Anda di halaman 1dari 7

MODUL IV

ANALISIS STRUKTUR MIKRO (ASM)


Microstructure Analysis

4.1 Tujuan Pratikum


Tujuan dari Praktikum Analisa struktur mikro ini adalah:
a. Mengetahui cara penyiapan sampel spesimen metalografi
b. Mengetahui struktur mikro dari material yang diobservasi
c. Menentukan Fasa-fasa yang ada pada material yang diobservasi

4.2 Teori Dasar


- Fasa adalah bagian yang homogen dari suatu sistem yang memiliki karakteristik Fisika dan
Kimia yang sama.
Contoh :
1. Setiap material murni (unsur) adalah merupakan suatu fasa (misalnya Fe, Cu).
2. Larutan cair ataupun padat ataupun gas adalah juga merupakan fasa (misalnya larutan
air gula).
- Diagram Fasa sangat berguna karena sangat erat kaitannya dengan Struktur Mikro dan sifat
sifat mekanis.
- Struktur mikro diobservasi dengan mikroskop optik logam atau mikroskop elektron.
- Secara mikro suatu sistem dikatakan berada dalam keadaan seimbang bila energi bebasnya
minimum pada temperatur tekanan dan komposisi tertentu.
- Suatu sistem akan selalu berusaha untuk mencapai keadaan seimbang. Sebagai contoh air
pada suhu kamar berwujud cair, karena pada kondisi tersebut air berada dalam keadaan
seimbang maka air akan selalu berusaha untuk berwujud cair.
- Secara makro, keseimbangan adalah suatu keadaan dimana karakteristik fasa-fasa dari suatu
sistem adalah tetap, selama periode waktu tidak terbatas.
- Metasbil adalah suatu sistem yang berada dalam keadaan tidak seimbang.

22
Interpretasi Diagram Fasa
Dari suatu sistem biner yang komposisi dan temperaturnya diketahui dan berada
dalam keadaan keseimbangan, setidaknya ada 3 informasi yang dapat diperoleh :
1. Fasa-fasa yang ada.
2. Komposisi dari fasa-fasa tersebut.
3. Fraksi / prosentase dari masing-masing fasa.

Diagram Fasa Besi – Karbida Besi (Fe-Fe3C)

Gambar 4.1. Diagram Fasa Besi – Karbida Besi (Fe-Fe3C)

- Dari Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa fasa-fasa yang terdapat pada diagram fasa

23
Fe- Fe3C adalah :

a. Ferit (Besi ) adalah besi yang struktur kristalnya BCC, dan didalamnya terdapat

karbon yang larut padat Intertisi dengan kelarutan maksimum C = 0,022% pada
temperatur 723oC.

b. Austenit (Besi ) adalah besi yang struktur kristalnya FCC, dan didalamnya terdapat

karbon yang larut padat Intertisi dengan keluaran maksimum C = 2,11%

c. Cementit (Fe3C) adalah paduan antara besi dan karbon dengan bentuk Fe 3C yang
mengandung 6,7% karbon dan 93,3% Fe.

d. Ferit (Besi ) adalah besi yang struktur kristalnya BCC, dan didalamnya terdapat

karbon yang larut padat Intertisi dengan kelarutan maksimum C = 0,1% pada

temperatur 1495oC.
- Baja karbon biasa , berdasarkan kadar karbonnya dikelompokkan menjadi tiga bagian

yaitu :
a. Baja karbon rendah, yaitu : Baja Karbon yang kadar karbonnya kurang dari 0,25%.

b. Baja karbon menengah, yaitu : Baja karbon yang kadar karbonnya antara 0,25%
sampai 0,6%

c. Baja karbon tinggi, yaitu : Baja karbon yang kadar karbonnya antara 0,6% sampai
1,4%

- Transformasi Fasa adalah suatu perubahan jumlah dan / atau karakter dari fasa-fasa yang
membentuk struktur mikro dari suatu paduan.
- Heat Treatment atau perlakuan panas adalah serangkaian proses kombinasi pemanasan dan
pendinginan dari baja atau paduan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu sesuai dengan
kemampuan baja atau paduan tersebut.

5.1. Diagram TTT (Time Temperature Transformation / Isothermal Transformation Diagram)


- Diagram TTT (kadang disebut juga diagram transformasi Isothermal) adalah suatu grafik

24
yang menggambarkan hubungan antara temperatur dengan logaritma waktu untuk baja
pada kadar karbon tertentu.
- Diagram TTT digunakan untuk menentukan saat mulai dan berakhirnya transformasi fasa
pada temperatur konstan.

Gambar 5.1. Diagram transformasi Isotermal untuk sebuah paduan besi-karbon dengan disertai
kurva Heat Treatment Isotermal (ABCD) ditunjukkan juga struktur mikro sebelum, selama dan setelah
terjadinya transformasi dari Austenit ke Perlit

Cara pembuatan Diagram TTT


1. Spesimen dipanaskan sampai temperatur Austenit
2. Setelah semua bagian spesimen menjadi Austenit homogen, lalu spesimen tersebut
dicelup cepat ke temperatur dibawah temperatur Eutektoid
3. Pada temperatur tertentu dibawah temperatur Eutektoid, spesimen ditahan pada
temperatur konstan untuk beberapa saat.
4. Spesimen dicelup cepat lagi kedalam air
5. Dilihat struktur mikro yang terbentuk.

25
4.3 Alat dan Bahan
a. Alat :
- Mikroskop optik Logam (Optical Microscopy)
- Mesin polishing
b. Bahan:
- Logam yang akan diobservasi fasanya
- Resin
- Cetakan
- Amplas 100cw, 320cw, 1500cw, 2000cw dan 5000cw
- Kain bludru
- Diamond Paste
- Zat Etsa Nital (Nitrit Alkohol)
- Air bersih

26
4.4 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan pada praktikum analisa struktur Mikro ini adalah sebagai berikut:

1. Siapkan semua peralatan dan bahan.


2. Tuangkan resin ke dalam cetakan, tambahkan katalis secukupnya dan aduk hingga
merata.
3. Masukkan spesimen logam yang akan diobservasi kedalam cetakan yang sudah berisi
resin, biarkan kira kira satu hari.
4. Kalau sudah kering dan keras, keluarkan spesimen yang sudah dimounting dari
cetakannya,
5. Kosongkan air dalam tangki mesin polishing, agar tidak ada air kotor dalam tangki,
caranya hidupkan mesin dan hidupkan pompa. Arahkan pipa air keluar mesin, tampung
dengan ember.
6. Amplas permukaan di mesin polishing menggunakan amplas 100cw. Siapkan sebotol air
bersih (kira-kira 1500 ml. tuangkan di atas spesimen yang sedang dipoles. Pastikan
selama proses polishing, pompa dinyalakan agar air tersirkulasi. Bila dirasakan cukup,
matikan pompa.
7. Akhiri proses pemolesan dengan amplas 100cw dengan menggunakan air bersih.
8. Ulangi langkah 5, 6 dan 7 dengan menggunakan amplas 320cw, 1500cw, 2000cw dan
5000cw, sampai permukaannya benar benar halus.
9. Ulangi langkah 5, 6 dan 7 dengan menggunakan kain bludru sampai permukaan
spesimen benar benar halus.
10. Bersihkan permukaan spesimen menggunakan Diamond paste sehingga permukaan
spesimen mengkilap seperti kaca. Bersihkan permukaan spesimen dan lakukan proses
etsa. Caranya tetesi permukaan spesimen dengan Nital (Campuran Asam Nitat dan
Alkohol). Tunggu sekitar 5 menit. Kemudian siram permukaan spesimen dengan air dan
lap dengan kain atau tissue.

27
11. Amati permukaan spesimen dibawah mikroskop optik logam dengan menggunakan 3
perbesaran yang berbeda 100X, 200X dan 500X. pastikan setiap perbesaran gambarnya
disimpan dan beri nama file dengan Grup dan tanggal pengamatan.
12. Rapihkan kembali peralatan dan spesimen yang telah digunakan seperti semula.

4.5 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Hasil Percobaan

Foto bagian spesimen Keterangan

4.6 Tugas Setelah Pratikum


1. Jelaskan Fasa apa yang gelap dan terang pada speseimen yang anda amati. Mengapa?
2. Jelaskan apa yang bisa anda simpulkan terhadap material spesimen yang anda uji, tuliskan
dalam tabel 4.1 !

28

Anda mungkin juga menyukai