0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan11 halaman
Laporan ini membahas tentang analisis Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila penting untuk membangun generasi bangsa yang berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidikan anti korupsi berdasarkan Pancasila bertujuan membentuk pengetahuan tentang korupsi dan nilai-nilai seperti kejujuran untuk melawan korupsi. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara menentukan bentuk negara, pemerintahan, dan tu
Laporan ini membahas tentang analisis Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila penting untuk membangun generasi bangsa yang berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidikan anti korupsi berdasarkan Pancasila bertujuan membentuk pengetahuan tentang korupsi dan nilai-nilai seperti kejujuran untuk melawan korupsi. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara menentukan bentuk negara, pemerintahan, dan tu
Laporan ini membahas tentang analisis Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila penting untuk membangun generasi bangsa yang berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidikan anti korupsi berdasarkan Pancasila bertujuan membentuk pengetahuan tentang korupsi dan nilai-nilai seperti kejujuran untuk melawan korupsi. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara menentukan bentuk negara, pemerintahan, dan tu
Disusun Oleh : Yayuk Susianti (SK121042) KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah s.w.t. yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada penyusun sehingga dapat menyusun laporan yang berjudul “Analisis Pancasila” ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester TA 2021/2022 yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Pendidikan Pancasila Ibu Andriyani Mustika Nurwijayanti, S.Kep., NS., M.H . Laporan ini ditulis oleh penyusun dari materi-materi yang berkaitan dengan Pancasila. Tak lupa ucapkan terimakasih kepada pengajar mata kuliah atas bimbingan yang diberikan kepada kami sehingga dapat diselesaikannya tugas ini dengan tepat waktu. Dalam laporan ini penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas ini dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa penting untuk membangun generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan Pancasila, juga mahasiswa diharapkan mampu memahami, bertanggungjawab, menganalisis, dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Di negara kita korupsi telah merajalela di semua kalangan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menangani korupsi dan hukum yang tegas. Untuk membantu pemerintah dalam hal ini menanamkan sikap pancasila dengan pendidikan anti korupsi merupakan langkah yang tepat, karena korupsi itu terjadi Ketika ada niat dan kesempatan. Hubungannya dengan pancasila yaitu melanggar sila ke-5 yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, karena korupsi itu menggerogoti kekayaan Negara yang ujung- ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat. Pancasila sebagai dasar negara telah disepakati oleh seluruh warga Indonesia. Siapa saja yang melanggar pancasila sebagai dasar negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari- hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang- undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Mempelajari Pancasila Bagi Mahasiswa
Pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi. sesuai SK Dirjen Dikti No.38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang wajib dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang artinya bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian ialah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, serta dinamis/bergerak maju, dan berpandangan luas menjadi manusia intelektual menggunakan cara mengantarkan mahasiswa: 1. Supaya mempunyai kemampuan untuk bertanggungjawab sesuai hati nuraninya. 2. Supaya mempunyai kemampuan untuk mengenali persoalan hidup serta kesejahteraan dan car acara pemecahannya. 3. Supaya bisa mengenali perubahan perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. 4. Supaya bisa memaknai insiden peristiwa sejarah serta nilai nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia
2.2. Pancasila Dengan Pendidikan Anti Korupsi
Setiap manusia terlahir dibekali potensi dan sikap positif agar kehadirannya mampu menyelamatkan diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Itulah fitrah manusia yang diutus Tuhan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa Pendidikan itu hanya suatu tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak. Pendidikan anti-Korupsi bertujuan untuk membentuk pengetahuan dan memahami berbagai bentuk korupsi dari aspek- aspeknya, merubah presepsi dan sikap kita terhadap korupsi, serta membentuk keterampilan dan kecakapan baru yang dibutuhkan untuk melawan korupsi. Ada 9 nilai-nilai antiKorupsi, yaitu kejujuran, tanggungjawab, kerja keras, keberanian, keadilan, keterbukaan, kedisiplinan, kesederhanaan, dan kepedulian. Peran mahasiswa dalam pencegahan anti korupsi pada dasarnya dapat dilakukan di empat peranan penting yaitu peran dilingkungan keluarga, peran dilingkungan kampus, peran dilingkungan masyarakat, dan peran dilingkungan nasional. Mahasiswa juga harus mampu berperan serta dalam proses pemberantasan korupsi dalam lingkup nasional maupun internasional dengan cara menjadi pemimpin atau pelopor gerakan antikorupsi. Contoh praktek korupsi : Menjelang dimulainya masa kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018, publik kembali dikejutkan dengan kasus korupsi kepala daerah. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua orang kepala daerah menjadi tersangka, pertama yaitu Gubernur Provinsi Jambi Zumi Zola dengan dugaan suap RAPBN Provinsi Jambi. Kedua yaitu Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) atau dugaan menerima suap terkait pengurus jabatan. Wakil KPK Laode M. Syarief, mengungkapkan kasus korupsi yang menjerat Bupati Jombang yang sebagian uang suap tersebut digunakan sebagai dana kampanye Pilkada 2018. kondisi ini menjadi sebuah ironi disaat harapan memilih pemimpin daerah yang berintegritas dan berkualitas, tetapi pada kenyataannya sudah dinodai dengan praktik-praktik koruptif. Korupsi kepala daerah dan pilkada dinilai memiliki keterkaitan yang cukup erat, mengingat sejumlah kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah didorong oleh kebutuhan untuk mengembalikan ongkos politik dalam kontekstasi electoral yang memakan biaya tinggi. Dalam catatan ICW selama 2010 - 2017 tidak kurang dari 215 kepala daerah menjadi tersangka korupsi, baik yang ditangani KPK, Kejaksaan.
2.3. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara
Dinamika Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua bahasa sansekerta yaitu panca yang artinya lima dan sila artinya prinsip atau asas. Pancasila meurpakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Insonesia. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama – sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Berdirinya sebuah negara harus memenuhi unsur-unsur yang secara kumulatif (tidak dipisahkan satu dengan yang lain) harus terpenuhi, yaitu: Memiliki daerah/wilayah (territori, baik darat dan laut/darat) Adanya manusia/masyarakat/rakyat/warga bangsa/penduduk Memiliki organisasi pemerintahan Adanya kedaulatan atau hak berdaulat Unsur negara : Wilayah/Territor : Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, Negara harus memiliki wilayah dengan batas-batas yang jelas baik darat, laut dan udara. Penduduk/masyarakat: Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara mencakup semua penduduk didalam wilayahnya. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di dalam suatu wilayah yang menyatakan kesepakatan diri ingin bersatu. Organisasi pemerintah: Setiap negara memiliki suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan yang mengikat seluruh penduduk didalam wilayahnya. Pemerintahbertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Kedaulatan : Negara mempunyai kekuasaan tertinggi untuk memaksa semua penduduknya agar mentaati peraturan (internal sovereignty) dan mempertahankan kemerdekaannya terhadap gangguan pihak luar (negara lain) dan mempertahankan kedaulatannya keluar (external sovereignty). Dasar Negara yang dianut oleh setiap Negara menentukan bentuk Negara, bentuk Pemerintahan, dan Tujuan Negara yang hendak dicapai. Contoh : Pancasila Dasar Negara Indoesia berpengaruh terhadap bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Tujuan Negara, konsekuensinya: Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 ayat 1 UUD NRI 1945) Pasal tersebut menjelaskan hubungan sila ketiga Pancasila, yaitu negara kesatuan bukan negara serikat Pasal tersebut menjelaskan pula bahwa Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik bukan absolutisme, sejalan dengan sila kedua dan keempat Pancasila. Demikian pula sila kedua menjadi cerminan terwujudnya Negara Indonesia adalah Negara Hukum Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (Pasa1 ayat 2 UUD NRI 1945) Sila Keempat Pancasila menegaskan bahwa Negara Indonesia menganut demokrasi konstitusional bukan demokrasi rakyat. Secara etistimologis (harfiah) : Makna dasar negara bersifat universal, karena pada dasarnya setiap negara memiliki dasar negara, berbagai penyebutan dasar negara seperti : Grundnorm (norma dasar), Rechtsidee (cita hukum), Staatsidee (cita negara), Philosophische gronslag (dasar filsafat negara) Secara terminologis (istilah) : Dasar negara diartikan sebagai landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. (a basic norm atau grundnorm) Kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan peraturan perundang-undangan, karena dasar negara sebagai sumber dari peraturan perundang-undangan. Dasar negara bersifat permanen/statis, sedangkan peraturan perundang-undangan dapatdiubah/dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.
2.4. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita cita, sedangkan Logos artinya ilmu. Menurut istilah, ideologi berarti ilmu tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013 : 60-61) Dalam kamus Bahasa Indonesia, ideologi di definisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah ideologi digunakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke 18. Nicollo Machiavelli (1460 – 1520) merupakan filusuf yang menjadi pelopor yang membicarakan persoalan secara langsung berkaitan dengan ideologi Meskipun tidak menggunakan istilah Ideologi, pembahasan Machiavelli mengenai konsep ideologi didasarkan atas pengamatan secara langsung terhadap : -praktik politik para pangeran -mengamati tingkah laku manusia dalam poltik Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli yaitu : Agama, kekuasaan, dan dominasi. Machiavelli melihat bahwa orang-orang sezamannya lebih dahulu memperoleh kebebasan, hal itu karena adanya perbedaan yang terletak dalam pendidikan yang didasarkan pada perbedaan konsepsi keagamaan. Machiavelli menghubungkan antara ideologi dan pertimbangan mengenai penggunaan kekuatan dan tipu daya untuk mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan. Konsep ideologi Machiavelli yang menonjolkan perbedaan antara penampilan dan realitas tersebut dilanjutkan dan dikembangkan oleh Karl Marx. Karl Marx mengajarkan bahwa dari dialektika materialis yang dikembangkannya adalah masyarakat agraris yang di dalamnya kaum feodal pemilik tanah sebagai kelas penguasa dan petani penggarap sebagai kelas yang tertindas. Definisi ideologi menurut para ahli : Sastrapratedja : Ideologi adalah seperangkat gagasan pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur. Soerjanto : ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya. Mubyrto : ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol symbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja atau perjuangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu. Martin Seliger : ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang di rancang untuk melayani dasar-dasar permanen yang bersifat relatif bagi sekelompok orang. (ideologi sebagai sistem kepercayaan) Ideologi dipergunakan untuk membenarkan kepercayaan yang didasarkan atas norma norma moral dan sejumlah kecil pembuktian factual. Alvin Gouldner : Ideologi merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara dalam wacana politis. (ideologi sebagai proyeksi nasional) Ideologi harus dipisahkan dari kesadaran mistis dan religiu, sebab ideologi itu merupakan suatu tindakan yang di dukung nilai nilai logis dan dibuktikan berdasarkan kepentingan sosial. Paul Hirst : ideologi merupakan suatu sistem gagasan politik yang dapat digunakan dalam perhitungan politis. (Ideologi sebagai relasi sosial) Penggunaan istilah ideologi mengacu kepada kompleks tidak adanya kesatuan praktik sosial dan sistem perwakilan yang mengandung konsekuensi dan arti politis.
Pancasila sebagai ideologi bangsa berfungsi berperan sebagai
sarana pemersatu masyarakat dan juga bertindak sebagai pemelihara persatuan dan kesatuan bangsa, berfungsi untuk mengarahkan dan motivasi bangsa untuk mencapai cita-citanya, untuk memelihara dan mengembangkan identitas tersebut, sebagai kontrol sosial (Maksudnya adalah pancasila menjadi tolak ukur sejauh mana negara kita telah menggapai cita-citanya). BAB III