Anda di halaman 1dari 14

2

MODUL PERKULIAHAN

W132100009 -
Material Teknik
Dislokasi dan mekanisme
penguatan logam

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini diharapkan dapat 5.5 Recovery, and Recrystallization


membantu mahasiswa mata (Pemulihan, dan Rekristalisasi)
kuliah Material Teknik dalam 5.6 Grain Growth (Pertumbuhan Butir)
mengenal dan memahami
Dislokasi susunan atom
pada material padat kristalin
dan Mekanisme penguatan
material. Kegiatan pembel-
ajaran dilakukan dengan
pendekatan Tatap Muka di
kelas dan evaluasi serta
latihan yang dilakukan
dengan Test dan Non Test.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

07
Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Teknik Teknik Mesin
p Dasar Disloksi
5.5 Recovery, Recrystallization, and
Grain Growth (Pemulihan,
Rekristalisasi dan pertumbuhan butir)
Deformasi plastic material logam polikristalin yang dilakukan pada temperature
relative rendah akan mengakibatkan perubahan sifat serta struktur mikro material.
Perubahan itu meliputi:
1. Perubahan bentuk butir.
2. Pengerasan regangan
3. Peningkatan density dislokasi

Sebagian energy yang digunakan untuk deformasi tersebut, tersimpan pada


material dalam bentuk energy regangan pada daerah yang mengalami tekanan,
tarikan dan geseran. Selain itu, deformasi plastis juga bahkan dapat
mengakibatkann terjadi perubahan konduktivitas elektrik dan ketahanan atau daya
tahan terhadap korosi.
Perubahan sifat dan struktur material tersebut dapat dikembalikan ke
asalnya seperti sebelum mengalami deformasi plastis dengan cara perlakuan
panas (heat treatment) yang tepat. Proses pengembalian tersebut dapat dilakukan
dengan dua proses yang berbeda, yaitu pemulihan (recovery) dan Rekristalisasi
(Recrystallization).

Recovery (Pemulihan)
Selama prose pemulihan (recovery), sebagian dari energy regangan
internal yang tersimpan akan di keluarkan melalui gerakan dislokasi virtual (tanpa
penerapan regangan eksternal) akibat dari meningkatnya difusi atom pada
temperature yang terbatas. Jumlah dislokasi akan berkurang, konfigurasi dislokasi
akan menghasilkan energy regangan yang rendah.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Recrystallization (Rekristalisasi)
Setelah proses recovery selesai, sebenarnya butir-butir relative masih
memiliki energi regangan yang tinggi. Proses pembentukan butir-butir baru yang
seimbang (bulat) dan bebas regangan dan memiliki density dislokasi yang rendah
disebut dengan Rekristalisasi (Recrystallization). Butir–butir yang terbentuk dari
hasil rekristalisasi ini memiliki karakteristik yang kembali seperti sebelum
mengelami pengerjaann dingin (deformasi). Gaya atau kekuatan yang mendorong
untuk menghasilkan struktur butir baru ini adalah perbedaan energi dalam antara
material yang mengalami regangan dengan yang tidak mengalami regangan.

Gambar 5. 21
Foto mikro menunjukkan beberapa tahap rekristalisasi dan butir pertumbuhan
kuningan. (a) Struktur butir pengerjaan dingin (33%CW). (b) Tahap awal proses
rekristalisasi setelah pemanasan 3 detik pada 580 C (1075 F); butir yang sangat
kecil adalah yang mengalami rekristalisasi. (c) Penggantian sebagian butir
pengerjaan dingin dengan butir yang setelah rekristalisasi (4 detik at 580C). (d)
Rekristalisasi selesai (8 detik pada 580 C). (e) Pertumbuhan butir setelah 15 menit
pada 580 C (f) Pertumbuhan butir setelah 10 menit pada 700 C (1290 F). Semua

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
foto mikro 75X . (Photomicrographs courtesy of J. E. Burke, General Electric
Company.).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
5 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5. 21 (lanjutan)

Butir-butir baru membentuk inti yang sangat kecil dan tumbuh sampai
mereka benar-benar tumbuh di semua bagian bahan induk, proses ini melibatkan
difusi jarak pendek. Gambar 5.21 menunjukkan tahapan-tahapan kondisi butir
kuningan yang mengalami pengerjaan dingin, dan rekristalisasi.

Dalam foto mikro gambar 5.21, butir yang berupa bintik-bintik kecil pada
gambar 5.21 c dan d adalah butir yang telah mengalami rekristalisasi. Itulah
makanya, pada material yang telah mengalami pengerjaan dingin, rekristalisasi
dapat digunakan untuk memperbaiki struktur butir.
Selama rekristalisasi, sifat mekanik material yang berubah karena
pengerjaan dingin, akan dikembalikan ke keadaan seperti sebelum pengerjaan
dinginnya; sehingga material logam menjadi lebih lembut dan lebih lemah, namun
lebih ulet. Sebagian perlakuan panas adalah dirancang untuk memungkinkan
terjadinya rekristalisasi dengan modifikasi karakteristik / sifat mekanis.
Rekristalisasi adalah proses yang luasnya tergantung pada waktu dan
suhu. Derajat (atau fraksi) material yan ter-rekristalisasi meningkat seiring waktu,
seperti yang yang dapat dilihat pada foto mikro yang ditunjukkan pada Gambar
5.21a-d.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengaruh suhu ditunjukkan pada Gambar 5.22, yang memplot kekuatan
tarik dan keuletan (pada suhu kamar) paduan kuningan sebagai fungsi dari suhu
dan untuk waktu perlakuan panas konstan 1 jam. Struktur butir ditemukan pada
berbagai tahap proses juga disajikan secara skematis.
Perilaku rekristalisasi dari paduan logam tertentu kadang-kadang spesifik
berkaitang dengan suhu rekristalisasi, di mana suhu rekristalisasi baru mencapai
penyelesaian dalam 1 jam. Dengan demikian, suhu rekristalisasi untuk paduan kuningan
Gambar 5.22 adalah sekitar 450 oC (850 F). Biasanya, itu antara sepertiga dan setengah
dari suhu cair mutlak logam atau paduan dan tergantung pada beberapa faktor, termasuk
besar pengerjaan dingin sebelumnya dan kemurnian paduan. Semakin besar persentase
pekerjaan dingin meningkatkan laju rekristalisasi juga akan semakin meningkat, yang
berakibat suhu rekristalisasi lebih rendah, dan mendekati sebuah nilai konstan atau
membatasi pada deformasi tinggi; efek ini ditunjukkan pada Gambar 5.23. Lebih jauh lagi,
inilah yang menjadi batas atau suhu minimum rekristalisasi inilah yang biasanya
ditentukan dalam literatur. Ada beberapa derajat kritis di bawah pekerjaan dingin dimana
rekristalisasi tidak dapat terjadi, (seperti yang ditunjukkan pada gambar) biasanya, ini
adalah antara 2% dan 20% pekerjaan dingin.
Rekristalisasi berlangsung lebih cepat terjadi pada logam murni daripada paduan.
Selama proses rekristalisasi, akan terjadi gerakan batas butir baru terbentuk dan
berkembang. Diyakini bahwa atom paduan lebih cenderung membentuk butiran dan
berinteraksi dengan batas butir yang terrekristalisasi ini untuk mengurangi mobilitasnya
(yaitu batas butir); ini menghasilkan penurunan laju rekristalisasi dan meningkatkan suhu
rekristalisasi, kadang-kadang cukup substansial. Untuk logam murni, suhu kristalisasi
ulang biasanya 0,4Tm, di mana Tm adalah suhu cair mutlak; untuk beberapa paduan
komersial biasanya sekitar 0,7Tm. Rekristalisasidan suhu cair dari sejumlah logam dan
paduan tercantum dalam Tabel 5.2

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
A
Gambar 5.22 pengaruh suhu annealing (untuk waktu annealing selama 1jam)
terhadap kekuatan Tarik dan keliatan paduan kuningan. Ditandai dengan ukuran
butir sebagai fungsi temperature anneling. Struktur butir selama pemulihan,
rekristalisasi, tahap perkembangan butir diperlihatkan secara skematis.
(Callister,W.D. Jr, Rethwisch, D.G,2010)

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.23. variasi temperature rekristalisasi terhadap peresentase pengerjaan
dingin untuk besi. Untuk deformasi lebih rendah dari critical (sekitar 5%CW),
rekristalisasi tidak terjadi. (Callister,W.D. Jr, Rethwisch, D.G,2010)

Operasi deformasi plastis, seringkali dilakukan pada temperature diatas


temperature rekristalisasi. Pada proses tang disebut pengerjaan panas. Dalam hal
ini material yang dihasilkan lebih lembut dan liat selama deformasi karena tidak
terjadi strain hardening (pengerasan regangan), sehingga memungkinkan
dilakukannya deformasi yang besar.

Tabel 5.2. temperature cair dan temperature rekristalisasi berbagai jenis logam
dan paduan. (Callister,W.D. Jr, Rethwisch, D.G,2010)

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perhatikan table 5.2, bahwa temperature rekristalisasi dari lead (timah hitam)
dan tin (timah putih) adalah -4 o C. karenanya pengerjaan timh hitam pada
temperature kamar sudah diatas temperature rekristalisasi, yang berarti sudah
termasuk pengerjaan panas. Dalam hal ini tidak terjadi strain hardening.
Sebaliknya, perhatikan bahwa rekristalisasi tungsten adalah 1200 o C
sehingga pengerjaan tungsten pada temperature 1000 o C, masih termasuk
pengerjaan dingin yang berarti akan terjadi strai hardening.

5.6 Grain Growth (Pertumbuhan Butir)


Pertumbuhan Butir
Setelah rekristalisasi selesai, butir bebas regangan akan terus tumbuh jika
spesimen logam dibiarkan pada suhu tertentu (Gambar 5.21d-f); fenomena ini
disebut pertumbuhan butir. Pertumbuhan butir tidak perlu didahului dengan
recovery dan rekristalisasi; hal ini dapat terjadi pada semua bahan polikristalin,
logam, keramik dan sejenisnya.

Sebuah energi dikaitkan dengan batas butir. Dengan meningkatyan ukuran butir,
luas batas butir berkurang, menghasilkan pengurangan energi total yang
menyertainya, ini adalah kekuatan yang mendorong pertumbuhan butir.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pertumbuhan butir terjadi karena perpindahan batas butir. Tentunya, tidak semua
butir bisa membesar, tetapi yang besar tumbuh dengan mengorbankan yang kecil
yang menyusut. Dengan demikian, ukuran butir rata-rata meningkat seiring waktu,
dan pada saat tertentu akan ada berbagai ukuran butir. Gerakan batas butir
adalah difusi atom jarak pendek dari satu sisi batas ke sisi lainnya. Arah dari
gerakan batas berlawanan dengan gerakan atom, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.24.

Gambar 5.24. gambaran skematis pertumbuhan butir melalui difusi atom.


(Callister,W.D. Jr, Rethwisch, D.G,2010)

Untuk banyak bahan polikristalin, diameter butir d bervariasi dengan waktu t


sesuai dengan hubungan:

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(5.9)

di mana d0 adalah diameter awal butir pada t = 0, dan K dan n konstanta yang
tidak tergantung waktu; nilai n umumnya sama atau lebih besar dari 2.

Ketergantungan ukuran butir pada waktu dan suhu ditunjukkan dalam Gambar
5.25, sebuah grafik logaritma ukuran butir sebagai fungsi dari logaritma waktu
untuk paduan kuningan pada berbagai suhu. Pada suhu rendah kurvanya linier
(garis lurus). Selanjutnya, pertumbuhan butir berlangsung lebih cepat dengan
meningkatnya suhu; yaitu, kurva dipindahkan ke atas untuk ukuran butir yang
lebih besar. Hal ini dijelaskan oleh peningkatan laju difusi seiring dengan
meningkatnya suhu.

Gambar 5.25. logaritme diameter butir vs logaritme waktu untuk pertumbuhan butir
untuk kuningan pada berbagai temperature.

Sifat mekanis logam berbutir halus pada temperature kamar biasanya superior
(kekuatan dan ketangguhan tinggi). Dibanding dengan yang butirnya kasar. Jika

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
struktur butir dari paduan satu fasa lebih kasar dari yang diinginkan, untuk
penghalusannya dapat dilakukan dengan deformasi plastis material, yang
selanjutnya dilakukan perlakuan panas rekristalisasi seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and Engineering.
Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu dan
Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Muhamad Fitri, ST, Msi, PhD
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai