MODUL PERKULIAHAN
W132100009 -
Material Teknik
Dislokasi dan mekanisme
penguatan logam
06
Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Teknik Teknik Mesin
5.4 Mekanisme peningkatan sifat mekanik
material : Grain Size Reduction, Solid
Solution and Strain Hardening
Sifat material yang biasanya diinginkan adalah kuat dan juga liat serta tangguh.
Namun sifat liat seringkali terpaksa dikorbankan ketika suatu material paduan
diperkuat (strengthened). Banyak teknik teknik yang dilakukan untuk
meningkatkan kekerasan material, yang seringkali harus disesuaikan dengan sifat
mekanis yang diinginkan untuk pemakaian tertentu.
Dengan memperkecil ukuran butir, maka batas butir makin banyak. Batas
butir merupakan salah satu penghalang gerakan dislokasi. Ketika material
terdeformasi, tentunya dislokasi akan bergerak. Dengan butir yang kecil maka
makin bnayak pertemuan antara gerakan dislokasi dengan batas butir.
Pergerakan dislokasi akan terhalang oleh adanya batas butir hal ini karena:
Dimana :
y = Kekuatan luluh (Yield strength)
, ky adalah konstanta yang berbeda untuk untuk material tertentu
d = Diameter butir rata-rata
(Catatan: Persamaan Hall-Petch tidak berlaku untuk material yang ukuran
diameter butir rata-ratanya sangat besar ataau sangat kecil).
Gambar 5.17 Pengaruh ukuran butir terhadap Tegangan Luluh (Yield Strength) 70
Cu – 30 Zn brass Alloy (paduan kuningan). Perhatikan bahwa ukuran diameter
butir meningkat dari kiri kekanan dan tidak linier (diadopsi dari H. Suzuki,” The
Material yang tingkat kemurniannya tinggi, selalu lebih lunak dan memiliki
kekuatan yang lebih rendah disbanding material yang sama yang dalam bentuk
paduan. Peningkatan konsentrasi ketidakmurnian material menghasilkan
peningkatan kekuatan tarik dan kekuatan luluh.
(a)
(b)
Gambar 5.18 (a) Substitusi atom asing / paduan yang ukurannya lebih kecil dari
atom tuan rumah akan menimbulkan regangan tarik latis / Kisi yang dikenakan
pada atom tuan rumah. (b) Atom asing/ paduan yang ukurannya lebih kecil dari
atom tuan rumah, cenderung untuk terkonsentrasi pada posisi di bawah garis
dislokasi sisi yang akhirnya meniadakan regangan tekan dan regangan atom
asing.
Gambar 5.19 (a) Substitusi atom asing / paduan yang ukurannya lebih besar dari
atom tuan rumah akan menimbulkan regangan tekan latis / Kisi yang dikenakan
pada atom tuan rumah. (b) Atom asing/ paduan yang ukurannya lebih besar dari
atom tuan rumah, cenderung untuk terkonsentrasi di atas garis dislokasi sisi yang
akhirnya meniadakan regangan tekan dan regangan atom asing.
Strain Hardening adalah Fenomena dimana logam yang liat berubah menjadi lebih
kuat dan keras setelah di deformasi plastic. Terkadang strain hardening juga
disebut dengan work Hardening (pengerasan pengerjaan) atau juga cold working
(pengerjaan dingin), hal ini dosebabkan karena deformasi tersebut dilakukan pada
temperature relative dingin dibandingkan temperature cair logam.
Gambar 5.20 Untuk material baja 1040, kuningan dan tembaga. (a) Peningkatan
kekuatan luluh material setelah mengalami deformasi palstis. (b) Peningkatan
kekuatan tarik material. (c) penurunan keliatan material terhadap prosentase
pengerjaan dingin.(Callister dan Rethwisch (2011).
Dari sisi dislokasi, fenomena strain hardening adalah terkait dengan interaksi
medan regangan antar dislokasi. Ketika material di deformasi plastis, maka akan
terjadi peningkatan density dislokasi. Peningkatan density dislokasi ini bisa
mencapai 1010 mm-2. Gerakan dislokasi akan terhalang karena adanya dislokasi
dislokasi baru yang terbentuk. Hal ini karena jarak rata rata antar dislokasi menjadi
sangat dekat dan terjadi interaksi regangan antar dislokasi. Interaksi ini ada yang
tarik menarik tapi ada juga yang tolak menolak. Namun kebanyakannya adalah
tolak menolak. Interaksi yang tolak menolak. Hal ini menjadikan dislokasi semakin
sulit bergerak. Diperlukan energi yang lebih besar untuk menggerakkan dislokasi
dengan cara meningkatkan prosentase pengerjaan dingin, artinya material sudah
menjadi semakin kuat.