Anda di halaman 1dari 9

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Tiyas Nur Haryani S.Sos., M.Si

DISUSUN OLEH : Fernando Ayala (D0121049)

KELAS : Ilmu Administrasi Negara A 2021

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
1. Menurut Anda bagaimana adanya urgensi adanya pembangunan adil gender
setara di masyarakat?
Jawab :
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak
untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan
pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun
mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini, perempuan
seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap. Terlebih lagi adanya
pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di dapur, sumur,
mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak
penting.Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga
dan karir menjadi sangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk
berkarir karena tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga.Kesetaraan gender adalah
kondisi dimana perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki
kondisi yang sarna untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya
bagi pembangunan di segala bidang kehidupan. Dengan kata lain, ini berarti semua
manusia punya akses dan kontrol yang wajar dan adil terhadap sumber daya dan
manfaatnya, agar semua orang dapat berpartisipasi di dalamnya, serta memutuskan
dan memperoleh manfaat dari pembangunan yang ada.
Kesetaraan gender memiliki kaitan dengan keadilan gender. Keadilan gender
merupakan suatu proses dan perlakuan adil terhadap laki – laki dan perempuan.
Sebagaimana ditegaskan oleh ILO (2000) bahwa keadilan gender sebagai keadilan
perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki, berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Ini mencakup perlakuan sama atau perlakuan yang berbeda tapi dianggap setara
dalam hal hak, keuntungan, kewajiban dan kesempatan. Dengan keadilan gender
berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan
kekerasan terhadap perempuan maupun laki- laki.Dalam beberapa situasi, masih ada
orang yang masih berpikir bahwa membicarakan kesetaraan gender adalah sesuatu
yang mengada-ada atau hal yang terlalu dibesar- besarkan. Kelompok orang yang
berpikir seperti ini menganggap bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki dalam
keluarga maupun dalam masyarakat memang harus berbeda. Misalnya saja anggapan
bahwa “Perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya akan kembali juga
masuk dapur”. Dari ungkapan tersebut sudah dapat kita lihat ada dua hal yang
mencerminkan tidak adanya kesetaraan Gender dimana perempuan tidak diberikan
kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
berguna bagi dirinya.Pemikiran seperti ini umumnya muncul terutama pada kelompok
masyarakat yang masih menganggap bahwa sudah kodratnya perempuan untuk
melakukan pekerjaan di dapur. Kita perlu ingat bahwa bukan kodratnya perempuan
untuk masuk dapur, karena kegiatan memasak di dapur tidak ada kaitannya dengan
ciri-ciri biologis yang ada pada perempuan. Kegiatan memasak di dapur (atau
kegiatan rumah tangga lainnya) adalah suatu bentuk pilihan pekerjaan dari sekian
banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh perempuan ataupun laki-laki
(misalnya guru, dokter, pegawai negeri, sopir, pedagang, dan lainnya).
Selain itu, terminologi kesetaraan gender seringkali disalahartikan dengan
mengambil alih pekerjaan dan tanggung jawab laki-laki. Misalnya bekerja untuk
mengangkat barang-barang yang berat, mengganti atap rumah, menjadi nelayan atau
berburu di hutan dan lainnya.Kesetaraan Gender bukan berarti memindahkan semua
pekerjaan laki-laki ke tangan perempuan, bukan pula mengambil alih tugas dan
kewajiban seorang suami oleh istrinya. Jika hal ini yang terjadi, bukan ‘kesetaraan’
yang tercipta melainkan penambahan beban dan penderitaan pada perempuan.
Pada prinsipnya bahwa kesetaraan gender merupakan anggapan terhadap
semua orang pada kedudukan yang sama dan sejajar (adil), baik itu laki-laki maupun
perempuan. Dengan mempunyai kedudukan yang sama, maka setiap individu
mempunyai hak-hak yang sama, menghargai fungsi dan tugas masing-masing,
sehingga tidak ada salah satu pihak yang mereka berkuasa, merasa lebih baik atau
lebih tinggi kedudukannya dari pihak lainnya.Kesetaraan gender, atau kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan, mengacu pada kesetaraan hak, tanggung-jawab,
kesempatan, perlakuan dan penilaian atas perempuan dan laki-laki, anak perempuan
dan anak laki-laki dalam kehidupan maupun di tempat kerja. Kesetaraan Gender
adalah kebebasan memilih peluang-peluang yang diinginkan tanpa ada tekanan dari
pihak lain, kedudukan dan kesempatan yang sama di dalam pengambilan keputusan
dan di dalam memperoleh manfaat dari lingkungan. Dalam situasi yang setara ini
tidak adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin seseorang dalam memperoleh
kesempatan dan alokasi sumber daya, manfaat atau dalam mengakses pelayanan.
2. Jelaskan perbedaan gender dan jenis kelamin yang sudah anda
ketahui! Jawab :

 Kelamin atau seks mengacu pada perbedaan fisik antara orang-orang yang berjenis
kelamin laki-laki, perempuqan, atau interseks.Jenis kelamin disebut juga “seks
natal” karena ditentukan sejak lahir berdasar karakteristik anatomis dan fisiologis.
Selain perbedaan alat kelamin yakni penis dan vagina, jenis kelamin ditentukan
dari susunan hormon dan kromosom.

 Definisi gender mencakup cara seorang mengidentifikasi peran, perilaku, ekspresi,


dan identitas mereka.Jika persepsi usang menggambarkan sifat maskulin
menempel pada laki- laki, sementara feminin pada perempuan, maka identitas
gender melebur keduanya. Ekspresi gender, ketika seseorang mengekspresikan
dirinya, baik dalam berperilaku atau berpakaian dapat berbeda dengan jenis
kelamin mereka.Seseorang yang mengidentifikasikan diri dengan jenis kelamin
saat lahir disebut “cisgender.”Tidak seperti jenis kelamin yang dibawa sejak lahir,
gender adalah spektrum luas, orang bisa saja mengidentifikasi gendernya berbeda
dengan jenis kelaminnya. Misal ketika orang mengidentifikasi diri sebagai
transgender, seorang laki-laki bisa memandang dirinya sebagai perempuan, atau
sebaliknya.

3. Dalam pengamatan anda bagaimana kondisi pembangunan dan lingkungan


hidup kita saat ini (secara umum dan sebelum covid 19)!
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya
memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Pembangunan keberlanjutan
harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian
lingkungannya agar kualitas lingkugan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan yang
tidak dijaga akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang atau bahkan
akan hilang.
Menurut saya kondisi pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup di
Indonesia saat ini bisa dibilang kurang baik, seperti yang kita ketahui memang
banyak pembangunan yang sudah jadi dan sangat berguna bagi masyarakat kita,
namun tidak sedikit juga dampak negatif yang bisa dihasil dari pembangunan
tersebut
Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan berkelanjutan antara lain :
a. Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan
masalah Kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah
menciptakan habitat Baru atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai
vektor penyakit, antara lain karena Banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor
penyakit malaria, demam berdarah, dan lain Sebagainya.
b. Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta,
Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk
Jakarta saja Pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap
kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625 juta.
c. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah.
Karena Kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan
frekuensi banjir meningkat. Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan
Kesimpulan :

Dapat disimpulkan bahwa Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur


atau Komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan Individu yang bersangkutan.Komponen-komponen lingkungan hidup
dapat dibedakan menjadi komponen bendabenda hidup (biotik) dan komponen
benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam Komponen biotik adalah manusia,
hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam Komponen abiotik adalah
udara, tanah, dan air. Baik komponen biotik maupun komponen Abiotik membentuk
satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan Hidup
sering pula disamakan dengan ekosistem. Menurut saya keadaan pembangunan
berkelanjutan dan lingkungan di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja
seperti itu.
4. Jelaskan mengenai dinamika perkembangan peradaban di era revolusi industri
4.0 dan society 5.0 di Indonesia saat
ini. Jawab :
Revolusi industri merupakan sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses
kerja secara fundamental, dimana adanya kemajuan teknologi informasi dapat
mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan
dampak disiplin ilmu. Munculnya revolusi industri 4.0 membut wajah baru dalam fase
kemajuan teknologi.
Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren
otomasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of
things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi
digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia
diseluruh dunia.
Revolusi industri 4.0 ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi yaitu
kurangnya keterampilan yang memadai, masalah kemanan teknologi komunikasi,
keandalan stabilitas mesin produksi, ketidak mampuan untuk berubah oleh pemangku
kepentingan, serta banyaknya kehilangan pekerjaan karena berubah menjadi
otomasi.Teknologi ini berdampak positif tergantung bagaimana individu dalam
meminimalisir resiko dan peluang yang muncul di transformasi revolusi industri 4.0
yang terjadi berbeda dengan apa yang dialami manusia sebelumnya.Disisi lain,
Negara Jepang menyatakan dunia ini akan memasuki era Society 5.0 atau masyarakat
5.0 dimana, masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) yang
dikembangkan oleh Jepang. Menurut Kantor Kabinet Jepang, Society 5.0
didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang
menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui
sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruan fisik.
Revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi dalam mendegradasi peran
manusia membuat Jepang melahirkan sebuah konsep yaitu Society 5.0. Melalui
konsep ini diharapkan membua kecerdasan buatan akan mentransformasi big data
yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan menjadi suatu
kearifan yang baru, dengan harapan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam
membuka peluang-peluang bagi manusia.Perbandingan dari kedua konsep ini yaitu
pada industri 4.0, masyarakat mencari, mengutip, dan menganalisis dta atau informasi
dengan mengakses layanan cloud melalui internet.Sedangkan, pada Society 5.0
sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya dan
dianalisis oleh kecerdasan buatan, dan hasilnya diumpan kembali ke manusia dalam
ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Dampak dari revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 membuat kesempatan baru
untuk Indonesia. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, revolusi industri
4.0 justru memberi kesempatan bagi Indonesia untuk berinovasi. Revolusi yang fokus
pada pengembangan ekonomi digital dinilai menguntungkan bagi Indonesia.
Pengembangan ekonomi digital adalah pasar dan bakat, dan Indonesia memiliki
keduanya.Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang
berdaya saing global melalui percepatan industri 4.0, hal ini ditandai dengan
peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan dan strategi Inonesia
memasuki era digital yang tengah berjalan saat ini. Making Indonesia 4.0 dapat
memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri nasional di masa depan, terasuk
fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan.
Pada penyusunan peta jalan ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan,
mulai dari Institusi Pemerintahan, pelaku usaha, asosiasi industri, penyedia teknologi,
maupun lembaga riset dan pendidikan. Malalui komitmen serta partisipasi aktif dari
seluruh pihak tersebut, dapatdiyakini implementasi Industri 4.0 di Indonesia akan
berjalan sukses dan sesuai sasaran
Pada penerapan awal terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi industri
4.0 di Indonesia, yaitu :
1. Makanan dan minuman
2. Tekstil
3. Otomotif

DAFTAR PUSTAKA
* Warni Tune Sumar, Dosen: Universitas Negeri Gorontalo
Asgar Ali Enginer, Hak-Hak perempuan dalam Islam terj. Farid
Wajidi dan Cici Farkha Assegaf, Yoyakarta Lembaga study
Pengembangan Perempuan dan Anak 1994
A. Nunuk P. Murniati, Getar Gender, Magelang Indonesia Tera,
2004
Erni Purwati dan Hanun Asrohah, Bias Gender dalam Pendidikan
Islam Surabaya. Alpha Beta, 2005
Fakih Mansoer 2006. Analisis Gender dan Transformasi Sosial
Yogyakarta: Putaka Pelajar
Freire, Paulo, Politik Pendidikan (terjemahan 1999) Yoyakarta: read
& Putaka Pelajar
H.A.R. Tilaar &Riant Nogroho 2008 Penerbit Pustaka Pelajar
Instruksi Presiden No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional
Mangunwijaya, Y.B, 2004 Pendidikan Pemerdekaan, Yogyakarta:
Dinamika Edukasi Dasar
Tabroni,et All, Pendidikan kewarganegaraan: Demokrasi,
HAM,Civil Society dan Multikulturalisme, Yogyakarta:
Nuansa Aksara 2007
Tap MPR No IV 1999 tentang Kedudukan dan Peranan Perempuan
Undang-undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1994 tentang
penghapusan bentuk diskriminasi terhadap wanita
Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun 1999 Tentang
Hak Asasi Manusia
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka
Pelaj

Anda mungkin juga menyukai