PENDAHULUAN
perumahan, perkantoran, real estate dan sebagainya. Sektor Property, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan biasanya dipilih sebagai salah satu instrument usaha bagi
investor. Sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan merupakan salah
satu alternatif investasi yang diminati investor dimana investasi di sektor ini
merupakan investasi jangka panjang. Namun, sektor Property, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan merupakan sektor yang paling rentan dalam industri makro
terhadap fluktuasi suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang pada akhirnya akan
Properti.Real Estate, dan Konstruksi Bangunan merupakan salah satu sektor yang
yang terjadi pada sektor ini, laju inflasi yang semakin meningkat juga menjadi
masalah bagi pelaku bisnis Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan di
Indonesia. Sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan merupakan salah
2
satu sektor yang memiliki daya gerak besar bagi perekonomian suatu Negara begitu
salah satu yang berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan yang lengkap
membayar kewajiaban jangka pendek, maka perusahaan mulai masuk dalam kondisi
financial distress.Berikut ini adalah fenomena yang terjadi pada sektor Property,
Tahun Kasus
mengalami keadaaan yang sangat uruk akibat terjadinya krisis ekonomi global akibat
terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008. Penjualan property mengalami
penurunan signiikan dan menyebabkan krisis pada sektor Property, Real Estate dan
ekonomi pada sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan mulai membaik
oleh beberapa faktor seperti ekspansi perekonomian Indonesia yang semakin subur,
rendahnya suku bunga bank sentral dan meningkatnya daya beli masyarakat. Namun,
pada pertengahan 2013 sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
cenderung naik sangat tinggi. Walaupun tingkat penurunan sektor Property, Real
Estate dan Konstruksi Bangunan tidak separah seperti yang pernah terjadi pada tahun
terutama dalam bidang keuangan. Tahun 2014, tahun politik Indonesia menyebabkan
berdampak pada menurunnya pencairan pinjaman hipotek dan BI rate yang lebih
tinggi. (www.indonesia-investments.com).
4
masih terus berlanjut hingga 2015. Tahun 2016, diprediksi menjadi tahun
kebangkitan bagi sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Banguan, namun
hingga pertengahan tahun 2017 pertumbuhan sektor Property, Real Estate dan
kenaikan take up rate pada kuartal kedua 2017 hanya 84,86 persen. Artinya, terjadi
penurunan 1,04 persen bila dibandingkan dengan kuarta pertama yaitu 85,91 persen
atau turun 1,05 persen bila dibandingkan kuartal yang sama tahun 2016 yaitu 85,90
persen (http://properti.kompas.com).
belum stabil hingga pertengahan tahun 2017 membuat investor mulai ragu untuk
Estate dan Konstruksi Bangunan melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat pada tahun
2017 belum terlalu berpengaruh pada pertumbuhan sektor tersebut. Bila hal seperti ini
terus terjadi dan tidak ada perubahan yang signifikan maka perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan dapat
kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk
menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini
ditempuh dengan cara melakukan analisis financial distress dalam bentuk rasio-rasio
meruapakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena
Beberapa alat deteksi kebangkrutan yang dapat digunakan yaitu model Altman Z-
Score, model Springate, model Zmijewski, model Fulmer, model Ohlson, model
Grover. Model analisis tersebut dikenal karena selain caranya mudah, keakuratan
dalam menentukan prediksi financial distress juga sangat akurat (Yoseph, 2011)
Penelitian mengenai financial distress sudah pernah diteliti oleh para peneliti
terdahulu. Oktaviandri, Firli, dan Iradianty (2017) dalam penelitiannya yang berjudul
analisis prediksi kebangkrutan dengan model Altman, Springate, Ohlson dan Grover
Berdasarkan perhitungan dari keempat metode tersebut diperoleh metode Altman dan
6
Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski Pada Perusahaan Property dan Real Estate
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013, hasil yang didapatkan bahwa Metode
lainnya. Dan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Suwendra, Yulianthini (2016)
metode Altman Z-Score terdapat tiga dari lima perusahaan yang berpotensi financial
distress, metode Springate terdapat empat dari lima perusahaan yang berpotensi
financial distress, metode Zmijewski terdapat dua dari lima perusahaan yang
menjadi metode yang digunakan dalam penelitian financial distress,maka dari itu
dan Konstruksi Bangunan. Selain itu, perbedaan hasil dari beberapa penelitian
tingkat keakuratan bila digunakan pada tahun 2013 hingga 2017, oleh karena itu
Score, Springate, Ohlson, Grover, Zmijewski, dan Fulmer pada Perusahaan Sektor
Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Burs Efek
B. Ruang Lingkup
1. Obyek penelitian adalah Sektor Perusahaan Property, Real Eestate dan Konstruksi
Bangunan
2. Variabel
Fulmer
C. Perumusan Masalah
Modifikasi Z-Score pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi
pada perusahaan sektor Property, Rea Estate dan Konstruksi Bangunan yang
perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar
perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar
pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di
perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui financial distress pada perusahan sektor Property , Real Estate dan
2. Mengetahui financial distress pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan
3. Mengetahui financial distress pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan
4. Mengetahui financial distress pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan
6. Mengetahui financial distress pada perusahaan sektor Property, Real Estate dan
E. Kegunanaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Akademis
b. Bagi Penulis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
b. Bagi investor