Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI UNIT GIRO

Disusun Oleh :

YOHANES JEIWU MALA 1812321043

Akuntansi Perbankan Kelas F

Akuntansi Semester 7

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Bhayangkara Surabaya

Tahun Anggaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Akuntansi Unit Giro” ini dapat terselesaikan.
Tentunya penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun. Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam makalah ini,
semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 16 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1

1.3 Tujuan Masalah ................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Giro .................................................................. 2

2.2 Prosedur Pembukaan Rekening........................................... 2

2.3 Alat-Alat Pembayaran Giro.................................................5

2.4 Jasa Giro ............................................................................8

2.5 Akuntansi Transaksi Giro .................................................. 10

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ......................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Giro merupakan suatu sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh kantor pos
atau sekelompok bank yang memungkinkan pembayaran-pembayaran yang terjadi
antara nasabahnya yang tidak menggunakan uang tunai melainkan dengan cara
pemindah bukuan. Penggunaan giro bertujuan untuk memudahkan dalam keuangan
sewaktu-waktu sehingga tidak mengganggu dalam kegiatan transaksi keuangan.

Makalah ini mengajak para pembaca untuk mengenal dan memahami apa itu
akuntansi giro. Agar siapapun yang ingin menggunakan giro tidak akan kebingungan
bagaimana prosedur pembukaan rekening? Bagaiman akuntansi transaksi giro? Apa
saja alat pembayaran giro yang perlu diketahui.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca menjadi paham dengan
materi akuntansi unit giro dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah apa itu akuntansi giro ?

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui akuntansi unit giro.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Giro

Menurut Nugroho (2018, p.53) Giro adalah simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, kartu ATM,
sarana perintah pembayaran lain, atau dengan pemindahbukuan.

Menurut Hadinoto (2008, p.60) Giro adalah surat perintah tanpa syarat dari
nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalam giro atau kepada
pembawa giro.

Menurut Kasmir (2018, p.34) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank
yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana
pembayaran seperti cek, bilyet giro, atau dengan cara pemindah bukuan.
2.2 Prosedur Pembukaan Rekening

Rekening berarti suatu rekening dalam rupiah atau mata uang asing yang
dibuka dan ditatausahakan oleh bank. Pemnbukuan rekening giro dapat dilakukan
dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh bank.

Menurut Ismail (2015, p.29) Adapun syarat yang harus dimiliki oleh calon
nasabah adalah sebagi berikut :

1. Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI)\

2. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)

3. Persyaratan lain yang ditetapkan bank

4. Jumlah minimal setoran dan minimal saldo pengendapan.

Setelah persyaratn terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro dan
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnya tergantung pada
masing-masing bank.
Flowchart Proses Pembukaan Rekening Baru (1) Teller

Penjelasan menurut Hartaty et al, (2020, p. 41-43) tentang flowchart diatas :

1. Calon nasabah datang ke bank dan menemui Customer Service


2. Customer Service melayani calon nasabah dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuannya
3. Selanjutnya Customer Service menyiapkan formulir-formulir berupa :
a) Formulir aplikasi pembukaan rekening model CIF 01-A, APL-01
untuk diisi dan ditandatangani oleh calon nasabah.
b) Formulir Data Nasabah memiliki fungsi untuk mengetahui data diri
nasabah, jenis rekening yang akan dibuka , fasilitas yang tersedia akan
digunakan atau tidak
c) Kartu Contoh Tanda Tangan (KCTT)
d) Buku Tabungan
4. Calon nasabah selanjutnya dipersilahkan mengisi dan menandatangani atu cap
jempol formulir tersebut, pengisian formulir tersebut dapat dibantu oleh
Customer Service
5. Setelah formulir tersebut diisi dan ditandatangani oleh calon nasbah,
Customer Service melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a) Menginput data yang telah diisi untuk mendapatkan nomor rekening


bagi calon nasabah yang bersangkutan
b) Setelah mendapat nomor rekening, dicatat kembali pada katu sub
buku besar
6. Customer Service melanjutkan formulir yang telah dipersiapkan sebelumnya
kepada pejabat bankyang berwenang untuk meminta persetujuan pemnukaan
rekening dan meng “approve” data yang telah diinput oleh Custemer Service
sebagai tanda persetujuan
7. Pejabat bank menerima formulir-formulir dari Customer Service dan meneliti
kebenaran pengisiannya apabila sudah benar pejabat bank menandatangani
formulir tersebut serta mengembalikan pada Customer Service
8. Customer Servive menerima pengembalian formulir tersebut kemudian
menyerahkannya pada Teller
9. Teller menerima dan melakukan kegiatan antara lain :
a) Menerima tanda setoran dari Customer Service
b) Memanggil nasabah untuk menerima uang setoran awal dari nasabah
c) Teller menghitung jumlah uang dan menyimpan uang dalam cash box
d) Mencatat transaksi tersebut kedalam computer serta menvalidasi slip
setoran dan mencetak pada buku tabungan sera menandatangani slip
setoran sebagai signer
10. Customer Service menandatangani semua lembar setoran pada kolom yang
tersedia kemudian mengembalikan kembar pertama dan kedua tanda setoran
kepada Teller
11. Teller menyerahkan :
a) Lembar pertama tanda setoran
b) Buku tabungan
c) Kartu identitas (KTP/SIM)
d) Lembar kedua formulit
e) Kartu ATM

Flowchart Proses Pembukaan Rekening Baru (2) Nasabah

2.3 Alat-Alat Pembayaran Giro

Menurut Hartaty et al, (2020, p.44-47), Dalam melakukan pembayaran, sarana


yang digunakan untuk rekening giro yakni bilyet giro, cek atau yang dipersamakan
dengan itu.

1. Bilyet Giro
Merupakan surat perintah pemindahbukuan dari penarik (nasabah) kepada
bank untuk memindahbukukan sejumlah dana tertentu kepda pihak yang
identutasnya tercantum di warkat pada bank tertentu atas beban rekening penarik.
Adapun syarat formal yang diatur berdasarkan ketentuan BI antara lain :

a) Ada nama “Bilyet Giro” pada formulir BG


b) Ada nomor seri Bilyet Giro
c) Ada kata perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahbukukan
sejumlah dana atas saldo penarik

d) Ada nama bank tertarik


e) Ada lokasi atau tempat penarikan dilakukan
f) Ada nama pihak yang menerima pemindahbukuan dana
g) Ada jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun huruf
h) Ada tanda tangn penarik
i) Ada tanggal penarikan/ tanggal efektif berlakunya perintah BG
Beberapa sifat bilyet giro yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Bilyet giro tidak dapat dibayar tunai, dan hanya dapat dilakukan melalui
pemindahbukuan
2) Pembayaran dapat dilakukan pada saat BG jatuh tempo
3) Masa berlaku warkat adalah 70 hari dari tanggal pembukuan. Bila tidak
dicantumkan tanggal pembukuan, maka tanggal efektif dapat dijadikan
sebagai dasar perhitungannya
4) BG dapat dibatalkan oleh penarik secara sepihak dengan catatan saldo
mencukupi. Pada saat jatuh tempo, BG tidak dapat dibatalkan apabila saldo
tidak cukup untuk menutupi nilai yang tercantum pada BG. Pembatalan BG
harus disertai dengan alasan pembatalan BG.

Menurut cermati.com (19 Desember, 2019) ada berbagai alasan ditolaknya bilyet giro
yang perlu diketahui :

1. Tidak memenuhi syarat formal


2. Pencantuman tanggal efektif tudak dalam tenggang waktu pengunjukan
3. Terdapat koreksi yang tidak sesuai dengan ketentuan.
4. Diunjukkan tidak dalam Tenggang Waktu Efektif
5. Syarat formal diisi orang lain atau bukan penarik
6. Bilyet giro diblokir pembayarannya
7. Tanda tangan tidak sesuai dengan specimen
8. Bilyet giro diduga palsu atau dimanipulasi.
9. Rekening giro penarik telah ditutup
10. Dana yang tersedia tidak cukup

Contoh Bilyet Giro

2. Cek
Menurut Hartaty et al, (2020, p.46) Cek adalah surat perintah pembayaran
tidak bersyarat dari penarik kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana
tertentu kepada pembawa atau pihak yang identutasnya tercantum pada warkat,
pada saat ditunjukkan atas beban rekening penarik. Menurut KUHD (pasal 178)
suatu syarat beharga dikatakan cek kalau memuat syarat formal sebagai berikut :

a) Ada kata “cheque” atau cek, check


b) Ada kata perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
c) Ada nama bank tertarik
d) Ada tempat pembayaran dilakukan
e) Ada tanggal dan tempat cek dikeluarkan
f) Ada tanda tangan si penarik
Contoh Cek

Adapun perbedaan Bilyet giro dan Cek, menurut cermati.com (19 desember, 2019)
sebagi berikut :
CEK BILYET GIRO
Bisa langsung diuangkan secara tunai Tidak bias langsung diuangkan secar
tunai
Penarikan akan dikenakan biaya meterai Pihak penarik akan dibebaskan dari biaya
materai
Untuk membayar dengan uang tunai Untuk memindahkan dananya kepada
kepada orang yang ditunjuk kepada orangyang ditunjuk dan mempunyai
pemegang cek tersebut rekening yang jelas pada bank tertentu
Dapat diuangkan sebelum diberi tanggal Dapat diserahkan bank sebelum tanggal
penerbitannya efektif jika tanggal efektif itu lebih awal
dari tanggal penerbitannya
hanya tercantum tanggal penerbitannya Tercantum tanggal penerbitan dan
tanggal efektif
Sumber hokum Kitab Undang-Undang Sumber hukum Peraturan Bank Indonesia
Hukum Dagang (KUUHD) (PBI)
2.4 Jasa Giro

Bank memberikan imbalan berupa jasa giro kepada nasabah pemilik rekening
giro. perhitungan jasa giro pada umumnya dihitung dengan dengan menggunakan
saldo harian, karena perhitungan dengan saldo harian merupakan perhitungan jasa
giro yang didasarkan pada saldo rekening harian dalam bulan bersangkutan, maka
bank akan menghitung jasa giro berdasarkan saldo yang mengendap dikalikan dengan
jumlah hari pengendapan saldo setelah dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun
dan dikalikan persentase jasa giro. (Ismail, 2015, p. 41-42)

Perhitungan Jasa Giro dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah hari pengendapan saldo


Jasa Giro = Jumlah hari dalam satu tahun × % Jasa Giro x Nominal Saldo

Menurut Hartaty et al (2020, p.48-49) Penentuan jasa giro nasabah yang diberikan
oleh bank tediri dari tiga yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan jasa giro dengan saldo terendah


BANK ASIA
CABANG FATMAWATI-JAKARTA

Rekening Koran
Per 30 September 2004
Nama : Ruty M.W

Alamat : Komp BTN Dean Florida C17 Jakarta Pusat


Suku Bunga : 5% pa
Tanggal Mutasi Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)

1/10 Setor Tunai - 50.000.000 50.000.000


6/10 Setor Kliring - 60.000.000 110.000.000
11/10 Llg Masuk dari BCA - 10.000.000 120.000.000
18/10 Tarik Kliring 20.000.000 - 100.000.000
21/10 Tarik Tunai 25.000.000 - 75.000.000
30/10 Jasa giro - 268.492 75.268.492

Keterangan : Pimpinan Cabang,

Hasil jasa giro di atas, berdasarkam perhitungan jasa giro dengan saldo terendah :

Jasa Giro = Saldo x rate x Hari


365
= 75.000.000 x 5% x 10
365
= Rp 102.739
2. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo harian, yaitu :
Tanggal Saldo Nasabah (Rp) Waktu Jasa Giro
1/10 50.000.000 5 34.247
6/10 110.000.000 5 75.324
11/10 120.000.000 7 115.068
18/10 100.000.000 3 41.095
21/10 75.000.000 10 102.739
Total 455.000.000 268.492
3. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo rata-rata sebagi berikut :
Sementara untuk perhitungan berdasarkan saldo rata-rata, yaitu
➢ Saldo rata-rata per bulan Rp 91.000.000
➢ Bunga sebulan Rp 62.328

2.5 Akuntansi Transaksi Giro

Menurut Nugroho (2018, p. 53-55) Akuntansi Giro sebagi berikut :

Pembukaan rekening dan penyetoran

Pada tahap awal, nasabah diharuskan untuk menyetorkan sejumlah uang tertentu
sebagai syarat dari pembukaan rekening giro. Penyetoran tersebut dapat berupa
tunai, atas beban rekening tabungan, rekening debitur, transfer masuk ataupun
warkat yang harus diuangkan.

➢ Setoran tunai :
Debet : Kas
Kredit : Giro
➢ Setoran atas beban rekening tabungan :
Debet : Tabungan
Kredit : Giro
➢ Setoran atas beban rekening pinjaman :
Debet : Pinjaman
Kredit : Giro
➢ Setoran atas beban transfer masuk :
Debet : KU yang akan dibayar
Kredit : Giro
➢ Setoran melalui Kliring :
Debet : Bank Indonesia
Kredit : Giro

Penarikan

Penarikan rekening giro hanya dapat dilakukan dengan penerbitan cek giro, bilyet
giro maupun surat perintah bayr lainnya baik secara tunai maupun pimindahbukuan.

➢ Penarikan tunai :
Debet : Giro
Kredit : Kas
➢ Penarikan untuk keuntungan tabungan :
Debet : Giro
Kredit : Tabungan
➢ Penarikan untuk keuntungan pinjaman :
Debet : Giro
Kredit : Pinjaman
➢ Penarikan untuk transfer ;
Debet : Giro
Kredit : BI/RAK Cabang…/Rek.Giro Nostro
➢ Penarikan melalui kliring ;
Debet ; Giro
Kredit : Bank Indonesia (kliring)
Perhitungan jasa giro

➢ Pada saat melakukan perhitungan jasa giro (tiap akhir bulan)


Debet : Biaya bunga jasa giro
Kredit : Bunga masih harus dibayar-Bu jasa giro

➢ Pada saat pembayaran bunga ke nasabah giro :


Debet : Bunga masih harus dibayar-Bu jasa giro
Kredit : Rekening Giro
Debet : Rekening Giro
Kredit : Pajak jasa Giro

Contoh Transaksi Giro

a) Tuan A hendak membuka rekening Giro pada bank Permata cabang Pondok
Indah sebesar Rp 35.000.000 penyetoran dilakukan secara tunai.
b) Tuan B yang merupakan nasabah Bank Danamon menyetorkan warkat kliring
untuk keuntungan rekening sebesar Rp 15.000.000

c) Tuan C mendapatkan transfer dari Bank Permata cabang Bandung sebesar Rp


15.000.000

Jurnal

a) Pembukuan untuk transaksi tuan A


Debet : Kas Rp 35.000.000
Kredit : Rekening Giro tuan A Rp 35.000.000
b) Bila kliring berhasil dengan baik
Debet : BI-Giro Rp 15.000.000
Kredit : Rekenin Giro tuan B Rp 15.000.000
c) Pembukuan untuk tuan C
Debet : RAK Cabang bandung Rp 10.000.000
Kredit : Rekening Giro tuan C Rp 10.000.000

Kemudian tuan A menarik cek sebesar Rp 5.000.000 untuk keuntungan tuan B di


cabang yang sama.

Debet : Rekening Giro tuan A Rp 5.000.000

Kredit : Rekening Giro tuan B Rp 5.000.000

Tuan C mengirimkan uang sebesar Rp 1.000.000 kepada seorang rekannya yang juga
nasabah Bank Danamon cabang Bandung. Pembayaran dilakukan atas beban
rekeningnya di cabang Jakarta.

Debet : Rekening giro tuan C Rp 1.000.000

Kredit : RAK cabang Bandung Rp 1.000.000

Tuan D seorang nasabah baru hendak membuka rekening giro pada Bank Permata
cabang Pondok Indah dengan warkat kliring sebesar Rp 5.000.000

Debet : Setoran Kliring Rp 5.000.000


Kredit : Warkat kliring yang diperhitungkan Rp 5.000.000

Bila kliring ternyata berhasil baik


Debet : Warkat kliring yang diperhitungkan Rp 5.000.000

Kredit : Setoran kliring Rp 5.000.000

Debet ; BI-Giro Rp 5.000.000

Kredit : Rekening Giro tuan D Rp 5.000.000


Debet : Rekening giro tuan C Rp 1.000.000

Kredit : RAK cabang Bandung Rp 1.000.000

Tuan D seorang nasabah baru hendak membuka rekening giro pada Bank Permata
cabang Pondok Indah dengan warkat kliring sebesar Rp 5.000.000

Debet : Setoran Kliring Rp 5.000.000


Kredit : Warkat kliring yang diperhitungkan Rp 5.000.000

Bila kliring ternyata berhasil baik

Debet : Warkat kliring yang diperhitungkan Rp 5.000.000

Kredit : Setoran kliring Rp 5.000.000

Debet ; BI-Giro Rp 5.000.000

Kredit : Rekening Giro tuan D Rp 5.000.000


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu


dengan pembayaran menggunakan sarana perintah pembayaran atau dengan cara
pemindahbukuan.

Secara umum ada 2 alat pembayaran giro, yaitu :

1) Bilyet Giro

2) Cek

Ada 3 penentuan jasa giro nasabah yang diberikan oleh bank, antara lain :

1) Berdasarkan saldo harian atau lamanya dana mengendap

2) Berdasarkan saldo terendah

3) Berdasarkan saldo rata-rata

3.2 Saran

Untuk menggunakan giro dengan baik dan benar, maka seharusnya terlebih
dahulu mengetahui pengertian atau penjelasannya. Agar saat penggunaannya tidak
tejadi kesalahan, dan melakukan sesuai ketentuan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Adi,S.N. (2018). Akuntansi Bank. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

Cermati.com, (2019). Cek dan Bilyer Giro, Inilah Persamaan dan Perbedaannya.

https://www.cermati.com/artikel/cek-dan-bilyet-giro-inilah-persamaan-dan-
perbedaannya. (diakses 21 Maret 2020).

Hadinoto,S. (2008). Bank Strategy On Funding and Liability/Treasury. Jakarta: PT


Elex Media Koputindo

Hartaty,S. et al. (2020). Akuntansi Perbankan. Palembang : Politeknik


NegeriSriwijaya

Ismail. (2015). Teori dan aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Prenada media
Kasmir. (2018). Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai