Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

DI PUSKESMAS PAKUAN BARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : SAFIRA ANGELIA SARAGIH

NIM : G1B221025

KELOMPOK : III

PERIODE : MINGGU KE-5

PEMBIMBING AKADEMIK :
Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep, Sp.
MatNs. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep
Ns. Meinarisa, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ns. Ernawati, S.Kep

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU


KESEHATANPROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE
(ANC)

A. Pengertian
Antenatal care adalah asuhan yang diberikan oleh perawat atau tenaga medis
mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan berdasarkan keadaan, fisik
emosional dan sosial ibu, janin, pasangan, serta anggota keluarga. Asuhan perawatan pada ibu
hamil sangat diperlukan untuk menjamin kesehatan ibu dan janin. Asuhan keperawatan
yang diberikan peda ibu hamil memerlukan proses-proses yang harus dijalani mulai
dari pengumpulan data-data yang berhubungan dengan kehamilan ibu sampai pada
evaluasi dari proses keperawatan yang sudah dilakukan oleh ibu hamil tersebut. Proses
pengumpulan data tidak dapat dilakukan hanya pada kunjungan pertama tetapi setiap
trimester kehamilan.(Fatimah 2017)
Jadi antenatal care adalah metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan
kehamilan sedini mungkin oleh tenaga kesehatan, sehingga apabila terdapat adanya
kemungkinan masalah pada saat kehamilan maka petugas kesehatan yang menangani akan
dapat segera mengambil tindakan untuk ibu hamil.

B. Tujuan

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan komprehensif dan berkualitas untuk


semuaibu hamil yang tujuannya yaitu (Kemenkes 2020):
1. Tujuan umum
Bertujuan untuk memberikan hak setiap ibu hamil dalam memperoleh pelayanan
antenatal care yang berkualitas sehingga ibu hamil akan mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan khusus

a. Menyediakan pelayanan antenatal care yang terpadu, komprehensif dan


berkualitas seperti konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI.
b. Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.
c. Mendeteksi secara dini adanya kelainan/penyakit yang diderita ibuselama
kehamilan.
d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit yang ditemukan pada ibu
hamil sedini mungkin sehingga kelainan/penyakit tersebut dapat teratasi sesegera
mungkin.
e. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.

C. Refocusing Antenatal Care

Refocusing antenatal care ialah intervensi terarah dalam memberikan asuhan


antenatal care yang efektif. Berikut Refocusing antenatal care .(Fatimah 2017):
1. Deteksi dini komplikasi (Seeking Disease): menanyakan riwayat penyakit
ibu baik riwayat yang pernah atau belum pernah diderita, riwayat penyakit
keturunan maupun penyakit menular dalam keluarga.
2. Promosi kesehatan (Health Promotion): memberikan konseling kepada ibu sesuai
dengan kebutuhannya seperti promosi kesehatan tentang gizi seimbang, pola istirahat
dan pola aktivitas.
3. Persiapan persalinan (Birth Preparedness): memberikan saran kepada ibu untuk
mempersiapkan persalinan seperti perlengkapan ibu dan bayi, biaya melahirkan,
penolong persalinan, dan donor darah.
4. Kegawatdaruratan (Emergency Redness) yaitu kesiapan menghadapi berbagai
komplikasi diantaranya kegawatdaruratan serta rujukan dalam kondisi optimal
dan tepat waktu ke tempat fasilitas rujukan yang memiliki sarana yang lebih
lengkap diharapkan mampu menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care


Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan
antenatal care. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care tersebut, yaitu
(Fatimah 2017):
1. Pengalaman kehamilan sebelumnya
2. Budaya dan harapan yang diinginkan ibu hamil
3. Riwayat kesehatan sebelum hamil dan kesiapan biofisik terhadap kehamilan
4. Motivasi ibu hamil terhadap kehamilannya
5. Status sosial ekonomi
6. Usia ibu dan bapak serta status perkawinan
7. Kemampuan dalam mencapai pelayanan antenatal
8. Tingkat pendidikan

E. Standar Pelayanan AnteNatal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu (Kemenkes 2019) :


1. Timbang badan dan ukur badan
Tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu.
Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan
0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya.
Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya,
atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah.
Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak.
Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi
dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan
sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing
dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari
tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2
deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2,
TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri.
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba
perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui
posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi
puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika
diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan
pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang
berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluargadiperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen
rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh
pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).

Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi


terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu
dan janin yang dikandungnya

F. Progam-progam dalam Antenatal Care

Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi


meliputi (Kemenkes 2019) :

1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)


2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
3. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)

4. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

5. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

6. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)


7. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

8. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

9. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).


G. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care (Kemenkes 2020)

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester 1 Sebelum - Membangun hubungan saling percaya antara petugas
1 x konsultasi
minggu ke 14 kesehatan dengan ibu hamil

- Mendeteksi masalah dan menanganinya


- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemis kekurangan zat besi, penggunaan
praktik tradisional yang merugikan

- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk


menghadapi komplikasi

- Mendorong perilaku yang sehat (giat, latihan dan


kebersihan, dsb)
Trimester 2 Sebelum Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan khusus
2x konsultasi minggu ke
28 mengenai pre-eklampsia ( tanya ibu tentang gejala –
gejala Pre- eklampsia, pantau TD, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria)
Trimester 3 3x Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk
onsultasi
28 – 36 mengetahui apakah ada kehamilan ganda Sama seperti diatas,
ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi
lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
H. Jenis Pelayanan A nt e n at al Ca r e
Pelayanan antenatal care terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelayanan
antenatal terpadu terdiri dari(Kemenkes 2019):
1. Anamnesa
Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader
ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada kunjungan
pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal selama kehamilan minimal 4
kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar suami. Dalam memberikan pelayanan antenatal
terpadu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil, seperti:
- Muntah berlebihan
- Pusing dan sakit kepala
- Perdarahan
- Sakit perut hebat
- Demam
- Batuk lama
- Berdebar-debar
- Cepat lelah
- Sesak nafas atau sukar bernafas
- Keputihan yang berbau
- Gerakan janin
- Perubahan perilaku selama hamil
c. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang
diderita ibu.
d. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
e. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
f. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika, anti
vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.
g. Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian obat
malaria.
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya. Informasi ini penting untuk langkahlangkah penanggulangan penyakit
menular seksual.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan
kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
j. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan
terjadinyakomplikasi dalam kehamilan
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal care terpadu, meliput berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik), psikologis (kejiwaan) ibu hamil
dan pemeriksaan laboratorium.
3. Penanganan dan tindak lanjut kasus
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/
penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau diagnosa banding, sedangkan
bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal dan keadaan bermasalah/tidak normal
pada ibu hamil.
4. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal careterpadu
Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar pelayanan
antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga kesehatan wajib
mencatat hasilnya pada rekam medis, kartu ibu dan buku KIA. Pada saat ini pencatatan
hasil pemeriksaan antenatal masih sangat lemah, sehingga data-datanya tidak dapat
dianalisa untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal care. Dengan menerapkan
pencatatan sebagai bagian dari standar pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal care
dapat ditingkatkan.
5. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif
Komunikasi, informasi dan edukasi yang efektif termasuk konseling merupakan
bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama kali untuk
membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya.
KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian ANC
1. Anamnesa
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan

c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau


kehamilan molasebelumnya

2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik


a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan/kelainan panggul, diduga terlihat dari jalannya ibu tidak normal,
misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belahketupat dari michealis (tidak simetris).

b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau
ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu
memiliki panggul sempit.

c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.

d. Lingkar lengan atas (LILA)


LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.

e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih,
dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan
eklamsi.

2) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.

f. Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.

g. Kepala dan Leher


1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera

3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi


4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis

h. Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak
2) simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
3) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
4) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
5) Retraksi akibat adanya lesi
6) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
i. Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu

3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan


penurunan kepalajanin kalau lebih dari 36 minggu Pemeriksaan Leopold :

1) Leopold I :
a) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c) Konsistensi uterus
2)Leopold II :
a) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
3)Leopold III :
a) Menentukan bagian terbawah janin
b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
4)Leopold IV :
a) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP

Tinggi Fundus Uteri berdasarkan minggu kehamilan


j. Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper

k. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar

a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus


vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)

b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya


pembengkakan masa atau cairan kista

2) Panggul : menggunakan spekulum


a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum

b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka

3) Panggul : pemeriksaan bimanual


a) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi)
dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)

b) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri,
serta adanya masa.

l. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) : Dari Janin :


1) Djj pada bulan ke 4-5
2) Bising tali pusat
3) Gerakan dan tendangan janin Dari ibu :

a) Bising rahim
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus
m. Pemeriksaan Dalam

1) Vaginal Toucher (VT)

2) Rectal Toucher (RT) dapatdinilai :


a) Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
b) Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya

c) Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

3. Mengkaji Aktivitas dan Istirahat


a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkatpra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.

b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.


c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episodesingkope.

d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)

4. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
5. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
6. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi

b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua


danketiga masing-masing 11 – 12 lb.

c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah berdarah
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
7. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicksterlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung

8. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan torakal.

9. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)

c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan janin
pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.

d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.


10. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada 10 –
12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawah kartilago
ensiform (pada 36 minggu)

e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas lunak


bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi
tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan ketiga);
kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi, strial
gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
11. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan

c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.

12. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,
tingkatpengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.

13. Pemeriksaan Diagnostik

a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)

b. golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap


inkompatibilitas
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia

d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)

e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil


vagina, lesi, rabas abnormal.

f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis

g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2

h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,


diabetes penyakit ginjal)

i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif

j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas

k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu


l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan antara
24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan
pada setiap kunjungan prenatal.

B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap
b/d mual muntah

Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan Mengkonsumsi


suplemen zatbesi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit,
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan

b. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun atau
lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan
klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM

c. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:
Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan kemungkinan
klien memilih diet seimbang

d. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya, Rasional:


Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah berat badan
normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi –pertumbuhan intraurine
(IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah

e. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi adanya


anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu

2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah


Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari Tindakan:
a. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa

b. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah


Rasional:Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan
kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah
pada trisemester pertama.

c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,


peptikum, gastritis, kolesistisis)

Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk


mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi

d. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan
berat jenis urine.

Rasional:Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi


tingkat/kebutuhan hidrasi

e. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari


dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat

Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan


menurunkan keasaman lambung.

3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.

Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri Tindakan:

a. Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien


Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling percaya

b. Klarifikasi kesalah pahaman


Rasional:Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.

c. Tentukan derajat motivasi untuk belajar


Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
d. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional:Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
e. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi Rasional:
Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif ibu/bayi.

4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin


Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri
danjanin.

Tindakan:
a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..

b. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya


Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.
Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.

c. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom

Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.


d. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otakjanin

e. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui


mengalami infeksi Rubella

Rasional:Pemajanan dapat mempunyai efek negative


padaperkembangan janin, khususnya pada trisemester I

f. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau Rasional:


Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk mengubah
konsep diri.

Tindakan:
a. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-efek
yangtampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi

b. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan


Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang
terjadi

c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil

Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan


meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang
menyenangkan.

2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.


Tujuan:Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan. Tindakan:
a. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kirakira 60 %
klienprenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan diubah
saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh
pembesaran ulkus.

b. Anjurkan sering istirahat


Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan

c. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk


Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
d. Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan
kapasitas pembawa O2.

3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)


Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan
diri yang mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
a. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II Rasional:
Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.

b. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan


Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat
sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.

c. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu


Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial
situasiresiko tinggi.

d. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol


atau mengatasi masalah medis

Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus


ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan:Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat

Untuk mengurangi ketidaknyamanan Tindakan:

a. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk


mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan

c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara


jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon
pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
pembesaran uterus.

d. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih

Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung


kemih, mengakibatkan sering berkemih

2. Gangguan pola tidur


Tujuan : gangguan pola tidur ibu bisa teratasi.Tindakan :
a. Anjurkan ibu untuk tidak banyak minum sebelum tidur
b. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman seperti menggunakan selimut yang hangat

d. Anjurkan ibu untuk tidur siang jika di indikasikan untuk memenuhi kebutuhan
tidur

e. Jelaskan pada ibu dan keluarga pentingnya tidur yang cukup selama kehamilan

3. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu


Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor

resikoindividu yang potensial Tindakan:

a. Pantau TTV, periksa hipertensi


Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi
natrium/airsecara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp

b. Dapatkan kultur vagina


Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan
ketidaknyamanan berat pada klien

c. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran


Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
d. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada klien
dan janin

e. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik


Rasional:Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III
yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan
ketoasidosis

4. Perubahan pola eliminasi urine


Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi Tindakan:

a. Berikan info tentang perubahan berkemih


Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi
berkemih.

b. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
oedema.

c. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine


Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran ke vena

d. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik


Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan
regulatorennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.2020.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2020.Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak
2020.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.2020.
Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2020.
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai