Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


SISTEM EKSRESI URINARI

Oleh:

ANJELY ESAMA PUTRI 2100007

Kelompok : 3

Tanggal praktikum : 08/11/2021

Dosen : apt.Novia Sinata,M.Si

Asisten: 1. Alimia Woelandari, S.Farm

2. Margaretta Febiola

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

2021
SISTEM EKSRESI URINARI

I. Tujuan percobaan
 Menjelaskan karakteristik urin normal sehingga mampu melakukan analisis
sampel urin sederhana dalam mengetahui adanya kelainan tubuh.
 Menjelaskan peran eksresi urinari dalam homeostatis tubuh.

II. Tinjauan pustaka


a. Pengertian Sistem urinari
Sistem urinari merupakan organ vital penting yang berperan penting
dalam melakukan eksresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil
metabolismetubuh, dan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem ini
seacrakontinu membuang dan mereabsorpsi air dan subtansi terlarut
dalamdarah, serta mengeliminasi setiap subtansi yang tidak dibutuhkan
dalamtubuh (Ganong, 2008)

Urin adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang akan
dikeluarkan dari dalam tubuh makhluk hidup melalui proses urinari . Eksresi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Namun, ada
juga beberapa spesies yang mengandung urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Campbell, 2004).

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa


metabolisme(seperti urea)., garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan
materi pembentuk urin berasal dari darah. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa
diserap kembali kedalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung didalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk
tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat perkembangan kompos
(Campbell, 2004).

1. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu (Syaifuddin, 2006).

a. Fungsi ginjal antara lain:

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.


2. Memperthankan suasana keseimbangan cairan.
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4. Mempertahanan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir protein ureum, kreatinin,
dan amoniak (Syaifuddun, 2006).

b. Struktur ginjal terdiri dari:


1. Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks.
2. Bagian lebih dalam lagi disebut medulla.
3. Bagian lebih dalam lagi disebut pelvis.
4. Pada bagian medulla ginjal dapat dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul.
5. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula
(Luklukaningsih, 2014)
Unit fungsional dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih
dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam
tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Nefron terdiri dari sebuah komponen
penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malphigi) yang dilanjutkan
oleh saluran-sluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan
kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula bowma
(Luklukaningsih, 2014).

2. Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari
pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih.
a. Panjang ureter 2-30 cm/10-12 inchi dan diameter 4-6 mm.
b. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan terluar adalah lapisan fibrosa.
2. Lapisan tengah adalah muskularis longitudinal kearah dalam dan otot
polos sikular ke arah luar.
3. Lapisan terdalam adalah epithelium mukosa.
c. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik.

3. Kandung Kemih
Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2
muara ureter dan 1 muara uretra. Sedangkan besar kandung kemih tersusun
dari otot. Dua fungsi kandung kemih adalah:
a. Tempat penyimpanan urin sementara sebelum meninggalkan tubuh.
b. Mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra.

4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1,5 inchi dan laki-
laki 8 inchi. Muara uretra keluar tubuh di sebut meatus urinarius
(Luklukaningsih, 2014).
 Uretra pada laki-laki terdiri dari:
1. Uretra prostatia.
2. Uretra membranosa.
3. Uretra kavernosa (Syaifuddin, 2006).
 Uretra pada wanita terdiri dari 3 lapisan:
1. Tunina muskularis (lapisan sebelah luar).
2. Lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena.
3. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) (Syaifuddin, 2006)

Peranan dan fungsi urin


Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis, urin sebenarnya cukup steril dan hamper tidak
berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah
meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah
zatzat didalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas, terutama bau
ammonia yang dihasilkan oleh urea (Pearce, 2005).
Komposisi urin Urin terdiri dari air dengan bahan terlalrut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut dan materi organik. Cairan dan
materi organic. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, glukosa, diserap kembali kedalam tubuh
melalui molekul pembawa (Hanifah, 2012).

Proses pembentukan urin

Ada tiga tahap pembentukan urin:


a. Proses filtrasi

Terjadinya di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan


aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.
Sedangkan yang tersring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersring tersaring tertamtung oleh simpai Bowman yang
terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang
diteruskan ke tubulus ginjal.

b. Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus
atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan kembali akan
diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyarapannya terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada papila renalis.
c. Proses sekresi
Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan kepada ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke viska
urinaria (Syaifuddin, 2006).

Komposisi Zat-zat

Dalam urin Komposisi urin normal terdiri atas : air 95%, zat-zat sisa
dari nitrogen dari hasil metabolism protein, asam, urea, amoniak dan
kreatinin, elektrolit (natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat, dan sulfat),
pigmen (bilirubin, urobilin), toksin, hormon (Syaifuddin, 2006).

Ciri-ciri Urin Normal


Rata-rata jumlah urin normal adalah 1-2 liter sehari, namun jumlah
yang dikeluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk.
Warna urin yang normal adalah bening oranye, pucat tanpa endapan, berbau
tajam, memiliki reaksi sedikit asam dengan pH rata-rata 6, dan berat jenis
berkisar antara 1.010-1025 (Luklukaningsih, 2014).

Macam-macam Sampel Urin

a. Urin sewaktu Adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus.
b. Urin pagi Adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari
setalah bangun tidur.
c. Urin postprandial Adalah urin yang berguna untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria, merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam
sehabis makan.
d. Urin 24 jam Adalah urin yang ditampung selama 24 jam. Sampel ini
diberi pengawet biar tidak terjadi perubahan selama penampungan.
(Gandasoebrata, 2007).

III. Alat dan bahan


 Alat : mikroskop, objek dan cover glass, piknometer, tabung reaksi,
indicator universal, hot plate, pipet tetes.

 Bahan : urin, asam nitrat, perak nitrat, larutan NaOH, larutan Na-
nitroprusida, larutan fehling A dan B, asam asetat glasial.

I. Prosedur Percoban.
ANATOMI
Lengkapi keterangan pada gambar berikut :
Gambar 4.1 Sistem Eksresi Urinari

Gambar 4.2 Penampang Ginjal dan Nefron

FISIOLOGI
1. Pengamatan urin menggunakan mikroskop
a. Masukkan ke dalam tabung sentrifuga 10 ml urin
b. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit
c. Buang cairan bagian atas (sisakan sedikit) dan sedimen yang berada di
bagian dasar tabung dikocok
d. Teteskan sediaan pada kaca objek bertutup (agar tidak terjadi gelembung
udara maka sediaan diteteskan melalui pinggir cover glass) dan amati
dibawah mikroskop.
e. Pengamatan dilakukan terhadap sedimen mikro:
 organik: gugusan sel (epitel, granul darah dan hyalin, leukosit,
eritrosit, fibrin, filamen urethtra, spermatozoa dan mikroorganisme
 anorganik: kolesterol, senyawa urat dan kristal seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, magnesium dan fosfat

2. Pengamatan karakteristik urin


a. Ambil urin secukupnya, lalu amati warna serta baunya
b. Ukur pH urin menggunakan indikator universal
c. Tentukan bobot jenis urin menggunakan piknometer, caranya:
 Timbang piknometer kosong (bersih dan kering) diperoleh W1
 Isi piknometer dengan aquadest bebas gas (lap bagian luar
piknometer hingga kering) lalu timbang  diperoleh W2
 Buang air yang ada dalam piknometer tadi, lalu bilas dengan alkohol
kemudian keringkan
 Isi piknometer dengan urin lalu timbang  diperoleh W3

3. Analisa kimia zat di dalam urin


a) Urea
 Teteskan 2 tetes urin pada kaca objek lalu tambahkan 2 tetes asam
nitrat
 Biarkan cairan menguap
 Amati adakah kristal hexagonal atau rhombis dari urea nitrat
b) Gula pereduksi
 Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan fehling
 Tambahkan 4 ml air kemudian panaskan perlahan
 Tambahkan 1 ml urin sedikit demi sedikit hingga warna biru benar-
benar hilang
 Adanya gula pereduksi ditandai dengan terjadinya endapan merah bata
c) Ion klorida
 Masukkan 5 ml urin kedalam tabung reaksi lalu tambahkan beberapa
tetes perak nitrat
 Adanya ion klorida ditandai dengan terjadinya kekeruhan atau
endapan putih
d) Aseton
 Masukkan 3 ml urin kedalam tabung reaksi lalu tambahkan beberapa
tetes larutan NaOH dan beberapa tetes larutan Na-Nitroprusida,
kemudian dikocok
 Tambahkan beberapa tetes asam asetat pekat kemudian dikocok
 Adanya aseton ditandai dengan terjadinya warna ungu sampai merah
ungu. Bila terbentuk warna merah, hal ini menunjukkan adanya
alkohol, aldehid, asam asetat.
e) Kualitatif albumin
 Isi sekitar ¼ tabung reaksi dengan urin, lalu didihkan perlahan-lahan
dan amati yang terjadi
 Tambahkan 2-3 tetes larutan campuran asam asetat:air (1:1), lalu
kocok
 Adanya albumin ditandai dengan terjadinya kekeruhan (jumlah
albumin setara dengan tingkat kekeruhan)
IV. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Data Percobaan Objek Sistem Urinari

KARAKTERISTIK URIN ZAT KIMIA DALAM URIN Kontrol +


Sedimen (glukosa
Klp Urin 10%)
pada
pemeriksa
angula
pereduksi

Bobot Gula Ion


Warna Bau pH Jenis Ur Pered Klor Albumin
(BJ) ea uksi oda

1 Muccus Oranye Bau 6 1,016 + - + - +


muda Tajam gram/
dan mL
bening
2 Muccus Oranye Bau 6 1,010 + - + - +
muda Tajam gram/
dan mL
bening
3 Muccus Oranye Bau 6 1,022 + - + - +
muda Tajam gram/
dan mL
bening
4 Muccus,
Kristal Oranye, Bau 5 1,043 + + + - +
kalsium pekat Tajam gram/
oksalat mL

5 Muccus Orange Bau 6 1,017 + - + - +


muda Tajam gram/
dan mL
bening
6 Muccus Orange Bau 6 1,012 + - + - +
muda Tajam gram/
dan mL
bening
7 Muccus, Ora
Kristal nge Bau 8 1,029 + - + - +
triple mud Tajam gram/
fosfat a mL
dan
beni
ng
8 Muccus Orange Bau 6 1,018 + - + - +
muda Tajam gram/
dan mL
bening
9 Muccus,
Kristal Oranye, Bau 5 1,048 + - + - +
asam pekat Tajam gram/
mL
urat

10 Muccus Orange Bau 6 1,022 + - + - +


muda Tajam gram/
dan mL
bening
11 Muccus, Ora
nge Bau 6 1,012 + - + - +
sel gram/
mud Tajam
sperma a mL
dan
beni
ng
12 Muccus Orange Bau 6 1,020 + - + - +
muda Tajam gram/
dan mL
bening

b. Pembahasan

Karakteristik urine tidak normal umumnya terlihat dari warnanya.


Urine atau air seni yang normal biasanya berwarna mulai dari kuning
pucat hingga kuning tua.Sementara itu, urine menjadi tidak normal jika
berwarna lain, misalnya merah, jingga, biru, hijau, atau cokelat. Ada
banyak penyebab warna urine tidak normal. Misalnya, akibat
mengonsumsi obat-obatan tertentu, makan makanan tertentu, memiliki
kondisi medis tertentu, atau dehidrasi.

Berikut penjelasan mengenai perubahan warna urine yang tidak normal:

 Urine berwarna kuning tua: Urine yang terlihat lebih berwarna tua
dibandingkan biasanya bisa menjadi tanda Anda mengalami dehidrasi.
 Urine berwarna jingga: Selain karena obat-obatan, urine berwarna
jingga dapat menjadi tanda dari masalah kesehatan, seperti masalah
pada saluran empedu atau hati, terlebih apabila tinja Anda berwarna
cerah.
 Urine berwarna merah muda atau merah: Kondisi ini diakibatkan oleh
makanan, obat-obatan, keracunan timbal raksa, hingga gangguan
kesehatan, seperti infeksi.
 Urine berwarna biru atau hijau: Dapat disebabkan oleh pemeriksaan
ginjal atau kandung kemih. Pada kondisi yang jarang, dapat
disebabkan oleh infeksi pada saluran kemih, atau penyakit langka yang
diturunkan.
 Urine berwarna cokelat: Kondisi ini bisa terjadi karena makanan, obat-
obatan, beberapa infeksi saluran kemih, kelainan hati, dan kelainan
ginjal, serta cedera otot yang parah.

Urine umumnya tidak memiliki aroma yang tajam. Apabila urine


memiliki bau menyengat, maka hal ini menjadi karakteristik urine yang
tidak normal. Aroma bau yang tidak sedap bisa menandakan karena terjadi
infeksi bakteri. Infeksi tersebut bisa berlangsung di sepanjang saluran
kandung kemih sehingga menjadi penyebab bau pada air seni. Para
penderita diabetes juga bisa memiliki urine tidak normal yang berbau tidak
biasa. Aroma urine pada diabetesi biasanya berbau manis atau wangi
seperti gula.

Selain itu, urine yang berbau seperti amonia bisa menandakan


Anda dehidrasi. Bila Anda mengalami kondisi ini, umumnya kondisi urine
bisa berbau menyengat dan berwarna lebih pekat. Sama halnya pada
perubahan warna urine, makanan tertentu, misalnya asparagus, juga dapat
menyebabkan bau spesifik. Selain makanan, obat-obatan tertentu atau
vitamin dapat juga memberikan bau pada urine.

PH urine normal berada di angka 4,5- 8,0 dengan nilai rata-rata


6,0. Sedangkan nilai pH urine netral adalah 7,0. PH urine dinyatakan asam
saat berada di bawah angka 5,0, dan dinyatakan basa saat berada di atas
angka 8,0. Meski memiliki patokan nilai, setiap laboratorium memiliki
standar nilai normal tersendiri yang tidak akan jauh berbeda dari nilai yang
telah disebutkan.

Salah satu faktor yang memengaruhi kadar pH urine adalah pola


makanan. Jika pH-nya di bawah normal, seseorang akan memiliki risiko
tinggi mengidap batu ginjal.

Pada orang dewasa, normal produksi urine sekitar 1,5 L dalam 24


jam. Jumlah ini bervariasi tergantung pada : luas permukaan tubuh,
konsumsi cairan, dan kelembaban udara/ penguapan. Volume Urine
Abnormal - Poliurea: volume urine menigkat, dijumpai pada keadaan
seperti : Diabetes, Nefritis kronik, beberapa penyakit syaraf, edema yang
mulai pulih. - Oliguria: volume urine berkurang, dapat dijumpai pada
keadaan seperti penyakkit ginjal, dehidrasi, sirosis hati. - Anuria: tidak ada
produksi urine, dapat terjadi pada keadaan-keadaan seperti circulatory
collaps (sistolik < 70 mmHg), acute renal failure, keracunan sublimat, dll.
- Residual urine (urine sisa): volume urine yang diperoleh dari kateterisasi
setelah sebelumnya pasien disuruh kencing sepuas-puasnya.

Berdasarkan praktikum diatas dilakukan Uji benedict, uji benedict


adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltos Uji Benedict dapat
dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang
mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes.
Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti
dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam
urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes. Uji
Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya
penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test
lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa
yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit
diabetes.

Adanya kandungan glukosa dalam urin dapat diketahui melalui


perubahan warna yang terjadi setelah urin ditetesi 5 tetes benedict dan
berubah warna menjadi merah bata. Namun, data yang didapatkan setelah
urin ditetesi benedict ternyata berwarna hijau kebiruan, artinya urin yang
diuji tidak mengandung glukosa. Adanya kandungan glukosa juga harus
diperhatikan. Sama halnya dengan protein, jika urin mengandung glukosa
maka ada masalah yang terjadi pada ginjal khususnya pada bagian Tubulus
Kontortus Proksimal.
Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urin menghasilkan endapan
maka orang yang urinnya diuji menderita diabetes. Hal ini berhubungan
dengan pancreas karena pancreas menghasilkan sedikit insulin bahkan
tidak, sehingga menyebabkan diabetes. Dari pengujian urin, didapatkan
data bahwa urin yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya orang
yang urinnya diuji tidak menderita diabetes..

V. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa urin yang diuji


bersifat basa (pH=8), tidak mengandung protein dan glukosa, dan tidak
ada endapan yang terbentuk ( tidak menderita diabetes). Itu menunjukkan
bahwa ginjal orang yang urinnya diuji “normal”.

VI. Pertanyaan :
1. Jelaskan fungsi ginjal
Fungsi utama ginjal adalah membersihkan darah dari senyawa
beracun pada tubuh sebelum akhirnya dialirkan ke seluruh tubuh.
Setelah itu, segala hal yang perlu dibuang tersebut kemudian
dikeluarkan melalui urin. Bukan hanya itu, ginjal juga berperan
menghasilkan berbagai hormon yang membantu produksi sel darah
merah eritropoietin dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
Tidak hanya itu, sel darah merah eritropoietin juga berfungsi untuk
mengatur tekanan darah.
2. Jelaskan tahapan pembentukan urin
Ada tiga tahap pembentukan urin:

- Proses filtrasi : Terjadinya di glomelurus, proses ini terjadi


karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen
maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan yang tersring adalah
bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersring
tersaring tertamtung oleh simpai Bowman yang terdiri dari
glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang
diteruskan ke tubulus ginjal.
- Proses reabsorpsi : Pada proses ini terjadi penyerapan kembali
sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan kembali akan
diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah.
Penyarapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
- Proses sekresi : Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi
pada tubulus dan diteruskan kepada ginjal selanjutnya
diteruskan ke ureter masuk ke viska urinaria.
3. Buatlah gambar sistem eksresi urinari dilengkalpi dengan
keterangan bagian-bagian organnya
4. Jelaskan yang dimaksud dengan beberapa penyakit berikut :
a. Batu Ginjal
: Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah pembentukan materi
keras menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di dalam
ginjal. Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti
kurang minum air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek
samping operasi pada organ pencernaan. Endapan batu di dalam
ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain
yang mendasari.
b. Gagal ginjal kronik
: Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal dalam skala
kecil. Itu merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring
bertambahnya usia. Namun hal ini tidak menyebabkan kelainan
atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar
yang dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi karena berbagai sebab,
dapat terjadi kelainan di mana penurunan fungsi ginjal terjadi
secara progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari
ringan sampai berat. Kondisi ini disebut gagal ginjal kronik
c. Infeksi saluran kemih
: Infeksi kandung kemih adalah penyakit infeksi yang menyerang
kandung kemih. Penyakit ini sering ditandai dengan rasa sakit saat
buang air kecil.
Infeksi kandung kemih merupakan salah satu jenis infeksi saluran
kemih yang paling sering terjadi. Penyakit ini lebih sering
menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh
ukuran uretra (saluran urine dari kandung kemih ke luar tubuh)
yang lebih pendek, dan jarak uretra yang lebih dekat dengan anus.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium. Jakarta : Dian Rakyat.

Ganong, W. F., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC , 280- 81.

Hanifah, Almahdali. 2012. Pengaruh Penundaan Waktu terhadap Hasil Urinalisis


Sedimen Urin.Skripsi. Makasar: Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

Luklukaningsih, Zuyina. 2014. Anatomi Fisiologi dan Fisioterapi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Pearce, Evelyn C. (2005). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. (Sri Yuliani.
Handoyono.,penerjemah), Penerbit PT Gramedia: Jakarta.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Lampiran

Mengisi piknometer dengan urin menimbang piknometer

Mengamati dibawah mikroskop terhadap Proses mendidihkan urin untuk mengamati


sedimen mikro adanya albumin ditandai dengan terjadinya
kekeruhan

tidak terlihat endapan warna merah bata Terlihat endapan putih yang artinya ada ion
artinya tidak terdapat gula pereduksi klorida pada sampel

Masukkan urin sebanyak 5 mL kedalam


tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai