Anda di halaman 1dari 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019. Penelitian ini menggunakan
data keuangan yang dipublikasikan di website resmi www.idx.co.id. Populasi
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 26 Perusahaan. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan jumlah yang
terpilih sebagai sampel sebanyak 9 perusahaan.
1. Profil Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 9 perusahaan selama 4
tahun yaitu periode 2016-2019. Adapun gambaran umum 9 perusahaan tersebut
sebagai berikut:
a. PT Sariguna Primatirta Tbk
Perusahaan didirikan sejak tahun 1988 dengan nama PT Sari Guna, dan
pada tahun 1989 Perusahaan berubah nama dan hingga saat ini bernama PT
Sariguna Primatirta Tbk. Perusahaan merupakan bagian dari kelompok usaha
Tanobel Food yang memproduksi makanan dan minuman. Kegiatan usaha utama
Perusahaan adalah sebagai produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Perusahaan mendirikan pabrik pertamanya di Pandaan dan memproduksi
AMDK dengan merek “Cleo” dengan fokus pemasaran pada daerah Jawa Timur.
Sejak saat itu, Perusahaan secara konsisten terus melakukan ekspansi usaha
dengan mendirikan pabrik dan memperluas area pemasarannya ke daerah di luar
Jawa Timur. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya A Yani No. 41-43 Komplek
Central Square Blok C-1 Gedangan, Sidoarjo 61254.
b. PT Delta Djakarta Tbk
PT Delta Djakarta Tbk didirikan pertama kali di Indonesia pada tahun 1932
sebagai perusahaan produksi bir Jerman bernama “Archipel Brouwerij, NV.”
Perusahaan kemudian dibeli oleh Perusahaan Belanda dan berganti nama menjadi
NV De Oranje Brouwerij. Perusahaan resmi menggunakan nama PT Delta
Djakarta sejak tahun 1970. PT Delta memproduksi bir Pilsener dan Stout

42
43

berkualitas terbaik untuk pasar domestik dengan merek dagang meliputi Anker
Bir, Anker Stout, Anker Lychee, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig
Light, San Miguel Cerveza Negra, dan Kuda Putih. PT Delta juga memproduksi
dan mengekspor bir Pilsener dengan merek dagang Batavia. Perusahaan juga
mulai mengekspor San Miguel Cerveza Negra ke Thailand dan Vietnam.
c. PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
PT. Buyung Poetra Sembada berdiri pada tanggal 16 September 2003,
perusahaan memproduksi dan melakukan perdagangan beras dengan merek utama
HOKI dan Topi Koki. Pasokan bahan baku beras berasal dari enam wilayah di
Indonesia, meliputi Sumatra Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur serta Sulawesi Selatan dengan total mencapai 205 pemasok. Pemasok
perusahaan terdiri dari pengepul beras dan mesin penggilingan padi milik
perusahaan dengan kapasitas 10 ton per jam. Hal ini membuat perusahaan juga
mendayagunakan para pengepul padi di berbagai daerah penghasil padi dan
menghindari ketergantungan terhadap pemasok tertentu.
d. PT Tri Banyan Tirta Tbk.
PT Tri Banyan Tirta (TBT) merupakan produsen AMDK merek ALTO,
TOTAL dan produk air alkali dengan merek Total 8+. TBT juga merupakan
produsen OEM untuk AMDK merk VIT, produk dari Danone – Aqua, dan untuk
minuman energi merk Panther, produk dari KINOCARE. TBT telah mendapatkan
sertifikasi dan uji kelayakan sebagai produsen AMDK, yaitu SNI 01-3553-2006,
lulus pemeriksaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM ), Asia
and Middle East Bottled Water Association (ABWA), Asosiasi Perusahaan Air
Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) serta Sertifikasi Halal. Fasilitas
produksi perusahaan bersertifikat ISO 9001: 2008, HACCP. Perusahaan ini
didirikan pada 03 Juni 1997 dengan Akta Pendirian No. 03 tanggal 03 Juni 1997,
perubahan Terakhir Akta No. 22 tanggal 19 Juni 2019. Kantor pusat PT TRI
BANYAN TIRTA Tbk terletak di Kp. Pasir Dalem, RT.RW: 002/002, Babakan
Pari Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
44

e. PT Sekar Laut Tbk


PT Sekar Laut Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri,
pertanian, perdagangan dan pembangunan, khususnya dalam industri di sektor
manufaktur, untuk sub sektor makanan dan minuman. Produk-produk yang
dihasilkan adalah: kerupuk, saos, sambal, bumbu masak dan roti. Perusahaan
memulai industri rumah tangga di bidang perdagangan dan produk kelautan sejak
tahun 1966, di Kota Sidoarjo, Jawa Timur. Kemudian, usaha berkembang menjadi
pabrik kerupuk udang. PT Sekar Laut Tbk, akhirnya resmi didirikan pada 19 Juli
1976 dalam bentuk perusahaan terbatas. Sampai saat ini, Perusahaan terus
melakukan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produk melalui pemenuhan
standar produk baik nasional maupun internasional.
f. PT Nippon Indosari CorporationTbk.
Pada tahun 1995 perusahaan berdiri sebagai sebuah perusahaan Penanaman
Modal Asing dengan nama PT Nippon Indosari Corporation. 1996 Beroperasi
secara komersial dengan memproduksi roti “Sari Roti” dan mengoperasikan
pabrik pertama di Cikarang (Jawa Barat). Pada tahun 2001 perusahaan
meningkatkan kapasitas produksi dengan menambahkan dua lini mesin (roti tawar
dan roti manis). Pada tahun 2003 mengubah nama perusahaan dari PT Nippon
Indosari Corporation menjadi PT Nippon Indosari Corpindo. Pada tahun 2005
perusahaan mengoperasikan pabrik kedua di Pasuruan (Jawa Timur). Pada tahun
2008 perusahaan mengoperasikan pabrik ketiga di Cikarang (Jawa Barat). Pada
tahun 2011 perusahaan mengoperasikan dua pabrik baru di Semarang (Jawa
Tengah) and Medan (Sumatera Utara). Pada tahun 2012 perusahaan
mengoperasikan pabrik keenam di Cibitung (Jawa Barat), serta menambahkan
masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan,
Semarang, dan Medan. Pada tahun 2013 perusahaan mengoperasikan dua pabrik
baru di Makassar (Sulawesi Selatan) dan Palembang (Sumatera Selatan). Pada
tahun 2014 perusahaan mengoperasikan dua pabrik berkapasitas ganda di
Purwakarta (Jawa Barat) dan Cikande (Banten. Pada tahun 2018 perusahaan
meningkatkan standar Sistem Manajemen Mutu dari ISO 9001:2008 ke ISO
9001:2015. Perusahaan mengoperasikan pabrik ke-11 yang berlokasi di Batam
45

dan pabrik SMFC mulai beroperasi dan memproduksi produk Sari Roti di
Filipina. Pada tahun 2019 perusahaan mengoperasikan pabrik ke 12 dan 13 di
Indonesia yang berlokasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Gresik (Jawa
Timur).
g. PT Campina Ice Cream Industry Tbk.
PT Campina Ice Cream Industry Tbk merupakan salah satu produsen es
krim ternama di Indonesia, dengan rangkaian produk yang selalu diminati
konsumen. Perusahaan pertama kali didirikan dengan nama CV Pranoto pada 22
Juli 1972. Pada tahun 1994, nama perusahaan diubah menjadi “PT Campina Ice
Cream Industry” dengan akta No. 11 dari Notaris Sulaimansjah, S.H. pada tanggal
2 September 1994. Perusahaan mengalami perubahan nama lebih lanjut menjadi
“PT Campina Ice Cream Industry Tbk”. Saham perusahaan pertama kali
ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 2017 dan tercatat di Bursa Efek
Indonesia sejak 19 Desember 2017. Kantor pusat PT Campina Ice Cream Industry
Tbk terletak di Jl. Rungkut Industri II/15-17 Kel. Tenggilis Mejoyo; Kec.
Tenggilis Mejoyo Surabaya 60292.
h. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah suatu perusahaan terbatas yang
bergerak di bidang industri pengolahan minyak nabati dan minyak nabati
spesialitas yang digunakan untuk industri makanan dan minuman. Produk yang
dihasilkan yaitu minyak kelapa sawit beserta produk-produk turunannya, biji
tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati spesialitas. PT Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk, dahulu dikenal dengan nama CV Tjahaja Kalbar yang
didirikan pada tahun 1968. Perusahaan baru disahkan menjadi Perusahaan
Terbatas (PT Cahaya Kalbar) pada tahun 1988. Pada tahun 1996 menjadi
perusahaan publik dengan nama PT Cahaya Kalbar Tbk. Pada tahun 2013
perusahaan berganti nama menjadi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan di bawah Grup
Wilmar International Limited (WIL) yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Singapura. Entitas induk perusahaan adalah PT Sentratama Niaga Indonesia dan
entitas pengendali pemegang saham Perusahaan adalah Wilmar International
46

Limited. Perusahaan berlokasi di Kabupaten Bekasi dengan alamat kantor pusat di


Kawasan Industri Jababeka, Jalan Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Pasirsari,
Cikarang Selatan, Kab. Bekasi - Jawa Barat 17530. Untuk kantor perwakilan,
beralamatkan di Multivision Tower Lt. 12, Jl. Kuningan Mulia Kav. 9 B, Guntur
Setiabudi, Jakarta Selatan 12980. Selain itu, perusahaan memiliki pabrik yang
sekaligus bertindak sebagai kantor cabang dengan alamat di Jl. Khatulistiwa Km
4,3 Batulayang, Pontianak 78244, Kalimantan Barat.
i. PT. Siantar Top Tbk.
Perusahaan pertaama kali dirintis pada tahun 1972, dimulai dari usaha
rumahan. Pada tahun 1987 perusahaan pertama kali menggunakan nama PT.
Siantar Top Industri. Pada tahun 1989 perusahaan mendirikan pabrik baru
dikawasan Jalan Tambak Sawah Waru, perusahaan mulai memproduksi makanan
ringan mie. Pada tahun 1991 perusahaan mulai memproduksi varian permen. Pada
tahun 1996 PT. Siantar Top berganti bentuk menjadi perusahaan terbuka (Tbk).
Pada tahun 1998 perusahaan mendirikan pabrik baru sebagai cabang di Medan,
Sumatera Utara. Sedangkan pada tahun 2000 perusahaan melakukan
penggabungan usaha PT. Saritama Tunggal (perusahaan mie instan) dengan
perusahaan. Pada tahun 2002 perusahaan mendirikan pabrik baru di Bekasi, Jawa
Barat. Pada tahun 2003 perusahaan menerima sertifikat ISO 9001 : 2000 dari
URS. Selain itu perusahaan menerima peningkatan ISO 9001 : 200. 2011
Mendirikan pabrik baru di Makasar. Pada tahun 2012 perusahaan memperluas
jaringan dengan strategi kemitraan. Pada tahun 2014 perusahaan mengembangkan
pabrik kopi.
47

2. Struktur Organisasi
a. PT. Sariguna Primatirta Tbk.
Gambar 6
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

RUPS

Dewan Komisaris
Marzuki Usman

Komite Audit Direktur Komite Remunerasi &


Belinda Natalia Nominasi

Sekretaris Wakil Direktur Utama Audit Internal


Lukas Setio wongso Merisa Patricia Paulus
Belinda Natalia
Sumber data : www.idx.co.id
b. Delta Djakarta Tbk
Gambar 7
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

RUPS

Dewan Komisaris
Sarman Simanjorang

Direktur Utama Komite Audit


Jose Danil A. Javier Chairman

Sekretaris
Alan DV fernandez

Sumber data : www.idx.co.id


48

c. PT. Buyug Poetra Sembada Tbk


Gambar 8
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris
Jonathan Jochanan

Komite Audit
Kurniadi

Presiden Direktur
Sukarta Bujung
Sekretaris
Victor R. Lanes

Internal Audit
Junaidi Hendrik

Sumber data : www.idx.co.id


d. Tri Banyan Tirta Tbk
Gambar 9
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris
Agung Salim

Komite Audit Audit Internal


Amdy Wardana P. T. Claudia kartini salim

Direktur Utama
Bakti Salim

Sekretaris
Edwin Kosasi
Sumber data : www.idx.co.id
49

e. Sekar Laut Tbk


Gambar 10
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

RUPS

Dewan Komisaris

Presiden Direktur Komite Audit


Harry Sunogo Bing Hartono

Sekretaris Audit Internal


Jimmy Herlambang Antonius Ugik

Sumber data : www.idx.co.id


f. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Gambar 11
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris
Benny Setiawan Santoso

Komite Nominasi &


Komite Audit Remunerasi
Jusuf Arbianto T
Presiden Direktur
Wendy Yap
Audit Internal Sekretaris
Simon Ketaren Sri Mulyana

Sumber data : www.idx.co.id


50

g. PT. Campina Ice Cream Tbk


Gambar 12
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

RUPS

Presiden Direktur Dewan Komisaris


Samudera Prawirawidjaja Jutianto Isnandar

Komite Audit
Makmur Widjaja

Sekretaris Internal Audit


Sagita Melati Dining Retnowati

Sumber data : www.idx.co.id


h. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
Gambar 13
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

RUPS

Dewan Komisaris
Darwin Indigo

Komite Audit
Drs. Hendardji Soepandi
Presiden Direktur
Erry Tjuatja

Audit Internal Sekretaris


Hariadi Luis Emmanuel D. Iriyadi

Sumber data : www.idx.co.id


51

i. PT. Siantar Top Tbk


Gambar 14
Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris
Osbeth Kosasih

Komite Audit Direktur Utama Sekretaris


Osbeth Kosasih Agus Suhartanto Armin

Internal Audit
I Gde Cahyadi

Sumber data : www.idx.co.id

3. Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi


a. PT Sariguna Primatirta Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam
mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
b) Memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan Perusahaan
melaksanakan prinsip-prinsip GCG.
c) Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan
mengikat tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan
semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis
mengenai usul keputusan yang dimaksud.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengarahkan, mengawasi dan
mengevaluasi tugas korporasi dan unit bisnis agar seluruh kegiatan
berjalan sesuai dengan visi, misi, sasaran usaha, strategi dan kebijakan
yang ditetapkan.
b) Menjalankan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan
sesuai denagan maksud dan tujuan perusahaan.
52

c) Mengelola perusahaan agar sejalan dengan Anggaran Dasar, visi dan


misi perusahaan yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan nilai
pemegang saham.
3) Tugas dan wewenang wakil direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Wakil Direktur Utama bertanggung jawab untuk membantu dan
mewakili Direktur Utama dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.
b) Bertanggung jawab atas kegiatan komersial berupa pembelian dan
pemasaran.
c) Bertanggung jawab dalam pengembangan usaha.
4) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan
pendapat secara profesional dan independen kepada Dewan Komisaris.
b) Membantu Dewan Komisaris dengan memberikan masukan dan usulan
atas laporan–laporan dari Direksi.
c) Melakukan Pemeriksaan berkala untuk meyakinkan berjalanya tata kelola
yang baik, internal control management dan kewajaran transaksi.
5) Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah
sebagai berikut:
a) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai,
komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris,
kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses Nominasi,
kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
b) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolok ukur yang
telah disusun sebagai bahan evaluasi.
c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program
pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
6) Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris adalah sebagai berikut:
53

a) Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan


yang berlaku di bidang Pasar Modal.
b) Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang
Pasar Modal.
c) Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola
Perusahaan yang meliputi, keterbukaan informasi kepada masyarakat,
termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Perusahaan,
Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu dan
penyelenggaraan serta dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham.
b. PT Delta Djakarta Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Mengawasi Direksi dalam tugas mereka mengelola Perusahaan.
b) Mengemban tugas yang diberikan dari waktu ke waktu oleh RUPS.
c) Memberikan nasihat kepada Direksi.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengarahkan, mengawasi dan
mengevaluasi tugas korporasi dan unit bisnis agar seluruh kegiatan
berjalan sesuai dengan visi, misi, sasaran usaha, strategi dan kebijakan
yang ditetapkan.
b) Menjalankan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan
sesuai denagan maksud dan tujuan perusahaan.
c) Mengelola perusahaan agar sejalan dengan Anggaran Dasar, visi dan
misi perusahaan yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan nilai
pemegang saham.
3) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi fungsi pengawasan dan
tanggung jawab lainnya untuk menjamin integritas laporan keuangan
Perusahaan dan proses pelaporan keuangannya.
b) Menjaga efektivitas pengendalian internal dan sistem manajemen risiko.
54

c) Menjaga independensi dan kinerja fungsi audit internal dan eksternal


Perusahaan.
4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan pasar modal, khususnya peraturan
perundangan yang berlaku dan hukum yang mengatur pasar modal.
b) Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di pasar modal.
c) Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan yang telah ditetapkan.
5) Tugas dan tanggung jawab komite audit internal adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko yang signifikan,
dengan menentukan kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian
internal yang meliputi sistem Tata Kelola Perusahaan, operasional
Perusahaan, dan sistem informasi Perusahaan.
b) Memberikan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat untuk
mengatasi kelemahan dalam sistem pengawasan internal Perusahaan.
c) Meninjau laporan keuangan Perusahaan.
c. PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam
mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
b) pengawasan untuk kepentingan perusahaan dengan memperhatikan
kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada
RUPS.
c) Pengawasan dan pertanggungjawaban atas pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan dan pengelolaan perusahaan yang dilakukan
Direksi, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perusahaan
maupun usaha perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi
dalam menjalankan perusahaan termasuk rencana pengembangan
perusahaan, pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan,
55

ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini dan keputusan RUPS serta


peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan.
b) Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
c) Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk
juga keuntungan perusahaan.
3) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dipublikasikan oleh Perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas
antara lain laporan keuangan, proyeksi dan laporan lainnya yang terkait
dengan informasi keuangan perusahaan.
b) Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup
penugasan dan fee.
4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
b) Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
c) Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang meliputi, keterbukaan informasi kepada masyarakat,
termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Perusahaan atau
Perusahaan Publik, penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan
tepat waktu, penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang
Saham, penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Direksi dan/atau
56

Dewan Komisaris dan pelaksanaan program orientasi terhadap


perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
5) Tugas dan tanggung jawab komite audit internal adalah sebagai berikut:
a) Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan.
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
c) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang
kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.
d. PT Tri Banyan Tirta Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Memberikan nasihat dan pendapat dalam RUPS sehubungan dengan
aspek-aspek pelaporan keuangan tahunan, perencanaan bisnis,
penunjukkan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal perusahaan,
dan isu-isu penting perusahaan lainnya.
b) Menelaah rencana kerja dan penyusunan anggaran perusahaan, agar
aktivitas-aktivitas utama yang dijalankan perusahaan selaras satu dengan
lainnya.
c) Membuat dan menyampaikan risalah rapat dewan komisaris, laporan
mengenai kepemilikan saham dan/ atau keluarga atas saham perusahaan
dan saham di perusahaan lainnya, serta laporan tentang tugas
pengawasan yang telah dilakukan.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP),
termasuk pencapaian target keuangan dan non keuangan.
b) Mewujudkan pelaksanaan fungsi pengendalian intern yang meliputi,
Audit Intern, Audit Ekstern.
c) Membangun dan memanfaatkan teknologi informasi.
3) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pengkajian terhadap akuntabilitas dan objektivitas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
57

keterbukaan dan sesuai peraturan-peraturan yang berlaku yang berkaitan


dengan kegiatan usaha Perusahaan.
b) Memastikan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh
manajemen secara profesional.
c) Memberikan masukan saran atau pendapat yang profesional dan
independen yang dapat membantu Dewan Komisaris dalam mengambil
keputusan.
4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalasebagai berikut:
a) Memastikan organisasi memenuhi undang-undang dan ketentuan yang
berlaku.
b) Mengingatkan anggota Direksi untuk tetap mengetahui mengenai
tanggung jawab hukum mereka.
c) Memimpin dan memfasilitasi pertemuan atau rapat Direksi/ pengurus
Perusahaan dengan pemegang saham.
5) Tugas dan tanggung jawab komite audit internal adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko yang signifikan,
dengan menentukan kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian
internal yang meliputi sistem Tata Kelola Perusahaan, operasional
Perusahaan, dan sistem informasi Perusahaan.
b) Memberikan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat untuk
mengatasi kelemahan dalam sistem pengawasan internal Perusahaan.
c) Meninjau laporan keuangan Perusahaan.
1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a) Mengkoordinir tugas anggota Dewan Komisaris dan melakukan
pengawasan operasional perusahaan secara umum.
b) Mengawasi pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi.
c) Memberikan nasihat kepada Direksi jika diperlukan.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Memimpin seluruh aktifitas kegiatan perusahaan untuk kepentingan dan
tujuan Perusahaan.
58

b) Bertindak selaku koordinator Direksi dan komite eksekutif yang dibentuk


untuk kepentingan Perusahaan, diantaranya Unit Audit Internal.
c) Memimpin rapat yang dilaksanakan untuk menentukan dan mencapai
tujuan Perusahaan.
3) Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:
a) Mendorong diterapkannya GCG.
b) Membentuk struktur pengendalian internal yang memadai.
c) Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta
mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan
publik.
4) Tugas dan tanggung jawab Komite Audit Internal adalah sebagai berikut:
a) Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
5) Tugas dan tanggung jawab Sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Menyampaikan pelaporan-pelaporan.
b) Mengkoordinasi pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.
c) Melaksanakan Paparan Publik.
e. PT Sekar Laut Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pengarahan dan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
b) Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan
Perusahaan.
c) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar
Perusahaan dan keputusan-keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
59

a) Memimpin dan melakukan koordinasi dengan Dewan Direksi dan


eksekutif dalam menjalankan usaha Perusahaan.
b) Menentukan kebijakan Perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan
Perusahaan.
c) Menetapkan strategi Perusahaan secara menyeluruh dan mengukur
kinerja dengan mengacu pada tujuan dan strategi Perusahaan.
3) Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Emiten atau Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas
antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait
dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
b) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan
Publik.
c) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat
antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya.
4) Tugas dan tanggung jawab Satuan Internal Audit adalah sebagai berikut:
a) Menjalankan sistem pengendalian internal perusahaan untuk membantu
Presiden Direktur memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham
berupa adanya kepastian pencapaian tujuan operasional perusahaan.
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Presiden Direktur dan Dewan Komisaris.
5) Tugas dan tanggung jawab Sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Membantu menyusun laporan keuangan kuartalan, tahunan baik laporan
internal maupun eksternal dan dipertanggungjawabkan pada Direksi.
b) Menyusun laporan budgeting.
c) Melakukan monitor kepatuhan perusahaan terhadap Undang-Undang
Perusahaan, Otoritas Jasa Keuangan, aturan pasar modal, Anggaran
Dasar Perusahaan dan peraturan-peraturan lainnya yang terkait.
60

f. PT Nippon Indosari Corporation Tbk


1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Melakukan tugas pengawasannya dengan itikad baik, kehati-hatian, dan
bertanggungjawab.
b) Menelaah dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Perusahaan sebelum tahun buku berikutnya dimulai.
c) Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang
disiapkan Direksi.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Memimpin Perusahaan bersama dengan Direksi dan bertanggung jawab
untuk memastikan perkembangan dan kinerja Perusahaan The President
Director & CEO, tog.
b) Menyusun Visi, Misi dan program rencana kerja Perusahaan.
c) Mengendalikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, serta
memperhatikan kepentingan yang wajar bagi Pemangku Kepentingan.
3) Tugas dan tanggung jawab komite nominasi dan remunerasi adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota
Dewan Komisaris dan anggota Direksi.
b) Melakukan seleksi calon dan mengusulkan nominasi calon anggota
Dewan Komisaris dan Direksi sehubungan dengan telah berakhirnya
masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
c) Melakukan evaluasi dan pembahasan atas kinerja yang dicapai masing-
masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
4) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Memastikan bahwa telah terdapat prosedur reviu yang memuaskan
terhadap informasi yang disampaikan/diterbitkan Perusahaan, antara lain,
laporan keuangan berkala, dan disampaikan kepada Pemegang Saham.
b) Menilai perencanaan, pelaksanaan serta hasil audit yang dilakukan oleh
Auditor Internal maupun Auditor Eksternal untuk memastikan bahwa
61

pelaksanaan prosedur audit dan pelaporan audit para auditor sesuai


dengan standar audit yang berlaku.
c) Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian internal perusahaan serta pelaksanaannya.
5) Tugas dan tanggung jawab Internal audit adalah sebagai berikut:
a) Menyusun rencana kerja Internal Audit tahunan dan secara berkala
menyajikan informasi mengenai pelaksanaan rencana audit serta
kecukupan sumber daya.
b) Melaksanakan pengujian dan evaluasi atas penerapan pengendalian
internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
Perusahaan.
c) Memeriksa dan menilai efisiensi dan efektivitas pada bidang keuangan,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi
informasi dan kegiatan lainnya.
6) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
b) Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
c) Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Pemegang Saham
Perusahaan, Otoritas Jasa Keuangan dan Pemangku Kepentingan lainnya.
Setiap informasi yang disampaikan Sekretaris Perusahaan kepada
masyarakat merupakan informasi resmi dari Perusahaan.
g. PT Campina Ice Cream Industry Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan, dan
memberi nasihat kepada Direksi.
b) Mengawasi pelaksanaan tugas komite-komite yang dibentuk oleh Dewan
Komisaris.
62

c) Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko.


2) Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut:
a) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan Perusahaan.
b) Tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Anggaran Dasar dan keputusan RUPS, serta memastikan seluruh
aktivitas Perusahaan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS.
c) Menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkelanjutan
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan tetap
memperhatikan ketentuan, norma yang berlaku, serta Anggaran Dasar.
3) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas, antara lain laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi
keuangan Perusahaan.
b) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
c) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat
antara Manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya.
4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan pasar modal, khususnya peraturan
perundangan yang berlaku dan hukum yang mengatur pasar modal.
b) Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di pasar modal.
c) Menjadi penghubung antara Perusahaan dengan para pemegang saham
Perusahaan, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya.
5) Tugas dan tanggung jawab komite audit internal adalah sebagai berikut:
a) Menyusun dan melaksanakan rencana audit tahunan berbasis risiko.
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
63

c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di


bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
h. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Memantau kebijakan manajemen Perusahaan.
b) Menjamin bahwa Anggaran Dasar Perusahaan telah dilaksanakan seperti
seharusnya.
c) Merealisasikan hasil keputusan RUPS.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Mengelola Perusahaan dan seluruh asetnya, memeriksa dan menilai
strategi Perusahaan berdasarkan persetujuan dari Dewan Komisaris.
b) Mengimplementasikan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan dalam setiap kegiatan operasional yang dilakukan
Perusahaan.
c) Membentuk struktur organisasi yang efektif yang mengatur pembagian
tugas yang adil dan setara dalam mendukung berkembangnya
Perusahaan.
3) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan Pasar Modal terutama peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
b) Memberikan rekomendasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
c) Menolong Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola
Perusahaan yang meliputi, keterbukaan informasi kepada masyarakat,
termasuk ketersediaan informasi pada situs web Perusahaan, penyerahan
laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu, mengadakan dan
mendokumentasikan Rapat Umum Pemegang Saham, mengadakan dan
mendokumentasikan rapat Direksi atau Dewan Komisaris dan menyusun
64

program orientasi terhadap Perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan


Komisaris.
4) Tugas dan tanggung jawab komite audit internal adalah sebagai berikut:
a) Membuat dan mengimplementasikan rencana Audit Internal tahunan.
b) Memeriksa, menguji dan menilai pelaksanaan pengendalian internal dan
sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
c) Menyusun laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Presiden
Direktur.
i. PT. Siantar Top Tbk
1) Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut:
a) Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam
mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
b) Memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan Perusahaan
melaksanakan prinsip-prinsip GCG.
c) Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan
mengikat tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan
semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis
mengenai usul keputusan yang dimaksud.
2) Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a) Memimpin dan melakukan koordinasi dengan Dewan Direksi dan
eksekutif dalam menjalankan usaha Perusahaan.
b) Menentukan kebijakan Perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan
Perusahaan.
c) Menetapkan strategi Perusahaan secara menyeluruh dan mengukur
kinerja dengan mengacu pada tujuan dan strategi Perusahaan.
3) Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas, antara lain laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi
keuangan Perusahaan.
65

b) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-


undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
c) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat
antara Manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;
4) Tugas dan tanggung jawab audit internal adalah sebagai berikut:
a) Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen-dalian internal dan
sistem manajemen risiko esuai dengan kebijakan perusahaan.
c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
5) Tugas dan tanggung jawab sekretaris adalah sebagai berikut:
a) Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan
yang berlaku di Pasar Modal.
b) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang
dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan
c) Memberikan masukkan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi
ketentuan Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya.

B. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Data

Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan penjualan,


variabel profitabilitas, dan variabel ukuran perusahaan terhadap variabel struktur
modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dan situs resmi www.idx.co.id. Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tertentu. Data penelitian ini adalah struktur modal sebagai
variabel dependen (terikat) dan variabel pertumbuhan penjualan, variabel
profitabilitas, dan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel independen
66

(bebas). Data yang digunakan berupa data tahunan selama empat tahun periode
2016-2019.

2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses pengumpulan, penyajian dan
peningkatan berbagai karakteristik data dalam upaya untuk menggambarkan data
secara memadai. Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran data secara statistik dari nilai variabel yang diteliti, dalam
melakukan analisis statistik deskriptif, peneliti menggunakan bantuan program
SPSS yaitu IBM SPSS 24, statistik dari data penelitian ini ditunjukkan dalam
tabel berikut:
Tabel 5
Uji deskriptif
Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Pertumbuhan penjualan 36 -0,91 7,61 0,3200 1,27128

Profitabilitas 36 0,01 0,29 0,1158 0,07692

Ukuran perusahaan 36 20,90 29,17 27,0814 2,25543

Struktur modal 36 0,13 1,90 0,7047 0,50282

Unstandardized 36 -0,68648 0,80547 0,0000000 0,38641526


Residual

Valid N (listwise) 36

Sumber : Lampiran 2, 2021


Berdasarkan Tabel 5 di atas, hasil analisis descriptive statistic dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Penjualan (X1)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah
sampel atau N yang akan diteliti sebanyak 36 sampel perusahaan. Data variabel
pertumbuhan penjualan (X1) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,91 yaitu
pada perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2018 dan nilai
67

maksimum sebesar 7,61 yaitu pada perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
tahun 2019. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3200 dengan standar deviasi sebesar
1,27128. Hasil analisis deskriptif tersebut menunjukkan nilai standar deviasi yang
lebih tinggi dari pada nili rata-rata (mean), hal ini menggambarkan bahwa
pertumbuhan penjualan memiliki tingkat penyimpangan yang tinggi.
b. Profitabilitas (X2)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah
sampel atau N yang akan diteliti sebanyak 36 sampel perusahaan. Data variabel
profitabilitas (X2) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,01 yaitu pada
perusahaan PT. Tri Banyan Tirta Tbk tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar
0,29 yaitu pada perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk tahun 2018 dan tahun 2019.
Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,1158 dengan standar deviasi sebesar 0,7629. Hasil
analisis deskriptif tersebut menunjukkan nilai standar deviasi yang lebih rendah
dari pada nili rata-rata (mean), hal ini menggambarkan bahwa profitabilitas (X2)
memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.
c. Ukuran Perusahaan (X3)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah
sampel atau N yang akan diteliti sebanyak 36 sampel perusahaan. Data variabel
ukuran perusahaan (X3) menunjukkan nilai minimum sebesar 20,90 yaitu pada
perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 29,17
yaitu pada perusahaan PT. Nippon Indosari Korpindo Tbk tahun 2019. Nilai rata-
rata (mean) sebesar 27,0814 dengan standar deviasi sebesar 2,25543. Hasil
analisis deskriptif tersebut menunjukkan nilai standar deviasi yang lebih rendah
dari pada nili rata-rata (mean), hal ini menggambarkan bahwa ukuran perusahaan
(X3) memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.
d. Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah
sampel atau N yang akan diteliti sebanyak 36 sampel perusahaan. Data variabel
struktur modal menunjukkan nilai minimum sebesar 0,13 yaitu pada perusahaan
PT. Campina Ice Cream Industry Tbk tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar
1,90 yaitu pada perusahaan PT. Tri Banyan Tirta Tbk tahun 2019. Nilai rata-rata
68

(mean) sebesar 0,7047 dengan standar deviasi sebesar 0,50282. Hasil analisis
deskriptif tersebut menunjukkan nilai standar deviasi yang lebih rendah dari pada
nili rata-rata (mean), hal ini menggambarkan bahwa struktur modal memiliki
tingkat penyimpangan yang rendah.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik


Hasil yang valid dari teknik analisis regresi berganda akan terpenuhi jika
asumsi klasik terpenuhi. Menurut Widarjono (2013:75) “Uji asumsi klasik ada
lima yaitu uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, uji linearitas dan
normalitas”. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat
dari segi grafik yang ditunjukkan pada gambar grafik histogram dan grafik p-p
plot berikut ini:

Gambar 15
Uji Normalitas Data Secara Grafik Histogram

Sumber: Lampiran 3, 2021


69

Gambar 15, menunjukkan grafik histogram pola data berdistribusi normal,


karena bentuk kurva pada histogram memiliki bentuk seperti lonceng. Namun jika
dilihat grafik histogram memberikan pola yang sedikit menceng ke kiri, sehingga
variabel pengganggu atau residual dikatakan mendekati distribusi normal.
Kemudian untuk lebih memastikan hasil analisis, uji normalitas penelitian ini juga
melihat dengan normal probability plot
Gambar 16
Uji Normalitas Data Secara Grafik P-Plot

Sumber: Lampiran 3, 2021

Gambar 16 menunjukkan grafik normal p-plot terlihat berada diantara garis


diagonal, maka data penelitian berdistribusi normal yang menunjukkan bahwa
model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Dengan hanya melihat histogram
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil, sehingga alangkah
baik diteliti dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Metode yang digunakan untuk melihat kenormalan uji ini adalah dengan
menggunakan nilai tabel karena lebih mempermudah peneliti untuk membacanya.
Jika nilai test statistic > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika
70

test statistic < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan hasilnya sebagai
berikut:

Tabel 6
One-Sample Kolmogorev-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean 0,0000000

Std. Deviation 0,38641526

Most Extreme Differences Absolute 0,076

Positive 0,076

Negative -0,053

Test Statistic 0,076

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

Sumber: Lampiran 3, 2021


Berdasarkan Tabel 6 di atas, hasil uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai test statistic sebesar 0,200 yang artinya
lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05) maka data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji normalitas bertujuan untuk menemukan adanya korelasi atas variabel
bebas. Uji multikoliniearitas dilakukan dengan meninjau nilai VIF (Variance
inflation factor). Jika VIF ≤ 10 dan Tolerance ≥ 0,10, maka tidak terjadi
pelanggaran multikolinieritas, dan sebaliknya. Nilai VIF dan Tolerance dapat
dilihat pada tabel Coefficients sebagai berikut:
71

Tabel 7
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 0,037

Pertumbuhan penjualan 0,749 0,878 1,140

Profitabilitas 0,000 0,435 2,298

Ukuran perusahaan 0,201 0,453 2,209

Sumber: Lampiran 4, 2021


Berdasarkan Tabel 7 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance untuk
pertumbuhan penjualan sebesar 0,87, profitabilitas sebesar 0,435 dan ukuran
perusahaan sebesar 0,453 menunjukkan semua variabel memiliki nilai tolerance >
0,10 yang artinya tidak ada korelasi antar variabel independen, dan hasil
perhitungan nilai VIF untuk pertumbuhan penjualan sebesar 1,140, profitabilitas
sebesar 2,298 dan ukuran perusahaan sebesar 2,209 yang berarti nilai VIF < 10
artinya tidak terjadi pelanggarn multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya, berikut grafik hasil uji heteroskedastisitas:
72

Gambar 17
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Lampiran 5, 2021


Berdasarkan gambar grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu
Y, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran
heteroskedatisitas. Hal ini juga dapaat dibuktikan dengan tabel Unstandardized
Residual pada tabel 8.
73

Tabel 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations
Pertumb Unstand
uhan Ukuran ardized
penjuala Profita perusah Residua
n bilitas aan l
Spearma Pertumbuhan Correlation 1,000 0,262 -0,122 0,205
n's rho penjualan Coefficient
Sig. (2- . 0,122 0,477 0,231
tailed)
N 36 36 36 36
Profitabilitas Correlation 0,262 1,000 -0,236 0,010
Coefficient
Sig. (2- 0,122 . 0,165 0,952
tailed)
N 36 36 36 36
Ukuran Correlation -0,122 -0,236 1,000 -0,006
perusahaan Coefficient
Sig. (2- 0,477 0,165 . 0,972
tailed)
N 36 36 36 36
Unstandardize Correlation 0,205 0,010 -0,006 1,000
d Residual Coefficient
Sig. (2- 0,231 0,952 0,972 .
tailed)
N 36 36 36 36
Sumber: Lampiran 5, 2021
Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
Unstandardized Residual diatas sebesar 0,23 untuk Pertumbuhan penjualan, 0,952
untuk Profitabilitas, dan 0,972 untuk Ukuran perusahaan yang artinya nilai
tersebut berada diatas 0,05 (cut-off) dan data tersebut tidak terjadi pelanggaran
asumsi klasik heteroskedastisitas
74

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode dengan
kesalahan pada periode sebelumnya. Uji autokorelasi dalam penelitian ini
dideteksi dengan melihat nilai Durbin Watson (DW-test), hasil nilai Durbin
Watson (DW-test) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 9
Hasil Analisis Durbin Watson (DW-test)
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson

1 0,640a 0,409 0,354 0,40412 1,183

Sumber: Lampiran 6, 2021


Gambar 18
Statistik Durbin-Watson

Tidak ada
Autokorelasi Autokorelasi Autokorelasi
positif Tidak ada Tidak ada negatif
Keputusan Keputusan

0 dl du 2 4-du 4-dl 4
1.183 1.2953 1.6539
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa terdapat gejala autokorelasi
positif karena DW < dL. Maka dari itu dilakukan dengan pengambilan keputusan
untuk uji run-test. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Run test. Uji
autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan melihat nilai Run test dalam
tabel. Hasil Run test dapat dilihat dalam tabel berikut:
75

Tabel 10
Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -0,00071

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 13

Z -1,860

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,063

Sumber: Lampiran 6, 2021


Berdasarkan Tabel 10 diatas, terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,063 lebih besar dari > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala autokorelasi.

4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Standar
dized
Unstandardized Coeffici Collinearity
Coefficients ents Statistics
Std. Toler
Model B Error Beta T Sig. ance VIF
1 (Constant) 2,906 1,335 2,177 0,037
Pertumbuhan 0,019 0,057 0,047 0,323 0,749 0,878 1,140
penjualan
Profitabilitas -5,307 1,346 -0,812 -3,942 0,000 0,435 2,298
Ukuran -0,059 0,045 -0,264 -1,306 0,201 0,453 2,209
perusahaan
Sumber: Lampiran 7, 2021
Berdasarkan Tabel 11 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 2,906 + 0,019X1 - 5,307X2 - 0,059X3 + e


76

Keterangan :
Y : Variabel terikat, yaitu Struktur modal.
X1 : Variabel bebas, yaitu Pertumbuhan penjualan.
X2 : Variabel bebas, yaitu Profitabilitas.
X3 : Variabel bebas, yaitu Ukuran perusahaan.
a : Konstanta.
b1 : Koefisien regresi variabel Pertumbuhan penjualan.
b2 : Koefisien regresi variabel Profitabilitas.
b3 : Koefisien regresi variabel Ukuran perusahaan.
e : Nilai residu/ kemungkinan kesalahan.
Berdasarkan model persamaan regresi linier berganda pada Tabel 11 dapat
disimpulkan bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 2,906 artinya jika variabel pertumbuhan penjualan,
variabel profitabilitas dan variabel struktur modal nilainya nol atau konstan,
maka nilai Struktur modal sebesar 2,906.
b. Besarnya koefisien variabel Pertumbuhan penjualan yang berarti setiap
peningkatan variabel pertumbuhan penjualan sebesar 1 satuan, maka
pertumbuhan penjualan meningkat sebesar 0,019 satuan dengan asumsi
variabel lain (variabel profitabilitas dan variabel ukuran perusahaan) konstan.
c. Besarnya koefisien variabel profitabilitas yang berarti setiap peningkatan
variabel pertumbuhan penjualan sebesar 1 satuan, maka profitabilitas akan
turun sebesar 5,307 satuan dengan asumsi variabel lain (variabel pertumbuhan
penjualan dan variabel ukuran perusahaan) konstan.
d. Besarnya koefisien variabel ukuran perusahaan yang berarti setiap peningkatan
variabel ukuran perusahaan sebesar 1 satuan, maka ukuran perusahaan turun
sebesar 0,059 satuan dengan asumsi variabel lain (variabel pertumbuhan
penjualan dan variabel profitabilitas) konstan.
e. Nilai residu e kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi yang
disebabkan adanya variabel independen lainnya diluar penelitian ini. Standart
error 1,335 artinya seluruh variabel yang dihitung dalam uji SPSS versi 24
memiliki tingkat variabel pengganggu sebesar 1,335.
77

5. Hasil Uji Parsial (Uji t)


Uji parsial atau uji t dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen. Dapat diketahui dengan membandingkan thitung dengan ttabel dan
signifikansinya dengan didapat ttabel = 2,036. Sedangkan thitung dapat diketahui
dengan menggunakan program SPSS Versi 24 sebagaimana pada tabel 12 berikut:
Tabel 12
Hasil Uji Parsial (t-test)

Standar
dized
Unstandardized Coeffici Collinearity
Coefficients ents Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta T Sig. nce VIF
1 (Constant) 2,906 1,335 2,177 0,037
Pertumbuhan 0,019 0,057 0,047 0,323 0,749 0,878 1,140
penjualan
Profitabilitas -5,307 1,346 -0,812 -3,942 0,000 0,435 2,298
Ukuran -0,059 0,045 -0,264 -1,306 0,201 0,453 2,209
perusahaan
Sumber: Lampiran 8, 2021
a. Variabel X1: Pertumbuhan Penjualan
Berdasarkan Tabel 12 membandingkan thitung dan ttabel dimana nilai dari thitung
0,323 < ttabel 2,036, dan nilai signifikansi sebesar 0,749 > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya variabel pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa
pertama (H1) yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel
pertumbuhan penjualan (X1) terhadap variabel struktur modal (Y) ditolak.
78

Gambar 19
Kurva Distribusi Uji t untuk Variabel Pertumbuhan Penjualan

Ha Diterima Ha Diterima

Ha Ditolak Ha Ditolak

-ttabel 0 thitung ttabel


-2,036 0,323 2,036

b. Variabel X2: Profitabilitas


Berdasarkan Tabel 12 membandingkan thitung dan ttabel dimana nilai dari thitung
-3,942 < ttabel -2,036, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha direrima artinya variabel profitabilitas berpengaruh signifikan negatif
terhadap variabel struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa pertama (H1)
yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel profitabilitas
(X2) terhadap variabel struktur modal (Y) diterima.
Gambar 20
Kurva Distribusi Uji t untuk Variabel Profitabilitas

Ha Diterima
Ha Diterima

Ha Ditolak Ha Ditolak

-thitung -ttabel 0 ttabel


-3,942 -2,036 2,036

c. Variabel X3: Ukuran Perusahaaan


Berdasarkan Tabel 12 membandingkan thitung dan ttabel dimana nilai dari thitung
-1,306 > ttabel -2,036, dan nilai signifikansi sebesar 0,201 > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak artinya variabel ukuran perusahaaan tidak berpengaruh signifikan
79

terhadap variabel struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa pertama (H 1)


yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel ukuran
perusahaan (X3) terhadap variabel struktur modal (Y) ditolak.
Gambar 21
Kurva Distribusi Uji t untuk Variabel Ukuran Perusahaan

Ha Diterima Ha Diterima

Ha Ditolak Ha Ditolak

-ttabel thitung 0 ttabel


-2,028 -1,306 2,036

6. Uji Simultan (Uji F)


Uji Simultan atau uji F bertujuan untuk menguji apakah variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Untuk melihat pengaruh
tersebut dapat dilihat dari nilai perbandingan Ftabel dan Fhitung dengan rumus k – 1 (4
– 1 = 3) dan n – k (36 – 4 = 32) didapat nilai F tabel 2,90. Hasil uji simultan dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 13
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.

1 Regression 3,623 3 1,208 7,394 0,001b

Residual 5,226 32 0,163

Total 8,849 35

Sumber: Lampiran 9, 2021


Berdasarkan tabel 13 di atas, variabel pertumbuhan penjualan, variabel
profitabilitaas dan variabel ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap struktur modal, hal ini ditunjukkan dengan perbandingan nilai Fhitung
80

7,394 > Ftabel 2,90 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 maka H o di tolak atau H a di
terima, artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesa kedua (H2) yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan
penjualan, variabel profitabilitas dan variabel Ukuran perusahaan berpengaruh
simultan terhadap variabel struktur modal diterima.

Gambar 22
Kurva Distribusi Uji F

Ha diterima

Ha ditolak

0 Ftabel Fhitung
2,90 7,394
7. Uji Dominan

Uji dominan bertujuan untuk menguji variabel independen mana yang


berpengaruh dominan terhadap variabel dependen. Uji dominan dapat dilihat dari
tabel coefficient dengan melihat nilai thitung yang paling tinggi maka disimpulkan
variabel tersebut berpengaruh dominan terhadap variabel dependen adapun hasil
perhitungan uji dominan sebagai berikut:
Tabel 14
Hasil Uji Dominan

Standar
dized
Unstandardized Coeffici Collinearity
Coefficients ents Statistics
Std. Toler
Model B Error Beta T Sig. ance VIF
1 (Constant) 2,906 1,335 2,177 0,037
Pertumbuhan 0,019 0,057 0,047 0,323 0,749 0,878 1,140
penjualan
Profitabilitas -5,307 1,346 -0,812 -3,942 0,000 0,435 2,298
81

Ukuran -0,059 0,045 -0,264 -1,306 0,201 0,453 2,209


perusahaan
Sumber: Lampiran 10, 2021
Berdasarkan Tabel 14 di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel yang
memiliki nilai thitung terbesar dari semua variabel independen adalah variabel
profitabilitas (X2) sebesar -3,942. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh dominan terhadap variabel
Struktur modal diterima.

8. Uji Koefisien Determinasi


Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar kontribusi
pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji
koefisien determinsi dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson

1 0,640a 0,409 0,354 0,40412 1,183

Sumber: Lampiran 11, 2021

Berdasarkan Tabel 15 di atas, menjelaskan bahwa nilai R square sebesar


0,409. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya struktur modal yang dipengaruhi
oleh variabel oleh variabel pertumbuhan penjualan, variabel profitabilitas dan
vaariabel ukuran perusahaan sebesar 40,90% (pengaruh cukup kuat) sedangkan
sisanya 59,10% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
82

C. Pembahasan
1. Deskripsi Variabel Pertumbuhan Penjualan, Variabel Profitabilitas, dan
Variabel Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal.
a. Pengaruh X1: Variabel Pertumbuhan Penjualan terhadap Variabel
Struktur Modal
Armstrong (2012:327) mengemukakan bahwa “Pertumbuhan penjualan
adalah perubahan penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk
sangat tergantung dari daur hidup produk”. Berdasarkan hasil penelitian dari uji
regresi menunjukkan variabel pertumbuhan panjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel struktur modal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung
0,323 < ttabel 2,036, dimana koefisien regresi sebesar 0,019 dengan tingkat
signifikansi 0,749. Dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan panjualan
tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel struktur modal pada 9
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019. Hal
ini dapat terjadi karena perusahaan lebih banyak melakukaan penjualan secara
kredit yaitu dalam bentuk piutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Suweta (2016) yang mana variabel
Pertumbuhan panjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Struktur
modal.
b. Pengaruh X2: Variabel Profitabilitas terhadap Variabel Struktur Modal
“Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan” (Sudana, 2011:22). Berdasarkan hasil penelitian dari uji regresi
menunjukkan variabel profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap
variabel struktur modal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung -3,942 < ttabel
-2,036, dimana koefisien regresi sebesar -5,307 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara parsial
terhadap variabel struktur modal pada 9 perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI tahun 2016-2019. Semakin tinggi nilai profitabilitas pada pada
83

perusahaan maka semakin tinggi dana internal yang dimiliki sebaliknya kebutuhan
akan dana eksternal akan berkurang, maka akan menurunkan tingkat struktur
modal perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan Dwijaya (2015) yang memperoleh hasil variabel profitabilitas
berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel struktur modal.
c. Pengaruh X3: Variabel Ukuran Perusahaan terhadaap Struktur Modal

“Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya


nilai ekuitas, nilai penjualan dan nilai aktiva” (Riyanto, 2013:313). Berdasarkan
hasil penelitian dari uji regresi menunjukkan variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai thitung -1,306 > ttabel -2,036, dimana koefisien regresi sebesar -0,059
dengan tingkat signifikansi 0,201. Dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel Struktur modal
pada 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019.
Dikarenakan perusahaan akan menggunakan sumber dana yang lebih aman
terlebih dahulu (pendanaan internal) dari pada menggunakan pendanaan eksternal.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Yunita Widyaningrum (2015) yang hasilnya variabel Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel Struktur modal.

2. Hasil Uji Statistik


a. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil penelitian regresi linier berganda yang dihitung
menggunakan aplikasi IBM SPSS 24, menghasilkan persamaan regresi linier
berganda yaitu Y = 2,906 + 0,019X1 - 5,307X2 - 0,059X3 + e. Nilai konstan
sebesar 2,906 satuan yang artinya nilai variabel struktur modal sebesar 2,906,
koefisien regresi pada variabel pertumbuhan penjualan sebesar 0,019 satuan yang
artinya apabila nilai variabel pertumbuhan penjualan meningkat 1 satuan maka
variabel Strukrur modal meningkat sebesar 0,019 satuan, sebaliknya jika variabel
pertumbuhan panjualan menurun 1 satuan maka variabel struktur modal menurun
sebesar 0,019 satuan. Koefisien regresi pada variabel profitabilitas sebesar -5,307
84

satuan yang artinya apabila nilai variabel profitabilitas meningkat 1 satuan maka
variabel strukrur modal meningkat sebesar -5,307 satuan, sebaliknya jika variabel
profitabilitas menurun 1 satuan maka variabel struktur modal menurun sebesar
-5,307 satuan. Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan sebesar -0,059
satuan yang artinya apabila nilai variabel ukuran perusahaan meningkat 1 satuan
maka variabel strukrur modal meningkat sebesar -0,059 satuan, sebaliknya jika
variabel profitabilitas menurun 1 satuan maka variabel struktur modal menurun
sebesar -0,059 satuan.
b. Uji Parsial (Uji t)
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan uji t (secara parsial) dapat
diketahui besarnya pengaruh variabel pertumbuhan penjualan terhadap variabel
struktur modal yang ditunjukkan dengan thitung sebesar 0,323 dan ttabel 2,036,
sehingga hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung 0,323 < ttabel 2,036, hal ini
juga diperkuat dengan nilai signifikansi 0,749 > 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa
Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya variabel pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal. Dapat disimpulkan
bahwa hipotesa pertama (H1) yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial
antara variabel pertumbuhan penjualan terhadap variabel struktur modal ditolak.
Pengaruh variabel profitabilitas terhadaap variabel struktur modal yang
ditunjukkan dengan thitung sebesar -3,942 dan -ttabel 2,036, sehingga hasil
perhitungan menunjukkan bahwa thitung -3,942 < -ttabel 2,036, hal ini juga diperkuat
dengan nilai signifikansi 0,000 > 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa H a diterima
dan Ho ditolak yang artinya variabel profitabilitas berpengaruh signifikan
terhaadap variabel struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa pertama
(H1) yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel
profitabilitas terhadap variabel struktur modal diterima.
Pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadaap variabel Struktur modal
yang ditunjukkan dengan thitung sebesar -1,346 dan ttabel 2,036, sehingga hasil
perhitungan menunjukkan bahwa thitung -1,346 > -ttabel 2,036, hal ini juga diperkuat
dengan nilai signifikansi 0,201 > 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa Ha ditolak dan
Ho diterima yang artinya variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
85

terhaadap variabel Struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa pertama


(H1) yang mengatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel ukuran
perusahaan terhadap variabel struktur modal ditolak.

c. Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil penelitian yang uji F, variabel pertumbuhan penjualan,


variabel profitabilitas dan variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai Fhitung
sebesar 7,394 dan Ftabel 2,90, hal ini menunjukkan Fhitung 7,394 > Ftabel 2,90 dan nilai
signifikansi 0,001 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesa kedua (H2) yang menyatakan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan, variabel profitabilitas dan variabel ukuran perusahaan
secara simultan berpengaruh terhadap variabel Struktur modal diterima.

d. Uji Dominan

Berdasarkan hasil penelitian uji dominan variabel pertumbuhan penjualan


memiliki nilai thitung sebesar 0,323, variabel profitabilitas memiliki nilai thitung
sebesar -3,942, variabel ukuran perusahaan memiliki nilai thitung sebesar-1,306
maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabiloitas berpengaruh secara
dominan terhadap variabel Struktut modal karena memiliki nilai thitung terbesar
dibandingkan variabel lainnya. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh dominan terhadaap
variabel struktur modal diterima.

3. Uji Koefisien Determinasi


Berdasarkan hasil penelitian menggunakan aplikasi IBM SPSS 24 nilai
koefisien determinasi atau R square (R2) menunjukkan nilai 0,409 atau 40,90%,
hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan, variabel
profitabilitas dan variabel ukuran perusahaan mempunyai kontribusi 40,90%
(pengaruhnya cukup kuat) terhadap variabel struktur modal. Sedangkan sisanya
59.10% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
86

Anda mungkin juga menyukai