Anda di halaman 1dari 4

A.

Gangguan Proses Pikir Waham


1 Definisi Waham
Meyers, dkk (2017) menyatakan bahwa waham adalah keyakinan atau persepsi
palsu yang tetap tidak dapat iubah meskipun ada bukti yang membantahnya.
Gangguan proses pikir waham mengacu pada suatu kondisi seseorang yang
menampilkan satu atau lebih khayalan ganjil selama paling sedikit satu bulan.
Waham merupakan gejala spesifik psikosis. Psikosis sendiri merupakan
gangguan jiwa yang berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang dalam
menilai realita dan fantasi yang ada di dalam dirinya.
2 Fase Terjadinya Waham
a. Fase kurangnya kebutuhan manusia
waham dimulai dengan terbatasnya kebutuhan fisik maupun psikis
klien.secara fisik klien dengan gangguan waham memiliki keterbatasan
status sosial dan ekonomi. Selain keterbatasan ekonomi, gangguan ini
juga dapat terjadi pada klien yang cukup finansial, tetapi memiliki
kesenjangan antara ralita dan ideal diri.
b. Fase kurangnya kepercayaan diri (Lack of self esteem)
ketidakadaan pengakuan diri dari lingkungan, tingginya kesenjangan
antara ideal diri dan realita dan kebutuhan yang tak sesuai dengan standar
lingkungan membuat seseorang merasa menderita, malu dan merasa tidak
berharga
c. Fase kendali internal dan eksternal (Control internal and external)
Bagi klien dengan gangguan waham, menghadapi kenyataan adalah suatu
hal yang sulit. Klien mencooba berpikir secara logis bahwa apa yang
diyakini dan apa yang dikatakannya adalah suatu kebohongannya yang
dilakukan untuk menutupi kekurangan.
d. Fase dukungan lingkungan ( Environment support)
Kepercayaan beberapa orang dalam lingkungan terhadap klien membuat
klien merasa didukung. Lama kelamaan, perkataan yang terus menerus
diulang oleh orang dilikungannya.
e. Fase kenyamanan ( Conforting)
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya. Ia juga
menganggap bahwa semua orang sama, yaitu mereka akan mempercayai
dan mendukungnya.
f. Fase peningkatan ( Improving)
Ketiadaan konfrontasi dan upaya-upaya koreksi dapat meningkatkan
keyakinan yang salah pada klien. Tema waha yang sering muncul adalah
tema seputar pengalaman traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan
yang tidak terpenuhi.
3 Tipe-tipe Waham
a. Waham kebesaran : klien meyakini bahwa ia memiliki suatu kebesaran
atau kekuasaan khusus. Keyakinan ini di ucapkan secara berulang- ulang,
tetapi tidak sesuai dengan realita yang ada.
b. Waham persekusi ( Persecution) : klien meyakini bahwa ada seseorang
atau suatu kelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya.
c. Waham agama (religious) : klien memiliki keyakinan berlebihan terhadap
suatu agama.
d. Waham somatik (somatic) : Klien meyakini bahwa tubuh atau bagian dari
tubuhnya terganggu atau terserang suatu penyakit.
e. Waham nihilistik (Nihilistic) : klien meyakini bahwa dirinya sudah tiada
atau meninggal dan keyakinannya terhadap suatu hal ini diucapkan secara
berulang-ulang.
f. Waham bizar ( Bizare) : suatu paham yang melibatkan fenomena
keyakinan seseorang yang sama sekali tidak masuk akal.
4 Gejala Gangguan Waham
Gejala gangguan waham dibagi menjadi beberapa kategori yaitu gejala kognitif,
gejala afektif, gejala perilaku dan hubungan sosial dan gejala fisik.
a. Gejala kognitif : mencangkup ketidakmampuan dalam membedakan
realita dan fantasi; kepercayaan yang sangat kuat terhadap keyakinan
palsunya; memiliki kesulitan dalam berpikir realita dan ketidakmampuan
dalam mengambil keputusan.
b. Gejala afektif : mencangkup situasi yang tidak sesuai dengan kenyataan
dan afek tumpul (blunted affect). Karakter khas dariafek tumpul adalah
tidak mengekspresikan perasaan, baik secara verbal dengan
membicarakan kejadian emosional dengan cara emotif atau secara
nonverbal dengan menggunakan bahasa tubuh emosional, ekspresi wajah,
atau gerak tubuh.
c. Gejala perilaku dan hubungan sosial dan gejala fisik : mencangkup
hipersensitifitas, depresi, ragu-ragu, hubungan interpersonal dengan
orang lain yang bersifat dangkal, mengancam secara verbal, aktifitas
tidak tepat, impulsif, curiga dan pola pikir stereotip.
5 Rentang Respons Neurobiologi
Adaptif Maladaptif

kurang ilusi perilaku pikiran kadang menyimpang Gangguan proses pikir: waham
Persepsi konsisten ilusi Reaksi emosional Halusinasi kesulitan memproses
Emosi konsisten berlebihan atau kurang ilusi emosi ketidakteraturan dalam
Dengan pengalaman perilaku aneh atau tak lazim perilaku isolasi sosial
Perilaku sesuai menarik diri
hubungan sosial

B. Pengkajian
1 Faktor predisposisi
a. Faktor biologis : waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak
pembesaran ventrikal di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
b. Faktor psikologis : teori psikologi terdahulu menyalahkan keluarga sebagai
penyebab gangguan ini, sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya
( keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).
c. Faktor sosial budaya
Secara teknis, kebudayaan merupakan ide atau tingkah laku yang dapat
dilihat maupun yang tidak terlihat.
2 Faktor biologis
Berbagai zat dan kondisi medis non-psikiatrik dapat menyebabkan waham,
menyatakan bahwa faktor biologis yang jelas dapat menyebabkan waham. Akan
tetapi, tidak semua orang tumor memiliki waham.
3 Faktor psikodinamik
Teori psikodinamik spesifik mengenai penyebab dan evolusi gejalawaham
melibatkan anggapan seputar orang hipersensitif dan mekanisme epo spesifik,
pembentukan reaksi, proyeksi dan penyangkalan.
4 Mekanisme defensi
Klien dengan gangguan waham menggunakan mekanisme defensi berupa
proyeksi, penyangkalan dan pembentukan reaksi. `
C. Diagnosa keperawatan

Gangguan proses pikir :

Risiko kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir : waham

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah kronis

D. Intervensi
Sp I Klien : membina hubungan saling percaya
1 Mengucapkan salam terapeutik
2 Berjabat tangan
3 Menjelaskan tujuan interaksi
4 Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu klien
Sp I keluarga : membina hubungan saling percaya
1 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah.
2 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
3 Diskusikan dengan keluarga tentang : cara merawat klien, follow up dan
ketergantungan, lingkungan yang tepat untuk pasien.
4 Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien
5 Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera.
6 Latih cara merawat.
7 Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

Anda mungkin juga menyukai