Anda di halaman 1dari 15

●GBHO

Forum menyepakati pembahasan per pasal.

Pasal 1:
Cukup

Pasal 2:
Cukup

Pasal 3:
Cukup

Pasal 4:
Cukup

Pasal 5:

Anugerah:
Tambahan pasal tentang redaktur lapangan/ pelaksana yang
berfokus pada konten seperti buletin, majalah dll.

Alasan: Melihat pada kepengurusan tahun ini, fokus redaktur


teralihkan ke konten produk besar, untuk konten harian
terlupakan. Jadi, jatuhnya instagram atau media sosial LPM
kita tidak produktif dan tidak mencirikan media sosial dari
lembaga pers.

Jadi, redaktur utama bisa fokus kepada konten yang besar


sedangkan redaktur pelaksana berfokus ke konten harian atau
mingguan.

Nadya:
-Penambahan poin untuk redaktur pelaksana ini bertugas
dalam menghandle masalah pengoreksian misalnya dalam
pembuatan buletin, majalah, konten dll. Jadi, sebelum tulisan
naik ke redaktur utama diserahkan dulu ke redaktur
pelaksana.

Ridha:
-Menanyakan terkait poin 2 pasal 5 terkait fokus jobdesc
antara redaktur pelaksana dengan redaktur utama.

Alfi:
- Bagi kawan- kawan yang mengajukan pasal bisa
dipertimbangkan juga poin-poin dalam pasal tersebut agar
waktu bisa terefektifkan.

Aap:
-Menanyakan tentang tugas redaktur, apakah bertanggung
jawab terhadap segala produk jurnalistik yang ada?
Ditanggapi oleh ka nadya:
Redaktur kalau diumpamakan tupoksinya sebagai tupoksi dan
kontrol dalam menangani produk jurnalistik yang hendak
dikeluarkan.

Madani:
-Sebelumnya hendak mengusulkan juga tentang 2 redaktur ini,
redaktur pelaksana dan redaktur utama. Spesifikasi
ataupun tugasnya juga berbeda.
-Redaktur Utama: Mengurus dan menghandle produk

Tugas pimred ketika ada 2 redaktur:


-Segala keputusan tetap menjadi wewenang pimred.
-Pimred berhak mengambil keputusan saat ada
permasalahan. Dengan hadirnya redaktur ini men

Aap:
-Bisalah kalau redaktur ini dimaknai sebagai PJ?
Nadya:
- Sebetulnya di divisi redaksi sendiripun PJ bertugas juga
untuk mengoreksi hasil produk yang akan dikeluarkan.

Cukup

Pasal 6:
-Catatan: Untuk validitas berita bukan tanggung jqwab
redaktur, melainkan tanggung jawab reporter itu sendiri.

Pasal 7:
-Penggantian kata Layout menjadi Atak, asalan karena layout
merupakan bahasa asing dan atak merupakan bahasa baku.

Ridha;
Selama ini di redaksi jatuhnya sub divisi yakni ada desain
grafis, reporter. Tetapi di pasal ini reporter dan ilustrator
ataupun desain grafis orangnya tidak tetap, melainkan
berganti-ganti. Jadi, mau menanyakan apakah tupoksi ini
berloncatan tidak apa-apa?
Ditanggapi oleh AAP:
Tahun lalu pernah ditanggapi masalah strukturisasi di divisi
redaksi tahun lalu, akan tetapi di sanggah saat itu dengan
alasan di redaksi memang susah dan tidak bisa untuk di
struktur secara rapi.

Solusi dari Ridha:


-Untuk keputusan mengenai loncat-loncat job ini dengan
menambahkan poin yang melegalkan kita untuk lintas jobdesc
apabila dibutuhkan.

Nadya:
Menanggapi tentang pertanyaan menyalahi aturan di GBHO.
Di GBHO ini tidak ada peraturan tertulis bahwa dilarang untuk
dikerjakan divisi lain. Jadi, aku memahami dari poin ini
berguna agar kita bekerja secara fleksibel dalam pengerjaan
proker tersebut.

Selama ini dalam pemilihan kru atau panitia di Divisi Redaksi


biasanya memang mengutamakan dari anggota divisi redaksi
tersebut.

Tambahan pasal dari AAP:


Ada tambahan 2 ayat untuk pasal 6-9.
-Jabatan ini bisa dipegang oleh seluruh anggota intr-o
-Pemangku jabatan selalu dipilih setiap produksi baru dimulai

Pasal 8:
Perihal fotografer dan videografer. Pada tahun kemarin saat
musta kita memahami bahwa videografer ini sekaligus
mengerjakan tugas dari editor. Jadi, selama ini saat di
lapangan videografer hanya bertugas mendokumentasikan
dan editor khusus mengedit.

Solusi:
Penambahan pasal baru tentang kerjanya editor.

Tanggapan nadya:
Di sini tertulisbjelas bahwa kata "memproduksi" ini diartikan
sebagai pengumpulan dan pengolahan bahan-bahan untuk
memproduksi konten tsb. Jadi, kalau hendak menambhakan
editor video mungkin kata "memproduksi" itu harus
dipertimbangkan dan diperhatikan pasal setelahnya.

Ridha:
Terkait pemahaman "produksi" videografer tersebut, bahwa
selama pekerjaan di lapangan sampai sekarang ini
sebenarnya penyebutan edito dan videografer pelabelan dari
anggota sendiri.

Nadya:
Ambil contoh dari live report, selama ini ada orang-orang yang
bertugas untuk fokus di editing terkait pelaksanaan teknis.
Jadi, sudah ada standarisasinya sendiri, akan tetapi kerap
berbeda saat di lapangan.

*Catatan: ketika ada kalimat bertanggung jawab kepada, maka


yang ditujukan yang bertanggung jawab sepenuhnya.
Pasal 9:
Cukup

Pasal 10: Perusahaan


Cukup

Pasal 11:

AAP:
Mengusulkan pergantian diksi terkait pemasaran menjadi iklan
dan sirkulasi. Sirkulasi yang dimaksud ini artinya menyebar
luaskan produk terhadap pengiklan.

Madani, bertanya:
Jadi, diperusahaan ini ada sirkulasi. Nah, di divisi humas ada
juga terdapat sirkulasi. Seharusnya tugas pengantaran
majalah maupun produk lainnya bukan tugas humas,
melainkan perusahaan. Jadi, kemarin ada dibahas dan
didiskusikan terkait hal ini yaitu untuk sirkulasi humas lebih
kepada promosi produk, untuk sirkulasi perusahaan lebih ke
penyebaran kepada pihak bersangkutan.

Tanggapan, Alfi:
Sebenarnya kenapa di angkatan kami di divisi humas ada juga
prokernya yang bersangkutan dengan penyebaran produk
tersebut. Jadi, aku kurang tau bagianmu di lapangan seperti
apa.

Pasal 12:
(typo, nanti diperbaiki)

Pertanyaan untuk poin 6, berarti dari subdivisi ini harusnya


bisa lebih berkoordinasi dengan divisi redaksi. Jadi, menurut
sephia bisa ditambahkan redaksinya berupa "serta
berkoordinasi terhadap penanggung jawab program kerja"
alasan:
Kalau misalnya ada produksi jurnalistik yang perlu
memerlukan dana.

Pasal 13: Humas


Cukup

Pasal 14:
Eka:
Terkait poin 4 jika ada konflik dalam organisasi.
Usulan: penambahan poin terkait alur pelaporan dan
penanganannya. (Tanya ka eka lagi kenalah ya)
Tanggapan alfi: sekiranya hal yang disampaikan eka lebih
sesuai dibahas saat pembahasan Peraturan Organisasi.

Amal:
Sebenarnya dari IDP sendiri sudah ada alurnya. Jadi,
diserahkan dulu kepada pemimpin divisi, kalau misalnya tidak
bisa terselesaikan baru ke pengurus inti. Sebagai catatan ini
lebih ke permasalahan pekerjaan, akan tetapi untuk
permasalahan personal diselesaikan oleh IDP sendiri. Kalau
masalah personal tersebut berimbas kepada pekerjaan, maka
IDP bisa membicarakannya kepada
pemimpin divisi yang terkait.

Seandainya IDP dilanjutkan pada kepengurusan yang akan


datang, maka usulan yang diajukan oleh eka bisa
ditambahkan poin tersebut.

Iyuy:
Sepakat bahwa IDP lebih dipertegas lagi kerjanya dalam
proses penyelesaian masalah-masalah di Intro.

Pasal 15:
Cukup

BAB 2: pasal 16-18


Catatan: tidak ada pembahasan terkait GBHO di luar forum
musyawarah anggota

‐-------AD ART--------

●Anggaran Dasar:
Perubahan redaksi pada pasal 2: LPM INTR-O didirikan bulan
Juli 2021.

Pertanyaan AAP:
Apakah Musyawarah Luar Biasa sama kedudukannya dengan
Musyawarah Anggota.
Tanggapan iyuy:
Menurut ku berbeda, soalnya musyawarah anggota luar biasa
dilaksanakan dengan syarat-syarat tertentu.

Tanggapan Alfi:
Musyawarah Luar Biasa itu alternatif solusi ketika tidak
bertemu dengan Musta tahun itu, karena pelaksanaan Musta
hanya 1x / 1 periode kepengurusan.

Bab1 : Cukup

Bab 2: Cukup
Bab 3: Cukup
Bab 4:

Pasal 9-11:
Aap: tidak ada keselarasan antara pasal 9 ayat 3 dengan
pasal 11 tentang ekonomi.
Tanggapan Alfi:
Kalau ditambahkan kata 'ekonomi' berarti kalian nanti bertugas
untuk membahas tentang ekonomi.

Alfi:
Tugas: yang harus dilakukan
Wewenang: sesuatu yang bisa diambil dan boleh tidak diambil.

Bab 5:
Pasal 12-
Putnad:
Menanyakan tentang hak suara IDP saat Musta.

Tanggapan Alfi:
Untuk IDP sendiri suaranya sama terhadap ALB, boleh
berpendapat akan tetapi tidak berhak memilih.

Ridha:
Menanyakan tentang pasal 12 poin 4 yaitu anggota penuh
yang dipilih sebagai dewan penasihat. Jadi menanyakan
apakah dewan penasihat masih berkewajiban membayar kas?

Tanggapan Alfi:
Tidak, karena seingatku di AD-ART ada pembahasan bahwa
DP dipilih setelah kepengurusan anggota penuhnya selesai.

Bab 6: pasal 13 terakit atribut


Cukup

Bab 7: Cukup

Bab 8: Cukup

Bab 9: Cukup

Aap pertanyaan: perlu tidak dijabarkan kode etik mahasiswa


dalam pasal ini?

Bab 10: cukup


Bab 11: cukup
Bab 12: cukup

------Anggaran Rumah Tangga-----


Bab 1: Cukup
Bab 2: Cukup
Bab 3: Cukup
Bab 4: Cukup
Bab 5: Cukup
Bab 6:

Ridha:
Kan pelatihan biasanya diadakan dengan nama upgrading,
terus tuh melihat dar

Penggantian redaksi "mengkuti pelatihan yang telah diadakan


tiap divisi LPM INTR-O" (takuni ka ridha lagi, bujurah)

Alasannya: Supaya lebih fleksibel dalam pelaksanaan


pelatihan tsb karena terlalu banyaknya pelatihan.

Nadya:
Alasan tambahan: Dalam satu periode ini menurutku sadar
tidak sadar pelatihan ini terulang-ulang lagi, sedangkan di sini
syarat wajib untuk naik pangkat dari calang ke AM, AM ke AP
hanya itu-itu saja materinya.

Jadi, menurut Nadya pelatihan yang beberapa kali ini bisa di


efektifkan dengan melihat lagi kemampuan dan keperluan
anggota yang akan dilatih, atau bahkan pelatihan yang
beberapa kali diganti dengan program lain

Aap:
Penambahan redaksi dari yang diusulkan oleh Ridha. Jadi,
bisa ditambahkan juga redaksi tersebut ke dalam PO
organisasi.

Yogi, yang disampaikan oleh Iyuy:


Perihal pelantikan AP baru yang dilantik akan tetapi tidak
pernah ada kehadirannya secara langsung.

Saran iyuy: Redaksinya dipertegas dengan menambahkan


"Berpartisipasi atau berhadir secara fisik/ langsung".

Nadya, menanggapi Yogi:


Terkait hendak dispesifikkan keikut sertaan anggota magang
yang dilakukan secara offline. Menurutku kada perlu di
spesfiikkan karena kalau dicantumkan di peraturan maka
terlalu kaku dan terlalu dini untuk ditetapkan ke kepengurus
selanjutnya. Jadi, bisa lebih ditegaskan ke teknis
kepengurusan saja.

Ara:
Di kepengurusan atau diperiode kami bagi anggota yang tidak
pernah mengikuti kegiatan secara offline maka tidak dilantik.

Aap: Menanyakan kepada ka Alfi sebagai alumni


Kenapa sih anggota magang harus mengikuti PJTD. Dan
kenapa dari calang ke Anggota Magang tidak bisa dianggap
sebagai PJTD
(Haduh kada jelas, kena dangari lagilah ya)
Tanggapan Alfi:
Untuk anggota magang kerjanya menyesuaikan atmosfir
organisasi.
Bagi PJTD INTR-O diharapkan nanti anggota yang mengikuti
kualifikasinya sama dengan wartawan jurnalis,
meskipunbdasarnya saja.

Sephia:
Perubahan redaksi pada poin 4 pasal 6 “Mampu menerbitkan
produk jurnalistik baik secara individu maupun tim, yaitu:
a. Majalah/ tabloid
b. Video jurnalistik
c. Digital/ paper.

Bab 6: Pasal 11-12


Catatan:
-perubahan pada pasal 12 poin 2 tentang perubahan status
dari ALB menjadi Alumni.
-perubahan status dari ALB menjadi Alumni dipertimbangkan.

Bab 7: Cukup
Bab 8:
Aap: terkait dengan batasan DP memberikan sanksi terhadap
inti.
Alfi: Ada pembahasannha di PO
Iyuy: Menanyakan tentang kehadirannanggota saat rapat tidak
menjadi diwajibkan? Kan hak kata ka alfi boleh iya boleh tidak

Putnad, sebagai DP:


Karena kami bukan anggota aktif dan tidak dapat hadir setiap
saat. Kecuali ada undangan dan catatan harus bagi DP untuk
datang.

Tanggapan Alfi:
Jika DP menghadiri langsung disetiap rapat, khawatirnya kalau
DP hadir terus maka kepengurusan tahun itu tersetir baik
sedar maupun tidak sadar.
Jadi, DP di desain khusus untuk membantu kepengurusan
selanjutnya.

Aap:
Sebenarnya bisa diganti sebagai kewajiban, tetapi melihat
kepengurusan lalu kewajiban ini tidak dilaksanakan oleh DP.

Iyuy: Ke depannya kehadiran DP saat rapat maupun saat


pelaksanaan proker ini merupakan wajib karena bisa dijadikan
sarana untuk mengetahui proses kerja organisasi. Jadi, DP
mengetahui dengan jelas progres dari organisasi.

Usulan penambahan ayat 7 pada ayat 14 tentang sanksi yang


diberikan kepada Dewan Penasihat apabila tidak menjalankan
kewajibannya dengan baik.
Bab 9: pasal 15-18
Cukup

Bab 10: pasal 19


Cukup

Bab 11: pasal 20


Cukup

Anda mungkin juga menyukai