NIM : 1812311006
KELAS : AKUNTANSI F / SMT 5
MATA KULIAH : AKUNTANSI SYARIAH
1. Profit Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi
biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk
keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.
2. Revenue Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan
dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil
usaha lembaga keuangan syariah.
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung,
sedangkan bagi hasil penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu
akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
2. Pada sistem bunga besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan, sedangkan besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
3. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi, sedangkan bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung
bersama kedua belah pihak.
4. Pada sistem bunga, jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi booming. Sedangkan pada sistem bagi
hasil, jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
1. Persentase. Nisbah bagi hasil harus dinyatakan dalam persentase (%), bukan dalam
nominal uang tertentu.
2. Bagi Untung dan Bagi Rugi. Pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah
disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan porsi modal masing-masing
pihak.
3. Jaminan. Jaminan yang akan diminta terkait dengan Character risk yang dimiliki oleh
mudharib karena jika kerugian diakibatkan oleh keburukan karakter mudharib, maka
yang menanggung adalah mudharib. Akan tetapi jika kerugian diakibatkan oleh
business risk, maka shahibul mal tidak diperbolehkan untuk meminta jaminan pada
mudharib.
4. Besaran Nisbah. Angka besaran nisbah bagi hasil muncul sebagai hasil tawar-
menawar yang dilandasi oleh kata sepakat dari pihak shahibul dan mudharib.
5. Cara Menyelesaikan Kerugian. Kerugian akan ditanggung dari keuntungan terlebih
dahulu karena keuntungan adalah pelindung modal. Jika kerugian melebihi
keuntungan, maka diambil dari pokok modal.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Penerapan yang dilakukan Bank Syariah, musyarakah adalah suatu kerja sama antara bank
dan nasabah dan bank setuju untuk membiayai usaha atau proyek secara bersama-sama
dengan dasar pembagian keuntungan dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek
tersebut berdasarkan persentase bagi hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal
niaga kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjian keuntungannya
dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedang kerugian ditanggung oleh pemilik
modal.
a. Rukun Musyarakah
b. Syarat Musyarakah
a. Rukun Mudharabah
1. Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan harta benda atau
emas perak yang masih dicampur atau masih berbentuk perhiasan.
2. Melafadzkan ijab dari yang punya modal, dan qobul dari yang menjalankannya.
3. Diterapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan mudharib.
4. Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan dibagihasilkan dengan
kesepakatan.