan kedalaman 2,60-3,00 m adalah sebagai berikut: Batas Cair (WL) = 34,00%,
Batas Plastis (WP) = 21,04%, Batas Susut (WS) = 6,70%, dan nilai PI = 12,96%, dan
data grafik 7.2 menunjukan bahwa tanah masuk dalam kategori CL “Inorganic clays
of medium plasticity”
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 48
BAB VII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 49
BAB VIII
BAB VIII
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSION TEST)
8.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan kuat tekan bebas ini adalah :
a. Untuk menentukan kekuatan tekan bebas (tanpa ada tekanan horizontal - tekanan
samping), qu dalam keadaan asli maupun buatan (remoulded).
b. Untuk menentukan derajat kepekaan tanah.
8.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan kekuatan tekan bebas
ini adalah sebagai berikut:
a. Mesin tekan bebas (unconfined compression machine)
b. Extruder (alat untuk mengeluarkan contoh tanah)
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 x diameter
d. Pisau tipis dan talam
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
f. Pisau kawat
g. Stopwatch
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 50
BAB VIII
b. Butiran
1) Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm, besar butiran maksimum yang terkandung
di dalam benda uji harus 1/10 diameter benda uji.
2) Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm, besar butiran maksimum yang terkandung
di dalam benda uji harus 1/6 diameter benda uji.
c. Menyiapkan benda uji
1) Benda uji asli (undisturbed)
a) Pasang alat benda uji di depan tabung contoh, keluarkan contoh tanah
dengan extruder sepanjang alat cetak. Kemudian dipotong dengan pisau
kawat dan diratakan dengan pisau tipis.
b) Alat cetakan yang asli berisi benda uji didirikan diatas yang rata kemudian
ujung sebelah atas diratakan dengan pisau.
c) Keluarkan benda uji dari cetakan.
2) Benda uji yang sudah terganggu (remolded).
a) Benda uji yang sudah terganggu dapat dibuat dari benda uji bekas test atau
dari contoh lain yang sudah terganggu.
b) Dalam hal ini menggunakan benda uji bekas, benda uji tersebut dimasukkan
dalam kantong plastic kemudian diremas-remas sampai merata. Pekerjaan
tersebut harus dilakukan hati-hati, untuk mencegah udara masuk,
memperoleh kepadatanyang merata dan penguapan air. Padatkan benda uji
tersebut pada cetakan yang sudah tersedia.
c) Apabila menggunakan benda uji contoh lain yang tidak asli, benda uji dapat
disiapkan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu, jika
dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum
diperiksa.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 51
BAB VIII
c. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram, letakkan benda uji pada mesin
tekan bebas secara sentries atau mesin daitur sehingga plat atas menyentuh
permukan benda uji.
d. Atur jarum arloji pada angka nol pada saat akan memulai percobaan.
e. Pembacaan beban dilakukan tiap waktu 60 detik.
f. Percobaan ini dilakukan sampai pembacaan mempunyai nilai yang sama selama
tiga kali berturut – turut.
g. Apabila pembacaan beban tidak menemukan nilai yang sama maka sampai rentang
waktu 20 menit pekerjaan dihentikan.
8.6 Perhitungan
Regangan axial (E) = L / Lo
Dimana:
E = regangan axial
L = perubahan panjang benda uji (cm)
Lo = panjang benda uji semula (cm)
Luas penampang benda uji rata-rata (A) = Ao/1-E
Dimana:
A = Luas penampang benda uji rata-rata (cm2)
Ao = Luas penampang benda ui semula (cm2)
Dimana :
St = sensitivity
qu(u) = kuat tekan bebas benda uji undisturbed (kg/cm2)
qu(r) = kuat tekan bebas benda uji remolded (kg/cm2)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 52
BAB VIII
Contoh Perhitungan :
Diketahui data untuk undisturbed sample sebagai berikut:
T = 14 menit
ԑ = 4,32%
Ac = 19,5448 cm²
n = 52
N = 0,265 kg
Ditanyakan: = ……………?
σ = ……………?
Penyelesaian:
P = N * n = 0,265 * 52 = 13,7800 kg
σ= = 13,7800 / 19,5448 = 0,7050 kg/cm²
Untuk perhitungan selanjutnya lihat tabel 8.1
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 53
BAB VIII
Tegangan (kg/cm2)
0.6000
0.5000
0.4000
0.3000
qu(u) = 0.7082 kg/cm2
0.2000
0.1000
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Regangan (%)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 54
BAB VIII
0.6000
Tegangan (kg/cm2)
0.5000
0.4000
0.3000
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00
Regangan (%)
Berdasarkan grafik 8.1 dan grafik 8.2 maka nilai sensitivity dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
qu(u) 0,7082 kg cm2
St = = 0,6088 kg cm2 = 1,163
qu(r)
Tabel 8.3 Klasifikasi Sensitifitas Tanah
St Sensitivity
<2 Insensitive
2-4 Moderately Sensitive
4-8 Sensitive
8-16 Very Sensitive
16-32 Slightly Quick
32-64 Medium Quick
>64 Quick
Sumber: Hardiyatmo (1992)
8. 7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan kekuatan tanah bebas
untuk UDS HB 2 dengan kedalaman 2,60-3,00 m dalam keadaan asli (undisturbed)
adalah sebesar 0,7082 kg/cm². Sedangkan dalam keadan terganggu (disturbed) adalah
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 55
BAB VIII
sebesar 0,6088 kg/cm². Sehingga didapat nilai sensitifitas sebesar 1,163 hal ini berarti
tanah tersebut termasuk dalam golongan tanah Insensitive (tidak sensitive) dengan
kisaran < 2.
Dengan data diatas maka diperoleh nilai kuat geser undrained (Cu) yaitu:
qu(u) 0,7082 kg cm2
Cu undisturbed sample = = = 0,3541 kg/cm2
2 2
qu(r) 0,6088 kg cm2
Cu disturbed sample = = = 0,3044 kg/cm2
2 2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kuat geser undrained untuk
sampel undisturbed adalah 0,3541 kg/cm2 dan untuk sampel remoulded adalah 0,3044
kg/cm2.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 56
BAB IX
BAB IX
PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG
(DIRECT SHEAR TEST)
9.1 Tujuan
Tujuan Direct shear test adalah untuk menentukan harga kohesi (c) dan sudut
geser dalam () dari tanah.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 57
BAB IX
Pada test type " UD " air pori mengalir bebas keluar masuk specimen, dengan
demikian tegangan air pori tidak akan mempengaruhi perhitungan, bila Strain Rate
dikontrol sampai pada tahap tertentu sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk
mendapatkan hasil yang representatif sesuai dengan pengabaian tegangan air pori
tersebut. Jadi disini beban geser diberikan untuk menghasilkan Strain Rate yang
lambat dan konstan.
Dengan menghasilkan tegangan pori maka rumus menjadi sebagai berikut :
= c + tan
Karena yang dicari adalah parameter kekuatan tahan, maka dilakukan
"Destructive Test" sampai benda uji diberi gaya normal (H) yang konstan dan gaya
geser yang terus menerus meningkat sampai kedudukan geser tercapai.
Harga pada saat runtuh dipakai untuk menentukan besaran c dan .
Pn
Tegangan normal yang diterima benda uji () =
A
Dimana :
Pn = Gaya normal yang diberikan A ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm2 )
Ps
Tegangan geser yang diterima benda uji () = = n. N
A A
Dimana :
Ps = Gaya geser yang diberikan ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm2 )
n = Proving ring dial ( 10-4 cm )
N = Kalibrasi alat ( kg/ 10-4 cm )
9.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan kekuatan geser langsung
ini adalah sebagai berikut:
a. Sebuah cincin Direct shear dengan perlengkapannya.
b. Cincin pemeriksaan 2 bagian dan 2 buah batu pori.
c. Stopwatch.
d. Sebuah extruder dan pisau pemotong tanah.
e. Cincin cetak benda uji, grease (gemuk), dll.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 58
BAB IX
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 59
BAB IX
i. Percobaan dihentikan jika benda uji telah mengalami keruntuhan geser, yaitu
apabila tegangan-tegangan/ atau gaya-gaya geser menurun meskipun deformasi
horizontal terus bertambah.
j. Ulangi tahapan-tahapan diatas untuk benda uji kedua dan ketiga, hanya
mengubah beban yang diletakkan pada lengan beban (bagian g) menjadi 4 kg dan
7 kg.
Keterangan: Beban normal total yang diterima benda adalah berat beban pada skala
penahan.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 60
BAB IX
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 61
BAB IX
0.350
y = 0.2921x + 0.1712
R² = 0.9493
Horizontal Shear (Kg/cm2)
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300
Axial Stress (Kg/cm2)
9.7 Kesimpulan
Parameter yang diperoleh dari direct shear untuk UDS HB 2 dengan
kedalaman 2,60-3,00 m adalah c = 0,1712 kg/cm2 dan = 15,49°.
Gambar 9.1 Benda Uji dan Ring Gambar 9.2 Cincin Direct Shear
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 62
BAB X
BAB X
PEMADATAN
(MODIFIED COMPACTION TEST)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 63
BAB X
10.4 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemadatan ini adalah sebagai berikut:
a. Mold untuk compaction yang sudah ditentukan beratnya masing-masing tercatat
pada mold.
b. Spraccer disk (landasan) sebagai pendatar blows.
c. Hammer (palu penumbuk) seberat 10 lb, tinggi jatuh 18 inch.
d. Straight-edge, sendok, obeng, container dan palu karet.
e. Alat pengeluar contoh tanah,
f. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr dan 1,0 gr.
g. Saringan No,4, talam pengaduk dan gelas ukur.
h. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai 110 + 5 oC 1 lb, = 0,5
kg ;1 inch = 2,54 cm
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 64
BAB X
g. Contoh tanah yang telah dicampur air tersebut, disimpan selama 24 jam,
penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tidak dipengaruhi oleh udara luar
yaitu dengan menyimpan pada kantung plastik dan ditutup rapat, Penyimpanan ini
dimaksudkan agar pencampuran menjadi homogen.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 65
BAB X
3748,76
dry = = 2,041 gr/cm2
1836,64
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 66
BAB X
Gambarkan Grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil
percobaan, kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati
dengan titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva
tersebut. Didapat kadar air Optimum setelah diketahui Wopt dan tmax gambarkan zero
Gs x w
air void line dengan rumus: zav =
1 Gs x w
Dimana :
zav = Berat isi pada keadaan jenuh (gram/cm3)
Gs = Berat jenis tanah
w = Berat isi air (gram/cm3)
W = Kadar air (%)
Grafik 10.1 Hubungan Antara Berat Isi Kering dan Kadar Air
2.50
2.00
1.50
1.00
6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
ZAV
Moisture Content (%)
10.8 Kesimpulan
Dari grafik hubungan antara berat isi kering dan kadar air didapat :
- d maksimum = 2,045 gr/cm3.
- Kadar air optimum (w) = 10,6 %
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 67
BAB X
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 68
BAB XII
BAB XI
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM
( CALIFORNIA BEARING RATIO TEST )
11.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan CBR laboratorium ini
adalah sebagai berikut:
a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas minimal 4,45 ton (10.000 lbs)
dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05”) per menit.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 ± 0,6609 mm (6”
± 0,0026”) dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm (7” ± 0,005”). Cetakan harus
dilengkapi dengan leher sambung dengan 50,8 (2,0”) dan keping lubang tidak
lebih dari 1,59 mm (1 16”).
c. Piringan pemisah dari logam (spacer dish) dengan diameter 150,8 mm (5 15 16”)
dan tebal 61,4 mm (2,416”).
d. Alat penumbuk dari logam (hammer) yang dioperasikan secara manual berat 2,495
± 0,009 kg (5,50 ± 0,127 lbs) dengan permukaan bidang penumbuk rata
berdiameter 50,80 ± 0,127 mm (2” ± 0,005”) yang dilengkapi dengan selubung
(18” ± 0,06”). Selubung pengatur minimal memiliki 2 x 4 lubang udara yang
berdiameter tidak kurang dari 9,50 mm (0,375”) dengan poros tegak lurus satu
sama lain yang berjarak 19 mm dari kedua ujungnya. Selubung pengatur harus
cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.
e. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang
berlubang-lubang, batang pengatur, tripod logam, dan arloji penunjuk.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 69
BAB XII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 70
BAB XII
f. Keluarkan contoh tanah dari cetakan, ambil sedikit contoh pada bagian atas,
tengah dan bawah untuk menghitung kadar airnya.
11.5 Perhitungan
a. Load ( P ) = Proving Ring Dial x Calibration
b. Pressure = Load x piston
c. Untuk penambahan air dapat digunakan rumus:
optimum - sampel kering udara
Wwater = x Wsampel
100% - sampel kering udara
d. Hasil perhitungan di atas dibuat grafik antara pressure (poun ) dan penetrasi (inci)
masing masing untuk tumbukan 10 x, 25 x, dan 56 x. Dari grafik dihitung harga
CBR untuk ketiga macam tumbukan.
γm
e. Dengan m dan kadar air (w) didapat d dengan rumus : γd =
1 w
f. Buat grafik antara berat isi kering vs kadar air saat dipadatkan dan grafik dvs
CBRDidapat harga CBR design dari contoh tanah tersebut pada 95 % berat
isi kering maksimum.
Contoh Soal:
Diketahui data CBR test pada sampel sebagai beikut:
Pada penetrasi 0,10 inch nilai proving ring 1st = 10,8 ; 2nd = 23,5 ; 3rd = 31,5
Pada penetrasi 0,20 inch nilai proving ring 1st = 19,5 ; 2nd = 46,5 ; 3rd = 91,5
Kalibrasi alat = 26,9255 lbs
Ditanyakan: Nilai Load (P) pada 1st, 2nd, dan 3rd =…………………..?
Nilai CBR untuk 10x, 25x dan 56 tumbukan =……… ?
Penyelesaian:
Load (P):
0,1 “ enetrasi (1st) = Proving ring x Kalibrasi
= 10,8 x 29,9255 lbs = 290,795 lbs
0,1 “ enetrasi (2nd) = Proving ring x Kalibrasi
= 23,5 x 29,9255 lbs = 632,749 lbs
0,1 “ enetrasi (3rd) = Proving ring x Kalibrasi
= 31,5 x 29,9255 lbs = 848,153 lbs
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 71
BAB XII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 72
BAB XII
Grafik 11.1 Nilai Penetrasi 0,1” dan 0,2” untuk 10x Tumbukan
6000
CBR TEST
5000
Loads (lbs) 4000
3000
2000
1000
0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600
10x 25x 56x
Penetration (inch)
6000
CBR TEST
5000
4000
Loads (lbs)
3000
2000
1000
0 0.100 0.200
0.00
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 73
BAB XII
CBR TEST
6000
5000
4000
Loads (lbs)
3000
2000
1000
0
0.00 0.100 0.200
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 74
BAB XII
2. 25 x 31,111 1,998
3. 56 x 65,556 2,053
Sumber: Hasil Perhitungan Kelompok V
Dari grafik untuk dry CBR = 1,943 gr/cm3 diperoleh CBR design = 20%.
11.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka di dapatkan hasil sebagai berikut
Maximum Dry Density = 2,045 gram/cm3
Optimum Mouisture Contain = 10,6 %
CBR design = 20 %
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 75
BAB XII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 76
BAB XII
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 77
BAB XII
BAB XII
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
(AASHTO T - 216 - 74) (ASTM D - 2435 - 70)
12.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan CBR laboratorium ini
adalah sebagai berikut:
a. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi.
b. Arloji pengukur (dial) dengan ketelitian 0,01mm, dan panjang gerak tangkai
minimal 1,0 cm.
c. Beban.
d. Alat pengeluar contoh dari tabung (extruder).
e. Alat pemotong contoh tanah.
f. Ring / cincin dengan diameter 6,31 cm.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi 110 ± 5 C.
h. Stopwatch.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 78
BAB XII
c. Cincin dipasang pada hand, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam berada
+ 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
d. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukkan kedalam cincin sepanjang
+ 2 cm, kemudian dipotong.
Agar memperoleh ujung yang rata, pemotongan harus dilebihkan + 0,5 cm
kemudian diratakan. Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau pemotong
tidak sampai menekan benda uji tersebut.
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 79
BAB XII
i. Besar beban maksimum ini sebetulnya tergantung pada kebutuhan yaitu sesuai
dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
j. Setelah pembebanan maksimum dan sesudah menunjukan pembacaan yang tetap
karangilah beban dalam 2 (dua) langkah sampai mencapai beban pertama.
Misalnya, jika dipakai harga-harga tekanan dari 0,25 kg/cm²
k. Sampai 6,0 kg/cm², maka sebaliknya beban dikurangi dari 6,0 kg/cm² sampai 3,0
kg/cm² dan sesudah itu dari 3,0 kg/cm² menjadi 0,25 kg/cm². Pada waktu
beban dikurangi setiap pembacaan harus dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya
selama 5 jam. Arloji pengukur hanya perlu dibaca sesudah 5 jam, yaitu saat
sebelum beban dikurangi lagi.
l. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda uji dari sel
konsolidasi, ambillah batu pori dari permukaan atas dan bawah, keringkan
permukaan atas dan bawah benda uji.
m. Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat keringnya.
12.5 Data
Pengujian dilakukan di laboratorium didapat data sebelum dan sesudah
percobaan antara lain sebagai berikut :
Tabel 12.1 Data Sebelum Percobaan
PENGUKURAN HASIL
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 80
BAB XII
12.6 Perhitungan
Menghitung tinggi butir tanah
Ws
Hs =
A.Gs.w
63,72
=
31,45 . 2,610 . 1
= 0,776 cm
Menghitung tinggi ruang pori (ratio)
Hv = H - Hs
= 1,98 – 0,776
= 1,204 cm
Menghitung Degree of saturation
w. s
Sr =
eakhir
19,32 . 2,610
=
0.991
= 50,889%
Menghitung angka pori awal (void ratio)
Hv
eo =
Hs
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 81
BAB XII
1,204
=
0.776
= 1,55
Menghitung penurunan angka pori
H1 ΔH1 didapat dari selisih pembacaan awal dan akhir untuk
Δe1 =
Hs beban P1.
0,645
=
7,76
= 0.083
Menghitung e1 (angka pori baru)
e1 = eo –Δe1
= 1,55 – 0,083
= 1,467
Menghitung Cv
Cv = 0,848 H2 / t90 cm²/det.
dimana:
0,848 = time factor yang diperoleh (tekanan air pori)
H2 = dihitung dari tabel
t90 = waktu yang diperlukan untuk mencapai 90 % konsolidasi dari
ultimate settlement (det).
Perhitungan nilai Cv
Tabel 12.3 Konsolidasi beban 500 gr
Pressure Increment : kg/cm2
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 82
BAB XII
= 1,00
= 1,15
Dial Reading (mm)
0.20 = 0,70
0.40
0.60
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 83
BAB XII
0.90
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 84
BAB XII
1.15
= 1,50
Dial Reading (mm)
= 1,73
1.25 = 0,79
1.35
1.45
1.55
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t (min)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 85
BAB XII
1.77
1.87
Dial Reading (mm)
= 1,71
1.97 = 1,97
= 0,70
2.07
2.17
2.27
2.37
2.47
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t (min)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 86
BAB XII
3.13
= 2,10
= 2,42
= 0,80
3.53
3.93
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 87
BAB XII
4.55
4.75
Dial Reading (mm)
= 2,05
4.95 = 2,36
= 0,99
5.15
5.35
5.55
5.75
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t (min)
Dengan cara yang sama, didapat nilai angka pori untuk setiap peningkatan
beban sampai akhir konsolidasi. Perhitungan selanjutnya lihat tabel 12.9
Tabel 12.9 Perhitungan Konsolidasi
Average
Final Accumulatif Sample Fitting Cv
Applied Void Sample
Beban Dial Dial Height Ratio time cm²/sec
Pressure Ratio Height
Reading Change 2H sec 0,848Ha²
2Ha
kg/cm² kg Mm Cm cm cm t90 t90
0,16 0,5 0,700 0,070 1,910 1,134 1,460 1,893 29,400 0,026
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 88
BAB XII
Menghitung Cs
e1 - e2
Cs = 2
log
1
1.600
1.400
Void Ratio (%)
0.400
0.200
0.01 0.1 P1 1 P2 10
Pressure (kg/cm2)
0,891-0,790
= 5,09
log 0,16
= 0,067
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 89
BAB XII
1.200
Void Ratio
1.000 eo
Cs
0.800 0,42 eo
P1
e
0.600 2
0.400
0.200
0.01 0.1 1 10
Pressure (kg/cm2)
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 90
BAB XII
12.7 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan grafik diperoleh:
Po‟ = 0,236 kg cm2
Pc‟ = 0,315 kg cm2
Dari nilai tersebut diperoleh nilai Over Consolidated Ratio (OCR) = Pc‟/Po‟
= 0,315/0,236
= 1,335
Pc= Po : OCR = 1 Normaly Consolidated
Pc< Po : OCR < 1 Under Consolidated
Pc >Po : OCR > 1 Over Consolidated
Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa UDS HB 2 dengan kedalaman 2,60-3,00 m tersebut dalam
Keadaan Over Consolidated dengan nilai:
Cv = 0,020 cm2/detik
Cs = 0,067
Cc = 0,622
PRAKTIKUM MEKTAN II
KELOMPOK V (LIMA) 91