Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEPRESI LANSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa II dengan dosen
pengampu

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Jeni Neviami (190103039)


2. Lane Angelia (190103043)
3. Maulida Hasanah (190103051)
4. Meli Mugi Lestari (190103055)
5A S1 Keperawatan

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN AJARAN GANJIL 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Jiwa II yang
berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Depresi Lansia”.
Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tersusun tugas ini juga tidak terlepas
dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Kami berharap tugas ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami mengenai Asuhan
Keperawatan Keperawatan dengan Depresi Lansia.
Dalam tugas ini pasti ada kekurangan dan kelebihan. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritikan, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga tugas pendahuluan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya, tugas yang telah disusun ini dapat beguna bagi saya sendiri
maupun orang lain. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan.

Banyumas,28 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………
C. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..

A. DEFINISI …………………………………………………………………………………
B. KLASIFIKASI ……………………………………………………………………………
C. ETIOLOGI………………………………………………………………………………..
D. MANIFESTASI KLINIS………………………………………………………………….
E. PSIKOPATOLOGI……………………………………………………………………….
F. PENATALAKSANAAN ……………………………………………………………….

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………………..

1. PENGKAJIAN ………………………………………………………………………….
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ……………………………………………………….
3. INTERVENSI………………………………………………………………………….
4. IMPLEMENTASI……………………………………………………………………..
5. EVALUASI……………………………………………………………………………

BAB IV…………………………………………………………………………………………

A. SIMPULAN…………………………………………………………………………….
B. SARAN………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya pasti akan menemukan berbagai permasalahan.


Masalah masalah ini dapat menjadi stressor yang mempengaruhi kesehatan
mereka. Apabila stressor ini tidak diatasi dan diselesaikan dengan baik,kondisi
stress akan berlanjut dan seseorang dapat jatuh ke fase depresi. Depresi
didefinisikan sebagai kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan
yang amat sangat,perasaan tidak berarti dan bersalah,menarik diri dari orang
lain,tidak dapat tidur,kehilangan selera makan,hasrat seksual dan minat serta
kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davidson dkk,2006). Depresi
merupakan masalah keperawata masyarakat yang cukup serius dan sering terjadi
di masyarakat. WHO menyatakan bahwa depresi berada dalam urutan ke empat
penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria,pada suatu waktu dalam
kehidupannya pernah mengalami depresi.
Depresi biasanya berawal dari stress yang tak diatasi. Penyakit ini biasa
diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa pengobatan. Padahal, depresi
dapat menimbulkan dampak yang serius bahkan dapat berakhir dengan bunuh
diri. Diperkirakan 60% dari seluruh kejadian bunuh diri dikaitkan dengan depresi.
Secara global, 50% dari penderita depresi berfikiran untuk bunuh diri,tetapi yang
akhirnya mengakhiri hidupnya adalah 15%. Selain itu, depresi berat juga dapat
menimbulkan munculnya berbagai penyakit fisik,seperti gangguan pencernaan
(gastritis),asma,gangguan pada pembuluh darah (kardiovaskuler),serta
menurunkan depresi akan menjadi penyebab utama masalah penyakit dunia pada
tahun 2020 (Sianturi, 2006 dalam luky , 2001). Berdasarkan uraian diatas , peran
perawat sangat penting dan dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang tepat pada klien depresi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan depresi ?
2. Bagaimana klasifikasi depresi ?
3. Apa penyebab depresi ?
4. Bagaimana tanda dan gejala depresi ?
5. Bagaimana psikopatologi depresi ?
6. Bagaimana penatalaksanaan depresi ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan depresi ?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan depresi.
2. Mampu mengetahui klasifikasi depresi.
3. Mampu mengetahui penyebab depresi.
4. Mampu mengetahui tanda dan gejala depresi.
5. Mampu mengetahui psikopatologi depresi.
6. Mampu mengetahui penatalaksanaan depresi.
7. Mampu mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan depresi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan


kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairahan hidup. (Hawari,2001,hal.19). Depresi adalah suatu mood sedih
(disforia) yang berlangsung lebih dari empat minggu, yang disertai perilaku
seperti perubahan tidur,gangguan konsentrasi,iritabilitas,sangat cemas,kurang
bersemangat,sering menangis,waspada berlebihan,pesimis,merasa tidak
berharga,dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam
Videbeck,2008, hal.388).
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.
(Purwaningsih,2009,hal.130). Depresi adalah keadaan emosional yang
ditunjukkan dengan kesedihan,berkecil hati,perasaan bersalah,penurunan harga
diri,ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs,2004, hal.121)
Dari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen
somatic yang terjadi akibat kesedihan yang panjang.

B. Klasifikasi

1. Menurut gejalanya

a. Depresi Neurotik

Depresi neurotic biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang


menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya
seringkali dipenuhi trauma emosional yang mendahului penyakit misalnya
kehilangan orang yang dicintai,pekerjaan,milik berharga,atau seorang kekasih.
Orang yang menderita depresi neurotic bisa merasa gelisah,cemas dan
sekaligus merasa depresi. Mereka menderita hipokondria atau ketakutan yang
abnormal seperti agrofobia tetapi mereka tidak menderita delusi atau
halusinasi.

b. Depresi Psikotik

Depresi
Secara tegas istilah ‘psikotik’ harus dipakai untuk penyakit depresi yang
berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya.

c. Psikosis Depresi Manik

Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali


disertai gangguan suasana hati yang berat. Orang yang mengalami
gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi
kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan persaan gembira,gairah dan
aktivitas secara berlebihan gambaran ini di sebut ‘mania’.

2. Menurut Penyebabnya

a. Depresi Reaktif

Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stress luar seperti


kehilangan sesorang atau kehilangan pekerjaan.

b. Depresi Endogenus

Pada depresi endogenous,gejalanya terjadi tanpa di pengaruhi oleh factor


lain.

3. Berdasarkan waktu terjadinya

a. Depresi postpartum,biasanya terjadi pada wanita hamil,kehamilan dapat


membawa banyak perubahan hormonal. Pergeseran dramatis kadang
mempengaruhi suasana hati. Hal ini umumnya dikenal sebagai “blue baby
syndrome”. Depresi postpartum lebih dari perasaan sedih setelah melahirkan. Hal
ini dapat sembuh dengan sendirinya akan tetapi apabila sampai ke geajala psikosis
postpartum, yang jika tidak diobat mungkin bisa menyebabkan pembunuhan
tragis anak-anak.

b. Premenstrual Dysphoric Disorder,depresi juga dapat terjadi pada menjelang


menstruasi yang disebut Premenstrual Dysphoric Disorder. Gejala yang sering
dilaporkan dari premenstrual syndrome (PMS)anatara lain lekas marah, kelelahan,
kegelisahan, ketegangan syaraf, perubahan suasan hati, depresi, hilang kendali,
selain gejala fisik sepertipembengkakan atau kembung pada perut atau kaki,
perubahan nafsumakan dan payudara terasa sakit.
c. Depresi musiman, umumnya terjadi pada Negara-negara 4 musim,dimana depresi
kambuh pada musim dingin dan akan membaik kembalipada musim semi atau
panas.

C. Etiologi

a. Faktor Predisposisi
Terdapat 2 teori untuk menjelaskan faktor pendukung terjadinya depresii
1. Teori Biologis
a) Genetik.
Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan ditemukanbahwa
terdapat dukungan keterlibatan herediter dalam penyakit depresi.Luasnya
akibat pada pokoknya tampak menjadi lebih tinggi diantaraindividu-
individu yang memiliki hubungan keluarga dengan kelainantersebut
daripada diantara populasi umum.
b) Biokimia.
Ketidakseimbangan elektrolit tampak memainkan peranandalam penyakit
depresif. Suatu kesalahan hasil metabolisme dalamperubahan natrium dan
kalium di dalam neuron. Teori biokimia yanglainnya menyangkut
biogenik amin norepinefrin, dopamin, danserotinin. Tingkatan zat-zat
kimia ini mengalami defisiensi dalamindividu dengan penyakit depresif
.
2. Teori Psikososial
a) Psikoanalisa.
Teori ini melibatkan suatu ketidakpuasan dalamhubungan awal ibu-bayi
sebagai suatu predisposisi untuk penyakitdepresif. Kebutuhan bayi tidak
terpenuhi, suatu kondisi yangdigambarkan sebagai suatu kehilangan.
Respons berduka belumterpecahkan, dan kemarahan dan permusuhan
ditunjukkan kepada diri sendiri. Ego tetap lemah, sementara superego
meluas dan menjadimenghukum.
b) Kognitif.
Ahli teori-teori ini yakin bahwa penyakit depresif terjadisebagai suatu
hasil dari kelainan kognitif. Kelainan proses pikirmembantu
perkembangan evaluasi diri individu. Persepsi
merupakanketidakadekuatan dan ketidakberhargaan. Pandangan untuk
masa depanmerupakan suatu kepesimisan keputusasaan.
c) Teori Pembelajaran.
Teori ini mengemukakan bahwa penyakit depresifdipengaruhi oleh
keyakinan individu bahwa ada kurang kontrol atausituasi-situasi
kehidupannya. Ini dianggap bahwa keyakinan ini munculdari
pengalaman-pengalaman yang mengakibatkan kegagalan (baikyang
dirasakan atau yang nyata). Setelah sejumlah kegagalan, individumerasa
tidak berdaya untuk berhasil dalam usaha-usaha yang keras, danoleh
karena itu berhenti mencoba. Pembelajaran ketidakberdayaan
inidigambarkan sebagai suatu predisposisi untuk penyakit depresif.
d) Teori Kehilangan Objek.
Teori ini menyatakan bahwa penyakit depresifterjadi jika pribadi tersebut
terpisah dari atau ditolak orang terdekatselama 6 bulan pertama
kehidupan. Proses ikatan diputuskan, dan anakmenarik diri dari orang lain
dan lingkungan.
b. Faktor Pencetus
Ada empat sumber utama stresor yang dapat mencetuskan gangguan
alamperasaan

1. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan,


termasukkehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga
diri.Karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan,
makapersepsi pasien merupakan hal yang sangat penting.

2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahuluepisode


depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yangdihadapi
sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhiperkembangan


depresi, terutama pada wanita.

4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakitfisik,


seperti infeksi, neoplasma, dan gangguan keseimbangan metabolik,dapat
mencetuskan gangguan alam perasaan.

D. Manifestasi Klinis

Gejala utama dari depresi adalah kehilangan minat atau kesenangan.

Pasien mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa dalam


kesedihan,atau tidak berguna. Adapun tanda dan gejala depresi adalah;

1) Dimensi Fisik

a. gangguan primer pada struktur dan fungsi otak dan sistem saraf

b. perubahan kimiawi yaitu penurunan noreprineprin, serotonin dan


peningkatan steroid
c. penurunan metabolism

d. penurunan perawatan diri dan kebersihan diri

e. kehilangan energi dengan lelah dan lemah

f. penurunan aktivitas motoric

g. depresi mungkin berhubungan dengan adanya gangguan sistemimun

2) Dimensi Intelektual

a. pemikiran negatif terhadap diri sendiri, dunia/lingkungan dan masadepan

b. tidak mampu berfikir rasional

c. merasa tidak mampu mengontrol dirinya sendiri maupunlingkungan

3) Dimensi Emosional

a. merasa takut dan cemas

b. merasa tidak berdaya dan putus asa

c. perasaan marah ditekan

4) Dimensi Sosial

a. hubungan antara orang depresi dengan orang lain kadangkalaterlihat


seperti ketergantungan yang berlebihan

b. tingkah laku depresi mungkin sebagai usaha untuk memanipulasiorang


lain untuk memenuhi kebutuhannya

c. orang depresi merasa tidak mempunyai pendukung

d. menarik diri dari lingkungan dan hilang ketertarikan

E.Psikopatologi

Ada beberapa hipotesis tentang psikopatologi depresi, yaitu:

a) Hipotesis amin biogenic ( biogenic amine hypothesis) Hipotesis inimenyatakan


bahwa depresi disebabkan oleh kekurangan dalam senyawaketokelamin, yaitu:
norepinefrin (NE), dan serotonin (5-HT)
b) Hipotesis permisif (permissive hypothesis), teori ini menyatakan
bahwaberkurangnya 5-HT menyebabkan depresi karena mengijinkan
turunnyakadar NE

c) Hipotesis sensitivitas reseptor, teori ini mengatakan bahwa reseptor yangberada


di di syaraf pasca sinaptik dapat mengalami supersensitivitas

d) Atrofi hippocampus, beberapa studi menunjukan bahwa pada pasiendengan


depresi unipolar mengalami volume hippocampus (bagian dariotak dimana
terdapat progenitor sel syaraf yang terus membelah danmembentuk sel syaraf
baru)

F. Penatalaksanaan

a. Terapi non farmakologi

1. Psikoterapi : untuk depresi ringan. Dibedakan menjadi 2,


yaitu:interpersonal dan cognitive-behavioral therapy. Sebuah
studi(Antonuccio, 1995): intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan
obatantidepresan, tidak ada efek samping, murah merupakan first
linetherapy pada depresi ringan

2. Electroconvulsive Therapy (ECT), Terapi dengan menggunakankejutan


listrik, terapi yang aman dan efektif, tetapi dapatmenimbulkan adverse
effect seperti disfungsi kognitif. Bukanmerupakan pilihan utama terapi
non farmakologi. ECT dilakukan bila :diperlukan respons yang cepat,
terapi dengan obat tidak/kurangmenimbulkan respon

b. Terapi farmakolgi berdasarkan mekanisme aksi utamanya:

1. Antidepresan trisiklik ( TCA) mekanisme aksinya menghambat reuptake5-


HT dan norepinefrin contohnya amitriptilin, imipramine,
klomipramin,desipramin

2. Serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) mekanisme


aksinyamenghambat reuptake 5-HT dan norepinefrin contohnya
venalafaksin

3. Monoamin oksidase inhibitor (MAOI) mekanisme aksinya


penghambatanenzim monoamine oksidase contohnya fenelzine,
tranilsipromin

4. Selective 5-HT reuptake inhibitor (SSRI) mekanisme aksinya


penghambatan reuptake 5-HT secara selektif contohnya fluoksetin,sertalin,
paroksetin, fluvoksamin
5. Aminoketon mekanisme aksinya penghambatan reuptake norepinefrin
dandopamine contohnya bupropion

6. Triazolopyridin mekanismnya antagonis reseptor 5-HT 5-


HT2A/penghambatan reuptake 5-HT contohnya trazodon dan nefazodon

7. Tetrasiklik mekanismenya antagonis reseptor alfa2 adrenergik/5-HT


presinaptik conyohnya Mirazapin.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
DEPRESI

1. Pengkajian

a. Faktor Predisposisi

a) Faktor Genetik
Mengemukkan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis
keturunan.Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar
monozigote dari dizigote.

b) Teori Agresi Berbalik pada diri sendiri


Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri.Diawali dengan proses kehilangan  terjadi
ambivalensi terhadap objek yang hilang  tidak mampu mengekspresikan
kemarahan  marah pada diri sendiri.

c) Teori kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan : misalnya kehilangan orang
tua pada masa anak,perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat
dicintai.Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

d) Teori Kepribadi
Mengemukakan bahwa tipe kepribadi tertentu menyebabkan seseorang
mengalami depresi atau mania.

e) Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian negative terhadap diri sendiri,lingkungan dan masa
depan.

f) Teori Belajar ketidakberdayaan


Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri,lalu
menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah.Kemudian individu timbul
keyakinan akan ketidakmampuan mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak
berupa mengembangkan respon yang adaptif.

g) Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya ujian
(Reinvorcement) positif selama interaksi dengan lingkungan.

h) Model Biologis
Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan
kimiawi,yaitu defiensi katekolamin,tidak berfungsi endokrin dan hipersekresi
portizol.

b. Faktor Presipitasi
Sterssor yang menyebakan gangguan alam,perasaan meliputi factor
biologis,psikologis,dan social budaya.Faktor Biologis meliputi berubahan
fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai pernyakit fisik seperti
infeksi,neoplasma,dan tidak keseimbangan metabolisme.Faktor psikologis
meliputi kehilangan kasih sayang,kelingan cinta,seseorang,kehilangan harga
diri.Faktor social budaya meliputi kehilangan peran,perceraian,kehilangan
pekerjaan.

c. perilaku dan mekanisme koping


Perilaku yang berhubungan dengan perilaku depresi bervariasi.Pada
keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi
agitasi.Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi,hal ini untuk menghindari tekanan yang
hebat.Depresi yaitu perasaan berduka yang belum digunakan adalah
represi,supresi,denial dan disosiasi.
1. Pengkajian
Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian
dilakukan dengan cara berurutan, perawat harus mengetahui data aktual apa yang
diperoleh, faktor resiko yang penting, keadaan yang potensial mengancam pasien dan
lain-lain (Nursalam, 2001).
Data yang perlu dikaji pada pasien depresi dapat berupa :
a. Lakukan anamese langsung teerhadap klien atau keluarga:
1) Identitas diri klien
2) Struktur keluarga : Genoogram
3) Riwayat Keluarga
4) Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala
karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
1) Kaji adanya depresi.
2) Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti
geriatric depresion scale.
3) Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
4) Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.

b. Lakukan observasi langsung terhadap :


1) Perilaku.
a) Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas
hidup sehari-hari?
b) Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial?
c) Apakah klien sering mengluyur danmondar¬mandir?
d) Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?
2) Afek
a) Apakah kilen menunjukkan ansietas?
b) Labilitas emosi?
c) Depresi atau apatis?
d) lritabilitas?
e) Curiga?
f) Tidak berdaya?
g) Frustasi?
3) Respon kognitif
a) Bagaimana tingakat orientasi klien?
b) Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal¬hal yang baru saja
atau yang sudah lamaterjadi?
c) Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan?
d) Kurang mampu membuat penilaian?
e) Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia?

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (NANDA International, 2012).
a) Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
b) Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah proses kegiatan mental yang memberi pedoman atau pengarahan
secara tertulis kepada perawat atau anggota tim kesehatan lainnya tentang
intervensi/tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien. Rencana
keperawatan merupakan rencana tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan
masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan
dan kemajuan pasien secara spesifik.
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien
(Nursalam, 2001).

Adapun intervensi keperawatan pada pasien DEPRESI,berupa :

Intervensi Keperawatan Pada Lansia (depresi)

No Diagnosa Tujuan dan Rencana keperawtaan


kriteria hasil
Keperawatan intervensi rasional
1 Mencederai Tujuan : setelah 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan
diri dilakukan percaya dengan lansia saling percaya
berhubungan perawatan 2x24 2. Lakukan interaksi dengan dapat
dengan jam pasien dapat pasien sesering mungkin mempermudah
depresi dengan sikap empati dan dalam mencari
KH : Dengarkan pernyataan data-data
1. Lansia dapat pasien dengan sikap sabra tentang lansia
mengungkapkan empati dan lebih banyak 2. Dengan sikap
perasaannya memakai bahasa non verbal. sabra dan
2. Lansia Misalnya : empati lansia
tampak lebih Memberikan akan merasa
bahagia sentuhan,anggukan. lebih
3. Lansia sudah 3. Pantau dengan seksama diperhatikan
biasa tersenyum resiko bunuh diri/melukai dan berguna
ikhlas diri sendiri. Jauhkan dan 3.
simpan alat-alat yang dapat Meminimalkan
digunakan oleh pasien untuk terjadinya
mencederai dirinya/orang perilaku
lain,ditempat yang aman dan mencederai diri
terkunci.
2 Gangguan Tujuan : setelah 1. Kaji dan manfaatkan 1. Lansia tidak
alam dilakukan sumber-sumber ekstemal merasa sendiri
perasaan : perawatan 2x24 individu (orang-orang 2. Prinsip 5
depresi jam diharapkan terdekat,tim pelayanan benar dapat
berhubungan pasien dapat kesehatan,kelompok memaksimalkan
dengan koping KH : pendukung,agama yang fungsi obat
maladaptive. 1. Klien dapat dianut). secara efektif
meningkatkan 2. Bantu menggunakan obat 3. Lansia
harga diri dengan prinsip 5 benar merasa dirinya
2.Klien dapat (benar lebih berharga
menggunakan pasien,obat,dosis,cara,waktu) 4. Untuk
dukungan social 3. Beri reinforcement positif memberi
3. Klien dapat bila menggunakan obat pemahaman
menggunakan dengan benar kepada lansia
obat dengan 4. Diskusikan tentang obat tentang obat
benar dan tepat (nama,dosis,frekuensi,efek
dan,efek samping minum
obat).

4. Implementasi Keperawatan

 Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan atau melaksanakan


rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nursalam, 2001).
Pada tahap pelaksanaan ini kita benar-benar siap untuk melaksanakan intervensi
keperawatan dan aktivitas-aktivitas keperawatan yang telah dituliskan dalam rencana
keperawatan pasien. Dalam kata lain dapat disebut bahwa pelaksanaan adalah peletakan
suatu rencana menjadi tindakan yang mencakup :
a. Penulisan dan pengumpulan data lanjutan
b. Pelaksanaan intervensi keperawatan
c. Pendokumentasian tindakan keperawatan
d. Pemberian laporan/mengkomunikasikan status kesehatan pasien dan respon pasien
terhadap intervensi keperawatan

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Nursalam, 2001).
Dalam evaluasi pencapaian tujuan ini terdapat 3 (tiga) alternatif yang dapat
digunakan perawat untuk memutuskan/menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
dalam rencana keperawatan tercapai, yaitu :
a. Tujuan tercapai
b. Tujuan sebagian tercapai.
c. Tujuan tidak tercapai.

Evaluasi dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :


a. Evaluasi Proses (Formatif)
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon
klien segera stelah tindakan. Evaluasi formatif dilakukan secara terus menerus sampai
tujuan yang telah ditentukan tercapai.
b. Evaluasi Hasil (sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai
dilakukan. Menggambarkan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisis
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan. Evaluasi
sumatif bertujuan menjelaskan perkembangan kondisi klien dengan menilai dan
memonitor apakah tujuan telah tercapai.
Evaluasi pencapaian tujuan memberikan umpan balik yang penting bagiperawat
untuk mendokumentasikan kemajuan pencapaian tujuan atauevaluasi dapat
menggunakan kartu/format bagan SOAP (Subyektif, Obyektif,Analisis dan
Perencanaan).
Evaluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien ispa harus sesuaidengan
rencana tujuan yang telah ditetapkan yaitu :
a. Nyeri (akut) yamg dirasakan berkurang
b. Risiko tinggi terhadap infeksi dapat teratasi
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh mencukupi
d. Ketakutan/ansietas dapat teratasi
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai dengan
komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak
bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab
(rasadingin), tekanan darah dan nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor lain : faktor heriditerdan genetik,
faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor
psikobiologi, faktor neurologi, faktor biokimia dalam tubuh,
faktorkeseimbangan elektrolit dan sebagainya.

B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganmasalah
yang dialami klien dengan Gangguan Alam Perasaanharu memiliki
pengetahuan yang luas dan tindakan yang dilakukan harus rasional sesuai
gejala penyakit dan perawatan yang diberikan secara komprehensif,
biopsikososial budaya dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa.

Jakarta : FIK-UI

Keliat BA 2005. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Mallynn E Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Pskiatri. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Gibbson Towsend , MC, 1995. Kumpulan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku

Kedokteran

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang. RSJP

Dr.Amina : Gondo Utama

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

http://www.scribd.com/LP-perilaku-kekerasan diakses pada Senin 26 Januari


2015
https://.scribd.com/document/40447044/asuhan-keperawatan-lansia-dengan-
depresi

https://pinkersya.wordpress.com/2012/11/24/askep-lansia-dengan-gangguan
psikologis-depresi/

http://www.academia.edu/14546510/ASUHAN_KEPERAWATAN_LANSIA_D
ENGAN_DPRESI

Anda mungkin juga menyukai