NPM : 20025010139
Golongan : D1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hasil Produksi
Hasil pada Grafik Box-Plot pada Harvested Yield tanaman jagung yang
menggunakan tiga lahan percobaan yaitu Lahan A, Lahan B, dan Lahan C. Pada tahap
penanaman dilakukan pada dua bulan yang berbeda, yaitu pada bulan April dan bulan
Mei. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bulan manakah tanaman jagung cocok untuk
ditanam. Selain itu, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh iklim, masak
fisiologis, serta berapa lama waktu pembungaan pada tanaman jagung. Pada data yang
didapatkan pada Grafik Box-Plot pada Lahan B penanaman di Bulan April memiliki
hasil maksimal paling tinggi mencapai 6836.0 kg/ha dan memperoleh hasil yang
minimum pada bulan mei sebesar 1756.0 kg/ha. Selanjutnya, pada Lahan A
penanaman di Bulan Mei juga memiliki hasil maksimum yaitu sebesar 6643.0 kg/ha
pada bulan April dan memiliki hasil minimum sebesar 1646.0 pada bulan Mei. Lahan
C memiliki hasil maksimal pada penanaman Bulan April sebesar 5993.0 kg/ha
sedangkan untuk hasil minimum terjadi pada penanaman pada bulan Mei yaitu 1616.0
kg/ha. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penanaman tanaman jagung cocok dilakukan pada Bulan April dibandingkan dengan
penanaman pada Bulan Mei. Hal ini dikarenakan hasil produktivitas pada ketiga lahan
tersebut pada Bulan April mencapai hasil maksimum yang tinggi. Hal ini juga
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu seperti waktu tanam, waktu
pembungaan, intensitas air (curah hujan).
2. Planting Date
Hasil grafik dari analisa Regresi Planting Date pada penanaman tanaman jagung
menunjukkan hasil sebesar 0.988005 menggunakan data Variabel Harvested Yield.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil produksi tanaman jagung dipengaruhi dengan waktu
tanam.Variabel Harvested Yield tanaman jagung memakai tiga lahan yaitu pada Lahan
A, Lahan B, dan Lahan C. Penanaman dilakukan di dua bulan yang berbeda, yaitu
bulan April dan bulan Mei. Hasil pada grafik diatas menunjukkan bahwa pada Lahan
A, Lahan B, dan Lahan C Bulan April memiliki hasil nilai yang sama yang dan lebih
tinggi sekitar 140.0 jika dibandingkan dengan Lahan A, Lahan B, dan Lahan C Bulan
Mei sekitar 110.0. Hal ini menunjukkan bahwa Bulan April merupakan waktu tanam
yang cukup bagus. Hal ini dikarenakan pengaruh dari iklim dan cuaca pada Bulan
April merupakan awal musim penghujan, yang dimana hal ini akan berpengaruh pada
curah hujan yang akan berpengaruh juga pada jumlah air yang tersedia pada tanah.
Jumlah air yang tersedia selalu berubah dari waktu ke waktu, karena itu perlu di
tentukan besarnya jumlah air yang tersedia, yang dipergunakan sebagai dasar
perencanaan dalam menentukan rencana pembagian air. Dalam kenyataannya jumlah
air yang tersedia belum tentu akan sama dengan yang direncanakan, mungkin lebih
atau kurang (Dedi, 2014).
3. Maturity Date.
4.1 Kesimpulan
1. Hasil produksi Bulan April lebih tinggi dibandingkan dengan hasil produksi di
Bulan Mei. Hal ini disebabkan karena faktor iklim, kondisi lahan, dan juga daya
tumbuh tanaman.
2. Hasil produksi tanaman jagung dapat dipengaruhi oleh curah hujan, hari
penanaman dan masa berbunga.
3. Hasil produksi tanaman jagung tidak memiliki pengaruh hubungan dengan curah
hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin M, Zaenaty. 2012. Respon Petani Terhadap Gelar Teknologi Budidaya Jagung
Hibrida Bima 5 di Kabupaten Donggala. J. Agrika 6 (1) : 34–47.
Barnito, N. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Suka Abadi. Yogyakata. 96 hlm.
Heryani N, Kartiwa B, Pujilestari N, Kharmila S. 2006. Analisis Potensi Masa Tanam dan
Pemberian Irigasi Suplementer Untuk Menekan Risiko Kehilangan Hasil di Lahan
Kering Dataran Rendah Beriklim Kering. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya
Lahan Pertanian. Bogor, 14-15 September 2006. Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Bogor.
Iriany R. N. M. Yasin H. G., dan Andi Takdir M. 2007. Asal, sejarah, Evolusi, dan
Taksonomi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
John SB, Lang D, Barker. 2011. Sulfur Fertilization Response in Lowa Corn Production. J.
Better Crop 95 (2) : 8–11.
Marliah A, Jumini, Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan pada Sistem
Tumpang Sari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil. J. Agrista 14 (1) : 30–39.
Moelyohadi Y, Harun MU, Munandar, Hayati R, Gofar N. 2012. Pemanfaatan berbagai jenis
pupuk hayati pada budidaya tanaman jagung Zea mays L. efesiensi hara di lahan
kering marjinal. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1): 31-39.
Musa, N. 2012. Penentuan Masa tanam Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan Curah Hujan dan
Analisis Neraca Air di Kabupaten Pohuwato. JAAT. 1(1): 23 - 27
Nelson, Kaisi. 2011. Agronomic and Economic Evaluation of Various Furrow Irrigation
Strategies for Corn Production Under Limited Water Supply. J. Soil and Water 66
(2) : 114–121.
Nurtjahjaningsih, I., Sulistyawati, P., Widyatmoko., Rimbawanto, A. 2012. Karakteristik
Pembungaan dan Sistem Perkawinan Nyamplung (Calophyllum inophyllum) pada
Hutan Tanaman di Watusipat, Gunung Kidul. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan.
Vol. 6 No. 2: 65-80
Pasta, I., Ette, A., Barus, Henry N. 2015. Tanggap Pertumbuhan dan Hasil TanamanJagung
Manis (Zea mays L. Saccharata) pada Aplikasi Berbagai Pupuk Organik. Jurnal
Agroteknologi. Vol.3 No.2 : 168-177
Rubatzky, V. E. dan Mas Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1. Edisi kedua. ITB Press.
Bandung. 313 hal.
Subekti N. A., R. Efendi, S. Snarti, dan Syaifuddin. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase
Pertumbuhan Jagung. Laporan Akhir. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Suliasih., Widawati, S., dan Muharam, A. 2011. Aktivitas Pupuk Organik dan Bakteri
Pelarut Fosfor untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat dan Aktivitas
Mikroba Tanah. Jurnal. J, hort. 20 (3). Hal : 241-246.
Suptarini, E. 2001. Membuat Tanaman Cepat Berbuah. Penebar Swadaya. Jakarta.