Anda di halaman 1dari 10

Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72

p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

REFORMASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA


MELALUI PENATAAN KELEMBAGAAN
(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)

Rachmi Yulianti
Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan Ilmu Hukum
Universitas Serang Raya
Rachmiyulianti77@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini dilatar belakangi dengan kondisi Struktur Kelembagaan Pemerintahan Desa yang
awalnya terlalu gemuk, sehingga berdampak pada ketidakmampuan kepala desa untuk melakukan
perubahan struktur, norma, nilai dan regulasi kepegawaian negara dan menyebabkan gagalnya
upaya untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat, berlandaskan Undang-Undang No.6
Tahun 2014 Bab III berisi tentang Penataan Desa yang intinya ingin mewujudkan efektivitas
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik Purpose Sampling kemudian teknik
pengumpulan data lapangan dengan cara observasi, wawancara mendalam, study dokumentasi dan
penelitian lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penataan kelembagaan di
desa Kubang Puji kecamatan Pontang banyak sekali keterlibatan dari masyarakat sehingga
perampingan struktur Birokrasi banyak terpengaruh dari orang-orang yang mempunyai kepentingan
pribadi dalam organisasi desa tersebut sehingga perlu adanya penataan organisasi dan perbaikan
dalam sistem tata laksana, pelayanan dan manajemen sumber daya manusia yang sesuai dengan
amanat Undang-Undang No.6 Tahun 2014.

Kata Kunci : Penataan Desa, Kelembagaan, Struktur, Birokrasi, Pemerintahan Desa.

Abstract
This paper is based on the condition of the Village Government Institutional Structure that was
initially too fat, thus affecting the incapability of the village head to change the structure, norms,
values and regulation of state personnel and cause the failure of efforts to fulfill the aspirations and
needs of the community based on Law no. 6 Year 2014 Chapter III contains the Village Structuring
which essentially wants to realize the effectiveness of the implementation of Village Government.
The research method used in this research is descriptive qualitative method by using technique of
Purpose Sampling then technique of field data collection by way of observation, depth interview,
study of documentation and field research. The results of this study indicate that in institutional
arrangement in Kubang Puji village, Pontang sub-district, there is a lot of involvement from the
community so that the downsizing of Bureaucracy structure is influenced by people who have
personal interest in the organization of the village so that there is a need for organizational
structuring and improvement in the governance system, service and human resources management
in accordance with the mandate of Law No. 6 of 2014.

Keywords: Village Arrangement, Institution, Structure, Bureaucracy, Village Government.

Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Desa melalui Penataan Kelembagaan


(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) 63
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

A. PENDAHULUAN pembangunan bagi desa, namun juga


Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan memberi lensa baru pada masyarakat untuk
Republik Indonesia menurut Undang-Undang mentransformasi wajah desa. Melalui
Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada perwujudan efektivitas penyelenggaraan
Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Pemerintahan Desa, Mempercepat
Daerah. Dalam era otonomi daerah saat ini, peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa,
desa diberikan kewenangan yang lebih luas mempercepat peningkatan Kualitas Pelayanan
dalam mengatur dan mengurus kepentingan Publik dan meningkatkan kualitas tata kelola
masyarakat. Pentingnya Peraturan Desa Pemerintahan Desa dan meningkatkan daya
bertujuan untuk mempercepat terwujudnya saing Desa
kesejahteraan masyarakat melalui Kecamatan Pontang merupakan salah
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan satu wilayah yang dinilai memiliki kontribusi
peran serta masyarakat desa, serta besar terhadap pembangunan di Kabupaten
meningkatkan daya saing daerah dengan Serang. Pemerintahan Desa diharapkan
memperhatikan prinsip demokrasi, mampu membentuk system dan struktur
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan organisasi Desa yang lebih efisien dan efektif
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara guna terciptanya pelayanan masyarakat yang
Kesatuan Republik Indonesia. optimal, sehingga masyarakat dapat menerima
Dalam amandemen Undang-Undang pelayanan yang memuaskan dan maksimal.
Dasar 1945, reformasi birokrasi dimaknai Penduduk Kecamatan Pontang desa Kubang
sebagai penataan ulang terhadap sistem Puji adalah penduduk asli Banten yang
penyelenggaraan pemerintahan yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan
dijalankan aparatur pemerintah, baik pada petani, di Desa Kubang Puji sendiri
pemerintahan lokal maupun nasional. kebanyakan masyarakatnya sebagai nelayan.
Pelaksanaan reformasi birokrasi salah satunya Seiring berjalannya waktu penduduk Desa
untuk mewujudkan kepemerintahan yang Kubang Puji makin lama semakin banyak dan
baik, secara ontologis perubahan paradigma berkembang, sehingga menjadi suatu desa
Government menuju Governance berwujud yang berpenduduk paling padat sekecamatan
pada pergeseran pola pikir dan orientasi Pontang.
birokrasi yang semula melayani kepentingan Masalah pokok yang terjadi di
kekuasaan menjadi peningkatan kualitas pemerintahan desa saat ini sudah tidak asing
pelayanan publik. Sedarmayanti (2009:113- lagi dan sudah banyak keluhan dan kritik
115). Efisiensi dan efektivitas terhadap kualitas aparatur negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu menjalankan tugas sebagai abdi pemerintahan
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan dan pembangunan. Pembangunan di Desa
aspek–aspek hubungan antar susunan Kubang Puji dianggap sangat lamban dalam
pemerintahan atau pemerintah daerah, potensi hal peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
dan keanekaragaman daerah, peluang dan Hal ini dapat dirasakan ketika ada penyaluran
tantangan persaingan global dengan dana hibah yang digelontorkan dari
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya pemerintah dirasa kurang terlihat, hanya efek
kepada daerah disertai dengan pemberian hak sekejap mata saja. Selama ini belum pernah
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi ada upaya sosialisasi, pendampingan dan
daerah dalam kesatuan sistem pengawasan dari pihak pemerintah. Masalah
penyelenggaraan Pemerintahan Negara. yang lain yang dihadapi yaitu kualitas
Undang-Undang Republik Indonesia pelayanan publik, permasalahan ini terlihat
Nomor 6 Tahun 2014 pada bab III dari kedisiplinan terhadap jam kerja, rasa
menjelaskan tentang Penataan Desa tidak tanggung jawab dan kinerja yang dianggap
hanya membawa sumber pendanaan kurang, karena pada proses rekruitmen masih

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa


64 di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

belum dilakukan secara profesional dan masih oleh kualitas kepegawaian negaranya.
terkait dengan hubungan-hubungan kolusi dan Kepegawaian negara merupakan faktor
nepotisme. Rekruitmen pegawai masih dinamis birokrasi yang memegang peranan
dipandang menjadi kebutuhan proyek tahunan penting dalam semua aspek pelayanan publik
dan bukan sebagai kebutuhan peningkatan penyelenggaraan pemerintahan terutama di
kualitas pelayanan publik dan tingkat paling bawah yaitu di Desa.
penyelenggaraan pemerintahan. Ketidakmampuan pemerintah desa untuk
Penyelenggaraan dan pelayanan publik melakukan perubahan struktur, norma, nilai
di daerah juga menjadi isu yang penting dan regulasi kepegawaian negara telah
diperhatikan dalam revisi Undang-Undang menyebabkan gagalnya upaya untuk
No.32 tahun 2004, walaupun secara umum, memenuhi aspirasi dan kebutuhan
kinerja pelayanan publik di daerah cenderung masyarakat. Kualitas dan kinerja birokrasi
membaik dan banyak inovasi dalam dalam memberikan pelayanan publik yang
penyelenggaraannya yang semakin masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan
berkembang di beberapa daerah, namun penataan kepegawaian negara yang tidak
upaya untuk mendorong percepatan reformasi pernah dilakukan secara sungguh-sungguh.
pelayanan publik berkelanjutan perlu terus Sehingga menyebabkan banyak kekurangan
dilakukan. Meningkatnya aspirasi masyarakat dalam menangani urusan pemerintahan.
terhadap perbaikan kualitas pelayanan publik Karena birokrasi pemerintahan adalah mesin
sangat pesat sejalan dengan semakin yang meggerakkan pembangunan dan
terbukanya akses mereka terhadap informasi pelayanan kepada masyarakat. Posisi ini
dan ruang demokrasi yang semakin terbuka di dipersulit karena, sejak kita merdeka
daerah. Tuntutan akan adanya standar dan ketentuan perundang-undangan yang
kepastian pelayanan semakin menguat, mengatur prilaku birokrasi untuk melayani
sementara pengaturan tentang hal itu belum masyarakat tidaklah kondusif. Dalam hal tata
memadai. Salah satu aspek yang penting kelola Pemerintahan Desa belum sepenuhnya
untuk diatur dalam penyelenggaraan mendukung, ini di sebabkan sebagian besar
pelayanan publik di daerah adalah standar belum diangkatnya menjadi Pegawai Negeri
pelayanannya. Dengan adanya standar sipil (PNS). Hanya ada satu orang PNS yaitu
pelayanan memungkinkan untuk dapat Sekretaris desa dan itupun sudah pensiun satu
menjamin akses yang sama untuk warga di tahun yang lalu. Selebihnya adalah pegawai
berbagai daerah. yang berstatus honor daerah dan tenaga
Dapat dikatakan bahwa baik buruknya sukarela. Berikut ini tabel dan jumlah
suatu birokrasi negara sangat dipengaruhi pegawai Desa Kubang Puji :

Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Desa melalui Penataan Kelembagaan


(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) 65
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

Tabel 1
Data Pegawai Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang
No Nama Jabatan Pendidikan Status Keterangan
1 Ada Suhada Kepala Desa SLTA NON PNS
2 Syahroni Sekdes SLTA PNS Pensiun
3 Samsudin Kasi Pembngunan SLTA NON PNS
4 Teguh Riyadi Kasi Pemerintahan SLTA NON PNS
5 Swardi Kasi Kesra SLTA NON PNS
6 Sarkam Kaur umum SLTA NON PNS
7 Suhantor Kaur Perencanaan SLTA NON PNS
8 Puspita Sari Kaur Keuangan SLTA NON PNS
9 Imam Am Bendahara SLTA NON PNS
Sumber : Profil Desa Kubang Puji Pontang

Dari tabel diatas dapat dilihat Nama- Penataan Desa Pasal 7 (1) Pemerintah,
Nama Pegawai di Desa Kubang Puji Pontang Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Serang dari yang berstatus PNS hanya ada Daerah Kabupaten/Kota dapat melakukan
satu orang yaitu sekretaris desanya saja, penataan Desa. Pasal 7 (2) Penataan
selebihnya masih berstatus non PNS. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Berdasarkan hasil wawancara dengan berdasarkan hasil evaluasi tingkat
staff dan kepala desa bahwa tingkat perkembangan Pemerintahan Desa sesuai
pendidikan dikantor desa Kubang Puji dengan ketentuan peraturan perundang-
Pontang ini masih rendah. Salah satu undangan. Pasal 7 (3) Penataan sebagaimana
masyarakat mengatakan bahwa Pegawai Desa dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
Kubang Puji dalam memberikan pelayanan a).Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan
kurang memuaskan baik secara kualitas Pemerintahan Desa; b).Mempercepat
maupun kuantitas, contohnya proses peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa;
pelayanan yang kadang berberlit-belit, karena c).mempercepat peningkatan kualitas
struktur organisasi yang terlalu gemuk dan pelayanan publik; d.)meningkatkan kualitas
memiliki banyak hierarki sehingga tata kelola Pemerintahan Desa; dan
menyebabkan timbulnya proses yang berbelit. e).meningkatkan daya saing Desa. Dan
serta penataan organisasi sebagai suatu Terakhir dalam Pasal 7(4) berisi tentang
lembaga desa masih semrawut dan tidak penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beraturan. Keadaan ini menjadi budaya yang meliputi: pembentukan, penghapusan,
buruk dikalangan aparat birokrasi pemerintah penggabungan, perubahan status dan
desa. penetapan desa
Dengan demikian Desa Kubang Puji Berlandaskan undang-undang tersebut
Kecamatan Pontang menjadi sangat relevan maka desa memiliki kewajiban untuk menata
untuk diteliti karena ingin mengetahui kelola wilayahnya dalam rangka menjalankan
bagaimana penataan kelembagaan Desa kewajiban dan mengurus rumah tangga nya
Kubang Puji Kecamatan Pontang, sendiri. Selanjutnya mengutip pendapat
berdasarkan peraturan Undang-Undang No. 6 Ostrom, 1985; 1986, lembaga adalah aturan
Tahun 2014 tentang desa, yaitu Penataan dan rambu-rambu sebagai panduan yang
kelembagaan di instansi pemerintah. Penataan dipakai oleh para anggota suatu kelompok
telah diatur dalam undang-Undang No.6 masyarakat untuk mengatur hubungan yang
Tahun 2014 yaitu pada Bab III tentang saling mengikat atau saling tergantung satu

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa


66 di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

sama lain. Penataan institusi (institutional Dari berbagai elemen di atas dapat
arrangements) dapat ditentukan oleh beberapa kita lihat bahwa definisi institusi atau
unsur: aturan operasional untuk pengaturan kelembagaan didominasi oleh unsur-unsur
pemanfaatan sumber daya, aturan kolektif aturan, tingkah laku atau kode etik, norma,
untuk menentukan, menegakan hukum atau hukum dan faktor pengikat lainnya antar
aturan itu sendiri dan untuk merubah aturan anggota masyarakat yang membuat orang
operasional serta mengatur hubungan saling mendukung dan bisa berproduksi atau
kewenangan organisasi. Sedangkan menurut menghasilkan sesuatu karena ada keamanan,
Updoff, 1986, lembaga adalah suatu jaminan akan penguasaan atas sumber daya
himpunan atau tatanan norma–norma dan alam yang didukung oleh peraturan dan
tingkah laku yang bisa berlaku dalam suatu penegakan hukum serta insentif untuk
periode tertentu untuk melayani tujuan mentaati aturan atau menjalankan institusi.
kolektif yang akan menjadi nilai bersama. Tidak ada manusia atau organisasi yang bisa
Institusi ditekankan pada norma-norma hidup tanpa interaksi dengan masyarakat atau
prilaku, nilai budaya dan adat istiadat. organisasi lain yang saling mengikat.
Umumnya definisi lembaga mencakup Perpaduan antara berbagai pendekatan
konsep pola perilaku sosial yang sudah ini bisa menghasilkan analisis kelembagaan
mengakar dan berlangsung terus menerus atau (institutional analysis) yang memadai. Apa
berulang. Dalam hal ini sangat penting implikasi dari pembangunan atau penguatan
diperhatikan bahwa perilaku sosial tidak kelembagaan bagi pengembangan usaha
membatasi lembaga pada peraturan yang masyarakat? Kelembagaan (institusi) bisa
mengatur perilaku tersebut atau mewajibkan berkembang baik jika ada infrastruktur
orang atau organisasi untuk harus berpikir kelembagaan (institutional infrastructure), ada
positif ke arah norma-norma yang penataan kelembagaan (institutional
menjelaskan perilaku mereka tetapi juga arrangements) dan mekanisme kelembagaan
pemahaman akan lembaga ini memusatkan (institutional mechanism). Pada dasarnya,
perhatian pada pengertian mengapa orang penataan kelembagaan merupakan suatu
berprilaku atau bertindak sesuai dengan atau proses yang tidak berkesudahan, dalam artian
bertentangan dengan peraturan yang ada. bahwa penataan kelembagaan dilakukan
Dari berbagai definisi yang ada, dapat seiring dengan perubahan yang terjadi.
kita rangkum berbagai unsur penting dari Penataan kelembagaan sendiri merupakan
kelembagaan, di antaranya adalah: 1).Institusi salah satu langkah untuk menata suatu sistem
merupakan landasan untuk membangun pemerintahan daerah. Oleh karenanya, agar
tingkah laku sosial masyarakat; 2).Norma sistem tersebut berjalan dengan humoris
tingkah laku yang mengakar dalam dalam mencapai visi dan misi yang
masyarakat dan diterima secara luas untuk diembannya. Penataan kelembagaan harus
melayani tujuan bersama yang mengandung diimbangi dengan penataan pada elemen-
nilai tertentu dan menghasilkan interaksi antar elemen lain dari sistem tersebut, seperti
manusia yang terstruktur; 3).Peraturan dan penataan SDM, Penataan Keuangan, Penataan
penegakan aturan/hukum; 4).Aturan dalam kebutuhan sarana dan prasarana serta
masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan penataan mekanisme hubungan kerja antara
kerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak unit-unit organisasi.
dan kewajiban anggota; 5).Kode etik; Merangkum dari berbagai pengertian
6).Kontrak; 7).Pasar; 8).Hak milik (property yang dikemukakan sebelumnya, maka yang
rights atau tenureship); 9).Organisasi; dimaksud penataan kelembagaan yaitu suatu
10).Insentif untuk menghasilkan tingkah laku tatanan dan pola hubungan antara anggota
yang diinginkan. masyarakat atau organisasi yang saling
mengikat yang dapat menentukan bentuk

Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Desa melalui Penataan Kelembagaan


(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) 67
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

hubungan antar manusia atau antara organisasi dengan ciri-ciri dan kualitas
organisasi yang diwadahi dalam suatu tertentu seperti hierarki dan peraturan-
organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh peraturan, 7) salah satu ciri yang esensial dari
faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa masyarakat modern.
norma, kode etik aturan formal maupun Bagi Marx dalam Priyo Budi S. (1997:16)
informal untuk pengendalian prilaku sosial birokrasi adalah alat kelas yang berkuasa,
serta insentif untuk bekerjasama dan yaitu kaum borjuis dan kapitalis untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif. mengeksploitir kelas ploletar. Birokrasi dalam
Kemudian banyak definisi mengenai parasit yang eksistensinya menempel pada
apa yang dimaksud dengan birokrasi itu kelas yang berkuasa dan dipergunakan untuk
sendiri, yang masing-masing memberikan menghisap kelas proletar tadi.
penjelasan yang berbeda-beda tentang Menurut Setiyono (2004:70) dalam
birokrasi. Di Indonesia jika ada bahasan Pasolong (2010:7) birokrasi adalah sebuah
tentang birokrasi maka persepsi orang tidak ruang mesin negara. Didalam berisi orang –
lain adalah birokrasi pemerintah birokrasi orang (pejabat) yang digaji dan dipekerjakan
dengan segala macam cacatnya menjadi milik oleh negara untuk memberikan nasehat dan
pemerintah. Birokrasi pemerintah sering kali melaksanakan kebijakan politik negara. Tentu
diartikan sebagai Officialdom atau kerajaan saja termasuk didalamnya adalah para pejabat
pejabat. Suatu kerajaan yang raja-rajanya tentara dan birokrasi militer. Birokrasi yang
adalah para pejabat dari suatu bentuk saya maksudkan tidak selalu sesuai dengan
Organisasi yang digolongkan modern. gagasan Weber tentang birokrasi rasional.
Sedarmayanti (2009: 67), Birokrasi Menurut Blau (2004:4) dalam Pasolong
merupakan sistem penyelenggaraan (2010:70) mengatakan Birokrasi adalah tipe
pemerintahan yang dijalankan pegawai negeri organisasi yang dirancang untuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan. menyelesaikan tugas-tugas administratif
Birokrasi adalah struktur organisasi dalam skala besar dengan cara
digambarkan dengan hierarki yang pejabatnya mengkoordinasi pekerjaan banyak orang
diangkat atau ditunjuk, garis tanggungjawab secara sistematis. Menurut Max Weber
dan kewenangannya diatur oleh peraturan seperti yang dikutip M. Mas’ud Said (2007:2)
yang diketahui dan justifikasi setiap birokrasi adalah sistem administrasi rutin
keputusan membutuhkan referensi untuk yang dilakukan dengan keseragaman,
mengetahui kebijakan yang pengesahannya diselenggarakan dengan cara-cara tertentu
ditentukan oleh pemberi mandat di luar didasarkan aturan tertulis oleh orang-orang
struktur organisasi itu sendiri. yang berkompeten dibidangnya. Said (2007:
Dalam Miftah Thoha (2011:2) bahwa 6) dalam Pasolong (2010: 8), mengatakan
pejabat adalah orang-orang yang menduduki bahwa birokrasi merupakan seluruh jejaran
jabatan tertentu dalam birokrasi pemerintah. badan – badan eksekutif sipil yang dipimpin
Menurut Martin Albrow, dalam Donald dalam oleh pejabat pemerintahan di bawah tingkat
Priyo Budi S. (1997: 13-14) bahwa menteri. Senada dengan pendapat diatas
terminologi birokrasi dalam literatur Ilmu menurut Muhaimin dalam Sulistio & Budi
Administrasi Negara dan Ilmu Politik sering (2009: 08), mengatakan bahwa birokrasi
dipergunakan dalam berbagai pengertian. adalah keseluruhan aparat pemerintah, baik
Sekurang-kurangnya terdapat tujuh pengertian sipil maupun militer yang bertugas membantu
yang sering terkandung dalam istilah pemerintah ( untuk memberikan pelayanan
birokrasi, yaitu 1) organisasi yang rasional, 2) publik) dan menerima gaji dari pemerintah
ketidakefisienan organisasi, 3) pemerintah karena statusnya itu.
oleh para pejabat, 4) administrasi negara, 5) Melihat berbagai pendapat tentang
administrasi oleh pejabat, 6) bentuk birokrasi diatas penulis menyimpulkan bahwa

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa


68 di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

birokrasi dapat dikatakan sebagai suatu B. METODE PENELITIAN


organisasi yang memiliki tugas sebagai Dalam penelitian ini, metode
penyelenggara pemerintahan dan bertugas penelitian yang peneliti gunakan adalah
untuk melayani masyarakat. Penataan metode deskriptif dengan menggunkan
birokrasi ditujukan untuk memperbaiki pendekatan kualitatif. Suatu penelitian
birokrasi dikarenakan birokrasi lah yang kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari
bertugas melayani masyarakat dan suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan
bersentuhan langsung dengan masyarakat, sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian,
oleh karena itu untuk memperbaiki tempat dan waktu. Penelitian kualitatif
penyelenggaraan pelayanan publik maka dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor
pemerintah melakukan upaya perbaikan baik fenomena-fenomena yang tidak dapat
dari internal organisasi maupun eksternal dikuatifikasikan yang bersifat deskriptif
organisasi seperti proses suatu langkah kerja, formula
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun suatu resep, pengertian-pengertian tentang
1979 Tentang Pemerintah Daerah, Desa suatu konsep yang beragam, tata cara suatu
adalah suatu wilayah yang ditempati oleh budaya dan lain sebagainya. Djam’an dan
sejumlah penduduk sebagai kesatuan Aan (2010:22-23).
masyarakat hukum, yang mempunyai Penelitian kualitatif bersifat deskriptif
organisasi pemerintahan terendah, langsung di dalam menuangkan suatu tulisan, laporan
bawah Camat dan berhak menyelenggarakan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara dari data/fakta yang diungkapkan di lapangan
kesatuan Republik Indonesia. Menurut untuk memberikan ilustrasi yang utuh dan
Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu memberikan dukungan terhadap apa yang
kesatuan hukum tempat tinggal suatu disajikan. Menguji penelitian kualitatif lebih
masyarakat yang berkuasa mengadakan fokus pada cara pencarian informasi, setelah
pemerintahan sendiri. itu baru bergeser pada hasil penelitian.
Sedangkan menurut kamus besar Peneliti menggunakan metode deskriptif
bahasa Indonesia Desa adalah kesatuan dengan pendekatan kualitatif karena peneliti
wilayah yang dihuni oleh sejulah keluarga ingin mendeskripsikan hasil penelitian dengan
yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri menggunakan kata-kata tertulis atau lisan.
(dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
desa merupakan kelompok rumah di luar kota individu atau organisasi ke dalam variabel
yang merupakan kesatuan. Dan PP No.72 atau hipotesi, tetapi perlu memandangnya
tahun 2005 menjelaskan bahwa Desa adalah sebagai bagian dalam suatu kebutuhan.
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki Sejalan dengan definisi tersebut Creswell
batas - batas wilayah dan memiliki (1998), penelitian kualitatif adalah suatu
kewenangan untuk mengatur serta mengurus proses inquiry tentang pemahaman berdasar
kepentingan masyarakat setempat yang diakui pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas
dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan pemeiksaan bahwa menjelajah suatu masalah
Republik Indonesia. Jadi bisa disimpulkan sosial atau manusia. Djam’an dan Aan
bahwa desa adalah sebuah wilayah homogen (2010:24).
yang didalamnya terdapat penduduk dan Sumber data dalam penelitian ini adalah
sistem organisasi yang mempunyai kata-kata dan tindakan para informan sebagai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus data primer dan tulisan atau dokumen-
tata pemerintahannya sendiri. dokumen yang mendukung pernyataan
informan. Adapun teknik-teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam

Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Desa melalui Penataan Kelembagaan


(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) 69
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

penelitian ini adalah observasi, partisipasi, Kubang Puji mempunyai tugas pokok
wawancara dan studi dokumentasi. melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang pelayanan berdasarkan azas otonomi
C. HASIL DAN PEMBAHASAN daerah dan peraturan perundang-undangan
1. Penataan Kelembagaan birokrasi desa serta mempunyai tugas dalam penataan
Kubang Puji kelembagaannya sebagai berikut : Penataan
Kantor desa Kubang Puji adalah sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
kantor pemerintah Daerah dibidang bertujuan: a).Mewujudkan efektivitas
Pelayanan, guna menciptakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
penyelenggaraan pemerintahan dan b).Mempercepat peningkatan kesejahteraan
pelaksanaan anggaran menuju Good masyarakat Desa; c).Mempercepat
Governance, dan bertanggung jawab kepada peningkatan kualitas pelayanan publik;
masyarakat melalui pelayanan yang diberikan d).Meningkatkan kualitas tata kelola
oleh kantor Desa Kubang Puji berdasarkan Pemerintahan Desa; dan e).Meningkatkan
peraturan perundang-undangan. Kantor desa daya saing Desa.

BPD KEPALA DESA LPM

SEKDES

KASI
KAUR
KAUR KAUR
PEMERINTAHAN KASI KESOS KEUANGAN
UMUM
PERENCANAAN

KASI KASI
KASI KASI TANI DAN
TRANTIB EKBANG
PENDAPATAN NELAYAN

Struktur Organisasi
Sebelum Penerapan UU No. 6 Tahun 2014
Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Dengan adanya perubahan Struktur daerah. Sebelum nya dibentuk berdasarkan


kelembagaan Desa dari UU No. 32 Tahun peraturan UU No. 32 Tahun 2004.
2004 yang prinsipnya ditunjukkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
memberikan arahan dan pedoman yang jelas tentang Desa menuntut perangkat daerah
kepada daerah dalam menata organisasi yang harus adanya perubahan pada pola penataan
efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kelembagaannya yang cenderung kaku dan
kebutuhan dan kemampuan daerah masing- terlalu gemuk menjadi lebih fleksibel dalam
masing serta adanya koordinasi, integrasi dan pembagian tugasnya. Pada dasarnya penataan
singkronisasi dan simplifikasi serta kelembagaan desa merupakan suatu proses
komunikasi kelembagaan antara pusat dan yang tidak berkesudahan, dalam arti bahwa
penataan kelembagaan dilakukan seiring

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa


70 di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

dengan perubahan yang terjadi baik perangkat yang ada di desa. Adapun
dilingkungan makro dan mikro. perangkat desa yang bagian umum nya terdiri
Pemerintah Desa bersama dengan dari unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur
struktur lembaga desa saling bekerja sama wilayah. Untuk lebih jelasnya,di bawah saya
untuk tercapainya tujuan yang ingin di capai akan lebih menguraikannya lagi tentang
di desa. Pemerintah tidak akan bisa berdiri Peranan dan Struktur Lembaga Pemerintah
sendiri tanpa bantuan dari seluruh perangkat- Desa.

KEPALA DESA

SEKDES

KAUR KAUR KAUR


PERENCANAAN KEUANGAN
UMUM

BENDAHARA

KASI KASI KASI


PEMERINTAHAN KESRA PEMBANGUNAN

Struktur Organisasi Sesudah Penerapan UU No. 6 Tahun 2014


Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

D. PENUTUP
Struktur organisasi perangkat daerah Kesimpulan
di Desa Kubang Puji Pontang ini jika Dengan adanya perubahan struktur
dibandingkan dengan sebelumnya lebih kelembagaan pemerintahan Desa dapat
ramping. Setelah organisasi tersebut memberikan arahan dan pedoman yang jelas
dipisahkan maka pelaksanaan tugas akan kepada daerah dalam menata organisasi yang
semakin jelas, karena selama ini terlihat efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan
dengan kondisi organisasi yang gemuk terjadi kebutughan dan kemampuan daerah masing-
tumpang tindih pelaksanaan tugas pokok dan masing serta adanya koordinasi, integrasi dan
fungsi antara bagian satu kebagian yang singkronisasi dan simplifikasi serta
lainnya. Padahal jika ditelusuri lebih jauh komunikasi kelembagaan antara pusat dan
tugas dan kewenangan yang diembannya daerah.
adalah sama. Oleh karena itu tujuan-tujuan Penataan Kelembagaan merupakan
organisasi kurang dapat tercapai secara salah satu langkah untuk menata suatu sistem
optimal. Dengan demikian dapat diambil pemerintahan daerah. Oleh karenanya, agar
Kesimpulan bahwa struktur organisasi sistem tersebut berjalan dengan humoris
yang baik adalah struktur organisasi curam dalam mencapai visi dan misi yang
dimana jumlah jenjang organisasi yang benar diembannya. Penataan kelembagaan harus
adalah seramping mungkin sehingga diimbangi dengan penataan pada elemen-
memotong jangka waktu dalam pelaksanaan elemen lain dari sistem tersebut, seperti
tugas. penataan SDM, Penataan Keuangan, Penataan
kebutuhan sarana dan prasarana serta

Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Desa melalui Penataan Kelembagaan


(Studi di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) 71
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 63-72
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

penataan mekanisme hubungan kerja antara Santoso, Priyo Budi. 1997. Birokrasi
unit-unit organisasi Pemerintahan Orde Baru. PT Raja
Geafindo Persada. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Satori, Djam’an dan Komariah, A. 2010.
Buku : Metodologi Penelitian
Azhari. 2011. Mereformasi Birokrasi Publik Kuantitatif.Alfabeta. Bandung.
Indonesia. Pustaka Pelajar Offset.
Yogyakarta Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi
Publik, Reformasi Birokrasi, dan
Creswell, John W. Pendekatan Metode Kepemimpinan Masa Depan. PT Refika
Kualitatif, Kuantitatif dan Aditama. Bandung.
Campuran.Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Djatmiko, Yayat Hayati. 2008. Perilaku Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Organisasi. Alfabeta Bandung.
Thoha, Miftah. 2011. Birokrasi dan Politik di
Harmon, Michael M dan Mayer, Richar T. Indonesia. PT Raja Grafindo Persada.
2014. Teori Organisasi untuk Jakarta.
Administrasi Publik. Kreasi Wacan
Offset. Perum Sidorejo Bumi Indah Sumber Lain :
Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang
Kencana, Inu. 2011. Manajemen Pemerintahan Daerah
Pemerintahan. Pustaka Reka Cipta.
Bandung. Undang-Undang No.6 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, Undang-Undang
____________2010. Ilmu Administrasi Pelayanan Publik 2011
Publik. Rineka Cipta. Bandung.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 Tentang
Kusdi, Mas’ud. 2009. Teori Organisasi dan Pemerintah Desa
Administrasi. Salemba Humanika.
Jakarta.
Lubis, Hari. 1987. Teori Organisasi. Peraturan Pemerintah No.72 tahun2005
Universitas Indonesia. Jakarta. Tentang Desa.

Marnbun, B.N. 2010. Otonomi Daerah 1045-


2010 Proses dan Realita. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.

Malayu. 2011. Organisasi dan Motivasi. PT.


Bumi Aksara. Jakarta.

Pasolong, Harbani. 2010. Kepemimpinan


Birokrasi. Alfabeta. Bandung

Robbin, Stephen P. 1994. Teori Organisasi.


Arcan. Jakarta

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa


72 di Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Anda mungkin juga menyukai