Kelompok 2 - Biologi
Kelompok 2 - Biologi
Pulau Tengah adalah pulau yang telah dimanfaatkan sebagai area wisata. Sehingga
ekosistem terrestrial yang berkembang sebagian besar merupakan ekosistem buatan.
Sehingga jenis-jenis flora liar di area ini ada secara terbatas, Hasil survey lapangan
menunjukkan jenis-jenis flora liar yang ada meliputi cemara laut, kelapa dan tanaman
bawah seperti alang-alang, tali putri dan beberapa jenis herba. Jenis-jenis flora yang
ditanam terutama adalah tanaman buah-buahan (pisang, sukun dan jambu air) dan tanaman
hias (Ketapang, Biola cantik, Puring, Beringin dan Bunga tasbih.
Gambar 3.13. Kondisi ekosistem flora darat di tapak rencana kegiatan Pulau Tengah
Kajian status konservasi terhadap jenis-jenis flora yang ada menunjukkan tidak
ditemukan jenis flora yang masuk di dalam kategori dilindungi (Permen LHK No
P.92/2018) tetapi ditemukan 1 jenis yang masuk di dalam daftar merah IUCN dengan
status LC (least concern, resiko rendah) yaitu cemara laut (Casuarina
equisetifolia). Status LC ini merupakan status secara global
(https://www.iucnredlist.org/) tetapi secara lokal atau nasional jenis flora ini mudah
ditemukan secara luas bahkan sebagian sudah dibudidayakan.
Kajian entitas ekologi menunjukkan tidak ada jenis flora di area ini yang merupakan
spesies kunci. Jenis-jenis flora yang ada secara ekologis memiliki
12 Tali putri Cassytha filiformis Tumbuhan parasit Sebagai obat Potensi bahan
tradisional obat
13 Alang alang Imperata cylindrica Pengendali erosi Akarnya Potensi bahan
digunakan obat
sebagai obat
tradisional
3.2.2. Fauna darat
Hasil pengamatan terhadap jenis-jenis fauna darat di Pulau Tengah dijumpai 7 kelas
fauna yaitu mamalia, aves, reptilia, amfibi, chilopoda, arachnida dan insekta. Hasil
kajian status konservasi menunjukkan terdapat 1 jenis burung yang masuk daftar
merah IUCN dengan status LC. Salah satu mamalia yang dijumpai di area ini menurut
wawancara terhadap petugas yang menjaga pulau Tengah adalah kalong. Pada
statistic Balai taman Nasional Karimunjawa tahun 2016 disebutkan hanya ada satu
jenis kalong di Karimunjawa yaitu Pteropus vampyrus (Balai Taman Nasional
Karimunjawa, 2017). Kalong jenis ini tidak masuk di dalam daftar jenis satwa yang
dilindungi (Permen LHK No P.92 tahun 2018), tetapi masuk di dalam daftar merah
IUCN dengan status NT (near threatened, hampir terancam ). Pada saat pengamatan
dijumpai seekor burung Raja udang terbang melintas diantara pohon cemara. Menurut
statistic Balai taman Nasional tahun 2016 (Balai Taman Nasional, 2017) disebutkan
hanya ada satu jenis burung raja udang di Karimunjawa yaitu Raja Udang biasa
(Alcedo erasia). Burung jenis ini tidak masuk di dalam daftar jenis satwa yang
dilindungi (Permen LHK No P. 92 tahun 2018) tetapi secara global masuk di dalam
daftar merah IUCN dengan status LC. Jenis-jenis fauna yang masuk ke dalam
kelompok avertebrata yang dijumpai di Pulau Tengah adalah kelabang, kalajengking
dan beberapa jenis insekta (kupu, belalang, jangkrik, capung, semut, lalat dan
nyamuk). Kajian entitas ekologi jenis-jenis fauna darat yang ada di Pulau Tengah
menunjukkan tidak ada spesies yang merupakan spesies kunci.
Kelas Aves
3 Kuniran Zosterops chloris Zosteropidae - LC
4 Trucukan Pycnonotus goiavier Pycnonotidae - LC
5 Dengkek Alcedo sp. Alcedinidae - LC
Kelas Reptilia
6 Cicak kayu Hemidactylus frenatus Gekkonidae - LC
Kelas Amfibia
No Nama Lokal Nama Latin Famili Status konservasi
P.92/2018 IUCN red
list
7 Kodok Bufo sp Bufonidae. - -
bengkerok
Kelas Chilopoda
8 Kelabang Ordo Scolopendromorpha - -
Kelas Arachnida
9 Kala jengking Ordo Scorpiones - -
Kelas Insekta
10 Jangkrik Ordo Orthoptera - -
11 Capung Ordo Odonata. - -
12 Semut rangrang Ordo Hymenoptera - -
Tabel 3.10. Jenis-jenis fauna darat dan nilai penting dalam entitas ekologi
Nama Lokal Nama Latin Ekologi Ekonomi Ilmiah
A. Fitoplankton
Lokasi pengamatan
ST1 S. 05 o 48’ 41,41” ; E 110 o 30’ 29,90”
ST2 S. 05 o 48’ 26,74”; E 110 o 30’ 40,05”
ST3 S. 05 o 48’ 27,27” ; E 110 o 30’ 23,64”
ST4 S. 05 o 48’ 38,20” ; E 110 o 30’ 34,80”
ST5 S. 05 o 48’ 43,85” ; E 110 o 30’ 34,80”
B. Zooplankton
Nilai keseragaman zooplankton berkisar antara 0,92 (di lokasi ST4) sampai 0,97 (di
lokasi ST5). Sedangkan nilai indeks dominansi berkisar antara 0,03 (di lokasi ST5)
sampai 0,08 (di lokasi ST4). Berdasarkan nilai indeks keseragaman yang tinggi dan
nilai indeks dominansi yang rendah menggambarkan pola sebaran spesies fitoplankton
yang merata di perairan Pulau tengah dan tidak ada spesies tertentu yang dominan.
Tabel 3.12. Komposisi dan struktur komunitas zooplankton di peraran
Pulau Tengah
C. Karang
Pulau Tengah berada dalam zonasi pemanfaatan wisata. Survey kondisi terumbu
karang di perairan Pulau Tengah di 6 lokasi menunjukkan bahwa kondisi tutupan
terumbu karang bervariasi dari 25,62 % - 48,39%, kecuali di lokasi pengamatan sisi
Timur sebesar 4,92 %. Berdasarkan baku kerusakan terumbu karang (KepMen LH No
4 Tahun 2001) kondisi tutupan karang di lokasi pengamatan ST1, ST2, ST3, ST4,
dan ST6 masuk dalam kategori rusak sedang (tutupan karang hidup berada pada
rentang 25% – 49,9%). Kondisi kerusakan karang di lokasi pengamatan ST5 masuk ke
dalam kategori rusak-buruk. Berdasarkan kondisi substrat dasar menunjukkan
kerusakan yang terjadi di lokasi pengamatan ST1, ST2, dan ST5 dimungkinkan akibat
benturan, ledakan atau kontak fisik, Hal ini ditunjukkan dengan prosentase
pecahan/hancuran karang yang tinggi yaitu 27-42 %. Lokasi pengamatan ST5 berada
pada zona yang mengalami kerusakan akibat tergerus tongkang. Lokasi pengamatan
ST4 dan ST6 kerusakan karang dimungkinkan karena factor fisik dan juga factor lain.
Hal ini ditunjukkan dengan kondisi substrat dasar berupa pecahan/hancuran karang
sebanyak 15,96 % - 22,63% dan Dead Coral With Algae (DCA) sebanyak 24,09 %-
31,77%.
Tabel 3.14. Tutupan karang (%) berdasarkan lifeform di perairan Pulau Tengah
Coral Lifeform Stasiun pengamatan
ST 1A ST 1B ST 2A ST 3A ST 4A ST 5A ST 6A
Acropora Branching (ACB) 1,10 6,30 0,41 3,11 7,89 0,42 0,92
Acropora Digitate (ACD) 0,00 0,00 0,00 0,69 0,14 0,28 0,07
Acropora Encrusting (ACE) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Acropora Submassive (ACS) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Acropora Tabulate (ACT) 0,30 0,00 0,00 0,00 0,56 0,48 1,63
Coral Branching (CB) 0,00 2,26 0,69 0,76 0,00 0,00 0,00
Coral Encrusting (CE) 0,30 1,30 4,07 1,18 4,89 0,35 3,19
Coral Foliose (CF) 0,40 3,49 1,86 0,48 8,38 0,14 4,04
Coral Heliopora (CHL) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Coral Massive (CM) 0,00 6,30 2,35 14,05 7,05 1,87 11,21
Coral Millepora (CME) 0,00 3,15 0,00 1,45 2,16 0,00 0,07
Coral Mushroom (CMR) 0,00 1,10 0,14 0,42 0,00 0,42 0,50
Coral Submassive (CS) 0,00 1,71 29,28 9,76 17,32 0,97 11,56
Coral Tubipora (CTU) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 2,10 25,62 38,81 31,90 48,39 4,92 33,19
Gambar 3.15. Kondisi tutupan karang di Pulau Tengah
D. Ikan karang
Hasil pengamatan terhadap ikan yang berada pada ekosistem terumbu karang di 6
lokasi pengamatan menunjukkan terdapat 48 spesies dari 17 famili. Jenis ikan yang
ditemukan di seluruh lokasi pengamatan ada 4 yaitu Cheilinus fasciatus, Pomacentrus
alexanderae, Pomacentrus molluccensis dan Thalassoma lunare. Spesies yang hanya
ditemukan di satu lokasi pengamatan adalah Dasyllus aruanus, Gymnothorax
isingteena, Scolopsis temporalis hanya dijumpai di lokasi ST1, Amphiprion
ocellaris hanya ditemukan di lokasi ST2, Acanthurus blochii, Chaetodon
triangulum, Heniochus varius hanya ditemukan di lokasi ST3, Cromis viridis
hanya ditemukan di lokasi ST4, Amblyglyphidodon leucogaster, Balistapus
undulates
hanya ditemukan di lokasi ST5 dan Taeniura lymma hanya ditemukan di lokasi
ST6.
Kelimpahan ikan berkisar antara 1,37 - 3,50 ind/m2. Kelimpahan terendah terdapat di
lokasi ST1 dan terbanyak di lokasi ST4. Jumlah spesies ikan karang dijumpai antara
20-25 species. Jumlah spesies paling banyak dijumpai di lokasi ST1 dan paling sedikit
di lokasi ST2 dan ST3. Keragaman spesies ikan bervariasi dari indeks keragaman 1,53
- 2,79. Keragaman ikan paling rendah di lokasi ST5 dan tertinggi di lokasi ST1.
Berdasarkan nilai indeks keragaman ini tingkat keragaman jenis ikan di pulau Tengah
termasuk dalam kategori keragaman sedang, karena nilai H’ berada pada kisaran
antara 1-3. Indeks dominansi menunjukkan nilai 0,02 – 0,08. Nilai ini menggambarkan
tidak adanya dominansi spesies ikan tertentu di Pulau Tengah.
Tabel 3.15. Kelimpahan dan struktur komunitas ikan di perairan Pulau Tengah
No Spesies Famili Stasiun pengamatan
ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6
1 Abudefduf sexfasciatus Pomacentridae 9 43 29 35
2 Abudefduf vaigiensis Pomacentridae 18 28
3 Acanthurus blochii Acanthuridae 9
4 Amblyglyphidodon batunai Pomacentridae 28
5 Amblyglyphidodon curacao Pomacentridae 54 55 45 58 55 45
Amblyglyphidodon
6 leucogaster Pomacentridae 18
7 Amphiprion clarkii Pomacentridae 4 2 3
8 Amphiprion ocellaris Pomacentridae 3
9 Amphiprion sandara Pomacentridae 3 3
10 Apogon sp Apogonidae 20 53
11 Balistapus undulatus Balistidae 1
12 Caesio cunning Caesionidae 25
13 Caesio teres Caesionidae 18 10 30 30 18
14 Cephalopholis sp Serranidae 2
15 Chaetodon octofasciatus Chaetodontidae 13 7 3 10 7
16 Chaetodon triangulum Chaetodontidae 2
17 Chaetodonplus mesoleucus Pomacanthidae 3 1
18 Cheilinus fasciatus Labridae 6 5 4 5 5 7
19 Cheilinus undulatus Labridae 1
20 Chelmon rostratus Chaetodontidae 2 2 2 2
21 Chlororus sordidus Scaridae 9 25 25 5
22 Chrysiptera springeri Pomacentridae 23 13 48
23 Coradion chrysozonus Chaetodontidae 1
24 Cromis viridis Pomacentridae 38
25 Dasyllus aruanus Pomacentridae 6
No Spesies Famili Stasiun pengamatan
ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6
26 Gymnothorax isingteena Muraenidae 1
27 Halichoeres sp Labridae 15 10 24 19
28 Hemigymnus melapterus Labridae 9
29 Heniochus varius Chaetodontidae 2 2
30 Labroides bicolor Labridae 3 3 5 5 5
31 Lutjanus decussatus Lutjanidae 4 3 3
32 Lutjanus kasmira Lutjanidae 18 3
33 Myriprits sp Myripristinae 9
34 Neoglyphidodon melas Pomacentridae 10 25 13 18
35 Parapercis sp Mugiloididae 2 2 1
36 Platax teira Ephippidae 1 1
37 Pomacanthus imperator Pomacanthidae 1 1
38 Pomacentrus alexanderae Pomacanthidae 54 35 50 65 85 63
39 Pomacentrus molluccensis Pomacanthidae 32 28 28 33 45 48
40 Premnas biaculeatus Pomacanthidae 1
41 Pterocaesio tile Caesionidae 15 10 20 15
42 Scarus quoyi Scaridae 14 3 5 2 7
43 Scolopsis bilineatus Nemipteridae 7 5 3 5
44 Scolopsis temporalis Nemipteridae 5
45 siganus virgatus Siganidae 3 8 3
46 Siganus vulpinus Siganidae 3 3
47 Taeniura lymma Dasyatidae 1
48 Thalassoma lunare Labridae 7 5 5 2 5 5
Jumlah total 342 298 246 438 337 324
Kelimpahan (ind/m2) 1,37 2,38 1,97 3,50 2,69 2,59
Indeks keragaman 2,79 1,61 1,56 1,62 1,53 1,57
Indeks dominansi 0,08 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02
Hasil kajian status konservasi menunjukkan tidak ada spesies ikan di Pulau Tengah
yang masuk di dalam kategori dilindungi (P.92/2018). Status kelangkaan berdasarkan
daftar merah IUCN menunjukkan bahwa di perairan Pulau tengah terdapat 2 spesies
yang memiliki status kelangkaan EN (endangered, genting) yaitu Amphiprion
clarkia dan Cheilinus undulates, 1 spesies dengan status NT (near threatened,
hampir terancam) yaitu Taeniura lymma dan 1 spesies dengan status VU
(vulnerable, rentan) yaitu Amblyglyphidodon batunai dan 28 spesies dengan status
LC (least concern, resiko rendah).
Tabel 3.16. Status konservasi jenis-jenis ikan di perairan Pulau Tengah
No Spesies Status Konservasi
IUCN red List P.92/2018
1 Abudefduf sexfasciatus LC -
2 Abudefduf vaigiensis LC -
3 Acanthurus blochii LC -
4 Amblyglyphidodon batunai VU -
5 Amblyglyphidodon curacao LC -
6 Amblyglyphidodon leucogaster LC -
7 Amphiprion clarkii EN -
8 Amphiprion ocellaris LC -
9 Amphiprion sandara LC -
10 Apogon sp - -
11 Balistapus undulatus - -
12 Caesio cunning - -
13 Caesio teres LC -
14 Cephalopholis sp - -
15 Chaetodon octofasciatus LC -
16 Chaetodon triangulum LC -
17 Chaetodonplus mesoleucus LC -
18 Cheilinus fasciatus LC -
19 Cheilinus undulatus EN -
20 Chelmon rostratus LC -
21 Chlororus sordidus - -
22 Chrysiptera springeri - -
23 Coradion chrysozonus LC -
24 Cromis viridis - -
25 Dasyllus aruanus - -
26 Gymnothorax isingteena LC -
27 Halichoeres sp - -
28 Hemigymnus melapterus LC -
29 Heniochus varius LC -
30 Labroides bicolor LC -
31 Lutjanus decussatus LC -
32 Lutjanus kasmira LC -
33 Myriprits sp - -
34 Neoglyphidodon melas - -
35 Parapercis sp - -
36 Platax teira LC -
37 Pomacanthus imperator LC -
38 Pomacentrus alexanderae - -
39 Pomacentrus molluccensis - -
40 Premnas biaculeatus - -
41 Pterocaesio tile LC -
42 Scarus quoyi LC -
43 Scolopsis bilineatus - -
No Spesies Status Konservasi
IUCN red List P.92/2018
44 Scolopsis temporalis LC -
45 siganus virgatus LC -
46 Siganus vulpinus LC -
47 Taeniura lymma NT -
48 Thalassoma lunare LC -
Tabel 3.17. Jenis-jenis ikan karang dan nilai penting dalam entitas ekologi
No Spesies Nilai ekologi Nilai ekonomi Nilai ilmiah
1 Abudefduf sexfasciatus Pemangsa zooplankton dan algae Ikan mayor -
2 Abudefduf vaigiensis Pemangsa zooplankton dan algae benthik Ikan mayor -
serta invertebrata
3 Acanthurus blochii Pemangsa lapisan algae Ikan target -
4 Amblyglyphidodon batunai Pemangsa zooplankton dan algae Ikan mayor -
5 Amblyglyphidodon curacao Pemangsa zooplankton dan filamentous Ikan mayor -
algae
6 Amblyglyphidodon Pemangsa kopepoda, amphipoda, mysid, Ikan mayor -
leucogaster telur ikan, larva krustasea dan
algae
Informasi Ancaman
Di Teluk Persia, pengerukan dasar laut yang substansial,
mengakibatkan perubahan aliran air dan laju sedimentasi, untuk
pengembangan industri, berbasis infrastruktur, dan perumahan
dan pariwisata di sepanjang pantai telah menyebabkan
kerusakan pada sebagian besar habitat bentik (Sheppard et al.
2010). Tidak diketahui apakah A. clarkii secara langsung
dipengaruhi oleh pengembangan pantai, tetapi karena skala
besar pembangunan pantai di seluruh Teluk Persia dan
mengingat preferensi habitat spesies, kemungkinan ada dampak
negatif di beberapa bagian dari wilayah tersebut. Sebagai hasil
dari peningkatan suhu permukaan laut, peristiwa pemutihan
karang juga meningkat dalam frekuensi selama beberapa
dekade terakhir (Burt et al. 2014), penyusutan karang di Teluk
Persia, terutama yang ditemukan di dekat pantai di Teluk Persia
selatan. Ini kemungkinan juga memiliki dampak negatif pada
spesies ini dan inangnya
No Spesies IUCN Deskripsi
red List
Pemanfaatan Dan Informasi Perdagangan
Informasi Ancaman
Biasanya ditangkap oleh perikanan komersial skala kecil dan
artisanal terjadi di atau sekitar habitat terumbu karang. Selain
itu, mungkin dapat dieksploitasi secara lokal untuk
penangkapan untuk perdagangan akuarium laut. Ini berisiko di
banyak daerah karena ketergantungannya pada habitat
terumbu karang. Ikan jenis ini berada di bawah ancaman yang
besar dari perikanan jaring, dinamit dan sianida untuk teleost
di banyak tempat di mana spesies ini muncul. Di Afrika
Timur, nelayan artisanal menangkap T. lymna dengan
menggunakan pijakan dasar, longline dan selam dengan
tombak, dan juga sebagai tangkapan sampingan dalam
perangkap pagar (S. Yahya dan N. Jiddawi pers. Obs.).
Kehilangan dan degradasi habitat memberikan dampak yang
signifikan terhadap populasi.
Informasi Ancaman
Spesies ini terkait erat dengan Acropora bercabang yang telah
mengalami penurunan yang signifikan karena perkembangan
pantai, metode penangkapan ikan yang merusak, dan
peningkatan kejadian pemutihan mungkin karena perubahan
iklim di sebagian besar rentang spesies ini. Karena itu,
habitatnya terancam.
Sumber : https://www.iucnredlist.org/
Tabel 3.19. Informasi habitat dan ekologi, ancaman, pemanfaatan dan perdagangan serta
informasi tindakan konservasi jenis-jenis ikan karang yang
ditemukan di perairan pulau Tengah dengan status kelangkaan IUCN : LC
(Least Concern ; Berisiko Rendah)
Informasi Ancaman
Berpotensi terancam oleh eksploitasi untuk perdagangan
akuarium.
Informasi Ancaman
Spesies ini berpotensi terancam oleh eksploitasi untuk
perdagangan akuarium.
Informasi Ancaman
Acanthurus blochii adalah ikan makanan yang
ditargetkan di beberapa daerah
Informasi Ancaman
Ditangkap untuk perdagangan akuarium. Hilangnya habitat
terumbu karang, karena perkembangan pantai, metode
penangkapan ikan yang merusak, dan meningkatnya
kejadian pemutihan mungkin karena perubahan iklim, ini
merupakan ancaman utama bagi spesies ini.
Informasi Ancaman
Di Indonesia, Malaysia dan Filipina, spesies ini ditemukan di
daerah yang mengalami peledakan dinamit.
Informasi Ancaman
Amphiprion sandaracinos ditangkap secara komersial untuk
perdagangan akuarium, dan ditangkap dengan jala tangan (fao
2001). Anemon tempat tinggal spesies ini, juga dipanen secara
komersial untuk perdagangan akuarium.
Spesies ini juga terancam oleh degradasi habitat karena
eutrofikasi, praktik penangkapan ikan yang merusak, pariwisata,
pemutihan karang, pengembangan pantai dan polusi air.
Informasi Ancaman
Caesio teres rentan terhadap degradasi habitat sebagai
akibat dari perubahan iklim dan dampak antropogenik
lainnya.
Informasi Ancaman
Spesies ini bergantung pada karang hidup untuk makanan dan /
atau perekrutan, dan karena itu dapat menurun dalam
kelimpahan setelah penipisan karang yang disebabkan oleh
iklim (Pratchett et al. 2008). Telah ada degradasi terumbu
karang yang luas di seluruh jajaran spesies ini, tetapi tidak ada
data yang tersedia tentang tren populasi. Tidak ada ancaman
besar yang jelas selain kehilangan karang.
Informasi Ancaman
Spesies ini bergantung pada karang hidup untuk makanan dan /
atau perekrutan (Pratchett et al. 2008).
Informasi Ancaman
Tampaknya tidak ada ancaman besar bagi spesies ini.
Mengumpulkan tidak dianggap berdampak pada populasi
global.
Informasi Ancaman
Juvenil dari spesies ini sering dikaitkan dengan rumput laut
dan bakau yang berdekatan dengan terumbu karang
(Dorenbosch et al. 2006). Ikan ini memakan terutama
invertebrata kecil bercangkang keras, seperti moluska,
krustasea dan landak laut (Myers 1991, Westneat 2001)
Informasi Ancaman
Spesies ini dikumpulkan untuk perdagangan akuarium,
namun. Tampaknya tidak ada ancaman besar lainnya
terhadap spesies ini.
Informasi Ancaman
Tampaknya tidak ada ancaman besar bagi spesies ini.
Pengumpulan terbatas dan tidak dianggap berdampak pada
populasi global.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui oleh
Gymnothorax isingteena.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui untuk spesies ini,
meskipun ditargetkan oleh spearfishers dan dikumpulkan
untuk perdagangan akuarium dan perikanan multispesies.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui terhadap spesies ini.
Namun, dulu ditargetkan dalam perdagangan ikan akuarium
laut tetapi tidak umum diperdagangkan.
Juga, degradasi habitat karang mungkin memiliki
beberapa dampak lokal pada spesies ini.
Informasi Ancaman
Lutjanus decussatus memiliki kepentingan komersial kecil,
karena ukurannya yang kecil.
Informasi Ancaman
Spesies ini ditangkap sebagai salah satu spesies utama dalam
perikanan lepas pantai handline Hawaii, tetapi harga yang
relatif rendah (Anderson dan Allen 2001).
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui. Penangkapan ikan
diperkirakan tidak akan menyebabkan penurunan populasi
saat ini.
Informasi Ancaman
Tampaknya tidak ada ancaman besar bagi spesies ini.
Koleksi untuk perdagangan akuarium terlokalisasi dan
tampaknya tidak mempengaruhi populasi global.
No Spesies IUCN Deskripsi
red List
Pemanfaatan Dan Informasi Perdagangan
Spesies ini sering diekspor melalui perdagangan
akuarium (Pyle 2001).
31 Pterocaesio tile LC Informasi Habitat Dan Ekologi
Pterocaesio tile tersebar luas di sekitar terumbu karang dan
juvenile kadang-kadang terjadi dalam jumlah besar di laguna
dangkal dan di dataran terumbu (Lieske dan Myers 1994).
Spesies ini memakan plankton dalam agregasi di tengah air
(Carpenter 1987). Pterocaesio tile adalah ikan schooling dan
kadang-kadang terlihat dalam kelompok dengan caesionid lain
(Carpenter 2001). Ukuran maksimum yang dicatat untuk spesies
ini adalah panjang 30 cm (Carpenter 1988).
Informasi Ancaman
Pterocaesio tile banyak dieksploitasi (K. Carpenter
komunikasi pribadi, 2015).
Informasi Ancaman
Spesies ini ditangkap di banyak tempat di mana praktik
penangkapan ikan yang merusak dan perusakan habitat
banyak terjadi.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui terhadap
spesies ini.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui terhadap
spesies ini.
Informasi Ancaman
Spesies ini kadang-kadang termasuk dalam perikanan spesies
campuran dan perdagangan akuarium, tetapi saat ini tampaknya
tidak menjadi ancaman utama.
Informasi Ancaman
Tidak ada ancaman besar yang diketahui untuk spesies ini,
meskipun diambil oleh perangkap ikan, perangkap hook and
line dan monofilamen dan dijual untuk makanan dan juga
dikumpulkan untuk perdagangan akuarium.
E. Mega Benthos
Tabel 3.21. Status entitas ekologi mega benthos di ekosistem karang Pulau Tengah
Jenis mega benthos Nilai ekologi Nilai ekonomi Nilai ilmiah
Area studi komponen sosial ekonomi dan sosial budaya AMDAL Pengembangan
Resort dan Fasilitasnya Grand Mega Resort Di Pulau Tengah adalah di wilayah
administrasi Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi
Jawa Tengah.
Uraian tentang kondisi rona lingkungan awal untuk komponen sosio-ekonomi- budaya,
akan difokuskan pada beberapa komponen sosio-ekonomi-budaya yang potensial
terkena dampak dari rencana kegiatan,yaitu :
3.3.1. Kependudukan
Penduduk Kecamatan Karimunjawa sebesar 9.514 orang terdiri dari 4.795 laki-laki
dan 4.719 perempuan. Dari 4 Desa di Kecamatan Karimunjawa, Desa Karimunjawa
merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi yakni sebesar 4.810 jiwa,
sedangkan Desa Nyamuk mempunyai jumlah penduduk terendah yaitu 580 jiwa.
Dengan luas wilayah kecamatan Karimunjawa sekitar 71,20 km2, maka rata- rata
kepadatan penduduknya sebesar + 134 jiwa/km2. Desa Nyamuk merupakan wilayah
dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 417 jiwa/km 2 dan Desa Karimunjawa
merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan terendah yaitu sekitar 104 jiwa/km2.