Anda di halaman 1dari 11

2

MODUL PERKULIAHAN

W132100009 -
Material Teknik
Dislokasi dan mekanisme
penguatan logam

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Modul ini diharapkan dapat 5.4 Mekanisme peningkatan sifat


membantu mahasiswa mata mekanik material: Grain Size
kuliah Material Teknik dalam Reduction, Solid Solution and
mengenal dan memahami Strain Hardening
klasifikasi material, serta
struktur dan ikatan atom. 5.5 Recovery, Recrystallization, and
Kegiatan pembelajaran Grain Growth
dilakukan dengan
pendekatan Tatap Muka di
kelas dan evaluasi serta
latihan yang dilakukan
dengan Test dan Non Test.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

06
Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Teknik Teknik Mesin
5.4 Mekanisme peningkatan sifat mekanik
material : Grain Size Reduction, Solid
Solution and Strain Hardening

Sifat material yang biasanya diinginkan adalah kuat dan juga liat serta tangguh.
Namun sifat liat seringkali terpaksa dikorbankan ketika suatu material paduan
diperkuat (strengthened). Banyak teknik teknik yang dilakukan untuk
meningkatkan kekerasan material, yang seringkali harus disesuaikan dengan sifat
mekanis yang diinginkan untuk pemakaian tertentu.

Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa mekanisme penguatan


material adalah hubungan antara gerakan dislokasi dan perilaku mekanik dari
logam. Yang mana secara makro, deformasi plastic berhubungan dengan gerakan
sejumlah besar dislokasi. Perhatikan skema pada gambar 5.14.

Mekanisme penguatan Logam

Kemampuan dislokasi Kemampuan logam


untuk bergerak Kekerasan dan
untuk dideformasi
(Mobilitas dislokasi) kekuatan material
plastis

Mekanisme penguatan Logam pada akhirnya adalah


usaha untuk menurunkan mobilitas dislokasi

Gambar 5.14 Skema hubungan antara mobilitas dislokasi dengan kemampuan


logam untuk dideformasi plastis dan kekerasan serta kekuatan material.

Gambar 5.14 menunjukkan bahwa kemampuan suatu logam untuk


dideformasi plastis tergantung pada kemampuan dislokasi untuk bergerak.
Padahal Kekerasan dan kekuatan material juga berhubungan dengan kemudahan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
material untuk dideformasi palstis, dengan menurunkan mobilitas dislokasi
(kemampuan dislokasi untuk bergerak), maka kekuatan material akan meningkat,
karena perlu gaya yang lebih besar untuk mengawali terjadinya deformasi plastis
pada material. Ini artinya, usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kekerasan dan kekuatan material adalah mencegah gerakan dislokasi atau
dengan kata lain menurunkan mobilitas dislokasi.

Ada tiga mekanisme penguatan logam, yaitu :

1. Memperkecil ukuran butir (Grain size reduction)


2. Penguatan Larut padat (Sulute solution strengthening)
3. Pengerasan regangan (Strain Hardening)

A. Mekanisme Grain Size reduction (memperkecil ukuran butir)

Dengan memperkecil ukuran butir, maka batas butir makin banyak. Batas
butir merupakan salah satu penghalang gerakan dislokasi. Ketika material
terdeformasi, tentunya dislokasi akan bergerak. Dengan butir yang kecil maka
makin bnayak pertemuan antara gerakan dislokasi dengan batas butir.
Pergerakan dislokasi akan terhalang oleh adanya batas butir hal ini karena:

1. Orientasi atau arah butir butir yang berdekatan biasanya berbeda.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.15 Perbedaan orientasi/arah butir (misalignment) antar butir pada
material kristalin. Besarnya perbedaan arah butir pada gambar dinyatakan dengan
angle of misalignment (sudut perbedan arah).

Pada saat terjadinya deformasi, ketika bertemu dengan batas butir,


slip ataupun gerakan dislokasi, harus menyeberangi batas butir tersebut
untuk berpindah dari satu butir ke butir yang lain agar proses deformasi
terus berlanjut. Karena adanya perbedaan arah (misalignment) antar
butir yang satu dengan yang lainnya, maka perlu energy yang lebih
besar untuk pergerakan dislokasi, berpindah dari satu butir ke butir yang
lain. Artinya deformasi menjadi terhalang karena adanya batas butir.
Itulah makanyadikatakan bahwa batas butir adalah penghalang gerakan
dislokasi.

Sebagai penghalang gerakan dislokasi, maka batas butir juga


menjadi penghalang deformasi. Makin banyak batas butir makin makin

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
besar halangan atau rintangan yang dialami oleh bahan untuk
terdeformasi. Deformasi menjadi lebih sulit terjadi. Material yang sulit
dideformasi adalah material yang kuat . itulah makanya dengan
memperkecil ukuran butir artinya menambahkan rintangan pergerakan
dislokasi yang sekaligus juga menjadi rintangan terjadinya deformasi
yang pada akahirnya meningkatkan kekuatan material.

2. Ketidak teraturan susunan atom di sekitar batas butir mengakibatkan


terputusnya bidang slip dari satu butir ke butir lainnya. Dengan
terputusnya bidang slip, maka dislokasi akan menjadi sulit bergerak.
Artinya ketiad

Gambar 5.16. Terputusnya bidang slip di sekitar batas butir

Apabila sudut misalignment besar (high angle grain boundaries), dislokasi


bahkan tidak bisa menyeberang dari satu butir ke butir lainnya, dislokasi
cenderung untuk menumpuk di sekitar batas butir dan menimbulkan konsentrasi
tegangan di depan bidang slip nya dan membangkitkan dislokasi baru di butir butir
sekitarnya.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Material yang memiliki butir yang halus akan lebih kuat dank eras dibanding
material yang butirnya kasar. Pada kebanyakan material, kekuatan luluh (yield
strength) bervariasi terhadap batas butir menurut persamaan sebagai Hall- Petch
berikut:
y =  + kyd-1/2 (5.1)

Dimana :
y = Kekuatan luluh (Yield strength)
 , ky adalah konstanta yang berbeda untuk untuk material tertentu
d = Diameter butir rata-rata
(Catatan: Persamaan Hall-Petch tidak berlaku untuk material yang ukuran
diameter butir rata-ratanya sangat besar ataau sangat kecil).

Gambar 5.17 Pengaruh ukuran butir terhadap Tegangan Luluh (Yield Strength) 70
Cu – 30 Zn brass Alloy (paduan kuningan). Perhatikan bahwa ukuran diameter
butir meningkat dari kiri kekanan dan tidak linier (diadopsi dari H. Suzuki,” The

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Relation between the Structure and Mechanical Properties of Metals, “Vol. II
National Physical Laboratory and Symposium No. 15, 1963, p. 524.)

Gambar 5.17 menunjukkan pengaruh ukuran butir terhadap Tegangan Luluh


(Yield Strength) dari paduan kuningan (Brass Alloy) 70 Cu – 30 Zn. Dari gambar
tersebut tampak bahwa makin kecil ukuran butir maka tegangan luluh paduan
kuningan tersebut akan makin tinggi.

B. Mekanisme penguatan material dengan penguatan larut padat (solute solution


strengthening)

Material yang tingkat kemurniannya tinggi, selalu lebih lunak dan memiliki
kekuatan yang lebih rendah disbanding material yang sama yang dalam bentuk
paduan. Peningkatan konsentrasi ketidakmurnian material menghasilkan
peningkatan kekuatan tarik dan kekuatan luluh.

Penguatan larut padat (Solute solution strengthening) adalah Teknik untuk


meningkatkan kekerasan dan kekuatan logam dengan penambahan atom atom
lain dalam bentuk paduan, baik dalam substitusi maupun intertisi.

(a)

(b)

Gambar 5.18 (a) Substitusi atom asing / paduan yang ukurannya lebih kecil dari
atom tuan rumah akan menimbulkan regangan tarik latis / Kisi yang dikenakan
pada atom tuan rumah. (b) Atom asing/ paduan yang ukurannya lebih kecil dari
atom tuan rumah, cenderung untuk terkonsentrasi pada posisi di bawah garis
dislokasi sisi yang akhirnya meniadakan regangan tekan dan regangan atom
asing.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.18 (a) menunjukkan Substitusi atom asing / paduan yang ukurannya
lebih kecil dari atom tuan rumah yang menimbulkan tegangan dari regangan latis /
Kisi pada atom tuan rumah. Atom atom paduan ini cenderung untuk terdiffusi
Gambar 5.18 (b) menunjukkan atom asing/ paduan yang ukurannya lebih kecil
dari atom tuan rumah, cenderung untuk terkonsentrasi pada posisi garis dislokasi
sisi yang akhirnya meniadakan regangan tekan dan regangan tarik atom asing.
Akibatnya, dibutuhkan energy yang lebih besar untuk pergerakan dislokasi

Gambar 5.19 (a) Substitusi atom asing / paduan yang ukurannya lebih besar dari
atom tuan rumah akan menimbulkan regangan tekan latis / Kisi yang dikenakan
pada atom tuan rumah. (b) Atom asing/ paduan yang ukurannya lebih besar dari
atom tuan rumah, cenderung untuk terkonsentrasi di atas garis dislokasi sisi yang
akhirnya meniadakan regangan tekan dan regangan atom asing.

C. Mekanisme penguatan material dengan Strain Hardening

Strain Hardening adalah Fenomena dimana logam yang liat berubah menjadi lebih
kuat dan keras setelah di deformasi plastic. Terkadang strain hardening juga
disebut dengan work Hardening (pengerasan pengerjaan) atau juga cold working
(pengerjaan dingin), hal ini dosebabkan karena deformasi tersebut dilakukan pada
temperature relative dingin dibandingkan temperature cair logam.

Tingkat deformasi dinyatakan dalam % cold workyang didefinisikan sebagai:

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ao - A d
%CW = X 100% (5-1)
A0

Dimana : %CW = prosentase pengerjaan dingin


Ao = Luas penampang awal
Ad = Luas penampang setelah deformasi

Gambar 5.20 Untuk material baja 1040, kuningan dan tembaga. (a) Peningkatan
kekuatan luluh material setelah mengalami deformasi palstis. (b) Peningkatan
kekuatan tarik material. (c) penurunan keliatan material terhadap prosentase
pengerjaan dingin.(Callister dan Rethwisch (2011).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.20 menunjukkan perubahan sifat mekanis material setelah
mengalami deformasi plastis. Kekuatan tarik (tensile strength) dan kekuatan luluh
(yield strength) meningkat seiring dengan peningkatan prosentase pengerjaan
dingin. Sementara keliatan material menurun seiring dengan peningkatan
prosentase deformasi Plastis.

Dari sisi dislokasi, fenomena strain hardening adalah terkait dengan interaksi
medan regangan antar dislokasi. Ketika material di deformasi plastis, maka akan
terjadi peningkatan density dislokasi. Peningkatan density dislokasi ini bisa
mencapai 1010 mm-2. Gerakan dislokasi akan terhalang karena adanya dislokasi
dislokasi baru yang terbentuk. Hal ini karena jarak rata rata antar dislokasi menjadi
sangat dekat dan terjadi interaksi regangan antar dislokasi. Interaksi ini ada yang
tarik menarik tapi ada juga yang tolak menolak. Namun kebanyakannya adalah
tolak menolak. Interaksi yang tolak menolak. Hal ini menjadikan dislokasi semakin
sulit bergerak. Diperlukan energi yang lebih besar untuk menggerakkan dislokasi
dengan cara meningkatkan prosentase pengerjaan dingin, artinya material sudah
menjadi semakin kuat.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and Engineering.
Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu dan
Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai