Disusun oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS KESEHATAN
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................... 3
B. Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 6
A. Pengertian....................................................................................................................... 6
B. Penyebab......................................................................................................................... 6
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi...................................................................... 7
D. Tanda dan Gejala.......................................................................................................... 9
E. Penatalaksaan................................................................................................................ 9
F. Psikofarmakologi.........................................................................................................
11
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................. 12
A. Pengkajian....................................................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................. 14
C. Pathway........................................................................................................................... 15
D. Intervensi Keperawatan............................................................................................ 16
E. Implementasi................................................................................................................. 20
F. Evaluasi Keperawatan................................................................................................ 20
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................
21
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
21
B. Saran..................................................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Demensia terjadi karena adanya gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif
merupakan proses mental dalam memperoleh pengetahuan atau kemampuan
kecerdasan, yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, serta
pelaksanaan (Santoso&Ismail, 2009). Demensia juga berdampak
padapengiriman dan penerimaan pesan.
Dampak pada penerimaan pesan, antara lain: lansia mudah lupa terhadap pesan
yang baru saja diterimanya; kurang mampu membuat koordinasi dan
mengaitkan pesan dengan konteks yang menyertai; salah menangkap pesan;
sulit membuat kesimpulan. Dampak pada pengiriman pesan, antara lain: lansia
kurang mampu membuat pesan yang bersifat kompleks; bingung pada saat
mengirim pesan; sering terjadi gangguan bicara; pesan yang disampaikan salah
(Nugroho, 2009).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
4
Mahasiswa mampu memahami :
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja maupubn mereka yang tidak
berdaya untuk mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain untuk
menghidupi drinya sendiri (nugroho, 2006). Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur -angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
6
orientasi,persepsi perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan
bersosialisasi (Corwin, 2009).
B. Penyebab
3. Khorea Hungtington
2. Penyakit alzheimer
7
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor Predisposisi
Biologis :
- Penuaan
- Genetik
- Penyakit hipertensi
- Riwayat gangguan jiwa
- Merokok
- Tidak pernah/jarang olahraga
Psikologis :
- Kepribadian tertutup
- Pengalaman kehilangan
- Keinginan tidak tercapai
Sosial :
- Masalah pekerjaan
- Konflik dalam keluarga
- Ekonomi rendah
- Pendidikan rendah
- Jarang terlihat kegiatan sosial
- Tidak rutin mengikuti kegiatan keagamaan
Faktor Presipitasi
Sifat :
a. Biologis
- Penyakit hipertensi
b. Psikologis
- Keinginan tidak terpenuhi
- Kekecewaan terhadap konflik keluarga
8
- Kekecewaan terhadap lingkungan
c. Sosial budaya
- Masalah ekonomi
- Masalah pekerjaan
- Perubahan lingkungan
- Perpisahan dengan anggota keluarga
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dengan
keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala klinik dari
demensia Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda dan gejala
demensia adalah :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa
menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,
bulan, tahun, tempat penderita demensia berada.
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah.
E. Penatalaksanaan
1. Dukungan atau Peran Keluarga
9
2. Terapi Simtomatik
a. Diet
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif :
Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
10
5. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
F. Psikofarmakologi
Farmakoterapi
11
BAB III
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Identitas klien yang biasa dikaji pada klien dengan demensia adalah usia
(tempat/ tanggal lahir) karena banyak klien lansia yang mengalami demensia.
Identitas lainnya yang perlu ditanyakan adalah nama lengkap, jenis kelamin,
status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, diagnosis medis (bila
ada), alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan masalah psikososial
demensia adalah klien kehilangan ingatan.
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai keadaan klien saat ini mulai
timbulnya keluhan yang dirasakan sampai dilakukan pengkajian.
12
e. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan
psikologi seperti yang dialami oleh klien, atau adanya penyakit genetik yang
mempengaruhi psikososial.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda-tanda vital
Yang perlu dikaji adalah aktivtias apa saja yang biasa dilakukan sehubungan
dengan adanya masalah psikososial demensia.
2) Pola nutrisi
3) Pola eliminasi
Data subyektif :
13
1. Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi.
. Data obyektif :
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Hambatan Komunikasi Verbal
14
C. Pathway
Demensia
15
Kehilangan kemampuan
Perubahan menyelesaikan masalah, Tingkah laku aneh dan
kemampuan perubahan mengawasi keadaan kacau, dan cenderung
merawat diri yang kompleks dan berpikir mengembara, mempunyai
sendiri abstrak, emosi stabil, pelupa, dorongan melakukan
dan apatis kekerasan
D. Intervensi Keperawatan
16
Faktor yang berhubungan : ADLS dengan bantuan sampai klien
mampu secara utuh
- Gangguan kognitif untuk
- Penurunan motivasi melakukan self-care.
- Ketidaknyamanan 4. Dorong klien
- Kendala lingkungan untuk melakukan
- Keletihan aktivitas sehari-hari
- Gangguan musculoskeletal yang normal
- Gangguan neuromuscular sesuai kemampuan
- Nyeri yang dimiliki.
- Gangguan persepsi 5. Dorong untuk
- Ansietas berat melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya.
6. Ajarkan klien/
keluarga untuk
Mendorong
kemandirian, untuk
Memberikan
bantuan hanya jika
pasien tidak mampu
untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas
rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan
usia klien jika
mendorong
pelaksanaan
17
aktivitas
sehari-hari.
2. Hambatan Komunikasi Kriteria Hasil Communication
Verbal Setelah dilakukan Enhancement :
Batasan karakterisik : tindakan keperawatan Speech Deficit
- Tidak ada kontak mata selama 3 x 24 jam klien 1. Gunakan
- Tidak dapat bicara mampu : penerjemah jika
- Kesulitan 1. Berkomunikasi : diperlukan
mengekspresikan fikiran penerimaan 2. Beri satu kalimat
secara verbal interpretasi dan simple setiap
- Kesulitan menyusn ekspresi pesan bertemu jika di
kalimat 2. Lisan, tulisan dan perlukan
- Kesulitan menyusun kata- non verbal meningkat. 3. Konsultasikan
kata 3. Komunikasi dengan dokter
- Kesuliatan memahami ekspresif : (kesulitan kebutuhan terapi
pola komunikasi yang biasa berbicara ekspresi wicara
- Kesulitan dalam pesan verbal 4. Dorong pasien
kehadiran tertentu atau non verbal yang untuk
- Kesulitan menggunakan bermakna) berkomunikasi
ekspresi wajah 4. Komunikasi reseptif secara perlahan
- Disorientasi orang, ruang (kesulitan mendengar) dan untuk
dan waktu. : penerimaan mengulangi
komunikasi dan permintaan
Faktor yang berhubungan : interprestasi pesan 5. Dengarkan
- Ketiadaan Orang terdekat verbal atau non verbal dengan penuh
- Perubahan Konsep Diri 5. Gerakan perhatian berdiri di
- Perubahan sistem syaraf terkoordinasi : depan pasien ketika
pusat mampu berbicara.
- Defek anatomis mengkoordinasi 6. Gunakan kertu
- Tumor otak gerakan dalam baca, kertas,
- HDR kronik menggunakan isyarat. pensil, bahasa
- Perubahan harga diri 6. Pengolahan tubuh, gambar,
18
- Perbedaan Budaya informasi : klien daftar kosa kata,
- Penurunan Sirkulasi ke mampu untuk bahasa asing,
otak memperoleh, computer, dan lain-
- Perbedaan yang mengatur, dan lain. Untuk
berhubungan dengan usia menggunakan memfasilitasi
perkembangan informasi komunikasi dua
- Gangguan emosi 7. Mampu mengontrol arah yang optimal
- Kurang informasi respon ketakutan dan 7. Ajarkan bicara
- Hambatan fisik kecemasan terhadap dari esophagus jika
- Kondisi psikologi ketidak mampuan diperlukan
- HDR situasional berbicara 8. Beri anjuran
- Stress kendala lingkungan 8. Mampu kepada pasien dan
- Efek samping obat memanajemen keluarga tentang
kelemahan kemampuan fisik yang penggunaan alat
sistem musculoskeletal di miliki bantu bicara
9. Mampu misalnya prostesi,
mengkomunikasikan trakheoesofagus dan
kebutuhan dengan laring buatan
lingkungan sosial 9. Berikan pujian
positif jika
diperlukan
10. Anjurkan pada
pertemuan
kelompok
11. Anjurkan
kunjungan keluarga
secara teratur
untuk member
stimulus
komunikasi.
12. Anjurkan
ekspresi diri
19
dengan
cara lain dalam
menyampaikna
informasi misalnya
bahasa isyarat.
E. Implementasi
F. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya. Evaluasi dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindaka keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009).
BAB IV
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja maupubn mereka yang tidak
berdaya untuk mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain untuk
menghidupi drinya sendiri (nugroho, 2006). Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur -angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
21
Boedhi – Darmojo. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Jakarta:
FKUI.
Harvey. R. J. Et. All. 2003. Dimensia Dapat di Derita Oleh Semua Tingkat Usia
22
23