PROGRAM KESLING
1. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas
sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas
dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
prefentif,penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja,angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara,
tanah, limba padat, cair,gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi,
kecelakaan, makanan, dan bahan berbahaya.
2. LATAR BELAKANG
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor penentu utama derajat
kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan,
pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu
atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter
sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu
siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan),
pemaparan dan dampak pada manusia.
3. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat yang nantinya akan terwujud
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
2. Tujuan Khusus :
a. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman dan lingkungan lainnya.
b. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara
c. Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
KEGIATAN RINCIAN PERKIRAAN TARGET/
No. TUJUAN SASARAN
POKOK KEGIATAN TARGET VOLUME
1. Penyehatan Pemeriksaan Mengetahui Semua 5 Desa 2x 5 Desa
Air air bersih kualitas air desa di
yang wilayah
digunakan kerja
masyarakat puskesmas
Bantur
Pemeriksaan Mengetahui Penampun 2x dalam
air bersih dan kualitas air gan air setahun
air limbah bersih dan air bersih di
puskesmas limbah puskesmas
Puskesmas dan IPAL
2. Penyehatan
perumahan
dan sanitasi
dasar
3 Pembinaan Pemeriksaan Sanitasi TTU TTU yang 36 TTU (3TTU/bln
tempat- sanitasi TTU dapat ada di )x12 bln
tempat terpantau wilayah
umum kerja
puskesmas
Bantur
4. Klinik Pelaksanaan
sanitasi pelayanan
klinik sanitasi
5. Sanitasi
Total
Berbasis
Masyarakat
(STBM)
pemberdayaa
n masyarakat
6. Pengawasan
Depot Air
Minum
(DAM)
7. Pengawasan
dan
pengendalian
air kualitas
lingkungan
8. Penyehatan
makanan dan
minuman
2. Pemeriksaan
SAB √ √ √ √
Puskesmas
3. Penyehatan
Perumahan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan Sanitasi
Dasar
4. Pembinaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TTU
5. Pembinaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TPM
6. Klinik Sanitasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pengawasan
DAM
8. STBM
I. EVALUASI PELAKSANAAN
KK dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat, turunnya angka kejadian
penyakit yang berbasis lingkungan dan masyarakat yang sehat mandiri.
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya
dapat menjadi pedoman pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan tahun 2018.
Malang, 26 Maret 2018
Mengetahui
Kepala Puskesmas Bantur Petugas Kesehatan Lingkungan
A. PENDAHULUAN
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik secara insidentil
maupun terus menerus. Jadi inspeksi tempat – tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat – tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat – tempat umum
merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan tetap
yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan
tempat – tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun
melakukan aktivitas lainnya. Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit,penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.
Kondisi lingkungan tempat – tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah
besarnya resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat – tempat
umum perlu dijaga sanitasinya.
B. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat – tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan
keberadaan tempat –tempat umum di wilayah kerja puskesmas
2. Tujuan Khusus :
- untuk mengetahui sanitasi SAB di TTU
- untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU
- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU
- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di TTU
- untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik
yang memenuhi syarat kesehatan TTU
F. SASARAN
- Sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas),
- Sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan
- Hotel (bintang dan non bintang).
L. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan pada Tempat – Tempat Umum
( TTU ) progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan pengawasan TTU pada program Kesehatan Lingkungan tahun 2018.
Malang, 2016
Mengetahui
Kepala Puskesmas Bantur Petugas Kesehatan Lingkungan
A. PENDAHULUAN
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang lengkap
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygienesanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat danperlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot, warung, adalah
pemantauan secaraterus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan
tindakan atau kegiatanatau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah
usaha tindak lanjut daripemeriksaan.
Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta
menilaitentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan
petunjuk / saranperbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan
makanan,pemeriksaan berkala, member saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali,
memberi peringatandan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang
letaknyacukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa
penjamah makananyang menunjukkan perilakuyang tidak sehatdalam menjamah makanan,
missal menggunakan lapkotor untuk membersihkan meja dan mengolah makanan ketika
sedang sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya rumah
makan ,depot, warung yang melakukan pencucian peralatan makanan tanpa menggunakan
sabun, peralatanhanya dicelupkan ke sumber air pencucian yang sudah kotor, serta bahan
makanan belum jadidisimpan dalam ruangan yang tidak dilengkapi dengan pelindung dari
hama.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan
mampumenerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di
ruangan tempatpengelolaan makanan (TPM) agar terhindar dari resiko pencemaran.
2. Tujuan khusus:
- Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan
- Untuk mengetahui ruangan pengolahan
- Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
- Untuk mengetahui tempat sampah
- Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
- Untuk mengetahui tempat cuci tangan
- Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
- Untuk mengetahui jamban
F. SASARAN
- Rumah makan
- Restoran
- Jasa boga / catering
- Industri makanan
- Kantin
- Warung
- Makanan jajanan
L. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
( TPM ) progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan pengawasan TPM pada program Kesehatan Lingkungan tahun 2016.
A. PENDAHULUAN
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa
airmanusia tidak akan bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air juga
diperlukan olehmakhluk hidup lain misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia
air diperlukan untukmenunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk
diminum tanpa mengganggukesehatan atau air yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum
dapat diminum.
Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk menjaga keseimbangan metabolism
danfisiologi tubuh setiap waktu. Konsumsi air diperlukan karenasetiap saat tubuh bekerja
danberproses. Disamping itu air juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah makanan
agar dapatdicerna tubuh manusia dan kehidupan dari berjuta sel. Komponen terbanyak dari
sel adalah air.Apabila kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Begitupula air merupakan bagian EKSKRETA CAIR (keringat, air seni, air
mata), uap pernapasan, dancairan tubuh (darah, lymphe).
B. LATAR BELAKANG
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dialirkan
melaluisaluran perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK), maupun depot air
minum (DAM).Selain itu air tanah dangkal dari sumur – sumur gali (SG) atau pompa serta
air hujan yang diolaholeh penduduk menjadi air minum setelah di masak terlebih dahulu.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai sangat
besar,sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur. Perlu dilakukan
pengawasan, pembinaandan pengawasan kualitas air dari DAM agar selalu aman dan sehat
untuk dikonsumsi masyarakat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terlindunginya masyarakat dari potensi penyakit akibat konsumsi air minum
yang berasaldari depot air minum (DAM). Dengan demikian masyarakat akan
terhindar darikemungkianan resiko terkenan penyakit bawaan air.
2. Tujuan Khusus :
- Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum (DAM) di seluruh
masyarakat
- Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan
kabupaten / kotasehingga dapat menjamin mutu air minum yang dijual
- Terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum (DAM) yang
melaksanakankaidah hygiene sanitasi serta perlakuan hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam melayanimasyarakat
- Teridentifikasinya masalah depot air minum (DAM) yang harus dibina
oleh pemerintahdaerah baik di kabupaten / kota.
F. SASARAN
Seluruh Depot Air Minum (DAM) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Donomulyo.
L. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Depot Air Minum ( DAM ) progran
Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman pelaksanaan
kegiatan pengawasan DAM pada program Kesehatan Lingkungan tahun 2016.
Mengatahui Malang, 2016
A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keamanan,
dankemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai
program ataukegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembangkan baik oleh
pemerintah, swasta maupunmasyarakat, salah satu diantaranya adalah program penyediaan
air bersih.
Sesuai dengan penjelasan dalan undang – undang kesehatan No. 23 Tahun 1992
yangdimaksud dengan penyehatan air meliputi pengemanan dan penetapan kualitas air
untuk berbagaikebutuhan dan kehidupan manusia.
Dalam kaitan dengan hal – hal tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan slain
harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebutuhan sehari – hari dan juga harus
memenuhipersyaratan kualitas yang telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis
maupun kimia.
Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang
ditindak lanjutioleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah
menyediakanair bersih dan sarana sanitasi yang memadai serta memenuhi syarat kesehatn.
Program ini diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan msyarakat melalui penurunan
angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui air.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengamankankualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
2. Tujuan Khusus :
- Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
- Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
- Meningkatnya kualitas air melaui upaya perbaikan
- Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan
kualitas air
F. SASARAN
- Masyarakat atau KK yang menggunakan sarana air bersih (SAB)
- Daerah pariwisata
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) progran
Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman pelaksanaan
kegiatan pengawasan SAB pada program Kesehatan Lingkungan tahun 2016.
A. PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan
pelayanankesehatan promotif, prefentif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggiuntuk mengatasi masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkunganpemukiman.
Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau kelurganya mengenai :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Kondisi lingkungan
- Sarana sanitasi yang digunakan
Konseling adalah komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas konseling
danpasien atau klien yang memutuskan untuk bekerja sama sehingga pasien dan klien dapat
mengenalidan memecahkan masalah kesehatan lingkungan secara mandiri maupun dengan
bantuan pihak lain.
B. LATAR BELAKANG
1. Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air meliputi : penyakit diare,
demamberdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit – penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan
danlingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru
3. Penyakit – penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui makanan
antaralain : diare, kecacingam dan keracunan makanan
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan
pestisidadi rumah tangga.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya prefentif, kuratif
dan promotifyang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2. Tujuan Khusus :
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam
programpemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakanmasyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampua dari perilaku
masyarakat (pasien, klien,dan masyarakat) untuk mewujudkan lingkungan
dan perilaku hidup bersihd an sehat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk
mencegah danmenanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah
kesehatan lingkungan dengansumber daya yang ada
- Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya
kondisi kesehatanlingkungan
F. SASARAN
1. Penderita penyakit / pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatanlingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke
puskesmas
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan
dan penyakitberbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
3. Penderita penyakit / pasien / keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatanlingkungan, dan penyakit yang berbasis lingkungan yang dikunjungi
rumahnya
4. Masyarakat umum / klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan
penyakityang berbasis lingkungan yang daerahnya dikunjungi.
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Klinik Sanitasi progran Kesehatan Lingkungan
ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi
program Kesehatan Lingkungan tahun 2016.