1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08
50
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.
51
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08
kelompok 2/K1 (ekstrak daun kelor dosis dan nekrosis mulai tidak terlihat pada lima
100 mg/kg bb/hari), kelompok 3/K3 lapang padang. Sebaliknya pada kelompok
(ekstrak daun kelor dosis 200 mg/kg perlakuan K5 kerusakan hati kembali
bb/hari), kelompok 4/K4 (ekstrak daun mulai meningkat seperti pada kelompok
kelor dosis 300 mg/kg bb/hari), kelompok K2 dan kontrol. Gambaran histopatologi
5/K5 (ekstrak daun kelor dosis 400 mg/kg pada hati tikus diabetes melitus pasca
bb/hari), dan kelompok 6/K5 (ekstrak daun pemberian ekstrak daun kelor dapat dilihat
kelor dosis 500 mg/kg bb/hari). Pemberian pada Gambar 1.
ekstrak etanol daun kelor dilakukan per-
Pembahasan
oral menggunakan sonde lambung selama Hasil dari analisis statistik uji
lima minggu. Setelah lima minggu tikus Kruskal-Wallis pada penelitian tikus
putih atau hewan coba dikorbankan untuk diabetes melitus eksperimental yang
diamati organ hatinya. Organ tersebut diberikan ekstrak daun kelor menunjukkan
difiksasi dalam Neutral Buffered Formalin adanya perbedaan yang signifikan
10% untuk kemudian diproses menjadi (P<0,05). Hepatosit secara normal tersusun
preparat histopatologi. secara teratur membentuk lempeng-
Pembuatan preparat histopatologi lempeng sel dan nukleus bulat serta
Perlakuan sesuai kelompoknya sitoplasmanya yang cerah. Proses
dilakuakan selama 5 minggu. Hari ke 36 kerusakan sel hati dimulai dari proses
semua tikus dikorbankan, kemudian degenerasi, perubahan ini bersifat
diambil organ hati untuk selanjutnya revesibel karena dapat kembali normal.
dibuat preparat histopatologi. Pembuatan Organ hati memegang peranan penting
preparat histopatologi dibuat sesuai sebagai penjaga (buffering) hiperglikemia
prosedur Kiernan (2001) dan pewarnaan postprandial dengan melibatkan
dengan metode Harris hematoksilin-eosin mekanisme sintesis glikogen (Suarsana et
(HE). al., 2010). Suarsana et al., (2010) pada
keadaan diabetes melitus terjadi kegagalan
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis secara kemampuan hati di dalam sintesis
statistik dengan Uji Non Parametik glikogen, dikarenakan pada tikus diabetes
Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan induksi streptozotocin, enzim glikogen
yang bermakna (P<0,05) maka dilanjutkan sintase fosfatase dalam bentuk aktif
dengan Uji Mann-Whitney. Prosedur menjadi defektif sehingga aktivitasnya
analisis menggunakan program SPSS 17 berkurang. Hiperglikemia pada tikus yang
(Sampurna dan Nindhia, 2008). diinduksi STZ sejalan dengan penelitian
Adji (2008) yang menyebabkan kerusakan
HASIL DAN PEMBAHASAN sel β pankreas sehingga sel-sel mengalami
Hasil degenerasi, nekrosis, dan resopsi sehingga
Gambaran histopatologi hati tikus mengurangi dan mencegah produksi
putih, ditemukannya infiltrasi sel radang, insulin. Ini berkaitan dengan kerja STZ
degenerasi melemak, serta nekrosis. dan peroksidasi lipida, dimana produksi
Perubahan struktur histologi hati radikal bebas yang berlebihan atau
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis senyawa kurangnya jumlah antioksidan, akan
yang masuk ke dalam organ hati, termasuk menyebabkan oksidasi sel lemak, protein,
pemberian ekstrak daun kelor pada tikus dan asam nukleat, menyebabkan
(Swarayana et al., 2012). Pada perlakuan fragmentasi atau cross-linking. Degenerasi
kelompok K1, K2 kerusakan hati masih melemak merupakan akumulasi lemak
seperti yang dialami pada kelompok dalam sitoplasma sel. Penyebabnya antara
kontrol, sedangkan pada kelompok lain adalah gangguan hepatosit akibat
perlakuan K3 dan K4, degenerasi melemak defisiensi makanan dan keracunan
52
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.
Gambar 1. Struktur Histopatologi Hati Diabetes Melitus Pada Tikus Putih Yang Diberikan
Ekstrak Etanol Daun Kelor (HE, 400x).
Keterangan : DM = Degenerasi melemak, N = Nekrosis, K0 = Kontrol positif, K1=
Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor dosis 100mg/KgBB,
K2 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor dosis
200mg/KgBB, K3 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor
dosis 300mg/KgBB, K4 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun
kelor dosis 400mg/KgBB, K5 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol
daun kelor dosis 500mg/KgBB.
Hasil pengamatan histopatologi hati melemak dan nekrosis yang memiliki nilai
tikus diabetes melitus pada kelompok modus rata-rata dua (multifokal) dan tiga
kontrol menunjukkan adanya degenerasi (difusa). Pada kelompok perlakuan K1 dan
53
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.50
54
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.
55
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08
Lamtoro (Leucaena leucocephal). J. Suartha IN, Swantara IM, Rita WS. 2016.
Simbiosis. 2(2): 226-235. Ekstrak Etanol dan Fraksi Heksan Buah
Mardiastuti E. 2002. Gambaran Pare (Momordica charantia) Sebagai
Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Penurun Kadar Glukosa Darah Tikus
Tikus Diabetes Mellitus yang Diberi Diabetes. J. Vet. 17(1): 30-36.
Infus Batang Brotowali (Tinospora Suastika P. 2011. Efek Pemberian Buah
tuberculata L.) Sebagai Bahan Merah (Pandanus conoideus) Terhadap
Antidiabetik. Skripsi, Institut Pertanian Perubahan Histopatologik Ginjal dan
Bogor. Hati Mencit Pasca Pemberian
Nugroho AE. 2006. Hewan Percobaan Paracetamol. Bul. Vet. Udayana. 3(1):
Diabetes Melitus: Patologi dan 39-44.
Mekanisme Aksi Diabetogenik. Swarayana IMI, Sudira IW, Berata IK.
Biodiversitas. 7(4): 378-382. 2012. Perubahan Histopatologi Hati
Putri WES. 2016. Pengaruh Penambahan Mencit (Mus musculus) yang Diberikan
Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kualitas Ekstrak Daun Ashitaba (Angelica
Sabun Transparan. e-J. UNESA. 5(1): keiskei). Bul. Vet. Udayana. 4(2): 119-
96-104. 125.
Sampurna IP, Nindhia TS. 2008. Analisis Syukur R, Alam G, Mufidah, Rahim A,
Data dengan SPSS: Dalam Rancangan Taeyeb R. 2011. Aktivitas Antiradikal
Percobaan. Udayana University Press, Bebas Beberapa Ekstrak Tanaman
Denpasar. Familia Fabaceae. JST. Kesehatan. 1(1)
Stumvoll M, Goldstein BJ, Van HTW. 1411-1674.
2005. Type 2 Diabetes: Principles of Yulinta NMR, Gelgel KTP, Kardena IM.
Pathogenesis and Therapy. Lancet. 365: 2013. Efek Toksisitas Ekstrak Daun
1333-1346. Sirih Merah Terhadap Gambaran
Suarsana IN, Priosoeryanto BP, Mikroskopis Ginjal Tikus Putih
Wresdiyati T, Bintang M. 2010. Diabetik yang Diinduksi Aloksan. Bul.
Sintesis Glikogen Hati dan Otot pada Vet. Udayana. 5(2): 114-121.
Tikus Diabetes yang Diberi Ekstrak
Tempe. J. Vet. 11(3): 190-195.
56