Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS

MOLA HIDATIDOSA

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan
Kebidanan di RST Semarang

Disusun oleh:
Harimas Dwi Putra
30101607661

Pembimbing:
dr. Sutrisno Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
 IDENTITAS
Nama : Ny. G
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No CM : 01-59-xxx
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jatingaleh, Semarang
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2021

NB : identitas tidak ada kaitan. Mola biasanya pada kehamilan pd wanita usia
muda atau yang sudah tua. Kalau ini 26 tahun repro sehat ga resiko tinggi.

 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien G1P0A0 hamil 9 minggu mengeluh keluar darah dari jalan lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien 26 tahun G1P0A0 hamil 9 minggu, datang ke rumah sakit
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak malam hari SMRS. Darah
yang keluar berwarna merah tua disertai dengan adanya gelembung gelembung
kecil. Darah yang keluar sebanyak 2x ganti pembalut. Keluhan disertai nyeri
pada perut (+) namun tidak ada keluhan keputihan atau nyeri pada daerah
kelamin. Pasien mengeluhkan mual muntah yang hebat > 3 kali dan memberat
terutama pada pagi hari sejak awal kehamilan. Badan terasa lemas (+), pusing
(+), dan nafsu makan menurun. Riwayat berhubungan seksual selama
kehamilan ini (-), riwayat pijat perut (-), riwayat penggunaan obat obatan (-).

NB : pada wanita HAMIL. Kurang dari 20 tahun. Apa kira kira keluhan
utama dari pasien ini ke dokter yang bikin curiga ke dokter?  hamil harus
trimester pertama atau kurang dari 20 minggu. Tanyakan HPHT untuk
memastikan usia kehamilannya. Adanya tanda tanda kehamilan sekunder juga.
Amenorrhea sekunder meskipun dia ga hamil juga bs. Jadi cari tanda
kehamilan. Krn disini hamilnya 9 minggu blm ada tanda pasti kehamilan maka
cari tanda tak pasti kehamilan. Spesifik ke mola  mual muntah hebat bisa.
Keluaran perdarahan pervaginam juga. Yang khas lagi pada orang mola adalah
pasien mengeluhkan pembesaran Rahim lebih cepat. Misal baru 9 minggu kok
perutnya dah besar. ini tanda spesifik khas yang bisa diketahui orang awam dan
membantu dokter untuk ngarah ke dx.
Lalu tanyakan faktor resiko pada pasien ini FR nya bisa dari intake
makanannya yang biasanya kurang asam folat disitu dan orang yang mola
biasanya nafsu makannya minimal jadi intakenya juga kurang.

Riwayat Menstruasi
- HPHT : 24 Agustus 2021
- HPL : 30 Mei 2022
- Menarche : 12 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia pernikahan 7
bulan
NB : fertilitasnya baik
Riwayat Obstetri
G1P0A0
- G1 : Hamil saat ini
Riwayat ANC
Trimester 1 : periksa di praktek dokter spesialis, usia kehamilan 6 minggu,
gravindex (+), TD : 90/60 mmHg, N = 80x/menit, BB 56 kg, TB 154 cm
NB : gravindex positif. Memperkuat tanda kehamilan sekunder
Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Hipertensi : disangkal
- DM : disangkal
- Asma : disangkal
- Alergi : disangkal
- Riwayat operasi kandungan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Hipertensi : disangkal
- DM : disangkal
- Asma : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pendidikan terakhir SMA. Suami pasien bekerja sebagai Tentara. Pasien
menggunakan BPJS PBI

 PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Keadaan Umum : Tampak lemas
Kesadaran : Composmentis
Status gizi
BB : 56 kg
TB : 154 cm
BMI : 23.6 (normoweight)
Vital Sign
Tensi : 117/70 mmHg  normal
Nadi : 101 x/menit  mulai meningkat
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,50C
NB : ttv ga ada kaitan tapi lemas karena nafsu makan kurang dan
perdarahan pervaginam.
2. Status Internus
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) 
belum banyak terjadi perdarahan jadi belum ada komplikasi jadi blm
anemis
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
- Telinga : Discharge (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-),
pembesaran tiroid (-)
- Kulit : Turgor kembali lambat (-), ptekiae (-)
- Pulmo
Inspeksi : Pergerakan hemithorax dextra dan sinistrasimetris
Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan.
Auskultasi : suara tambahan (-)
- Extremitas : Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
3. Status Ginekologi
Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, striae gravidarum (+), bekas operasi SC
(-)
- Palpasi : nyeri tekan (+), TFU setinggi 2 cm diatas umbilicus,
ballottement (-)
- Auskultasi : DJJ (-)
NB : TFU lebih besar dari usia kehamilan, ga ada DJJ yang didapatkan.
4. Status Ginekologi
- Genitalia Eksterna
o Mons veneris : tidak ada kelainan
o Labia Major : tidak ada kelainan
o Labia Minor : tidak ada kelainan
o Klitoris : tidak ada kelainan
o Vestibulum : tidak ada kelainan
- Genitalia Interna (VT)
o Vagina : fluksus (+), fluor (-)
o Portio : sebesar ibu jari tangan, nyeri goyang portio (-),
cavum douglas menonjol (-)
o OUE : tertutup
o Uterus : sebesar kepala dewasa (+), konsistensi lembek
o Adneksa : massa (-)
o Parametrium : nyeri tekan (-)
NB : pembesaran uterus yang lebih dari normal
- Inspekulo dan sondase
Portio tak tampak kelainan, orifium uterus eksternum tertutup, fluksus
(+), flour (-), erosi/laserasi/polip (-), cavum douglas tidak menonjol.
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGY
Darah Lengkap
Hemoglobin 10.3 12 – 16 g/dl
Hematokrit 29.7 35 – 45 %
Leukosit 9.9 4 – 10 Ribu/uL
Trombosit 154 150 – 400 Ribu/Ul
Eritrosit (RBC) 3.3 3–6 Ribu/Ul
MCV 90 81 – 101 fl
MCH 31 27 – 33 pg
MCHC 35 31 – 35 g/dl
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0–1 %
Eosinofil 1 1–4 %
Nitrofil Segmen 78 50 – 70 %
Limfosit 16 20 – 40 %
Monosit 5 2 – 10 %
Waktu Perdarahan/BT 3.30 <7 menit
Waktu Penjendalan/CT 5.00 <15 menit
NB : pasien HB nya turun. kalau ada HB 10,3 interpretasinya apa? Anemia
ringan. Disini tidak ada pemeriksaan b hcg.
- USG

Gambaran badai salju (snow storm) atau sarang tawon Mola Hidatidosa
NB : item item kaya sarang tawon atau badai salju. Uterus juga membesar
padahal baru 9 minggu. Seperti hamil 16 minggu
RINGKASAN
Seorang pasien 26 tahun G1P0A0 hamil 9 minggu, datang ke rumah sakit
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak malam hari SMRS. Darah yang
keluar berwarna merah tua disertai dengan adanya gelembung gelembung kecil.
Darah yang keluar sebanyak 2x ganti pembalut. Keluhan disertai nyeri pada perut
(+) namun tidak ada keluhan keputihan atau nyeri pada daerah kelamin. Pasien
mengeluhkan mual muntah yang hebat > 3 kali dan memberat terutama pada pagi
hari sejak awal kehamilan. Badan terasa lemas (+), pusing (+), dan nafsu makan
menurun. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan nyeri tekan abdomen (+),
pembesaran uterus melebihi usia kehamilan yang seharusnya, ballottement (-).
Pada pemeriksaan inspikulo didapatkan fluksus (+), OUE tertutup, cavum douglas
tidak menonjol. Pemeriksaan penunjang kadar hemoglobin rendah. Pemeriksaan
USG didapatkan gambaran snowstorm atau sarang tawon mola hidatidosa.

 DIAGNOSIS
Pasien umur 26 tahun G1P0A0 hamil 9 minggu dengan Mola Hidatidosa.

 TATALAKSANA
- Rawat inap
- Pengawasan: KU, TTV
- Pemasangan batang laminaria
- Pro kuretase  evakuasi mola
- Terapi medikamentosa:
o Cytotex tab 200mcg 2x1 sublingual
o Profilaksis : Cefotaxime 1g IV

NB : untuk evakuasi mola. Diberikan cytotex untuk kontraksi uterus.


Cytotex lebih baik diberikan uterotonika yang sifatnya terus menerus
selama kuret misal oxi dicampur infus. Cytotex hanya sementara.
Harusnya oxi drip aja.
LAPORAN OPERASI
- Persiapan
 Menjelaskan ke pasien terkait prosedur Tindakan
 Meminta tanda tangan persetujuan operasi
 Pasien dipuasakan 6 jam
 Konsul dokter anestesi
 Edukasi pilihan KB (MOW)
- Pelaksanaan
 Pasien tidur terlentang dengan posisi litotomi dalam narcose
 Disinfeksi portio dan sekitarnya
 Pasang speculum anterior dan posterior
 Jepit bibir portio
 Batang laminaria dilepas
 Sondase dengan sode uteri
 Curettage dengan sonde kuret tumpul (agar tidak perforasi) sampai bersih
atau sampai tidak berdarah
 Bersihkan perdarahan
 Operasi selesai

NB : sebelum dikuret karena uterusnya besar maka diberikan batang


laminaria. Disini dipasang berapa banyak? Hanya sebatang korek api kalo
pasang satu percuma biasanya 4 atau 5 dijadikan satu masukin ke kanalis
servikalis dalam 24 jam saat mau kuret baru dilepas. Ini untuk dilatasi
kanalis servikalis supaya proses kuret lebih gampang.
Sondase yang penting seberapa besarnya dan posisi ante atau retroflexi
sehingga saat masukin sendok kuretase ga salah arah jd resiko terjadi
perforasi dikurangi.
Kalo sebesar kepala dewasa sndasenya berapa cm? sekitar 15 cm an.
Lakukan histopatologi juga.
Kalo sudah ada PA nya bisa dimasukkan hasilnya misla kalo pasien kontrol.
Tujuan PA apakah mengarah ke keganasan? Atau betul hanya mola. Kan
bisa aja koriokarsinoma untuk tindak lanjutnya.
Follow up 30 Oktober 2021
S O A P
- Pasien - TD : 120/80 - Post Infus RL 20 tpm
mengeluh - Nadi : 76x/m curretage Cefadroxyl 2x500 mg
lemas - RR : 20x/m atas indikasi P.O
- Suhu : 36ºC Mola Paracetamol 3x500 mg
Hidatidosa P.O
Vit B complex 2x1 P.O
Asam Tranexamat 3x500
mg IV

Follow up 31 Oktober 2021


S O A P
- Pasien - TD : 120/70 - Post curretage atas BLPL
mengatakan tidak - Nadi : 82x/m indikasi Mola
ada keluhan - RR : 20x/m Hidatidosa
- Suhu : 36.7ºC

NB : tatalaksananya berhasil. Apa kriteria tindakan berhasil? Kondisi pasien stabil


dan ga ada perdarahan. Kalo ada perdarahan mungkin mola nya sisa di dalem.
Pasien boleh pulang dan edukasinya jangan hamil dulu selama 2 tahun kenapa?
Karena hcg itu selama kontrol selalu diperiksa untuk tujuan menentukan kalo
bener bener dia itu kuretase molanya ga ada komplikasi ke korio karsinoma hcg
akan negative. Kalo sudah hamil dikhawatirkan hcg nya positif karena
kehamilannya atau karena koriokarsinomanya. Jadi tunda dulu 2 tahun.
EDUKASI
1. Memberitahu pasien untuk mentaati anjuran kontrol rutin setelah kuretase.
2. Memberitahu jika setelah kuretase masih terjadi perdarahan akan
dilakukan tampon vaginal, transfusi, dan evakuasi ulang.
3. Kontrol post kuretase : lab darah, titer HCG / tes kehamilan dan
pemeriksaan dalam (VT).

KESIMPULAN
Pasien 26 tahun G1P0A0 dengan Mola Hidatidosa dan telah dilakukan
curettage pada tanggal 30 Oktober 2021. Pasien diperbolehkan pulang pada
tanggal 31 Oktober 2021 dengan diagnosis Mola hidatidosa komplit dengan
kondisi stabil.

NB : kalo PA nya koriokarsinoma gimana? Kita harus tau pasien ini kan belum
punya anak ini dipertimbangkan dengan resiko. Kalo udah punya anak ya jelas
histerektomi tapi kan ini blm punya anak . Beri tahu kalo hamil resikonya
koriokarsinoma akan berkembang dan bisa metas ke paru otak selama
kehamilannya. Kalo sudah cukup anak histerektomi.

Anda mungkin juga menyukai