Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MSI

TELAH KONSTRUKSI TEORI PENELITIAN AGAMA

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah MSI

Dosen Pengampu:

WAHIDIN,DR.,MAg

Disusun Oleh :

Abdul Hamid : (12120511312)

Dina Malinda : (12120521153)

Riski Fajriani A.N (12120521194)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

EKONOMI SYARIAH
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul kontruksi Teori Agama.

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas metode studi
islam kelas D dari Bpk. Wahidin,DR.,MAg pada bidang studi MSI. Selain itu,
penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca tentang Kontruksi Teori Agama.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk. Wahidin,DR.,MAg


selaku dosen dalam bidang studi MSI. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Pekanbaru, 6 Desember 2021

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 3

1.1 Latar Belakan .......................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Pengerian Konstruksi Teori Agama ......................................................... 4


2.2 Macam – Macam Penelitian .................................................................... 5
2.3 Langkah – Langkah Penyusunan Draft Penelitian Agama .................... 6

2.4 Pendekatan yang di gunakan……………………………………………. 9


BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yanh dibawa oleh nabi Muhammad SAW diyakini bahwa dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat
bergagai petunjuk tentang bagaimana seharusnyamanusia itu menyikapi hidup dan kehidupan
ini secara lebih bermakna dalam artiyang seluas luasnya. Petunjuk – petunjuk agama mengenai
berbagai kehidupanmanusia sebagaimana yang terdapat dalam sumber ajarannya. Al-Qur’an dan
Hadist ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan
material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu
bersikap terbuka, egaliter,kemitraan, anti feoalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan
kebersamaan dansikap positif lainnya. Namun, kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan
yang lebih jauh dari cita – cita ideal tersebut dan bua dari ibadah yang berimensisocial sudah
Nampak berkurang. Di kalangan masyarakat telah terjadi kesalah pahaman dalam memahami
simbol – simbol keagamaan itu, maka agama lebih dihayati sebagai penyelamat individu dan
bukan sebagai keberkahan social bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1) Pengertian Konstruksi Teori Agama


2) Macam – Macam Penelitian
3) Langkah-langkah penyusunan darft penelitian agama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstruksi Teori Penelitian Agama

3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneisa, W.J.S Poerwadarminta mengartikan konstruksi adalah
cara membuat atau menyusun bangunan – bangunan seperti jembatan dan sebagainya dan dapat
pula berarti susunan dan gabungan kata dikalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti
pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian
dan berarti pula asas – asas dan hukum – hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau
ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat, cara – cara dan aturan – aturan
untuk melakukan sesuatu.

Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori - teori itu pada hakikatnya merupakan pernyataan
mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti
dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat.Dari pengertian–pengertian diatas kita
apat memperoleh kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan konstruksi teori adalah susunan
atau bangunan dari suatu pndapat, asas – asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan. Berikutnya,
samailah kita pada pengertian agama. Telah banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan seperti
antropologi, psikologi, sosiologi dan lain-lain yang mencoba mendefinisikan agama, tetapi banyak
juga hasilnya yang tidak memuaskan, karena tidak diperoleh definisi yang seragam. R.R Marett
salah seorang ahli antropologi Inggris, mengatakan bahwa agama aalah yang paling sulit dari
semua perkataan untuk didefinisikan karena agama menyangkut lebih banyak pikiran, yaitu
perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya menurut segi-segi
emosionalnya walaupun idealnya kabur.

Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi Islam, berdasarkan analisisnya terhadap
berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu al-din,religi dan kata agama itu sendiri sampai
pada kesimpulan pada intisari yang terkandung dalam istilah-istilah di atas ialah ikatan. Agama
mengandung arti ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi manusia. Ikatan Ini
mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari Ikatan ini berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.Harun Nasution selanjutnya menyebutkan ada empat
unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu :
1. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan sebagainya.
2. Unsur keyakinan manusia bahwa ksejahteraannya di dunia dan diakhirat nanti amat
bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksur.

3 Unsur respon dari manusia yang dapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya.
4. Unsure paham adanya yang kuus dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab
yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan dan dalam bentuk tempat tempat
tertentu.

Dari uraian diatas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan istilah “konstruksi teori penelitian agama” adalah suatu upaya memeriksa,
mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama susuan atau bangunan,dasar-dasar
atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian
terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan
pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan zaman.
2.2 Macam – Macam Penelitian

4
Penelitian dapat mengambil bentuk macam-macam tergantung sudut pandang mana yang
akan digunakan untuk melihtnya. Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat
dibagi menjadi penelitian menjelajah atau explonatory/deskripif dan penelitian yang bersifat
menerangkan aau explanatory.Dalam penelitian yang bersifat menjelajah, dimana pengetahuan
mengenai persoalan masih sangt kurang atau belum ada sama sekali, teori-teorinya belum ada
atau belum diperlukan. Demikian pula dengan penelitian yang bersifat deksriptif.Sedangkan
dalam penelitian yang bersifat menerangkan dimana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi
dasar hipotesis yang akan di uji jelas memerlukan teori.
Jika dilihat dari metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan, penelitian yang
bersifat historis, perkembangan, kasus, korelasional, kausal koparatif, eksperimen semu dan
penelitian tindakan.Selanjutnya, Masri Singarimbun dengan bertolak dari segi metode dan
rancangan yang digunakan, membagi penelitian menjadi penelitian survey, penelitian
eksperimen, dan grounded research.Berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi dan
metode dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Penelitian Historis Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat konstruksi masa lampau
secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,mengevaluasi memverifikasi serta
mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat.
2. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan Tujuan dari penelitian kasus dan penelitian lapangan
adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang sekarang dan interaksi
lingkungan suatu unik sosial, individu, kelompok dan lembaga atau masyarakat.
3.Penelitian Korelasional (Correlational Research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan
koefisiensi korelasi. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:

1) Cocok dilakukan bila variable-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan
metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan;
2) Studi macam ini memungkimkan pengukurn beberapa variable dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
4. Penelitian Kausal-Komperatif (Causal Comparative Research)
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali factor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu. Adapun ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat masanya). Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependen variable) dan menguji data itu dengan
menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab saling hubungan dan maknanya.
5. Penelitian Eksperimental Sungguhan
Penelitian eksperimental sungguhan dilakukan untuk menyelidikan kemungkinan hubungan
sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan
memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak dikenal kondisi
perlakuan.
6. Penelitian Tindakan (Action Research)

5
Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual yang lain. Penelitian ini memiliki ciri-ciri
antara lain praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja; serta fleksibel
dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitian nya dan
mengorbankan control untuk kepentingan inovasi.
7. Penelitian Survey
Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden denagn menggunakan kuesioner.
Umumnya pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel
atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasiny
dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survey adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesionar sebagai alat pengumpulan
data yang pokok.
2.3 LANGKAH-LANGKAH POKOK PENYUSUN DRAFT PENELITIAN DAN PENGKAJIAN ISLAM.
Langkah pokok-pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam adalah
merupakan salah satu bagian pokok dari “konstruksi teori” penelitian agama. Langkah-langkah
tersebut pada hakikatnya merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian.
Di kalangan para ahli dijumpai pendapat yang satu sama lainnya agak berbeda ketika
mengemukakan aspek-aspek yang harus ada dalam rencana penelitian. Mely G.tan mengatakan
bahwa suatu rencana penelitian dapat dibagi dalam delapan langkah sebagai berikut:
Pemilihan persoalan;

2) Penentuan ruang lingkup penelitian;


3) Pemeriksaan tulisan-tulisan yang bersangkutan;
4) Perumusan kerangka teoretis;
5) Penentuan konsep-konsep;
6) Perumusan hipotesis-hipotesis;
7) Pemilihan metode pelaksanaan penelitian;

8) Perencanaan sampling.
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa unsur-unsur yang lazim diminta (harus ada)
dalam suatu rencana penelitian adalah:
1) Judul penelitian;

2) Penegasan masalah;
3) Latar belakang penelitian;
4) Tinjauan pustaka;

5) Anggapan dasar (asumsi);


6) Problematic penelitian atau hipotesis;
7) Tujuan dan manfaat penelitian;
8) Metodolog.

6
Dalam apliaksinya, keberadaan unsur-unsur tersebut tidak mesti harus ada seluruhnya. Hal ini
amat bergantung kepada bentuk dari macam penelitian sebagaimana telah disebutkan di atas.
Untuk rencana penelitin yang bersifat eksploratif atau grounded research misalnya, tidak harus
hipotesis atau landasan teori tertentu. Untuk itu, seorang peneliti harus tahu persis penelitian
jenis dan macam apa yang akn dilakukannya.
Selanjutnya, jika unur-unsur tersebut dikaitkan dengan rencana penyusunan draft penelitian dan
pengkajian agama, yang harus ada adalah:
Unsur latar belakang masalah;
2) Studi kepustakaan;
3) Landasan teori;

4) Metodologi penelitian;
5) Kerangka analisis.
Kelima unsur yang lazim digunakan dalam penelitian social itu dapat digunakn untuk penelitian
agama, karena sebagaimana dikatakan dikatakan diatas, agama dari segi bentuk pelaksanaanya
merupakan bagian dari pengetahuan social atau merupakan bagian dari budaya manusia yang
bercorak batiniah. Kelima unsur yang mesti ada dalam penelitian agama ini selengkapnya dapat
dikemukakan sebagai berikut.
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah pada hakikatnya memuat pemikiran atau alasan yang jelas dan
meyakinkan mengapa penelitian itu mesti dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena
adanya kesenjangan antara problema dengan teori. Pendapat lain, seperti Taufik Abdullah,
mengatakan bahwa masalah terjadi kesenjangan antara apa yang seharusnya secara normative
harus terjadi (das sollen) dengan apa yang tampak dalam kenyataan (das sein), ada perbedaan
antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan
apa yang tersedia, antar harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu.
Dalam kegiatan penelitian permasalahan harus ada terlebih dahulu, karena penelitian itu adalah
suatu proses yang berisi rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan
sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia cukup
banyak, tinggalah si peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya. Masalah
tersebut selanjutnya dapat dirumuskan dalam kalimat Tanya, padat, dan jelas, serta memberi
petunjuk tentang mugkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam masalah itu.

2. Studi Kepustakaan
Kajian kepustakaan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
hubungan topic penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan
oleh para peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan mubazir.
3. Landasan Teori Dan Hipotesis
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, teori pada pokoknya merupakan
pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu

7
hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa factor tertentu dalam
masyarakat.
Dalam penelitian agama misalnya, kita menjumpai teori yang mengatakan bahwa setiap
perilaku yang diperankan oleh seseorang selalu bertolak dari keyakinan agama yang dianutnya.
Dengan teori ini kita dapat menjelaskan mengapa orang berkata, berbuat, dan melakukan suatu
perbuatan bertolak dari sudut pandang keyakinan agama yang dianutnya.

Dengan demikian, suatu teori dalam penelitian amat berguna untuk menjelaskan,
menginterpretasi dan memahami suatu gejala atau fenomena yang dijumpai dari hasil penelitian.
Kerangka atau landasan teoretis membantu si peneliti dalm menentukan tujuan dan arah
penelitiannya dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesis-
hipotesisnya. Namun demikian, perlu dicatat bahwa teori ini bukanlah pengetahuan yang sudah
pasti, akan tetapi harus dianggap sebagai petunjuk hipotesis.
4. Metodologi Penelitian
Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan ditegaskan, dan landasan teori dan hipotesis
telah terbentuk, kita menuju ke tahap pemilihan metode pelaksanaan penelitian. Metode mana
yang akan dilakukan dan dinilai paling tepat amat bergantung pada macam penelitian yang
dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
5. Kerangka Analisis

Data-data yang telah terkumpul melalui berbagai metode tersebut selanjutnya diolah.
Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar realibitas dan validitasnya. Data yang rendah
reliabilitas dan validitasnya, data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi dengan
substitusi. Selanjutnya, data yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam table, matrik, dan
lain sebagainya agar memudahkan pengolahan selanjutnya.
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Penelitian
harus memastikan kerangka dan pola analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis
statistik ataukah analisis nonstatistik. Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang
dikumpulkan. Analisi statistic dengan data kuantitatif atau data yang di kuantifikasikan, yaitu
data dalam bentuk bilangan, sedangkan analisis nonstatistik sesuai untuk data deskriptif atau
data textuar.
2.4 PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan untuk
menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat
menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda bergantung kepada pendekatan
yang digunakan.
Pendekatan kawasan (regional) dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian
tentang suatu masalah menurut wilayah di mana masalah tersebut terjadi. Pendekatan kawasan
ini biasanya banyak digunakan untuk mengkaji islam secara komprehensif yang terdapat pada
suatu wilayah atau kawasan, sehingga antara islam yang berada pada satu kawasan dapat
dibedakan dengan islam yang ada pada kawasan lainnya. Pendekatan perbandingan
(comparative approach), yaitu mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingkan berbagai
pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut, sehingga dapat diketahui persamaan dan
perbedaannya.

8
Pendekatan topical-tematik, yaitu mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu
pengetahuan dengan cara mengelompokkannya dalam topic-topik tertentu atau tema-tema yang
terdapat pada masing-masing disiplin keilmuan.pendekatan ini biasanya banyak digunakan
dalam mengkaji suatu pemikiran yang bersifat normative atau ajaran.
Istilah pendekatan sering bersinggungan dengan istilah perspektif, paradigma (cara
pandang), dan sudut pandang. Berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, sejarah (histori), filsafat
(philosophy), kebudayaan (cultural), antropologi, hukum (normative), politik, dan sebagainya
sering pula digunakan sebagai pendekatan.

Harun Nasution menggunakan pendekatan historis, yaitu dengan menyatakan bahwa


berbagai aliran teologi islam tersebut muncul sebagai akibat dari pertentangan politik yang
terjadi antara Ali bin Abi Thalib (Khalifah Al-Rasyidun yang keempat) dengan Mu’awiyah sebagai
Gubernur Damaskus, ditambah dengan sebab masuknya pemikiran filsafat yunani kedalam islam.
Selanjutnya, ketika Harun Nasution membahas tentang sebab-sebab timbulnya mazhab dalam
hukum islam serta sumber-sumber hukum islam sebagai mana dijumpai dalam karyanya
berjudul islam ditinjau dari berbagai aspeknya pada jilid II, Harus Nasution juga menggunakan
pendekatan historis, sosiologis, dan kultural.

Dalam kajian terhadap telaah “konstruksi teori” penelitian agama ini, terlihat bahwa
penelitian agama amat mungkin dilakukan, karena di samping agama itu banyak aspek yang
dapat dikaji juga ilmu penelitian dengan berbagai perangkat yang terkait dengannya dapat
digunakan untuk meneliti agama. Dengan penguasaan yang baik dan memadai tentang langkah-
langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam yang di dalamnya memuat latar
belakang masalah, studi kepustakaan, landasan teori, metodologi penelitian, dan kerangka
analisis serta berbagai pendekatan, seorang akan memiliki kemandirian untuk menggali dan
mengembangkan ajaran islam secara komprehensif, holistic, integrated, kontekstual, aktual dan
komunikatif dengan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dan dengan cara ini pula
fungsi kehadiran agama islam semakin diperlukan umat.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Telaah “konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari,
meramalkan, dan memahami secara saksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum
dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk
pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman
ajaran agama sesuai tuntutan zaman. Sederhananya, yang dimaksud dengan penelitian agama
adalah, pendekatan ilmiah yang diterapkan untuk menyelidiki masalah-masalah agama. Upaya
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan
mengenai berbagai masalah agama dari segi bentuk pelaksanaannya.

Pendekatan diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan untuk menjelaskan suatu data
yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan pengertian dan
gambaran yang berbeda-beda bergantung kepada pendekatan yang digunakan.

Dalam kajian terhadap telaah “konstruksi teori” penelitian agama ini, terlihat bahwa
penelitian agama amat mungkin dilakukan, karena di samping agama itu banyak aspek yang
dapat dikaji juga ilmu penelitian dengan berbagai perangkat yang terkait dengannya dapat

9
digunakan untuk meneliti agama. Dengan penguasaan yang baik dan memadai tentang langkah-
langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam yang di dalamnya memuat latar
belakang masalah, studi kepustakaan, landasan teori, metodologi penelitian, dan kerangka
analisis serta berbagai pendekatan, seorang akan memiliki kemandirian untuk menggali dan
mengembangkan ajaran islam secara komprehensif, holistic, integrated, kontekstual, aktual dan
komunikatif dengan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dan dengan cara ini pula
fungsi kehadiran agama islam semakin diperlukan umat.

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2013. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Ali, Mohammad Daud. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Supadie, Didiek Ahmad, dkk. 2012. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

10

Anda mungkin juga menyukai