Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN ANEMIA

Disusun Oleh :

Ellinda Yohanita

(19018)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Jalan cumi No.37, Tanjung Priuk. Jakarta Utara, 14310


Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Pencegahan anemia pada perempuan dan remaja

Sasaran : Perempuan dan remaja

Tempat :

Hari/tanggal : Senin, 20 Desember 2021

A. Pendahuluan
Anemia sering ditemukan di Indonesia, namun Sebagian besar masyarakat
Indonesia menganggap anemia sebagai penyakit yang ringan. Penyakit anemia sendiri
merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mukosa pucat,
dan pada tes laboratorium didapat hitung hemoglobin (Hb), hematokrit dan eritrosit
kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi kemampuan
darah menghantarkan Oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang
optimal.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah
dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah,
peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak,
atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth, Corwin,2012).
Di mana insidennya 30% pada setiap individu di seluruh dunia prevalensi terutama
tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan darah
akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh. Anemia bukan suatu penyakit tertentu tetapi cerminan
perubahan patofisiologi yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy,2016).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, di samping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di
negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial
dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta,2006). Masyarakat Indonesia masih belum
sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi, karena itu prevalensi anemia di Indonesia
sekarang ini masih cukup tinggi terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam
folat, atau vitamin B12. Setelah menentukan diagnosis terjadinya anemia maka
selanjutnya perlu disimpulkan tipe anemia itu sendiri. Penatalaksanaan anemia yang
tepat sesuai dengan etiologi dan klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi
pasien.

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang “PENCEGAHAN ANEMIA” selama 15 menit
diharapkan perempuan muda dan remaja dapat mengerti dan memahami tentang
pencegahan anemia

C. Tujuan Intruksional Khusus


setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan anemia dalam perempuan muda
dan remaja selama 15 menit, dapat menjelaskan :
1. Apa itu anemia ?
2. Mengapa anemia sering terjadi pada perempuan dan remaja?
3. Tanda-tanda anemia
4. Bahaya anemia
5. Penyebab anemia
6. Pencegahan anemia
7. Pengobatan anemia
D. Sasaran
Remaja putri
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin kurang dari normal. Pada wanita
dewasa nornalnya 12-16 g/dL. Atau sering disebut penyakit kurang darah
menyebabkan karena kurang zat besi.
Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,
abnormalitas kandungan hemoglobin darah merah atau keduanya (Corwin,2009).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat
besi di dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup
yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi
serum (serum iron) dan jenuh transferin menurun, kapasitas total besi meninggi
dan cadangan salam sumsum tulang serta tempat lain sangat kurang atau tidak ada
sma sekali (Rukiyah,AY,2010).
2. Penyebab Anemia
a. Faktor keturunan.
b. Kurang nutrisi makanan yang mengandung zat besi.
c. Kehilangan zat besi pada perdarahan, seperti haid berlebiham, kecelakaan dan
infeksi karena cacing.
3. Tanda dan gejala
a. Merasa lelah atau lemah
b. Disertai dengan pusing
c. Mata berkunang-kunang
d. Muka , tangan dan kelopak mata tampak pucat
4. Bahaya anemia
a. Pada remaja
1. Anak menjadi kurang cerdas
2. Semangat belajar menurun
3. Mudah terserang penyakit
4. Pertumbuhan tubuh menghambat sehingga tinggi badan tidak maksimal
b. Pada wanita
1. Daya tahan tubuh menurun
2. Kebugaran menurun
3. Kemampuan bekerja menurun

5. Pencegahan anaemia

1) Makan makanan yang mengandung zat besi, terutama yang berasal dari
sumber hewani, seperti susu, keju, telur dan hati.
2) Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti, pisang, syurang
hijau dan sereal.
3) Konsumsi makanan yang mengandung vitamin B12, bisa didapatkan dengan
mengkonsumsi daging dan susu.
4) Makan dan minum yang mengandung vitamin C.
5) Priksa kedokter atau pelayanan kesehatan terdekat.

6. Pengobatan anemia

1) Pemberian suplemen dan zat besi, vit B12, dan vitamin lain yang dibutuhkan
oleh tubuh.
2) Pada penderita anemia berat dapat dilakukan transfusi darah.
3) Pemberian obat kortikosteroid yang mempengaruhi sistem tubuh.
4) Pemberian eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membatu proses
hematopoiesis pada sum-sum tulang.

7. Metode

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
8. Media
Leaflet
9. Proses kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1. 3 menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Moderator b. Mendengarkan
mengucapkan salam c. Mendengarkan dan
b. Moderator memperhatikan
memperkenalkan diri d. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan dari setuju dengan
penyuluhan kesepakatan
d. Moderator membuat e. Menjawab
kontrak waktu dan pertanyaan
bahasa
e. Bertanya apakah sudah
mengetahui penyakit
anemia
2. 20 menit Penatalaksanaan: a. Mengemukakan
a. Menggali pengetahuan pendapat
audience tentang b. memperhatikan
pengertian anemia c. mendengarkan dan
b. Memberikan memperhatikan
reinforcement positif d. mengemukakan
atas tanggapan pendapat
audience e. memperhatikan
c. Menjelaskan tentang f. mendengarkan dan
pengertian anemia memperhatikan
d. Menggali pengetahuan g. mengemukakan
audience tetang pendapat
penyebab anemia h. memperhatikan
e. Memberikan i. mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
atas tanggapan j. mengemukakan
audience pendapat
f. Menjelaskan tentang k. memperhatikan
penyebab anemia l. mendengarkan dan
g. Menggali pengetahuan memperhatikan
audience tentang tanda m. mengemukakan
dan gejala anemia pendapat
h. Memberikan
reinforcement positif
atas tanggapan
audience
i. Menjelaskan tanda dan
gejala anemia
j. Menggali pengetahuan
audience tentang
dampak anemia
k. Memberikan
reinforcement positif
atas tanggapan
audience
l. Menjelaskan faktor
yang dampak pada
anemia
m. Menggali pengetahuan
audience tentang
pencegahan anemia
n. Memberikan
reinforcement positif
atas tanggapan
audience
3. 5 menit Evaluasi : a. menjawab pertanyaan
a. menanyakan kepada
audience apakah sudah
mengerti entang
penyuluhan yang
diberikan tentang
pencegahan anemia
4. 2 menit Terminasi : a. mendengarkan
a. mengucapkan b. menjawab salam
terimaksih atas peran
sertanya
b. mengucapkan salam
penutup

10. Kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai dengan rencana
b. Diharapkan pengaturan alat dan tepat sesuai dengan perencanaa
c. Diharapkan waktu sesuai dengan perencanaan
d. Diharapkan tempat dan alat digunakan sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksnaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, mariliym E. 1999. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC

Handayani wiwik dan andi sulistyo. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
system hematologi. Jakarta : salemba medika.

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai