Getaran Teknik
06
Teknik Teknik Mesin D31135EL Subekti, ST., MT
Abstract Kompetensi
Uraian ini membahas tentang sepintas Setelah memahami materi yang disajikan
pengenalan getaran bebas satu derajat pada modul ini , para mahasiswa diharapkan
kebebasan tanpa rendaman yang meliputi mampu menghitung dan menganalisa
sistem masa-pegas, ayunan matematik. karakterik dan respons getaran bebas tanpa
Ayunan fisik, getaran torsi, getaran lentur, redaman
response umum persamaan gerak.
Modul ini akan menggunakan sistem getaran bebas dan sistem getaran paksa, oleh
sebab ini pada landasan teori ini. Akan membahas mengenai kedua sistem tersebut.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam
sistem itu sendiri (inherent) dan tidak ada gaya yang bekerja dari luar. Gambar 8.1
merupakan sistem dari getaran bebas teredam dengan diagram benda bebasnya.
mẋ + cẋ + kx = 0 (8.1)
𝑘
Cc= 2m√ = 2𝑚𝜔𝑛 ( 8.2)
𝑚
𝑠1,2 = −𝜁𝜔𝑛 ± √𝜁 2 𝜔𝑛 2 − 𝜔𝑛 2
𝑠1,2 = −𝜁𝜔𝑛 ± 𝜔𝑛 √𝜁 2 − 1
= −𝜁𝜔𝑛 ± 𝑖𝜔𝑛 √1 − 𝜁 2
(8.4)
Maka dengan persamaan awal:
Getaran paksa
Sistem getaran satu derajat kebebasan yang mendapat gangguan dari luar. Ganguan
dapat berupa gaya luar yang bekerja pada massa, gaya yang timbul akibat massa balans,
maupun simpangan yang bekerja pada landasan. Pada bagian ini akan dibahas akibat
gangguan harmonik.Eksitasi harmonik sering dihadapi dalam sistem rekayasa. Eksitasi ini
biasanya dihasilkan oleh ketidakseimbangan pada mesin mesin yang berputar.Perhatikan
suatu sistem massa, pegas dan peredam seperti terlihat pada Gambar 8.2. Pada sistem ini
dikenakan sebuah gaya sebesar fo sin t secara terus menerus.
Dimana
𝐹𝑜
𝑋= (8.10)
√(𝑘−𝑚𝜔2 )2 +(𝑐𝜔)2
Dan
𝑐𝜔
𝜙 = 𝑡𝑎𝑛−1 (8.11)
𝑘−𝑚𝜔2
Persamaan (8.10) dan (8.11) ini kemudian dapat dinyatakan dalam bentuk tak berdimensi
menjadi:
𝑋𝑘 1
= (8.12)
𝐹𝑜 2 2 2
√(1−( 𝜔 ) ) +(2𝜁 𝜔 )
𝜔𝑛 𝜔𝑛
Dimana
𝑘
𝜔𝑛 = √ adalah frequency pribadi sistem
𝑚
𝑐
𝜁 = 𝑐 adalah perbandingan redaman
𝑐
Apabila persamaan (8.12) dan (8.13) tersebut dibuat grafiknya, maka akan diperoleh kurva
serperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.3. Perhatikan disini bahwa 𝜔𝑛 tetap besarnya
untuk suatu sistem getar sedangkan 𝜔𝑛 besarnya berubah ubah, misalnya diakibatkan
kerana perubahan putaran yang terjadi.
Gambar 8.3 memperlihatkan bahwa suatu gaya luar yang besarnya konstan maka
simpangan yang ditimbulkan adalah sebesar fo/k. Untuk besarnya aplituo gaya pengeksitasi
yang konstan fo, apabila frequesinya diperbesar, maka amlitudo simpangan yang terjadi
menjadi lebih besar dan mendeketai harga tak hingga bila frekuensi gaya pengetarnya
mendekati frequensi pribadi sistem. Diatas harga ini, kenaikan frekuensi gaya pengganggu
justru memperkecil amplitudo simpangan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari gambar 8.3
tersebut adalah tetang pengaruh redaman. Tidak adanya redaman menyebabkan amplitudo
simpangan yang besar disekitar frekuensi pribadi sistem tersebut.
Pada bagian ini akan dibahas megenai konsep getaran pada beam, yang akan
dibahas pada bagian ini adalah getaran bebas dan getaran paksa pada beam pada sistem
Pada Gambar 8.4 untuk membuat persamaan nya maka diperluka adanya
diagram benda bebasnya. Oleh sebab itu, penulis akan mengambarkan diagram benda
Dari Gambar 8.5 Maka dapat diperoleh persamaan dari posisi kesetimbangannya,
maka persamaan kesetimbangan momennya dapat dihitung dengan rumus (Rao, 1984) :
Apabila kita anggap amplitudo getaran yang dihasilkan cukup kecil atau mendekati nol,
kb2
ωn = √1/2m𝑙2 (8.15)
Untuk memperoleh persamaan gerak, maka kita akan menurunkan persamaan (8.15)
menjadi:
𝐶 𝐾
𝜃̈ + 𝑀 𝜃̇ + 𝑀
𝜃 =0 (8.16)
C = c a2
K = k b2
𝜃 = 𝑒 𝜆𝑡
𝜃̇ = 𝜆𝑒 𝜆𝑡
𝜃̈ = 𝜆2 𝑒 𝜆𝑡 (8.17)
2
−2𝜁𝜔𝑛 ±√(2𝜁𝜔𝑛 )2 −4𝜔𝑛
𝜆1,2 = =−2𝜁𝜔𝑛 ± 𝑖𝜔𝑑 (8.19)
2
Jika 𝜍 < 1, benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena
redaman yang dialaminya tidak terlalu besar,( halliday and resnick, 1991). rumus di sini
Dimana
𝜔𝑑=𝜔 2 (8.22)
𝑛 √1−𝑠
Perhitunganya menjadi
Lalu dikombinasikan
Dimana
𝑣𝑜 +𝜍𝜔𝑛 𝑥𝑜 2 𝑥𝑜 𝜔𝑑
𝐶 = √( ) + (𝑥𝑜 )2 ; 𝛼 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 𝑣 𝜔𝑑=𝜔 2 (8.27)
𝜔𝑑 𝑜 +𝜍𝜔 𝑛 𝑥𝑜 𝑛 √1−𝜍
Disederhanakan menjadi
2𝜋
𝑇𝑑 = 𝜔 (8.28)
𝑑
2𝜋𝜍
= (8.29)
√1−𝜍2
Sedang untuk penentuan dalam sebuah experiment dengan ratio redaman sebesar 𝜍, dapat
𝛿
𝜍= (8.30)
√4𝜋2 +
Redaman Kritis
𝑐𝑠 = 𝑥𝑜
𝑐𝑐 = 𝑣𝑜 + 𝑥𝑜 𝜔𝑛 (8.35)
Getaran Teredam
Nilai 𝜍 = 1 . hampir serupa getaran kritis, bedanya benda lebih banyak melakukan
Perhitunganya menjadi
Lalu dikombinasikan
𝑣
− 𝑜 +𝑥𝑜 +(−𝜍+√𝜍2 −1)
𝜔𝑜
𝑐𝑠 = (8.41)
2√𝜍2 −1
Gambar 8.9 simpangan Dan Sudut Pase Untuk Sistem Getaran Paksa
dengan sudut fase 90o dan diagram gayanya muncul dapat digambarkan seperti pada gambar 8.10b gaya
inersia yang sekarang lebih besar, diimbangi oleh gaya pegas, sedangkan gaya luar mengatasi gaya redaman.
Amplitudo pada resonansi dapat digambarkan pada 2.4b dan hasilnya adalah
𝐹0 𝐹0
𝑋= = (8.42)
𝑐𝜔𝑛 2𝜁𝑘
𝜔
Pada nilai ≪ 1, gaya inersia dan gaya redaman adalah kecil dan menghasilkan sudut fase yang kecil. Jadi
𝜔𝑛
besar gaya luar (fo) adalah hampir sama dengan pegas seperti terlihat pada gambar 2.10a.
𝜔
Sedangkan nilai ≫ 1, sudut fase mendekati 120o dan gaya luar dipakai hampir seluruhnya untuk
𝜔𝑛
mengatasi gaya inersia yang besar seperti terlihat pada gambar 2.10.
Sebagai ringkas persamaan gerak dari sistem tersebut dapat ditulis sebagai berikut
𝐹𝑜 Sin(𝜔𝑡−𝜙)
𝑥(𝑡) = + 𝑋1 𝑒 −𝜁𝜔𝑛 Sin(√1 − 𝜁 2 𝜔𝑛 𝑡 + 𝜙1 ) (2.19)
𝑘 2 2 2
√[1−( 𝜔 ) ] +[2𝜁 𝜔 ]
𝜔𝑛 𝜔𝑛
1. Abdul Hamid, DR, B.Eng., M.Eng., ”Praktikal Getaran Mekanik”, Penerbit Graha
Ilmu,Yogyakarta, 2012.
2. J.L. Meriam,L.G. Kraige,Tony Mulia, ” Mekanika Teknik-Statika Jilid I ”,Edisi
Kedua,Penerbit Erlangga ,Jakarta,1988.
3. J.L.Meriam,L.G. Kraige,Tony Mulia,“ Mekanika Teknik-Dinamika Jilid II ”,Edisi
Kedua,Penerbit Erlangga ,Jakarta,1988.
4. E.P.Popov, Zainul Astamar,” Mekanika Teknik “, Edisi Baru, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1986.
5. Nakajima Toshio, “500 Soal Jawab Mekanika Teknik”, Bahasa Jepang, Penerbit
Nichi Rei Kogyo Shimbun Sha,Tokyo,1980