Anda di halaman 1dari 7

Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No.

1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08

Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih


Yang Mengalami Diabetes Melitus
(MORINGA LEAVES IMPROVE HYSTOPATOLOGY WHITE RATS HEPAR
EXPERIENCED DIABETIC)
Ida Ayu Adhistania Pidada1, Ni Luh Eka Setiasih2, Ida Bagus Oka Winaya3
1
Mahasiswa Program Profesi Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan
2
Laboratorium Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
3
Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman, Denpasar-Bali. Email: adhiztania@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui histopatologi hati pada tikus putih diabetes melitus
eksperimental setelah pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera). Sebanyak 24 ekor
tikus putih jantan diinduksi Streptozotocin dosis tunggal sebesar 45mg/Kg BB secara intraperitoneal
untuk menyebabkan diabetes melitus. Setelah dinyatakan diabetes, tikus dibagi menjadi 6 kelompok
terdiri 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun kelor, dengan
dosis 100 mg/Kg BB, 200 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 400 mg/Kg BB, 500 mg/Kg BB, selama 5
minggu. Tikus lalu dikorbankan dan diambil organ hati nya untuk dibuat histopatologi dengan
pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE). Preparat histopatologi diperiksa dibawah mikroskop pada lima
lapang pandang dengan pembesaran 400x. Data diproses kemudian dianalisis secara statistik dengan
uji Non Parametrik Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan organ hati yang menderita diabetes
mellitus mengalami perbaikan gambaran histopatologi setelah pemberian ekstrak etanol daun kelor
dengan dosis 400 mg/Kg BB.
Kata kunci: diabetes mellitus; ekstrak daun kelor; histopatologi hati.
ABSTRACT
This study aims to determine the improvement of hepar histopathologic on experimental
diabetic rats after given moringa oleifera leaves ethanolic extract. Twenty-four male white rats
induced by a single dose Streptozotocin of 45mg/kg intraperitoneally to cause diabetes mellitus. After
exposure to diabetes, the rats were divided into 6 groups consist of 1 a control group and 5 treatment
groups were given moringa oleifera leaves ethanol extracts, dose of 100, 200, 300, 400, and 500
mg/kg, for 5 weeks. The rats then sacrificed and the hepar were collected for the histopathology
preparations with Hematoxylin-Eosin staining (HE). Each histopathology preparation was examined
under a microscope in five visual fields at 400x magnification. The data were processed and then
analyzed statistically by Non parametrics Kruskal Wallis. The results showed that the hepar improved
due to damage diabetes mellitus after given Moringa oleifera leaves ethanolic extract with a dose of
400 mg/kg.
Keywords: diabetes mellitus; Moringa oleifera; hepar histopathology
PENDAHULUAN tahun 2035 jumlah insiden DM akan
Diabetes melitus (DM) merupakan mengalami peningkatan menjadi 55% (592
salah satu jenis penyakit metabolik yang juta) di antara usia penderita DM 20-79
selalu mengalami peningkatan setiap tahun tahun (IDF, 2014). Kejadian penyakit ini
di negara-negara seluruh dunia. sangat bervariasi tergantung beberapa
Berdasarkan perolehan data International faktor diantaranya faktor stres, gizi
Diabetes Federation (IDF) tingkat (hiperglikemia), radikal bebas, genetik,
prevalensi global penderita DM pada tahun infeksi, dan faktor lainnya yang berakibat
2014 sebesar 8,3 % dari populasi pada kerusakan sel-sel beta pankreas
penduduk dunia. International Diabetes sehingga tidak mampu memproduksi
Federation (IDF) memperkirakan pada insulin (Stumvoll et al., 2005).

50
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.

Kasus diabetes biasanya ditandai METODE PENELITIAN


adanya gangguan sekresi insulin ataupun
Materi Penelitian
gangguan kerja insulin (resistensi insulin) Penelitian menggunakan tikus putih
pada organ target terutama hati dan otot. (Rattus novergicus) jantan berumur 3-4
Organ hati merupakan organ dalam tubuh bulan dengan berat badan berkisar 200-250
terbesar dan merupakan pusat metabolisme gram sebanyak 24 ekor. Tikus
yang paling kompleks di dalam tubuh diadaptasikan terlebih dahulu dengan
(Corwin, 2001). Glukagon dan insulin lingkungan selama satu minggu. Bahan
memegang peran penting dalam yang digunakan berupa daun kelor yang
metabolisme karbohidrat, protein, dan diekstraksi di Unit Layanan Laboratorium
lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
darah dipengaruhi dua hormon ini. Selain Udayana.
organ tempat metabolisme, hati juga
sebagai tempat penyimpanan nutrisi yang Pembuatan ekstrak daun kelor
diserap dari saluran pencernaan untuk Daun kelor yang sudah bersih
selanjutnya dipakai oleh bagian tubuh dikeringkan pada suhu ruangan. Setelah
lainnya (Dalimartha, 2001). mencapai berat kering konstan lalu
Pada penelitian hewan coba diabetes dihancurkan dengan menggunakan blender
melitus, bahan kimia toksik yang banyak dan diayak sehingga diperoleh tepung
dipakai dalam penelitian yaitu daun kelor. Tepung tersebut kemudian
Streptozotocin (STZ). Streptozotocin dimaserasi menggunakan etanol 96%
digunakan menginduksi diabetes mellitus selama 48 jam. Maserasi merupakan jenis
pada hewan coba karena kerjanya spesifik ekstraksi secara dingin sehingga mencegah
untuk kerusakan sel β pankreas (Nugroho, kerusakan kompenen kimia yang tidak
2006). Kerusakan pankreas akan tahan terhadap pemanasan (Syukur et al.,
menentukan tipe diabetes yaitu diabetes 2011). Hasil maserasi etanol tersebut
tipe I terjadi defisiensi insulin serta jumlah kemudian disaring dengan kertas saring
sel β pankreas yang rusak 70-80% dan sehingga di dapat maserat daun kelor.
pada diabetes tipe II terjadi kurang Maserat daun kelor kemudian dimasukkan
pekanya reseptor insulin dan juga ke dalam rotary vacuum evaporator pada
mengalami kerusakan sel β 25-50% (Cnop, suhu 45oC sampai seluruh pelarut
2005). menguap, selanjutnya ekstrak daun kelor
Salah satu jenis tanaman yang disimpan dalam refrigerator dengan suhu
digunakan sebagai obat tradisional untuk 10oC (Dima et al., 2016).
menurunkan kadar glukosa darah adalah Perlakuan pada tikus putih
tanaman kelor (Moringa olifera) (Jaiswal Tikus putih jantan dengan berat 200
et al., 2009). Daun kelor mengandung 46 s/d 250 gram diadaptasikan dengan
antioksidan, dimana dapat menghambat lingkungan selama satu minggu, kemudian
atau menghancurkan rantai peroksida diberikan STZ (Streptozotocin) dosis
(Putri, 2016). tunggal sebesar 45 mg/KgBB
Hasil penelitian sebelumnya intraperitonial. Tiga hari setelah injeksi
mengungkapkan bahwa pemberian ekstrak STZ, dilakukan pengukuran kadar glukosa
etanol daun kelor pada dosis 150 mg/kg darah. Bila kadar glukosa darah sebesar
BB dan 300 mg/kg BB dapat menurunkan 400-500 mg/dl, tikus baru dinyatakan
kadar glukosa darah (Edoga et al., 2013, diabetes melitus. Tikus diabetes diambil
Aini et al., 2015). Oleh karena itu perlu dan di kelompokkan menjadi 6 kelompok,
dilakukan penelitian untuk mengetahui masing-masing kelompok terdiri dari 4
efek ekstrak etanol daun kelor untuk ekor tikus diabetes melitus eksperimental.
memperbaiki struktur pada organ hati Kelompok 1/K0 (diabetes kontrol, ekstrak
secara histopatologi. daun kelor dosis 0 mg/kg bb/hari),

51
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08

kelompok 2/K1 (ekstrak daun kelor dosis dan nekrosis mulai tidak terlihat pada lima
100 mg/kg bb/hari), kelompok 3/K3 lapang padang. Sebaliknya pada kelompok
(ekstrak daun kelor dosis 200 mg/kg perlakuan K5 kerusakan hati kembali
bb/hari), kelompok 4/K4 (ekstrak daun mulai meningkat seperti pada kelompok
kelor dosis 300 mg/kg bb/hari), kelompok K2 dan kontrol. Gambaran histopatologi
5/K5 (ekstrak daun kelor dosis 400 mg/kg pada hati tikus diabetes melitus pasca
bb/hari), dan kelompok 6/K5 (ekstrak daun pemberian ekstrak daun kelor dapat dilihat
kelor dosis 500 mg/kg bb/hari). Pemberian pada Gambar 1.
ekstrak etanol daun kelor dilakukan per-
Pembahasan
oral menggunakan sonde lambung selama Hasil dari analisis statistik uji
lima minggu. Setelah lima minggu tikus Kruskal-Wallis pada penelitian tikus
putih atau hewan coba dikorbankan untuk diabetes melitus eksperimental yang
diamati organ hatinya. Organ tersebut diberikan ekstrak daun kelor menunjukkan
difiksasi dalam Neutral Buffered Formalin adanya perbedaan yang signifikan
10% untuk kemudian diproses menjadi (P<0,05). Hepatosit secara normal tersusun
preparat histopatologi. secara teratur membentuk lempeng-
Pembuatan preparat histopatologi lempeng sel dan nukleus bulat serta
Perlakuan sesuai kelompoknya sitoplasmanya yang cerah. Proses
dilakuakan selama 5 minggu. Hari ke 36 kerusakan sel hati dimulai dari proses
semua tikus dikorbankan, kemudian degenerasi, perubahan ini bersifat
diambil organ hati untuk selanjutnya revesibel karena dapat kembali normal.
dibuat preparat histopatologi. Pembuatan Organ hati memegang peranan penting
preparat histopatologi dibuat sesuai sebagai penjaga (buffering) hiperglikemia
prosedur Kiernan (2001) dan pewarnaan postprandial dengan melibatkan
dengan metode Harris hematoksilin-eosin mekanisme sintesis glikogen (Suarsana et
(HE). al., 2010). Suarsana et al., (2010) pada
keadaan diabetes melitus terjadi kegagalan
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis secara kemampuan hati di dalam sintesis
statistik dengan Uji Non Parametik glikogen, dikarenakan pada tikus diabetes
Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan induksi streptozotocin, enzim glikogen
yang bermakna (P<0,05) maka dilanjutkan sintase fosfatase dalam bentuk aktif
dengan Uji Mann-Whitney. Prosedur menjadi defektif sehingga aktivitasnya
analisis menggunakan program SPSS 17 berkurang. Hiperglikemia pada tikus yang
(Sampurna dan Nindhia, 2008). diinduksi STZ sejalan dengan penelitian
Adji (2008) yang menyebabkan kerusakan
HASIL DAN PEMBAHASAN sel β pankreas sehingga sel-sel mengalami
Hasil degenerasi, nekrosis, dan resopsi sehingga
Gambaran histopatologi hati tikus mengurangi dan mencegah produksi
putih, ditemukannya infiltrasi sel radang, insulin. Ini berkaitan dengan kerja STZ
degenerasi melemak, serta nekrosis. dan peroksidasi lipida, dimana produksi
Perubahan struktur histologi hati radikal bebas yang berlebihan atau
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis senyawa kurangnya jumlah antioksidan, akan
yang masuk ke dalam organ hati, termasuk menyebabkan oksidasi sel lemak, protein,
pemberian ekstrak daun kelor pada tikus dan asam nukleat, menyebabkan
(Swarayana et al., 2012). Pada perlakuan fragmentasi atau cross-linking. Degenerasi
kelompok K1, K2 kerusakan hati masih melemak merupakan akumulasi lemak
seperti yang dialami pada kelompok dalam sitoplasma sel. Penyebabnya antara
kontrol, sedangkan pada kelompok lain adalah gangguan hepatosit akibat
perlakuan K3 dan K4, degenerasi melemak defisiensi makanan dan keracunan

52
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.

(toksik). Sedangkan nekrosis merupakan degenerasi yang ireversibel (Berata et al.,


kematian sel/jaringan akibat proses 2014).

Gambar 1. Struktur Histopatologi Hati Diabetes Melitus Pada Tikus Putih Yang Diberikan
Ekstrak Etanol Daun Kelor (HE, 400x).
Keterangan : DM = Degenerasi melemak, N = Nekrosis, K0 = Kontrol positif, K1=
Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor dosis 100mg/KgBB,
K2 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor dosis
200mg/KgBB, K3 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun kelor
dosis 300mg/KgBB, K4 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol daun
kelor dosis 400mg/KgBB, K5 = Perlakuan tikus putih kelompok 1 pemberian ekstrak etanol
daun kelor dosis 500mg/KgBB.
Hasil pengamatan histopatologi hati melemak dan nekrosis yang memiliki nilai
tikus diabetes melitus pada kelompok modus rata-rata dua (multifokal) dan tiga
kontrol menunjukkan adanya degenerasi (difusa). Pada kelompok perlakuan K1 dan

53
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.50

K2 memiliki gambaran mikrokopis yang komplikasi diabetes (Alethea et al., 2015).


tidak jauh berbeda dari kelompok K0. Selain itu daun kelor juga mengandung
Degenerasi terjadi akibat dari antioksidan yang dapat melawan
hiperglikemia dan hambatan produksi kerusakan yang disebabkan oleh radikal
insulin yang dilihat secara mikroskopik bebas (Kurniasih, 2013). Radikal bebad
yang sesuai dengan pendapat Mardiastuti normal biasanya dihasilkan oleh tubuh
(2002) tampak degenerasi melemak berupa sebagai hasil sias-sisa metabolisme sel
droplet-droplet lemak pada lobulus hati di (Suastika, 2011).
sekitar vena sentralis dan paling sering
terlihat di bagian perilobuler. Kerusakan
hati pada kelompok perlakuan K3 dan K4
degenerasi melemak dan nekrosis
terhitung mulai berkurang, seperti yang
ditampilkan pada gambar 2. Struktur sel
hati kelompok perlakuan K4 terlihat sudah
membaik mendekati struktur sel hati
normal.
Tabel 1. Data Hasil Pemeriksaan
Mikroskopis Perbaikan Histopatologi Hati
Perubahan
Perlakuan Rerata
Histopatologi Gambar 2 Perubahan Histopatologi Hati
K0 2,50 a Tikus Putih Dari Masing-Masing
K1 2,20a Perlakuan.
Degenerasi K2 1,40b Gambaran histopatologi kelompok
Melemak K3 0,80bc perlakuan K5 kembali menunjukkan
K4 0,70c kerusakan sel hati berupa degenerasi
K5 1,35b melemak dan nekrosis dengan tingkat
K0 2,85a kerusakannya menyerupai pada perlakuan
K1 2,55a K2 dan K0. Berdasarkan modus rata-rata
Nekrosis K2 2,15b degenerasi melemak bersifat multi fokal
K3 1,90c sedangkan nekrosis bersifat difusa.
K4 1,35d Nekrosis berupa piknosis dan beberapa inti
K5 2,60a sel yang hilang terlihat di lima lapang
Ket: Nilai dengan huruf yang tidak sama pandang serta sinusoid yang merenggang.
menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Tapi di beberapa bagian, sel hati masih
sebaliknya nilai dengan huruf ada sama terlihat tidak mengalami kerusakan yang
menunjukkan tidak berbeda nyata parah. Ini menandakan bahwa ekstrak
(P<0,05). daun kelor pada dosis 500mg/KgBB
bersifat bersifat prooksida yang
Degenerasi melemak pada kelompok
menyebabkan lebih banyak lesi berupa
ini mulai tidak ditemukan. Hasil tersebut
nekrosis yang hampir sama jumlah dengan
membuktikan ekstrak daun kelor dengan
kelompok perlakuan K0 dan degenerasi
dosis 400mg/KgBB mampu memperbaiki
melemak yang hampir seperti pada
lesi degenerasi melemak dan nekrosis pada
kelompok perlakuan K2.
diabetes melitus. Daun Moringa oleifera
sendiri mengandung beragam polifenol Kerusakan struktur hati pada
dan flavonoid yang mampu bekerja kelompok K5 disebabkan karena
sebagai insulin sekretagog atau insulin- kandungan antioksidan yang berlebih pada
mimetik, yang akan meminimalisir pemberian dosis ekstrak etanol daun kelor

54
Buletin Veteriner Udayana Pidada et al.

yang menyebabkannya menjadi prooksida. Alethea T, Ramadhian MR. 2015. Efek


Antioksidan umumnya menetralisir radikal Antidiabetik pada Daun Kelor.
bebas dan mencegah kerusakan yang Majority. 4(9): 118-122.
ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap Berata IK., Winaya IBO, Adi AAAM,
sel normal, protein, dan lemak. Sebaliknya Adnyana IBW, Kardena IM. 2014.
bila jumlah antioksidan tidak seimbang di Patologi Veteriner Umum. Edisi Kedua.
dalam tubuh, akan menimbulkan Swasta Nulus.
kerusakan pada struktur organ, khususnya Corwin EJ. 2001. Buku Saku
pada hati (Halliwell dan Gutteridge, 2007). Histofisiologi. Alih Bahasa dr BrahmU.
Pendit, Sp.K. Penerbit Buku
SIMPULAN DAN SARAN
Kedokteran, ECG. Jakarta.
Simpulan Cnop M, Weslh N, Jonas JC, Jorns A,
Ekstrak etanol daun kelor (Moringa Lenze S, Eizirik DC. 2005.
oleifera) dosis 400mg/KgBB dapat Mechanisms of pancreatic β-cell in type
memperbaiki kerusakan hati tikus putih 1 and 2 diabetes. Many differences, few
yang mengalami diabetes melitus similarities. Diabetes. 54(2): 97-107.
eksperimental berupa penurunan jumlah Dalimartha S. 2001. Ramuan Tradisional
degenerasi melemak dan nekrosis. Untuk Pengobatan Hepatitis. Penebar
Saran Swadaya. Jakarta.
Perlu dilakukan penelitian lebih Dima LLRH, Fatimawali, Widya AL.
lanjut mengenai penggunaan ekstrak daun 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
kelor (Moringa oleifera) dengan dosis Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
yang dianjurkan dan aman untuk Terhadap Bakteri Esceherichia coli dan
memperbaiki kerusakan hati dalam jangka Staphylococcus aureus. Pharmacon, J.
waktu yang lebih lama, serta pengaruh Ilmiah Farmasi. 5(2): 282-289.
pemberian obat antara gabungan obat Edoga CO, Njoku OO, Amadi, EN, Okeke
herbal dengan obat sintetik untuk penderita JJ. 2013.Blood Sugar Lowering Efect
diabetes melitus. of Moringa oleifera Lam in Albino
Rats. Int. J. Sci. Tech. 3(1).
UCAPAN TERIMAKASIH Halliwell B, Gutteridge JMC. 2007. Free
Penulis mengucapkan terimakasih Radical in Biology and Medicine.
kepada Unit Layanan Laboratorium Fourth edition, Oxford University
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Press, New York. Pp: 19-633.
Udayana, Laboratorium Patologi FKH International Diabetes Federation. 2014.
Unud, dan Laboratorium Histologi FKH Annual Report 2014.
Unud, serta semua pihak yang telah Jaiswal D, Rai PK, Kumar A, Metha S,
mendukung dan membantu penelitian ini. Watal G. 2009. Effect of Moringa
oleifera Lam. leaves aqueous extract
DAFTAR PUSTAKA therapy on hyperglycemic rats. J.
Adji D. 2008. Hubungan Konsentrasi Ethnopharmacol. 123: 392-396.
Malondialdehida, Glukosa, dan Total Kiernan JA. 2001. Histological and
Kolesterol Pada Tikus Putih yang Histochemical Methods. 3rd Ed.
Diinjeksi dengan Streptozotocin. J. Toronto Arnold Pub. Pp: 330-335.
Sain. Vet. 26(2): 73-77. Kurniasih. 2013. Khasiat dan Manfaat
Aini Q, Sabri M, Samingan. 2015. Daun Kelor Untuk Penyembuhan
Pemberian Ekstrak Daun Kelor Berbagai Penyakit. Pustaka Baru Press:
(Moringa oleifera) Terhadap Kadar Yogjakarta.
Glukosa Darah Pada Tikus Jantan Kurniawan IWAY, Wiratmini NI, Sudatri
(Rattus wistar) yang Diinduksi NW. 2014. Histologi Hati Mencit (Mus
Aloksan. J. Edu. Bio. Trop. 3(1): 37-41. musculus L.) yang Diberi Ekstrak Daun

55
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 50-56
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p08

Lamtoro (Leucaena leucocephal). J. Suartha IN, Swantara IM, Rita WS. 2016.
Simbiosis. 2(2): 226-235. Ekstrak Etanol dan Fraksi Heksan Buah
Mardiastuti E. 2002. Gambaran Pare (Momordica charantia) Sebagai
Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Penurun Kadar Glukosa Darah Tikus
Tikus Diabetes Mellitus yang Diberi Diabetes. J. Vet. 17(1): 30-36.
Infus Batang Brotowali (Tinospora Suastika P. 2011. Efek Pemberian Buah
tuberculata L.) Sebagai Bahan Merah (Pandanus conoideus) Terhadap
Antidiabetik. Skripsi, Institut Pertanian Perubahan Histopatologik Ginjal dan
Bogor. Hati Mencit Pasca Pemberian
Nugroho AE. 2006. Hewan Percobaan Paracetamol. Bul. Vet. Udayana. 3(1):
Diabetes Melitus: Patologi dan 39-44.
Mekanisme Aksi Diabetogenik. Swarayana IMI, Sudira IW, Berata IK.
Biodiversitas. 7(4): 378-382. 2012. Perubahan Histopatologi Hati
Putri WES. 2016. Pengaruh Penambahan Mencit (Mus musculus) yang Diberikan
Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kualitas Ekstrak Daun Ashitaba (Angelica
Sabun Transparan. e-J. UNESA. 5(1): keiskei). Bul. Vet. Udayana. 4(2): 119-
96-104. 125.
Sampurna IP, Nindhia TS. 2008. Analisis Syukur R, Alam G, Mufidah, Rahim A,
Data dengan SPSS: Dalam Rancangan Taeyeb R. 2011. Aktivitas Antiradikal
Percobaan. Udayana University Press, Bebas Beberapa Ekstrak Tanaman
Denpasar. Familia Fabaceae. JST. Kesehatan. 1(1)
Stumvoll M, Goldstein BJ, Van HTW. 1411-1674.
2005. Type 2 Diabetes: Principles of Yulinta NMR, Gelgel KTP, Kardena IM.
Pathogenesis and Therapy. Lancet. 365: 2013. Efek Toksisitas Ekstrak Daun
1333-1346. Sirih Merah Terhadap Gambaran
Suarsana IN, Priosoeryanto BP, Mikroskopis Ginjal Tikus Putih
Wresdiyati T, Bintang M. 2010. Diabetik yang Diinduksi Aloksan. Bul.
Sintesis Glikogen Hati dan Otot pada Vet. Udayana. 5(2): 114-121.
Tikus Diabetes yang Diberi Ekstrak
Tempe. J. Vet. 11(3): 190-195.

56

Anda mungkin juga menyukai