Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Retno ariyani

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043348557

Tanggal Lahir : 23 Juli 1985

Kode/Nama Mata Kuliah :

Kode/Nama Program Studi : 72/Ilmu Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ : 22/Serang

Hari/Tanggal UAS THE : 13 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Retno ariyani


NIM : 043348557
Kode/Nama Mata Kuliah :
Fakultas : FISHIP
Program Studi : Ilmu Komunikasi
UPBJJ-UT : Serang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tangerang Selatan, 13 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Retno Ariyani
UKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A. 1) Kekuatan jaringan antara dalam negeri dan luar negeri


2) Budaya permisif dari sebuah masyarakat serta lemahnya pencegahan atau penegakan
hukum oleh pemerintah terhadap kelompok yang dapat dikategorikan sebagai teroris.
3) Adanya polarisasi keberagamaan yang menimbulkan sentimen berwujud anti budaya dan
tafsir sempit atas doktrin, ideologi ataupun teologi
B. Kemiskinan, korupsi, lemahnya ketahanan budaya dan juga konflik antar etnik dan konflik
yang mengatasnamakan agama yang marak sejak era reformasi.
C. Melakukan penanggulangan terorisme di Indonesia dengan menggunakan pendekatan
utama soft power (Pencegahan) antara lain merumuskan, mengoordinasikan, dan
melaksanakan kebijakan, strategi, dan program nasional penanggulangan terorisme di
bidang kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

2. A. Penegakan hak asasi manusia di Indonesia pada 2019 belum mengalami kemajuan yang
berarti. Berbagai komitmen dan agenda perbaikan kondisi HAM belum menunjukkan
pencapaian yang signifikan. Penyebab pelanggaran HAM di Indonesia antara lain :
1) Banyaknya peraturan yang tidak diimbangi dengan penguatan kebijakan perlindungan
HAM dan sosial.
2) Eksisnya regulasi yang tidak sesuai dengan prinsip hak asasi manusia.
3) Lemahnya kemampuan institusi negara dalam hal penghormatan.
4) Rendahnya kepatuhan hukum dan budaya aparat dalam penghormatan dan
perlindungan HAM.
5) Minimnya pemahaman aparat negara pada pendekatan dan prinsip hak asasi manusia.
B. Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang berasal dari nilai-nilai luhur
kebudayaan bangsa Indonesia yang berkembang sepanjang sejarah, dan berakar dari
kebudayaan Indonesia. Penegakan hak asasi manusia adalah tugas seluruh lapisan
masyarakat, bukan hanya tugas bagi lembaga negara saja. Semua lapisan masyarakat
tersebut diharapkan dapat berkerjasama dan saling membantu dalam menegakkan hak asasi
manusia demi tercpapainya perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dan
terciptanya masyarakat yang sejahtera. Dalam hak asasi manusia, kebebasan beribadah
merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap individu. Kebebasan
beribadah merupakan kebebasan untuk menjalankan amanah serta ajaran dari agama atau
keyakinan yang dimiliki seseorang. Namun, dalam menjalankan konsep peribadahan,
kebebasan beribadah ini dapat dibatasi dengan aturan hukum dan undang-undang.
C. Manusia memiliki hak yang muncul secara alamiah tanpa adanya peran ataupun campur
tangan dari pihak lain. Sedangkan sebagian lain menganggap bahwa hak-hak manusia
berasal dari hukum, hak tidak akan pernah ada tanpa hukum yang mengatur. Teori
relativisme memandang Hak Asasi Manusia berbeda-beda, terbatas pada wilayah tempat
tinggal dan kebudayaan. Apa yang menjadi hak bagi satu kelompok masyarakat belum
tentu menjadi hak bagi kelompok masyarakat yang lain. Didahulukannya kepentingan
masyarakat ini menjadikan keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak uji materi
terhadap hukuman mati, wajar dan pantas dilakukan. Karena keputusan itu diambil guna
mewujudkan ‘sesuatu yang lebih besar’. Dalam hidup bermasyarakat (terutama di negara-
negara yang masyarakatnya bersifat komunal), tentu ada kewajiban-kewajiban sosial yang
harus dilakukan. Kewajiban ini harus dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang dapat
menuntut haknya. Bahkan lebih jauh, masyarakat lah yang menentukan apa yang menjadi
hak seseorang, karena hak hanya ada di dalam masyarakat. Kewajiban- kewajiban ini
tentu tidak muncul pada Teori Hak Kodrati, karena Hak Asasi Manusia secara natural telah
dimiliki oleh setiap manusia. Ini tentu tidak dapat diterapkan di masyarakat yang komunal.
Inilah yang disebut relativisme kultural.
D. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebuah Undang-undang yang mengatur
Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Hal ini merupakan wujud dari kepedulian negara
terhadap warga negaranya sendiri. Negara menyadari bahwa perlunya suatu lembaga yang
menjamin akan hak pribadi seseorang. Jaminan inilah yang diharapkan nantinya setiap
individu dapat mengetahui batas haknya dan menghargai hak orang lain. Sehingga tidak
terjadi apa yang dinamakan pelanggaran HAM berat untuk kedepannya.
Faktor penyebab dan pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi trisakti
1) kebijakan tidak sejalan dengan pemenuhan keadilan dalam Nawacita dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
2) ketiadaan penghukuman di Indonesia sangat kuat yang membuat kasus pelanggaran
HAM sulit untuk diselesaikan dan justru orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus
pelanggaran HAM di masa lalu kembali memiliki kekuatan politik.

3. A. ** Demokrasi pada era Orde Baru dimulai setelah Jenderal Soeharto terpilih menjadi
Presiden Republik Indonesia. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara muruni dan konsekuen dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.Dengan visi tersebut, memberikan harapan bagi rakyat
Indonesia, terutama pada perubahan politik yang bersifat otoriter pada masa demokrasi
terpimpin. Tetapi harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud karena tidak ada
perubahan subtantif dari kehidupan politik Indonesia, antara Orde Baru dan Orde lama
sama-sama otoriter. Pada era ini juga lebih ditonjolkan dengan demokrasi dengan system
presidensial. Walaupun secara normative pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen, namun pada
perkembangannya peran presiden menjadi semakin dominan khususnya terhadap
lembaga-lembaga negara yang lain. Lembaga kepresidenan adalah pengontrol utama
lembaga negara lain yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA)
maupun infrastruktur (LSM, Partai Politik dan sebagainya). Pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat politik penguasa sehingga
pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari harapan. Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945 hanya sebagai alat politik dan legitimasi penguasa yang digunakan untuk
menutupi berbagai macam penyimpangan yang terjadi dalam pemerintahan. Sehingga
pada tahun 1998 terjadi gerakan reformasi untuk menggulingkan pemerintahan Orde
Baru.
** Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan
mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan pelaksanaannya
dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaaan dan tata hubungan
yang jelas antar lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pelaksanaan
demokrasi Pancasila pada masa Reformasi dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Masa reformasi memberikan banyak
perubahan dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Seiring dilakukannya
amandemen UUD NRI Tahun 1945, banyak aspek di dalam demokrasi Indonesia yang
berubah khususnya jika dibandingkan dengan UUD NRI Tahun 1945 non-amandemen.
Pelaksanaan demokrasi saat ini tercantum secara eksplisit dalam Batang Tubuh UUD NRI
Tahun 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksankan menurut Undang-Undang Dasar.” Pasal tersebut menunjukkan bahwa satu-
satunya referensi bagi pelaksanaan demokrasi di Indonesia adalah UUD NRI Tahun 1945.
Dalam ketentuan tersebut, diatur beberapa hal yang menjadi karakter atau ciri dari
negara penganut sistem demokrasi yaitu :
• Keterlibatan warga negara didalam pembuatan keputusan politik.
• Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
• Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga
negara.
• Adanya suatu system perwakilan; dan
• Suatu system pemilihan kekuasaan mayoritas.
Berdasarkan ciri-ciri demokrasi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara
seharusnya terlibat didalam hal tertentu dalam bidang pembuatan keputusan-keputusan
politik, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melalui wakil-wakil pilihan
mereka serta keterlibatan atau partisipasi warga negara baik lamgsumh maupun tidak
langsung di dalam proses pemerintahan negara.
B. Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata didengungkan. Hal ini
terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat dalam
mengkritik pemerintah. Namun era reformasi juga membawa dilema untuk bangsa ini. Salah
satunya karena adanya kebebasan untuk berpendapat yang kerap disalahgunakan sebagai
penegasan terhadap identitas kelompok tertentu atas nama mayoritas, yang tentunya
menjadi permasalahan tersendiri bagi bangsa ini dan secara potensial dapat mencederai
hakihat demokrasi Pancasila. Di level pemerintahan dan politik kondisi demokrasi di
Indonesia, khususnya dari aspek supremasi hukum juga cukup mengkhawatirkan. Salah
satunya bisa kita lihat dari banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan
aspirasi publik terhadap Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK,
RKUHP, keberadaan UU ITE yang menyulitkan pejuang HAM, serta beberapa penerbitan
Perpu yang tidak dilandaskan pada kajian yang objektif. Hal tersebut sangat ironis karena
bertolak belakang dengan prinsip demokrasi dimana kedaulatan ada ditangan rakyat dan
partisipasi rakyat adalah hal yang mutlak sekaligus kunci dari demokrasi itu sendiri.
C. Rechtsstaat merupakan istilah yang digunakan sebagai konsep negara hukum bagi negara-
negara Eropa Kontinental. Ada juga pendapat lain yang menyamakan pemakain konsep
rechtsstaat dengan rule of law. Menurut W. Friedmann mengatakan rechtsstaat
mengandung arti pembatasan kekuasaan negara oleh hukum.
Di Indonesia rechtsstaat tidak diartikan lamgsung sebagai negara hukum, tetapi istilah
rechtsstaat dipahami sebagai negara berdasarkan atas hukum, sebagaimana yang dinyatakan
dalam penjelasan UUD 1945. Ada tujuh unsur yang termuat dalam konsep negara hukum,
yaitu empat unsur dalam konsep rechsstaat dan tiga unsur dalam konsep rule of law. Enam
dari tujuh unsur tersebut telah terpenuhi oleh negara iIndonesia sebagai persyaratan suatu
negara hukum. Tetapi unsur-unsur tersebut dimidifikasi sesuai dengan cita negara hukum
Pancasila. Dengan demikian rechtsstaat merupakan negara berdasarkan atas hukum sesuai
dengan cita negara Pancasila. Arti rechtsstaat dalam negara Indonesia harus sesuai dengan
tujuan negara itu sendiri sebagaimana yang dituangkan dalam Alinea keempat Pembukaan
UUD 1945, yaitu:
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b) Memajukan kesejahteraan umum;
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, konsep rechtsstaat bagi Indonesia merupakan negara berdasarkan atas
hukum yang dikategorikan kepada negara kesejahteraan, yaitu negara yang makmur
material dan makmur spiritual.

4. Hakikat dari otonomi daerah adalah hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah untuk
mengatur ,mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusan daerah itu sendiri dengan
menghormati peraturan dan perundangan yang berlaku. Otonomi secara harafiah bisa
dikatakan sebagai daerah. Dalam Bahasa Yunani berasal dari kata Autos artinya diri mereka
sendiri dan Namos artinya hukum atau aturan.
Berdasarkan Undang undang No.32 Tahun 2004 definisi otonomi daerah atau desentralisasi
adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonomi
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pencapaian otonomi tidak hanya dalam pemberitahuan hukum ,melainkan juga kebutuhan
globalisasi yang diperkuat dengan memberi daerah kewenangan yang lebih besar. Terdapat
beberapa tujuan pemberian otonomi daerah diantaranya :
- Distribusi regional yang merata dan adil
- Peningkatan terhadap pelayanan masyarakat yang semakin baik.
- Adanya sebuah keadilan secara Nasional.
- Adanya pengembangan dalam kehidupan Demokratis.
- Menjaga hubungan yang harmonis antara Pusat dan Daerah serta Antar Daerah terhadap
integritas Republik Indonesia.
- Mendorong pemberdayaan masyarakat.
- Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat dan
mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

Menurut Undang Undang No.32 Tahun 2004 Pasal 21 , dalam menyelenggarakan otonomi
daerah memiliki hak sebagai berikut :
- Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
- Memilih pimpinan daerah
- Mengelola aparatur daerah
- Mengelola kekayaan daerah
- Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
- Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang
berada di daerah
- Mendapatkan sumber sumber pendapatan lain yang sah, mendapatkan hak lainnya yang
diatur dalam peraturan perundang undangan.

Kelebihan dari otonomi daerah adalah prioritas pembangunan menjadi lebih jelas dan tepat
sasaran. Dengan otonomi daerah pemerintah daerah bebas mengatur dan menyesuaikan
pembangunan dengan kondisinya. Jika daerah mempunyai banyak sumber daya pertanian,
maka pembangunan diprioritaskan kepada pertanian.

Hambatan yang dihadapi adanya otonomi daerah adalah :


 Adanya eksploitasi pendapatan daerah.
 Pemahaman terhadap konsep disentralisasi dan otonomi daerah yang belum sempurna.
 Penyedian aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai.
 Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya terhadap
pelaksanaan otonomi daerah.

Sumber :
- BMP MKDU4111
- www.slideshare.net
- https://www.kompas.com
- https://media.neliti.com
- Pengaturan Koordinasi di daerah , Syafirudin Ateng Bandung 199 Undang undang No. 22 tahun
1999 tentang pemerintahan Daerah Penataan kembali birokrasi pemerintah daerah 2004

Wijiasih, Runtut. 2017. Prospek Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM dalam Tragedi Trisakti. Jurnal
Harmony Vol 1 No. 1.

Yudhanegara, Firman. 2015. Pancasila sebagai Filter Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai
Nasionalisme. Jurnal Administrasi Negara. CENDEKIA Vol 8 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai