MATA
Disusun oleh :
Nur Ayu Cahyaningsih 2121210050
Faris Alima Mahdi 2131210004
Nu’im Rozaq 2131210016
Eka Saifi Firdausi 2131210017
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang
memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan
objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita.
Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan
bentuknya, suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan
suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan
yang mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah
titik peka cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya
(Sherwood. 2007).
dari suatu medium yang mempunyai kepadatan berbeda.Ketika suatu berkas cahaya masuk ke
medium dengan densitas yang lebih tinggi, cahaya tersebut melambat. Berkas cahaya
mengubah arah perjalanannya jika mengenai permukaan berbagai sudut kecuali sudut tegak
2. Sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua, yaitu semakin besar sudut, semakin
1. Antara udara dan permukaan anterior kornea mata. Indeks bias internal udara adalah 1
2. Antara permukaan posterior dari kornea dan aqueous humor. Indeks bias internal
3. Antara aqueous humor dan permukaan anterior dari lensa mata. Indeks bias internal
4. Antara permukaan posterior lensa dan vitreous humor. Indeks bias internal vitreous
humor 1,34
Pada permukaan lengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungannya semakin besar
derajat pembiasan dan semakin kuat lensa.Ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan
yang melengkung dengan densitas lebih besar, arah refraksi bergantung pada sudut
Sekitar 2/3 refraksi total terjadi di kornea dan 1/3 sisanya terjadi di lensa. Jika jika
mengasumsikan densitas lensa sama dengan udara, maka faktor densitas dapat diabaikan dan
sudut dimana cahaya bertemu pada permukaan lensa bergantung dengan kurvatura permukaan
lensa dan arah datangnya cahaya. Bayangkan cahaya paralel yang melewati lensa transparan,
jika permukaan lensa perpendikular terhadap cahaya, maka cahaya akan melewati lensa tanpa
terjadi refraksi, jika permukaannya tidak tegak lurus, maka cahaya akan dibelokkan
(Sherwood. 2007).
Cahaya yang paralel terhadap permukaan lensa konveks akan dibiaskan untuk menyatu
dan fokus di suatu titik di belakang lensa (focal point) dan jarak dari pusat lensa ke focal
point disebut dengan panjang fokal lensa. Untuk mengubah panjang fokal, bentuk lensa harus
Ketika cahaya dari suatu objek melewati lensa mata, focal point dan gambaran objek
harus jatuh tepat di retina untuk melihat dengan fokus. Pada pengelihatan jarak jauh lebih dari
6 m, cahaya yang masuk ke mata sifatnya paralel dan akan jatuh tepat di retina. Jika objek
kurang dari 6 m, cahaya yang masuk ke mata sifatnya tidak paralel dan melewati lensa di
sudut oblique yang merubah jarak dari lensa ke gambaran objek, sehingga focal point berada
di belakang retina, dan tentu saja gambaran objek menjadi kabur dan tidak fokus. Untuk
membuat agar objek yang dekat tetap fokus, maka lensa haruslah lebih bulat untuk
meningkatkan sudut refraksi. Membuat lensa lebih cembung akan memperpendek jarak
panjang fokalnya. Pada contoh ini, lensa yang lebih membulat akan membuat cahaya
berkumpul di retina dan objek menjadi fokus. Proses dimana perubahan bentuk lensa
membuat objek masih terlihat dengan jelas dinamakan daya akomodasi dan jarak terdekat
dimana objek masih terlihat dengan jelas dinamakan akomodasi poin dekat (Sherwood. 2007).
Perubahan bentuk lensa disebabkan karena aktivitas dari otot siliar yang berbentuk
cinicn disekitar ligamen lensa.Ketika otot siliar berkontraksi, maka cincin yang terbentuk dari
otot tersebut mengecil dan lensa mencembung.Ketika otot siliar berelaksasi, cincin itu lebih
membuka dan lensa tertarik ke bentuk yang lebih pipih (Sherwood. 2007).
Anak-anak dapat memfokuskan pada benda sedekat 8 cm, tetapi refleks akomodasi
menurun saat umur lebih dari 10 tahun. Saat umur 40 tahun, akomodasi berkurang
setengahnya, dan saat umur 60 (83 cm), banyak orang yang kehilangan refleks tersebut
dengan total karena lensa telah benar-benar kehilangan fleksibilitasnya dan terus dalam
bentuk yang pipih untuk pandangan jauh. Inilah yang mmebuat anak-anak lebih sering
membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dan orang tua membaca dengan jarak
jauh.Hilangnya akomodasi (presbiophia) merupakan alasan utama mengapa kebanyakan
Selain itu, otot sirkular dari iris meningkatkan efek akomodasi dengan mengurangi
ukuran pupil hingga 2 mm. Refleks pupilar akomodasi ini dimediasi oleh saraf parasimpatis
N.III, sehingga mencegah cahaya yang divergen masuk ke mata. Cahaya yang seperti itu
menyebabkan kecembungan lensa ekstrim dan tidak fokus lagi.Konstriksi dari pupil untuk
pengelihatan yang dekat membuat mata melihat dengan lebih fokus (Sherwood. 2007).
Konvergensi dari bola mata juga menentukan kejelasan objek. Pergerakan mata yang
sinkron bertujuan untuk menetapkan objek yang kita lihat tetap jatuh pada fovea.Ketika kita
melihat benda yang jauh, kedua mata kita terarahkan lurus, namun ketika kita melihat objek
yang dekat, mata kita berkonvergensi.Membaca atau melakukan kegiatan yang membutuhkan
ini lah yang menyebabkan mengapa membaca dalam waktu yang lama membuat otot mata
terus bekerja dan dapat menyebabkan eyestrain.Oleh karena itu jika membaca dalam waktu
yang lama sebaiknya kita lakukan bersamaan dengan melihat jauh untuk merelaksasikan otot-
1. Teori Helmholtz : Jika mm.siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
digerakkan ke depan bawah, sehingga zonulla Zinnii menjadi kendor dan lensa
menjadi cembung
2. Teori Tichering : Jika mm.siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
perifer lensa juga menjadi tegang, sedangkan bagian tengahnya didorong ke sentral
2. Arthur CG dan John EH. 2006. Textbook of Medical Physiology. Edisi ke sebelas.
Philadelphia: Elsevier.
3. Junqueira LC. 2007. Persiapan Jaringan untuk Pemeriksaan Mikroskopik. Histology Dasar: