Anda di halaman 1dari 8

Analisis Proximat, Antioksidan dan Kesukaan Sereal

Gian A R, Munifatul I, Sarjana P, 32 – 39

Analisis Proximat, Antioksidan dan Kesukaan Sereal Makanan Dari Bahan Dasar
Tepung Jagung (Zea mays L.) dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata
Durch)

Gian Aprilia Ramadhani*, Munifatul Izzati*, Sarjana Parman*


*Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FSM UNDIP

ABSTRACT

Yellow Pumpkin (Cucurbita moschata) contains antioxidants and carbohydrates and still have low
economic value, the same thing with corn (Zea mays), which contains a lot of fiber and high
carbohydrate. Both materials can be used as an alternative material to process them to make food with
fast food cereal. The purpose of this study was to determine the exact composition and acceptable to the
community by knowing the nutritional quality of cereal foods. This research method comparison of three
standard pumpkin flour and corn starch as raw material (1:1, 1:2; 2:1). The results of the proximate
analysis showed that the level of both have high nutrient content includes 4.275% moisture content, ash
content 0.832%, 10.654% crude fiber content, while other high nutrient levels antiksidan for 27.772%,
24.316% fat content and protein content 15.211% are on the third level, first standard only have a high
carbohydrate content that is 54.135%. Organoleptic analysis results of this study indicate that the
panelists numbered 28 people prefer the second stage compared to other standards, both in terms of taste,
flavor, texture and color.

Keywords: Cucurbita moschata, Zea mays, proximate, antioxidant, organoleptic, crude fiber, ash content

ABSTRAK

Labu Kuning ( Cucurbita moschata ) memiliki kandungan antioksidan dan karbohidrat yang tinggi dan
masih memiliki nilai ekonomi yang rendah, sama hal nya dengan jagung ( Zea mays ) yang banyak
memiliki kandungan serat dan karbohidrat yang tinggi. Kedua bahan tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu bahan alternatif pangan dengan mengolahnya menjadikan sereal makanan siap saji. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi yang tepat dan dapat diterima masyarakat dengan
mengetahui kualitas gizi dari produk sereal makanan ini dengan tiga taraf perbandingan tepung labu
kuning dan tepung jagung sebagai bahan dasar (1:1; 1:2; 2:1). Hasil analisis proksimat menunjukan
bahwa taraf kedua memiliki kandungan gizi yang tinggi meliputi kadar air 4,275 %, kadar abu 0, 832%,
kadar serat kasar 10,654%, sedangkan kandungan gizi lain yang tinggi untuk kadar antioksidan 27,772%,
kadar lemak 24,316% dan kadar protein 15,211% terdapat pada taraf ketiga, Taraf pertama hanya
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu 54,135%. Hasil analisis organoleptik penelitian ini
menunjukkan bahwa panelis berjumlah 28 orang lebih menyukai taraf kedua dibanding taraf lainnya,
baik dari segi rasa, aroma, tektur dan warna.

Kata kunci: Cucurbita moschata, Zea mays, proksimat, antioksidan, organoleptik, serat kasar, kadar abu

PENDAHULUAN ditinjau dari sudut pandang


Kecenderungan dan pola hidup penganekaragaman konsumsi pangan agar
masyarakat modern yang menuntut masyarakat kita tidak terlalu bergantung
makanan siap saji akibat aktivitas yang kepada beras sebagai makanan pokok.
padat, sereal makanan telah digunakan Sereal mempunyai banyak keunggulan dan
sebagai salah satu pangan pengganti nasi. disukai banyak masyarakat Indonesia dalam
Hal ini tentu sangat menguntungkan hal rasa dan nilai praktisnya (Nurjanah,
32
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober2012

2000). fungsional seperti serat pangan, unsur Fe,


Waluh (Curcurbita moschata Durch) dan beta-karoten (pro vitamin A).
atau disebut labu kuning menjadi salah satu Berdasarkan latar belakang tersebut
bahan alternatif untuk substitusi tepung maka nutrisi yang banyak terkandung
terigu karena dapat menggantikan sumber didalam kedua bahan dasar diatas sangat
karbohidrat yang ada pada tepung terigu. perlu dilakukan penelitian lebih mendalam
Pertimbangan pemanfaatan buah waluh mengenai analisis proksimat, antioksidan
dalam pembuatan sereal makanan selain dan nilai kesukaan sereal makanan
karena waluh banyak mengandung berbahan dasar jagung (Zea mays) dan labu
karbohidrat, vitamin, dan serat, juga sebagai kuning (Cucurbita moschata). Hal ini
salah satu altenatif dari usaha diperlukan untuk menjadikan produk ini
penganekaragaman hasil waluh dan untuk sebagai salah satu pangan alternatif.
meningkatkan nilai ekonomisnya. Buah Produk sereal makanan berbahan
waluh dapat diolah menjadi bermacam- dasar tepung labu kuning dan tepung
macam produk olahan makanan (sebagai jagung ini sebelumnya telah dibedakan
pangan fungsional) yang menyehatkan menjadi tiga taraf perbandingan yaitu (1:1),
tubuh. Mengingat kandungan karbohidrat (1:2), (2:1).Tujuan penelitian ini adalah
yang tinggi, kaya vitamin (A dan C) dan untuk menentukan komposisi yang tepat
mineral (Ca, Fe, dan Na). Waluh juga dan dapat diterima masyarakat dengan
mengandung inulin dan serat pangan yang mengetahui kualitas gizi dari produk sereal
sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan makanan ini dengan tiga taraf perbandingan
kesehatan. Selain itu, waluh merupakan tepung labu kuning dan tepung jagung
salah satu jenis buah yang mengandung
karotenoid tinggi. METODOLOGI
Jagung (Zea mays L.) merupakan Penelitian ini akan dilaksanakan
bahan pangan yang berperan penting dalam pada bulan Juni – selesai 2012 di rumah
perekonomian Indonesia, dan merupakan Kostan di Jl. LPPU 2 no 12 Tembalang
pangan tradisional atau makanan pokok di Semarang, Laboratorium Ilmu Pangan
beberapa daerah. Jagung juga berperan UNIKA (Universitas Katolik
penting dalam perkembangan industri Soegijapranata) dan di Jurusan Biologi
pangan. Menurut Suarni dan Firmansyah FSM UNDIP. Bahan percobaan berupa
(2005), kandungan nutrisi jagung tidak sereal makanan yang dibuat dari bahan
kalah dengan terigu, bahkan memiliki dasar tepung labu kuning dan tepung
keunggulan karena mengandung pangan jagung serta bahan tambahan lainnya

33 33
Analisis Proximat, Antioksidan dan Kesukaan Sereal
Gian A R, Munifatul I, Sarjana P, 32 – 39

dengan tiga taraf perbandingan. Alat yang labu lemak, soklet, labu Kjeldhal,
digunakan dalam penelitian ini antara lain: spektorfotometer, gelas kurs, kompor
cetakan sereal,timbangan analitik, listrik, blender, ayakan. Sereal yang akan
desikator, botol timbang, desikator, neraca dianalisis secara proksimat, antioksidan dan
analitik dan tang penjepit, gelas krus, tanur, organoleptik disajikan pada Gambar 1.

Sample A (1:1) Sample B (2:1) Sample C (1:2)

Gambar 1. Sereal makanan dengan tiga taraf perbandingan yang akan diuji

Percobaan disusun dalam pola ketiga sampel yang diujikan melalui skala
Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap laboratorium. Ada 5 uji yang dilakukan
terdiri atas satu faktor yaitu 1. Taraf pada analisis proksimat ini dan telah
perbandingan tepung labu kuning dan didapatkan hasilnya yang disajikan pada
tepung jagung dalam sereal makanan yaitu tabel 1.1.
Sample A (1:1), Sample B (1:2), Sample C Menurut Badan Pengawasan Obat dan
(2:1) dimana pada setiap perlakuan diulang Makanan yaitu kadar abu tidak boleh
3 kali. Parameter percobaan ini adalah melebihi 4%.Hasil analisis menunjukkan
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar bahwa sereal makanan ini dapat dikatakan
protein, kadar serat kasar, kadar layak dikonsumsi. Kandungan zat
karbohidrat, kadar antioksidan, rasa, aroma, anorganik yang tinggi pada sample C
tekstur, warna. menunjukkan bahwa terdapat mineral-
mineral yang dapat menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengendapan di dalam tubuh sehingga
Analisis Proksimat dapat menganggu kesehatan (Sudarsono,
Analisis yang dilakukan ini bertujuan 2002).
untuk mengetahui kandungan gizi pada
34
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober2012

Tabel 1.1 Hasil Analisis Proksimat Sereal Makanan

Kadar proksimat Sample A Sample B Sample C


a b
Kadar Air 5.331 4.751 5.257a
Kadar Abu 1.106b 0.832c 1.79a
Kadar Protein 14.672b 15.101a 15.211a
Kadar Lemak 24.756b 25.698a 24.316b
Kadar Serat Kasar 9.496b 10.654a 8.483c
Kadar Karbohidrat 54.135a 3.618b 53.426b
Kadar mineral mungkin Berdasarkan hasil analisis yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.Hal ini didapatkan sample B memiliki kandungan
berpengaruh nyata dengan hasil yang lemak yang tinggi dibandingkan dengan
didapatkan pada analisis kadar protein di kedua sample lainnya, hal ini disebabkan
atas, menunjukkan bahwa sample B yang karena kandungan lemak pada jagung
mengandung tepung jagung yang banyak sendiri lebih tinggi dibandingkan waluh
memiliki kadar abu yang rendah, bisa saja yaitu 3,9 gr/100gram, sedangkan waluh
terjadi karena pada saat penjemuran tepung hanya memiliki kadar 0,1 gr/100gram
berada pada tempat yang terlindungi oleh (Anonim,2012). Selain itu kandungan
polusi udara. lemak yang tinggi pada bahan tambahan
Hasil analisis yang didapatkan kadar lain juga mempengaruhi, misalnya
protein tertinggi pada sample C yaitu penambahan telur dimana 95% adonan
15,211%, kadar protein yang tinggi pada yang diperlukan berupa kocokan telur
sample ini disebabkan kadar protein yang selain itu penambahan margarin dalam
tinggi pula pada waluh 11,14% (Widowati, proses pencetakan.
dkk., (2001). Selain itu pencampuran bahan Rendahnya kadar lemak pada,
tambahan lain seperti santan dan telur juga sample C bisa saja terjadi karena proses
mempengaruhi meningkatnya kandungan pemasakan yang membutuhkan waktu lama
protein. Proses pemasakan juga pada suhu rendah,karena satu kali proses
mempengaruhi meningkatnya kandungan pemanggangan diperlukan waktu sekitar 2
protein, Ranken (2000) menyebutkan menit, pernyataan ini sesuai dengan Palupi,
bahwa pemanasan dengan suhu tinggi akan (2007) yaitu makin lama waktu yang
menyebabkan kehilangan air yang lebih digunakan dalam suhu rendah maka
tinggi sehingga akan meningkatkan jumlah kerusakan lemak akan semakin intens.
lemak, karbohidrat, dan protein. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sample B memiliki kandungan serat

35
35
Analisis Proximat, Antioksidan dan Kesukaan Sereal
Gian A R, Munifatul I, Sarjana P, 32 – 39

yang tinggi ini disebabkan tepung jagung bahwa sample C mengandung aktivitas
yang ditambahkan lebih banyak dari kedua antioksidan yang tinggi, ini disebabkan
sample, menurut Inglett (1987) serat pangan karena perbandingan pencampuran bahan
pada jagung berkisar 86,7% pada bobot dasar tepung waluh lebih banyak
kering. Suarni, (2008) dalam jurnalnya “ dibandingkan tepung jagung. Menurut
Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung untuk Choeril Anam (2010) waluh merupakan
Kue Kering”, menjelaskan bahwa kelebihan salah satu jenis buah yang mengandung
kue kering berbasis tepung jagung adalah karotenoid tinggi.Itulah sebabnya mendapat
kadar serat kasarnya lebih tinggi dibanding julukan "raja beta-karoten".Beta-karoten
kue dari terigu 100%. Kadar serat makanan berfungsi melindungi mata dari serangan
meningkat sesuai dengan persentase katarak. Beta-karoten dan karotenoid lain
substitusi tepung jagung terigu.Serat yang tidak terkonversi menjadi vitamin A,
makanan sangat dibutuhkan tubuh untuk mempunyai sifat antioksidan, sehingga
mencegah penyakit degeneratif. dapat menjaga integritas sel tubuh.
Data diatas menunjukkan bahwa
sample A mengandung karbohidrat yang Analisis Organoleptik
tinggi ini bisa saja disebabkan oleh adanya Berdasarkan perhitungan analisis
pencampuran kedua bahan dasar yang yang deskriptif persentase yang telah dilakukan,
berbanding sama. Menurut Inglett (1987), selanjutnya didapatkan interval persentase
kandungan gizi utama jagung adalah pati dan kriteria kesukaan pada Tabel 1.2.
(72-73%) dan menurut Wirakusumah
(2010), kandungan karbohidrat pada labu 27.772a
30 18.665c 19.598b
kuning (69 gr/100gr). Sehingga campuran 20
%

10
pada sample C jauh lebih banyak 0

dibandingkan kedua sample lainnya. A B C


Sample
Sample B yang seharusnya memiliki
Gambar2. Grafik Uji Antioksidan
kandungan karbohidrat tertinggi, namun
setelah dianalisis nilainya lebih rendah Tabel 1.2 . Interval Persentase dan Kriteria
Kesukaan Sereal Makanan
dibanding sample A, hal ini bisa saja terjadi
karena kesalahan dalam pencampuran Presentase (%) Kriteria Kesukaan
dimana dalam menimbang bahan digunakan 77-100 Sangat Suka
54-76,99 Suka
timbangan. 30-53,99 Tidak suka
Hasil yang didapatkan pada Gambar 2.
Grafik Uji Antioksidan, menunjukkan

36
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober2012

Berdasarkan hasil perhitungan yang Fungsi gula sebagai bahan


didapat, menunjukkan dari sekian banyak penambah rasa, sebagai bahan perubah
panelis, sebagian besar dari mereka warna dan sebagai bahan untuk
menyukai sample A (75%). Hal ini terjadi memperbaiki susunan dalam jaringan
dikarenakan warna putih dari tepung jagung (Subagjo, 2007). Jadi bisa saja gula yang
yang yang dicampur dengan tepung waluh ditambahkan pada ketiga sample
berwarna kuning yaitu komposisinya berpengaruh besar terhadap rasa yang
masing-masing sama, membuat perpaduan dihasilkan, komposisi yang tepat pada
warna yang optimal dan bagus, karena sample A (69,04%) dan B (69,04%)
ketika adonan dimasak akan tampak warna menunjukkan produk inilah yang dapat
seperti kegosongan akibat bekat cetakan diterima dikalangan masyarakat
yang berhimpitan. dibandingkan hasil persentase yang
Waktu pemanggangan berpengaruh diperoleh sampel C (63,09%).
pada warna makin lama pemanggangan Tekstur yang dimaksud pada
produk yang dihasilkan makin coklat penelitian ini adalah kerenyahan sereal
karena terjadi reaksi pencoklatan makanan yang dibuat, hal ini berkaitan
nonenzimatik, yaitu karamelisasi gula dan dengan kandungan kadar air yang dimiliki,
reaksi Maillard (Winarno, 2002). Hal ini mengingat bahwa dalam pembuatan produk
terjadi pada sample B (63,09%) dan sampel ini dibutuhkan 5ml air sebagai pelarutnya.
C (71,42%) yang memiliki nilai rendah, Hasil statistik data menunjukkan hal
bahan tambahan seperti gula pasir yang yang sama dengan penilaian segi warna
ditimbang secara manual bisa saja sebelumnya, dari 28 panelis yang ada,
volumenya lebih dari takaran yang terlihat jelas bahwa sample B (63,09%)
ditentukan sehingga warna yang dihasilkan termasuk kriteria suka namun dengan
tidak menarik. persentase paling rendah. Hal ini terjadi
Rasa merupakan tanggapan atas karena kandungan tepung jagung yang
adanya rangsangan kimiawi yang sampai di dominan membuat tekstur produk lebih
indera pengecap lidah, khususnya jenis rasa renyah, menurut Azman (2000) membuat
dasar yaitu manis, asin, asam, dan pahit produk dari campuran tepung jagung
(Meilgaard et al,2000). Bahan tambahan hasilnya menunjukkan, makin banyak
gula merupakan salah satu bahan pemanis tepung jagung, tekstur produk makin keras.
yang sangat penting karena hampir setiap Sample C (82,14%) yang memiliki
produk mempergunakan gula. persentase tinggi dibandingkan sample A
(73,8%). Hal ini tentu saja bisa terjadi
37
37
Analisis Proximat, Antioksidan dan Kesukaan Sereal
Gian A R, Munifatul I, Sarjana P, 32 – 39

karena tepung labu kuning yang dominan dalam kriteria suka dengan persentase
terkandung kadar air yang lebih tinggi tertinggi yaitu jumlah tepung jagung yang
dibandingkan dengan tepung jagung, dicampurkan sebanding dengan tepung
tekstur dari sample C lebih tebal dan padat. waluh, sample B juga masuk dalam kriteria
Penambahan telur juga bisa saja suka walaupun persentase yang didapatkan
mempengaruhi tekstur karena hampir 95% lebih banyak dari sample C, ini
adonan sereal berasal dari telur yang telah menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
dikocok hingga mengembang, semakin cenderung mengkonsumsi makanan yang
banyak kocokan telur yang digunakan maka berbahan jagung yang telah ada dipasaran
semakin tinggi kualitas tekstur yang dibandingkan makanan yang berbahan
dihasilkan. dasar waluh, karena memang selama ini
Aroma berkaitan erat dengan indra waluh masih dianggap sebelah mata.
penciuman, aroma yang dikatakan enak
KESIMPULAN
merupakan perpaduan dari komponen-
Berdasarkan uraian yang dilakukan
komponen bahan yang sangat tepat. Aroma
dapat diambil kesimpulan bahwa,
tepung labu kuning yang tidak begitu enak
komposisi yang tepat pada produk ini
tertutup oleh aroma tepung jagung dan
adalah dengan volume tepung jagung yang
bahan tambahan lainnya seperti telur,
lebih banyak dibandingkan tepung labu
santan dan kayu manis.
kuning, nilai gizi sereal makanan yang
Hasil perhitungan menunjukkan
tinggi terdapat pada sample B (taraf kedua)
bahwa sample A (76,19%) dan sample B
dengan kandungan air yang rendah, lemak
(71,42%) memiliki nilai yang paling
yang rendah, kadar abu yang rendah dan
banyak, ini bisa terjadi dikarenakan pada
serat yang tinggi, uji organoleptik pada
sample C (70,23%) yang mengandung
sample A (taraf pertama ) dan sampel B (
banyak tepung waluh, memiliki aroma yang
taraf kedua) ini banyak disukai oleh panelis
kurang sedap dikarenakan kandungan
dengan rasa, aroma, tekstur dan warna yang
betakaroten yang tinggi. Aroma yang
tepat.
dihasilkan seperti aroma santan yang manis
dan gurih ditambah aroma telur yang
DAFTAR PUSTAKA
dipanggang.
Anonim. 2012. Cara Memasak Gulai Labu
Secara keseluruhan sereal makanan Kuning Plus Ebi.
http://http://ummunajwa.web.id.
berbahan tepung jagung dan tepung waluh
Diakses tanggal 18 Juni 2012
yang telah diujikan secara organoleptik Choeril Anam dan Sri Handajani. 2010.
Mie Kering Waluh (Cucurbita
menunjukkkan bahwa sample A termasuk

38
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober2012

moschata) dengan Antioksidan dan


Pewarna Alami.Jurnal Caraka Tani
XXV no.1.Diakses tanggal 22 Oktober
2012
Inglett, G. E. 1987. Kernel, structure,
composition and quality. ed. Corn :
Culture. Processing and Products. Avi
Publishing Company,. Westport.
Meilgaard, M., Civille G.V., Carr B.T.
2000.Sensory Evaluation Techniques.
Boca Raton, Florida: CRC Press
Suarni, M. Aqil and I.U. Firmansyah. 2008.
Effect of Drying Temperature on
Nutritional Quality of Protein Maize.
Proceeding of The10th Asian Regional
Maize Workshop (ARMW).p.79-81.
Sudarsono, dkk. 2002. Tumbuhan Obat II.
Yogyakarta :Pusat Studi Obat
Tradisional, Universitas Gadjah Mada.
Widowati, S. dan Djoko S.
Damardjati.2001.Menggali
Sumberdaya Pangan Lokal dan Peran
Teknologi Pangan Dalam Rangka
Ketahanan Pangan Nasional.Majalah
Pangan No. 36/X/Januari
2001.Puslitbang Bulog. Jakarta. Hal.3-
11
Wirakusumah, E. S. 2010. Jus Buah dan
Sayuran. Cetakan 19. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 56.
Winarno. 2002.Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia, Jakarta

39
39

Anda mungkin juga menyukai