Anda di halaman 1dari 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

"Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori


berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah
yang penting" (Sugiyono, 2017:60). Menurut Arikunto (2010:106) "Rancangan
penelitian merupakan rancangan keseluruhan perencanaan dari suatu penelitian
yang akan dilaksanakan dan akan dijadikan pedoman dalam melakukan
penelitian". Rancangan penelitian ini dimulai dari start kemudian mengkaji
variabel bebas yaitu Pertumbuhan penjualan, Profitabilitas dan Ukuran
perusahaan dan variabel terikat yaitu Struktur modal. Langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia dan pengelolaan data kemudian ditarik kesimpulan dan saran guna
memperjelas penelitian yang dilakukan.
"Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan adanya arah yang jelas
dan target yang hendak dicapai dalam penelitian. Jika tujuan penelitian jelas dan
merumuskan dengan baik, maka penelitian dan pemecahan masalah akan berjalan
dengan baik pula" (Darmawan, 2014:23). Rancangan penelitian ini pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016- 2019 susunannya adalah sebagai berikut :

25
26

Gambar 2
Rancangan Penelitian

START

Observasi

Variabel Bebas (Y)


Variabel Bebas (X)
Y : Struktur modal
X1 : Pertumbuhan penjualan
X2 : Profitabilitas
X3 : Ukuran perusahaan

Pengumpulan Data :
Studi kepustakaan dan dokumentasi data sekunder melalui

Analisis Data :
1. Uji Asumsi Klasik
2. Analisis Regresi Linear Berganda
3. Uji t
4. Uji F
5. Uji Dominan
6. Uji Koefisien Detreminasi

Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian

Simpulan dan Saran

FINISH
27

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Februari
sampai bulan April 2021. Penelitian ini dilakukan pada data yang dipublikasikan
oleh Bursa Efek Indonesia melalui (www.idx.co.id). Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang sudah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2016-2019.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80), "Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya".
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2019 sesuai yang
terdaftar pada BEI berjumlah 26 perusahaan.

2. Sampel
Sugiyono (2017:80) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian dari
populasi yang mempunyai karakteristik sama”. Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2019, yang memenuhi kriteria purposive sampling. Penentuan
kriteria sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil
analisis. Sampel penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan adalah sebagai
berikut :
a. Perusahaan makanan dan minuman yang mempunyai laporan keuangan yang
lengkap selama periode penelitian tahun 2016-2019 yang telah diaudit dan
dipublikasikan di BEI.
b. Perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan laba selama periode
penelitian tahun 2016-2019.
c. Perusahaan makanan dan minuman yang memiliki total aset dari 1 miliar
sampai 4 triliun.
28

Tabel 2
Jumlah Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan makanan dan minuman yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 26
periode penelitian tahun 2016-2019.
2. Perusahaan makanan dan minuman yang
tidak mempublikasikan laporan keuangan
lengkap selama periode penelitian tahun 12
2016-2019 yang telah diaudit dan
dipublikasikan di BEI.
3. Perusahaan makanan dan minuman yang
rugi selama periode penelitian tahun 2016- 0
2019.
4. Perusahaan makanan dan minuman yang
5
memiliki total asset lebih dari 5 triliun.
Perusahaan makanan dan minuman yang
9
dijadikan sampel
Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan Tabel 1 maka perusahaan yang menjadi sampel adalah


perusahaan yang memenuhi kriteria 1 sampai 4 sebanyak 9 perusahaan. Adapun
perusahaan makanan dan minuman yang dijadikan sampel penelitian pada tabel
berikut:
29

Tabel 3
Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel
No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk.
2 DLTA Delta Djakarta Tbk.
3 HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
4 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
5 SKLT Sekar Laut Tbk.
6 ROTI PT. Nippon Indosari Korpindo Tbk.
7 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk.
8 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
9 STTP PT. Siantar Top
Sumber : www.idx.co.id

D. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2017:38) "Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya" (Arikunto, 2010:118). Variabel diartikan sebagai obyek
penelitian atau titik perhatian suatu penelitian. Variabel digolongkan menjadi dua
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X)


"Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen atau terikat" (Darmawan, 2014:13). Menurut
Sugiyono (2017:39) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbul variabel terikat, baik yang
pengaruhnya positif maupun negatif”. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
30

1) Pertumbuhan penjualan (X1)


2) Profitabilitas (X2)
3) Ukuran perusahaan (X3)
b. Variabel Dependen (Y)
“Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independen" (Darmawan, 2014:13). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Struktur modal. Menurut Fahmi (2014:179), “Struktur modal
merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara
modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri
yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”.

2. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel digunakan untuk mengatur hubungan dua
variabel atau lebih. Variabel-variabel penelitian merupakan konsep mengenai
fenomena yang diteliti. Rumusan variabel masih bersifat konseptual yang
maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuisi sudah dapat dipahami
maksudnya. Pada saat itulah peneliti memerlukan suatu definisi yang memiliki
arti tunggal dan diterima secara objektif. Definisi operasional variabel dalam
penelitian ini meliputi:
a. Variabel Independen
1. Pertumbuhan Penjualan (X1)
Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan penjualan dari waktu ke waktu
selama periode tertentu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan maka
dapat mencerminkan tingkat pendapatan perusahaan yang juga meningkat.
Armstrong (2012:237) mengemukakan bahwa “Pertumbuhan penjualan adalah
perubahan penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat
tergantung dari daur hidup produk”. Horne (2012:122) mengemukakan bahwa
“Tingkat pertumbuhan penjualan dihitung dengan cara membagi total penjualan
periode berjalan dengan total penjualan periode yang lalu dikali 100%”.
31

Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus Horne (2012:122):


S1 – S0 100
G = X
S0 %

Keterangan:
G : Growth Sales Rate (Tingkat Pertumbuhan penjualan)
S1 : Total Current Sales ( Total penjualan selama periode berjalan)
S0 : Total Sales For Last Period (Total penjualan periode yang lalu)

2. Profitabilitas (X2)
Analisis profitabilitas adalah analisis yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA)
adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. Return On Asset
(ROA) sebagai alat ukur untuk menghitung profitabilitas dalam penelitian ini
karena memperhitungkan total aset serta menguji efektivitas operasional
perusahaan sehingga menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modal
diperusahaan tersebut. Return On Asset (ROA) dapat dihitung menggunakan
rumus (Pandia, 2012:71)
Laba sebelum pajak
ROA = X 100%
Total Aset

Keterangan :
Laba sebelum pajak :Menunjukkan selisih antara pendapatan dan keuntungan
terhadap semua biaya dan kerugian yang merupakan
kenaikan bersih atas modal, sebelum dikurangi pajak.
Total aset :Merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva
tetap serta aktiva tak berwujud sehingga merupakan harta
secara keseluruhan yaitu total aset, total aset yang di
miliki oleh sebuah perusahaan dapat diketahui secara
akuntansi melalui laporan keuangan (neraca).
32

3. Ukuran perusahaan (X3)


Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan mentrasformasikan total
aset yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural. Total aset dapat
dilihat pada laporan keuangan, yaitu mengalikan total asset dengan logaritma
natural. Menurut Hartono (2013:282) cara menghitung ukuran perusahaan adalah
sebabi berikut:

Ukuran perusahaan = Ln (Total Aset)


Keterangan:
Total aset : Penjumlahan aktiva lancar dan aktiva tetap
Ln : Logaritma natural

b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur modal. “Struktur
modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang
jangka panjang dan modal sendiri” (Margaretha, 2011:112). Struktur modal pada
penelitian ini dihitung dengan menggunakan Debt To Equity Ratio (DER) untuk
membandingkan total utang yang dimiliki perusahaan dengan total modal
perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu indikator untuk menilai
kesehatan keuangan suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER)
menggambarkan tingkat kemandirian suatu perusahaan tentang utang. Semakin
rendah nilai Debt to Equity Ratio (DER) maka keuangan perusahaan akan
semakin baik. Menurut Subaramanyam & Wild, (2014:270) Debt to Equity Ratio
(DER) dapat dihitung dengan rumus:

Total utang
DER =
Total modal
Keterangan:
Total utang : Jumlah keseluruhan utang perusahaan baik utang jangka
panjang dan utang jangka pendek.
Total modal :Jumlah seluruh modal yang diperoleh perusahaan untuk
33

menjalankan aktivitas operasinya.


E. Teknik Pengumpulan Data
Widi (2010:235) mengatakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua
kategori yaitu data sekunder dan data primer. Beberapa sumber sekunder dapat
dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, publikasi lembaga pemerintah dan non
pemerintah, penelitian terdahulu, laporan atau catatan pribadi dan media massa.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2019. Dari penjelasan
tersebut maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Menurut Sugiyono (2017:145) "Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan". Teknik ini merupakan langkah awal yang digunakan untuk mengamati
secara langsung laporan keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang pertama adalah studi pustaka. Menurut
Nazir (2014:93) "Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-
catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan". Studi pustaka yang dimaksud adalah data dan teori yang diperoleh
dari artikel, literatur, jurnal dan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
dan landasan teori. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang
akan digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori dengan praktik. Data
sekunder melalui metode ini diperoleh dengan, membaca berbagai literatur, hasil
kajian dari penelitian terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber lain
yang relevan.
34

3. Studi Dokumentasi

Arikunto (2010:274) mengemukakan bahwa "Studi dokumentasi merupakan


metode pengumpulan data dengan cara mencari hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya". Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi
dokumentasi yang diperoleh dari laporan keuangan yang berupa laporan neraca
dan laporan laba/rugi serta data sekunder yang dipublikasikan melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

F. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen, untuk itu
digunakan model regresi linier berganda sebagai teknik analisis data. Hasil yang
valid dari teknik analisis berganda akan terpenuhi jika asumsi klasik terpenuhi.
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain.
1. Uji Asumsi Klasik

Hasil yang valid dari teknik analisis regresi berganda akan terpenuhi jika
asumsi klasik terpenuhi. Menurut Widarjono (2013:75) “Uji asumsi klasik ada
lima yaitu uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, uji linearitas dan
normalitas”. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:161) "Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel bebas (X), variabel terikat (Y) atau keduanya terdistribusi normal,
mendekati normal atau tidak". Uji normalitas pada model regresi digunakan untk
menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dan regresi terdistribusi secara
normal atau tidak. Salah satu metode uji normalitas yaitu dengan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual
terdistribusi normal atau tidak. Residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi
35

lebih dari 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai
berikut :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas
“Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengukur apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (X)" (Ghozali, 2016:107). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (X).
Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonol.
Variabel ortogonol adalah variabel bebas sama dengan nol (0). Multikolinearitas
dideteksi menggunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF).
Tolerance Value mengukur variabilitas variabel bebas (X) yang terpilih yang tidak
dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X) lainnya. Nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena, VIF=1/tolerance) dan menunjukkan
adanya Multikolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai
tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas
"Uji heteroskedistisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksebaran variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain" (Ghozali, 2016:137). Jika variance dari residual pengamatan yang lain
tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedistisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedistisitas. Dasar pengambilan keputusan pengujian heteroskedistisitas
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka kesimpulan yang diambil
adalah tidak terjadi heteroskedistisitas.
36

2) Jika nilai signifikansi < 0,05, kemudian ada pola yang jelas serta titik-titik yang
membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka menginfeksikan telah terjadi heteroskedistisitas.
d. Uji Autokorelasi
Ghozali (2016:111) menyatakan bahwa “UJi autokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya)”. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi. Pada penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson (DW test) dengan bantuan program komputer SPSS 24 for windows
kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika 0 > DW > dl, maka terjadi autokorelasi positif.
2) Jika dl < DW < du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.
3) Jika DW > 4-dl, maka terjadi autokorelasi negatif.
4) Jika 4-du < DW < 4-dl, maka tidak ada kepastian teerjadi autokorelasi atau
tidak.
5) Jika du < DW < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi positif maupun
autokorelasi negatif.

Gambar 3
Statistik Durbin Watson

Autokorelasi Tidak ada Autokorelasi


positif Tidak ada Autokorelas Tidak ada negative
keputusan i Keputusan

1 2 4

Sumber : (Widarjono, 2010:100)


2. Analisis Regresi Linier Berganda
"Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar
variabel bebas yaitu Pertumbuhan penjualan (X1), Profitabilitas (X2) dan Ukuran
37

perusahaan (X3) terhadap variabel terikat yaitu Struktur modsl (Y). Sugiyono
(2017:192) mengemukakan bahwa “Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y) digunakan rumus analisis regresi adalah sebagai
berikut”:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


Keterangan:
Y : Struktur Modal (DER)
a : Konstanta (nilai Y bila X = 0).
b1 : Koefisien regresi variabel (X1) Pertumbuhan penjualan
b2 : Koefisien regresi variabel (X2) Profitabilitas
b3 : Koefisien regresi variabel (X3) Ukuran perusahaan
X1 : Variabel independen pertama (Pertumbuhan penjualan).
X2 : Variabel independen kedua (Profitabilitas).
X3 : Variabel independen ketiga (Ukuran perusahaan).
e : Standard error

3. Uji Parsial (Uji t)


Menurut Sugiyono, (2017:184). “Uji t digunakan untuk melihat secara
parsial bagaimana pengaruh independen (X) terhadap variabel dependen (Y), guna
menguji hipotesis yang telah ditetapkan memiliki pengaruh atau tidak”.

t = r ¿¿
Keterangan :
t : Nilai uji t.
r : Nilai efisien korelasi.
n : Jumlah sampel.
a. Kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara parsial variabel bebas (X 1), (X2), (X3)
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
2) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, artinya secara parsial variabel bebas (X1), (X2), (X3)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
38

b. Menurut Sanusi (2011:138), dasar pengambilan keputusan dengan kriteria


sebagai berikut:
1) Bila thitung ≥ ttabel atau − thitung - ≤ ttabel nilai signifikan t < tingkat signifikansi
5% (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.
2) Bila thitung < ttabel atau – thitung > ttabel dan nilai signifikansi t > tingkat
signifikansi 5% (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial.
c. Cara menghitung ttabel adalah:
Nilai ttabel berdasarkan taraf signifikasi 95% pada α = 0,05 dan taraf derajat
kebebasan.
(df) = n-k (α/2)
Keterangan :
df : Degree of freedom.
n : Jumlah sampel.
k : Jumlah variabel (bebas dan terikat).
α : 5% (0,05).

Gambar 4
Kurva Distribusi Normal Uji t

Sumber :

Sugiyono (2017:184).
39

3. Uji Simultan (Uji F)


“Uji F dilakukan untuk melihat secara serentak atau bersama-sama
bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Menjurut
Sugiyono (2015:192) :
Fh = R2/K
2
(1 – R )/(n – K – 1)
Keterangan :
Fh : Nilai Fhitung.
R2 : Koefisien determinasi.
n : Jumlah sampel.
K : Banyaknya variabel independen dan variabel dependen.
a. Kriteria pengujian sebagai berikut :
1) Ho:b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara simultan variabel-variabel pertumbuhan
penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (struktur modal).
2) Ha: minimal satu koefisien dari b1 ≠ 0, artinya secara simultan variabel-
variabel bebas pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (struktur
modal).
b. Dasar pengambilan keputusan menurut Sanusi (2011:143) dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Apabila Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 5% (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan dari semua variabel
bebas pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan
terhadap variabel terikat (strukturmodal) secara simultan.
2) Apabila Fhitung < Ftabel dan nilai sig < 5% (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari semua
variabel bebas pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan
terhadap variabel terikat (struktur modal) secara simultan.
40

c. Cara menghitung Ftabel :


Nilai Ftabel berdasarkan taraf signifikasi 95% pada α = 0,05 dan taraf derajat
kebebasan.
dfN1 = k-1
dfN2 = n-k
Keterangan :
df : Degree of freedom.
n : Jumlah sampel.
k : Jumlah variabel (bebas dan terikat).

Gambar 5
Kurva Distribusi Normal Uji F

0 Fhitung
Sumber : Sugiyono (2017:257).

4. Uji Dominan
Menurut Sugiyono (2017:68) "Penelitian ini juga dihitung Sumbangan
Efektif (SE) yang digunakan untuk menguji variabel bebas mana yang dominan
mempengaruhi variabel terikat. Uji dominan dalam penelitian ini dilakukan untuk
mencari variabel bebas yaitu pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran
perusahaan yang paling berpengaruh dominan terhadap variabel terikat strutur
modal. Adapun perhitungannya diperoleh dengan cara menguadratkan koefisien
parsial". Rumus untuk mencari SE adalah sebagai berikut:

SE = β x person correlation x 100%

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)


41

“Koefisien determinasi adalah cara untuk mengetahui tingkat kepastian


paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya
nilai koefisien antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi 0 (nol), artinya
variabel bebas sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel tetikat" (Riduwan,
2017:62). Apabila koefisien determinasi semakin mendekati 1 (satu), maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Persamaan untuk koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Kd = r2 × 100%
Keterangan:
Kd : Nilai koefisien determinasi.
r : Nilai Koefisien korelasi.
Apabila :
Kd : 0, artinya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, lemah.
Kd : 1, artinya pengaruh variabel X terhadap varaibel Y, kuat.
Dalam menjelaskan tinggi rendahnya koefisien determinasi digunakan
pedoman sebagai berikut:

Tabel 4
Interpretasi Koefisien Kolerasi Nilai r
No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
2 0,60 – 0,799 Kuat
3 0,40 – 0,599 Cukup Kuat
4 0,20 – 0,399 Rendah
5 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan (2017:62).

Anda mungkin juga menyukai