Anda di halaman 1dari 21

MATERIAL TEKNIK

05
Modul ke:

Fakultas Dislokasi dan mekanisme penguatan logam


TEKNIK

Program Studi
Teknik Mesin
Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Topik Pembahasan
5.1 Konsep dasar dislokasi
5.2 Karakteristik dislokasi
5.3 Sistem slip
5.4 Mekanisme deformasi pada logam

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

5.1 Konsep Dasar Dislokasi
Deformasi Plastis adalah deformasi (perubahan bentuk) yang terjadi
pada material secara permanen. Ukuran ketahanan material
terhadap deformasi plastik adalah kekuatan tarik, sedangkan ukuran
ketahanan material terhadap deformasi Plastik lokal adalah
kekerasan material (hardness).
Dalam skala mikroskopik, deformasi plastic berhubungan dengan
perpindahan atau pergerakan sejumlah besar atom sebagai
akibat/respons dari tegangan yang diterapkan pada material.
Selama proses deformasi tersebut, ikatan antar atom akan menjadi
menjadi lemah (rapuh) sampai akhirnya terbentuk kembali susunan
atom yang baru. Khusus material padat kristalin, deformasi juga
melibatkan pergerakan dislokasi. Yang mana dislokasi akan bergerak
bila material diberikan tegangan sampai melebihi batas tertentu.
Artinya dislokasi bergerak karena adanya tegangan yang bekerja
pada material.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Dislokasi adalah salah satu cacat susunan atom pada material padat
kristalin yang berupa garis. Ada 2 tipe dasar dislokasi, yaitu dislokasi sisi
(edge dislocation) dan dislokasi ulir (Screw dislocation). Dislokasi sisi
yaitu dislokasi yang garis dislokasinya tegak lurus arah pergerakan (atau
dengan kata lain garis dislokasi sisi tegak lurus arah vektor burgers b).
Sedangkan dislokasi ulir yaitu dislokasi yang arah garis dislokasinya
parallel dengan pergerakan dislokasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar 5.2 dan 5.3.

Gambar 5.1 Dua tipe dasar dislokasi; (a)


Dislokasi sisi (edge dislocation) dan (b)
dislokasi ulir (Screw dislocation)
(Callister and resthswich, 2011)

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Proses dimana deformasi plastik dihasilkan oleh gerakan dislokasi
disebut dengan Slip. Sedangkan bidang kristalografi di sepanjang
garis dislokasi bergerak disebut dengan bidang slip. Besar dan
arah distorsi latis dinyatakan dengan vector burger yang ditandai
dengan huruf b seperti diperlihatkan pada gambar 5.2. (Latis
adalah susunan atom yang tersusun secara teratur dan berulang /
periodik).
Arah garis dislokasi sisi pada gambar 5.2 adalah tegak lurus
bidang kertas. Sedangkan arah vektor burgers adalah ke kanan.
Sedangkan bagaimana dislokasi ulir bergerak ditunjukkan pada
gambar 5.3.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.2 Posisi atom di sekitar
dislokasi sisi dan vector burger
(Callister and resthswich, 2011).

Gambar 5.3 Dislokasi


campuran (Dislokasi
sisi dan dislokasi ulir)

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Dislokasi bergerak di sepanjang bidang slip. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar 5.4. yang menampilkan bagaimana dislokasi sisi
bergerak dalam 2 dimensi. Gambar 5.5 menunjukkan bagaimana
susunan atom tahap demi tahap selama terjadinya pergerakan
dislokasi.

Gambar 5.4 (a) Susunan atom di sekitar tempat terjadinya


dislokasi. (b) pergerakan dislokasi dalam 2 dimensi.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.5 Bentuk susunan atom material tahap demi tahap
saat terjadinya gerakan dislokasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Selama terjadinya pergerakan dislokasi, susunan atom berubah-
ubah secara bertahap seperti diperlihatkan pada gambar 5.5.

Gambar 5.6 Gerakan Dislokasi sisi (Edge Dislocation) dalam 3 dimensi.

Pada dislokasi sisi, dislokasi akan begerak searah dengan


tegangan geser seperti diperlihatkan pada gambar tersebut.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

5.2 Karakteristik Dislokasi
Beberapa karakteristik dislokasi adalah penting berkaitan dengan sifat
Mekanik Material. Di sekitar garis dislokasi, terjadi medan regangan,
dimana sebagian atom ada yang mengalami regangan Tekan (tekanan)
dan sebagian lagi mengalami regangan Tarik (tarikan) dan juga ada
yang mengalami regangan geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
gambar 5.7.

Gambar 5.7 Daerah yang


mengalami tekanan dan daerah
yang mengalami Tarikan di sekitar
garis dislokasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Pada dislokasi sisi regangan yang terjadi selain regangan tekan, regangan Tarik,
ada juga regangan geser yang terjadi. Akan tetapi pada dislokasi ulir, regangan
yang terjadi murni hanya tegangan geser. Regangan tarik dan regangan tekan
pada dislokasi sisi disebabkan karena adanya setengah bidang tambahan.
Gambar 5.7 menunjukkan dislokasi positif. Pada dislokasi positif, dimana
setengah bidang tambahan terletak di sebelah atas dari garis dislokasi, maka
daerah sebelah atas dari garis dislokasi tersebut mengalami regangan tekan.
Dan daerah di bagian bawah garis dislokasi akan mengalami regangan tarik.
Gambar 5.8 menunjukkan perbedaan daerah regangan tekan dan daerah
regangan tarik antara dislokasi sisi positif dan dislokasi sisi negatif. Pada
gambar 5.8 a untuk dislokasi sisi positif, maka letak daerah yang mengalami
regangan tarik dan tekan adalah sama seperti seperti yang telah dijelaskan
pada gambar 5.7. Sebaliknya pada gambar 5.8.b adalah dislokasi sisi negatif
dimana setengah bidang tambahan terletak di sebelah bawah, sehingga
daerah sebelah bawah dari garis dislokasi tersebut mengalami tekanan dan
sebelah atas garis dislokasi, akan mengalami tarikan.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.8. Perbandingan antara daerah yang mengalami tekanan dan daerah
yang mengalami Tarikan pada dislokasi positif dan dislokasi negatif.

Bila dislokasi bertemu dengan dislokasi lainnya pada satu tempat, maka dapat
terjadi interaksi antar dislokasi dislokasi tersebut. Interaksi yang terjadi bisa tarik
menarik maupun bisa tolak menolak. Gambar 5.9. menunjukkan Interaksi antara
2 Dislokasi sisi. Gambar 5.9.(a) menunjukkan interaksi antara 2 garis dislokasi
sejenis yaitu interaksi antara 2 dislokasi yang sama-sama positif, sehingga
hasilnya adalah Tolak menolak.Gambar 5.9. (b) memperlihatkan Interaksi
dislokasi yang berbeda jenis yaitu antara dislokasi sisi positif dan negative.
Hasilnya adalah saling tarik menarik (Attraction) dan saling meniadakan dislokasi
sehingga menghasilkan Kristal yang sempurna tanpa dislokasi.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.9 Interaksi antara 2 Dislokasi sisi. (a) interaksi yang saling tolak
menolak (repulsion)yaitu interaksi antara 2 dislokasi yang sama-sama positif . (b)
Interaksi yang saling tarik menarik (Attraction) yaitu antara dislokasi sisi positif
dan negative sehingga menghasilkan Kristal yang sempurna tanpa dislokasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

5.3 Sistem Slip
Tingkat kemudahan pergerakan dislokasi biasanya tidak sama untuk
kesemua arah pada bidang kristalografi atom material. Biasanya ada bidang
utama dan ke arah tertentu pada bidang tersebut. Bidang utama inilah yang
disebut bidang slip. Dan itu akan mengikuti arah tertentu yang disebut arah
slip. Sistem Slip adalah kombinasi antara Bidang slip dan arah Slip. Sistem
slip tergantung kepada struktur Kristal dari logam dan sedemikian rupa
bahwa distorsi atom yang bersamaan dengan gerakan dislokasi

Gambar 5.10. (A) Sistem slip


{111}(110) diperlihatkan
dalam sel satuan FCC. (B)
Bidang (111) dari (a) and arah
slip (110) dalam bidang
tersebut yang mungkin
(Callister and Rethwisch, 2011)

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Tabel 5.1 Sistem slip untuk FCC, BCC dan HCP

Tabel 5.1 menampilkan arah slip dan jumlah system slip yang
mungkin untuk beberapa jenis logam FCC, BCC dan HCP. Untuk
logam yang mempunyai 2 struktur Kristal, beberapa system slip
terkadang hanya dapat dilakukan pada temperature tertentu.
Logam logam yang memiliki struktur Kristal BCC dan FCC relative
mempunyai jumlah system slip yang besar. <
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.11 Skema deformasi Kristal tunggalpada system slip
tunggal pada bidang slip paralel

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

5.4 Mekanisme Deformasi pada
Logam
Deformasi plastik pada material polikristalin agak kompleks,
Karena arah kristalografi masing masing butir adalah berbeda.
Begitu juga dislokasi, masing masing dislokasi mempunyai
arahnya sendiri yang paling menguntungkan.

Gambar 5.12. Garis slip pada


permukaan spesimen polikristalin
tembaga setelah dipoles dan
dideformasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Deformasi Plastik juga berhubungan erat dengan distorsi yang
sebanding melalui slip. Selama proses deformasi, butir butir
material tetap terintegrasi sepanjang batas butir, karenanya
batas butir tersebut tidak terbagi atau terbuka. Akibatnya,
setelah material di deformasi, butir material akan berubah
bentuknya. Misalnya butir material yang awalnya bulat menjadi
oval atau pipih.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 5.13 Perubahan struktur Butir logam polikristalin hasil deformasi
plastis. (a) sebelumdeformasi bentuk butir cenderung bulat. (b) Setelah
deformasi bentuk butir menjadi panjang-panjang.

Gambar 5.13 menunjukkan struktur butir logam polikristalin


sebelum dan sesudah deformasi plastis. Sebelum deformasi
plastis (gambar 5.13 (a). Dimensi butir material hampir sama ke
segala arah. Setelah deformasi plastis 5.13 (b) dimensi butir
material memjadi panjang panjang
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and
Engineering. Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu
dan Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
Terima Kasih
Muhamad Fitri, ST, MSi, PhD

Anda mungkin juga menyukai