Anda di halaman 1dari 21

MATERIAL TEKNIK

03
Modul ke:

Fakultas kegagalan pada material


TEKNIK

Program Studi
Teknik Mesin
Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Topik Pembahasan
7.1 Teori retakan dan mekanisme patah
7.2 Patah ulet dan patah getas

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

7.1 Teori Retakan dan Mekanisme
Patah
Kegagalan pada bahan-bahan teknik selalu tidak inginkan.
Meskiupun penyebab-penyebab dari kegagalan material sudah
diketahui, namun tetap saja sanagt sulit untuk memberikan
jaminan bahwa kegagalan tidak akan terjadi. Beberapa penyebab
kegagalan material antara lain:
1. Ketidak tepatan dalam pemilihan material dan emilihan
proses.
2. Rancangan yang tidak memenuhi persyaratan.
3. Salah penggunaan.
4. Kerusakan / Cacat yang terjadi selama servis dan inspeksi
atau pemeriksaan regular pada komponen struktur.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 7.1. Kurva kegagalan / failure curve (bath tub curve) yang
menunjukkan karakteristik dari ke tiga daerah laju kegagalan.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 7.1. Kurva kegagalan (failure curve) sering juga disebut
“bath tub curve” yang menunjukkan dengan jelas karakteristik
dari ke tiga daerah laju kegagalan, yaitu sebagai berikut:
1. Yang pertama merupakan periode awal dimana kegagalan
tahap ini sering disebut awal kegagalan/kegagalan yang masih
muda, yang disebabkan oleh factor umum yaitu kurangnya
ketelitian pada desain, kerusakan pada proses manufaktur,
dan perakitan.
2. Daerah ke dua adalah daerah laju kegagalan yang konstan
disini kegagalan merupakan distribusinya merata.
3. Daerah ke tiga pada kurva merupakan daerah wearing out
(jenuh / aus).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Tujuan utama dari semua perancang adalah untuk
meminimalkan kegagalan pada fase pertama untuk
memperpanjang umur pakai dari suatu system. Yang lebih
penting untuk diketahui, lingkungan, material, yang
digunakan dan kesalahan manusia juga merupakan
kontribusi yang banyak di dalam kegagalan suatu material
maupun system.
Penelitian terhadap kegagalan, mungkin mempunyai
berbagai/bermacam sasaran. Pada setiap penelitian,
mungkin dibuat suatu kesalahan untuk kegagalan, tetapi
dasar dari inti kegagalan suatu produk yang pertama dapat
dicegah.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Mekanisme retak/patahan

Bila suatu desain tidak dapat menyediakan komponen atau


material yang bebas dari cacat, pemberian toleransi dari suatu
kerusakan/cacat menjadi tujuan dari beberapa designer atau
suatu pabrik manufaktur. Mekanisme retak/patahan adalah hal
yang sangat penting. Dalam perkiraan kerusakan yang kritis pada
level tegangan tertentu, awal kerusakan, dan bagian kecil dari
kerusakan yang kritis menimbulkan karakteristik dari suatu
material tapi ekplorasi yang lengkap dari mekanisme
retak/patahan di dalam prakteknya pada tingkat yang lebih luas
pada teknik tanpa merusak benda kerja tersedia untuk
mendeteksi kerusakan dan menyediakan informasi pada lokasi
dan ukurannya.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Lima teknik tanpa merusak benda kerja yang biasanya digunakan untuk
mendeteksi kerusakan/cacat yaitu: dye penetrant, magnetic particle,
eddy current, radiography, dan ultrasonics. Diantara ke 5 teknik tersebut
3 diantaranya hanya dapat mendeteksi kerusakan pada permukaan
benda/material saja, sedangkan 2 lagi selain dapat mendeteksi
kerusakan/cacat pada permukaan juga dapat mendeteksi
kerusakan/cacat yang jauh terletak di dalam. Ultrasonic lebih sensitive
dalam mendeteksi retak dibandingkan dengan radiography dan jika
digabungkan penggunaannya dengan mekanisme retak/patahan maka ini
akan memberikan kekuatan untuk menunjukkan kutuhan suatu
komponen. Mekanisme patahan/retak adalah dasar di dalam analisa
suatu kegagalan material ini juga sering digunakan dalam menentukan
ukuran dari retak/kerusakan yang disebabkan kegagalan yang cenderung
dibawah kondisi normal, kondisi kritis dari kerusakan di dalam komponen
dan lain-lain. Mekanisme retak/patahan juga sangat penting di dalam
memprediksinya, mencegah, dan analisa penundaan terjadinya kegagalan
akibat korosi,retakan, dan penyebab-penyebab yang lainnya. <
MENU

MENU AKHIRI
AKHIRI >

7.2 Patah Ulet dan Patah Getas
>Patah Ulet
Baik secara mikroskopik maupun secara mikroskopik, permukaan patah
material yang liat dan sangat berbeda dengan material yang getas.
Gambar 7.2 menunjukkan skema bentuk patahan material yang sangat
liat (a), agak liat (b) dan getas (c).

Gambar 7.2 Skema perbedaan bentuk patahan: (a) Sangat Liat (Highly ductile),
(b) Patah liat menegah( Moderately ductile Fracture), (c) Patah getas (Brittle
Fracture)
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Skema bentuk patahan pada gambar 7.2 (a) terjadi pada material yang
sangat liat, ditemukan pada logam lunak seperti emas, timah pada
temperature kamar dan logam logam lainnya, juga polimer dan kaca
inorganic pada temperature tertentu. Material material yang sangat liat
ini mengecil membentuk leher yang sangat kecil. Reduksi penampang
terjadi hingga 100%. Sebaliknya, skema bentuk patahan pada gambar
7.2 (c) terjadi pada material yang sangat getas, dimana necking
(pengecilan penampang) tidak terjadi sama sekali.
Skema bentuk patahan pada gambar 7.2 (b) terjadi pada sebagian besar
logam liat, dimana material telah putus dengan hanya membentuk
necking yang tidak terlalu panjang. Proses putusnya material tipe ini
terjadi dengan beberapa tahap seperti diperlihatkan pada gambar 7.3.
Gambar 7.3 (a) menunjukkan dimulainya necking / pengecilan
penampang. Beberapa saat setelah terjadinya necking tersebut, akan
terbentuk gelembung mikro atau pori-pori yang sangat halus pada
penampang material bagian dalam seperti ditunjukkan pada gambar
<MENU AKHIRI >
7.3 (b). ←MENU AKHIRI →
Selanjutnya, seiring dengan deformasi yang terus berlanjut,
gelembung mikro ataupun Gambar 7.2
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Selanjutnya seiring dengan deformasi yang terus berlanjut,
gelembung-gelembung mikro atapun pori-pori yang halus ini
akan membesar, saling bertemu dan menyatu membentuk retak
elips yang tegak lurus terhadap arah tegangan seperti
diperlihatkan pada gambar 7.3 (c). selanjutnya terjadi
perambatan retak secara cepat di sekeliling neck seperti
diperlihatkan pada gambar 7.3 (d), dengan deformasi geseran
yang membentuk sudut 450 terhadap sumbu tarik, yang mana
kondisi ini adalah saat tegangan gesernya maksimum. Skema
bentukpatahannya diperlihatkan gambar 7.3 (e). Bentuk
permukaan patahan yang seperti ini sering disebut cup and cone
fracture (patahan mangkok dan kerucut). Contoh bentuk patahan
seperti ini diperlihatkan pada gabar 7.4 (a).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 7.3 (a) Permukaan patahan yang berbentuk mangkok dan
kerucut (Cup and Cone surfaces) pada alumunium yang liat. (b)
Permukaan patahan yang datar pada Baja yang getas

Gambar 7.3 (a) menunjukkan bentuk permukaan patahan cup and cone
(mangkok dan kerucut) yang terjadi pada alumunium yang liat.
Perhatikan bahwa pada bagian tengah patahan ada permukaan yang
bentuknya tidak beraturan, yang tampak seperti serat. Permukaan
seperti ini menandakan terjadinya deformasi plastik.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

>Patah Getas
Patah getas terjadi tanpa dan dengan perambatan retak
yang cepat. Arah gerakan retak nyaris tegak lurus
terhadap terhadap arah tegangan yang diterapkan dan
membentuk permukaan yang rata seperti diperlihatkan
pada gambar 7.2 (c).
Permukaan material yang mengalami patah getas
memiliki pola tersendiri. Contoh material yang
mengalami patah getas ditunjukkan oleh gambar 7.3 (b).
Yang mana permukaan patah yang terbentuk adalah
rata.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Patah Transgranular dan intergranular

Pada kebanyakan material kristalin, perambatan retak


berkaitan dengan lepasnya ikatan atom secara berturut-
turut dan berulang.sepanjang bidang kristalografi. Tipe
patahan seperti ini disebut dengan transgranullar
(Transcrystalline), karena retak patahan memotong batas
butir seperti diperlihatkan pada gambar 7.4 (b).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 7.4 (a) Skema potongan penampang profile yang menunjukkan perambatan retak
sepanjang batas butir pada patahan intergranular (patah liat). (b) Skema potongan
penampang profile yang menunjukkan perambatan retak melalui bagian dalam butir pada
patahan transgranular (patah getas).

Pada beberapa paduan logam, perambatan retak terjadi sepanjang batas butir,Tipe patahan
seperti ini disebut dengan Intergranullar, seperti diperlihatkan pada gambar 7.4. (a).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Pengujian ketangguhan Patah
Jauh sebelum berkembangnya mekanika perpatahan sebagai disiplin
ilmu, teknik pengujian impak telah lebih dulu dilakukan untuk
memastikan karakteristik material pada laju pembebenan tinggi. Hal
ini disadari karena hasil pengujian tarik di laboratorium (pada laju
pembebanan rendah), tidak dapat di ekstrapolasi untuk
memperkirakan perilaku patahan. Sebagai contoh, pada beberapa
keadaan normal, logam liat patah secara tiba-tiba dengan sangat
sedikit deformasi plastis dibawah laju regangan tinggi. Kondisi
pengujian impak, untuk mewakili kondisi kondisi yang relative
ekstrim terhadap potensi patah, yang diberi nama :
1. Deformasi pada temperature yang relative rendah.
2. Laju regangan tinggi.
3. sebuah tegangan Triaksial (dimungkinkan dengan adanya takik).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Ada 2 standar pengujiam impak, yaitu Charpy dan Izod yang
di disain dan digunakan untuk mengukur energy impak.
Teknik Takik V Charpy adalah yang paling umum digunakan
di Amerika. Spesimen untuk pengujian cara Charpy maupun
izod, sama sama berbentuk batang balok kecil
berpenampang bujur sangkar, yang diberi takik dengan
menggunakan mesin sehingga berbentuk seperti pada
gambar 7.5 (a). Skema alat pengujian ditunjukkan pada
gambar 7.5 (b).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Gambar 7. 5 (a) Spesimen
yang digunakan pada
pengujian impak Charpy dan
Izod. (b) Skema gambar alat
pengujian impak.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and
Engineering. Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu
dan Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
Terima Kasih
Muhamad Fitri, ST, MSi, PhD

Anda mungkin juga menyukai