Disusun oleh :
20.068
II B
1. Definisi
Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat
berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan
gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin Somnus yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur merupakan
kondisi dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan mengalami penurunan
(Mubarak, et all. 2015).
Pengertian Istirahat Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk
menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
menyulitkan bahkan menjengkelkan.
Tidur Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi
lebih merupaka suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim
memiliki kesadaran yang bervariasi.
- Jadi kesimpulan saya kebutuhan istirahat tidur adalah kebutuhan tubuh untuk
menambah energi setelah melakukan aktifitas dan tentu saja untuk menghilangkan
beban pikiran menjadi lebih tenang dan rileks
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Istirahat Tidur
1 Penyakit Sesorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur.misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti Asma, Bronchitis dan
Penyakit Persarafan
2 Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya
3 Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan ngantuk
4 Kelelahan Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap
REM
5 Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
menggangu tidurnya.
6 Alkohol Alkohol menekan REM secara normal seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan Insomnia
7 Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
a. membangunkan sesorang pada malam hari dan menyebakan kesulitan untuk kembali
tidur Diuretic: menyebabkan nokturia
b. Anti depresan: menekan REM menurunkan total waktu REM
c. Kafein: meningkatkan saraf simpatis atau mencegah orang tidur
d. Beta Bloker: menimbulkan Insomnia, mimpi buruk
e. Narkotika: mensupensi REM meningkatkan kantuk siang hari
f. Alkohol: menggangu tidur REM 8 Stres Psikologi Kondisi psikologi dapat terjadi pada
seseorang akibat ketegangan jiwa, hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki
masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur
9 Nutrusi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur kerena adanya Tryptophan
yang merupakan Asam Amino dari protein yang di cerna demikian sebaliknya kebutuhan
Gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur
3. ANATOMI FISIOLOGI
Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur
Gambar 2: skematis lokasi anatomi area-area diotak yang berperan saat tidur
a.Ascending Reticular Activating System (ARAS)
ARAS merupakan sistem saraf pusat yang berfungsi sebagaipromotor dari proses tidur-
bangun. Bagian ini terletak di formatioretikularis di batang otak yang terdiri atas beberapa
kelompok sel dannukleus serta sejumlah besar interneuron serta traktus ascenden
dandescenden yang saling berhubungan satu sama lain. Sebagian besar dariformatio
retikularis terletak di sentral atau tegmentum dari pons danmesencephalon serta memanjang
sampai medula, hipothalamus danthalamus. Struktur ini dipengaruhi oleh GABA yang
disekresi olehsebagian besar sinapsnya, serta dipengaruhi oleh input sensoris yangmasuk
melalui batang otak baik stimulus yang berasal dari sistemsensoris,motorik maupun saraf
kranial
b.Nukleus Traktus Solitarius
Bagian ini terletak di bagian medulla oblongata, bersifatnoradrenergik serta memiliki
hubungan dengan pons , hipothalamus danthalamus. Nukleus ini lebih aktif saat fase NREM
dibandingkan pada saatbangun
c.Locus Coeruleus
Bagian ini terletak pada pons bagian atas dan dorsal serta bersifatNoradrenergik. Locus
coeruleus aktif pada saat bangun dan tersupresiparsial pada fase NREM serta inaktif pada
fase REM. Bagian ini memilikifungsi untuk menginhibisi aktivitas dari LDT/PPT, juga
aktivitas daribagian ini pula terinhibisi oleh neuron GABA-ergik
d.Nucleus Raphe
Nukleus ini terletak di garis tengah dan bersifat serotonergik.Bagian yang terpenting dari
nukleus ini adalah nucleus raphe dorsalis.Nukleus ini bersifat aktif saat bangun, tersupresi
secara parsial saat NREMdan inaktif saat REM. Kinerja nya di inhibisi oleh neuron GABA-
ergik
serta jika aktif, berfungsi menghambat aktivitas LDT/PPT sertamemberikan proyeksi ke
hipotalamus. Diduga nukleus ini memlikikontribusi terhadap respon motorik,otonom serta
status emosional saatperubahan dari tidur ke bangun
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi,
dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam
format yang dapat dibuka kembali. Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan
utama pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat
kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (head to toe)
melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya
hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi. Dalam
melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti wawancara, pemeriksaan
fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif
dan objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh
pasien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan
pemeriksan fisik. Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi: a. Riwayat
keperawatan, meliputi :
1. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur, jumlah jam tidur,
kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah
mengalami mimpi yang mengancam.
2. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa yang
terjadi jika kurang tidur.
3. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-
obatan untuk membantu tidur.
4. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu
terjadi.
2. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
3. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara lambat, postur tubuh
tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan
kurang koordinasi.
c. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang maupun
malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun
pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum
tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien menganai tidurnya, apakah ada kesulitann tidur,
dan apakah ada perubahan pola tidur
d. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di
daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian
tidak fokus, serta sakit kepala.
e. Penyimpangan tidur
2. Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata, ada yang hitam & putih
3. Mata
4. Hidung
5. Telinga
7. Leher
d. Kelembaban : lembab
edukasi
Observasi
Edukasi
5. Anjurkan
pentingnya tidur 5. agar pasien mengetahui
cukup selama pentingnya istirahat tidur
sakit
6. Anjurkan 6. untuk memenuhi kebutuhan
menepati istirahat dan tidur menjadi
kebiasaan waktu lebih efektif
tidur
3. (D.0057) (I.12362)
Keletihan Edukasi
aktivitas/istirahat
Observasi
1. Identifikasi
kesiapan dan 1. Untuk mengetahui apakah
kemampuan pasien siap menerima dan
menerima mendegar informasi yang
informasi diberikan
Terapeutik
Edukasi
8.Implementasi
Menyiapakan tempat tidur
A. Persiapan perawat
1. Melakukan identifikasi pasien
2. Komunikasi dengan pasien untuk kontrak waktu
3. Menjelaskan tujuan
4. Cuci tangan
5. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
B. Persiapan pasien
6. Jelaskan prosedur
7. Atur posisi pasien
C. Persiapan alat
8. Trolly
9. Masker
10. Lap bersih
11. Alas kasur
12. Laken/sprei besar
13. Perlak
14. Stik laken/sprei melingkar
15. Selimut
16. Boven laken
17. Sarung bantal
18. Over laken/sprei penutup
D. Langkah-langkah
19. Perawat mencuci tangan
20. Memakai masker
21. Menggunakan sarung tangan
22. Angkat kasur dan lap seluruh kerangka kasur dengan kain lap
23. Letakan alas kasur dan kasur
24. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan: garis tengah lipatan diletakkan di
tengah kasur
25. Bentangkan sprei , masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur 30 cm tarik
setengah mungkin
26. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk 90º lalu masukkan seluruh tepi sprei ke
bawah kasur dengan rapih dan tegang
27. Letakkan perlak melintang pada kasur 50 cm dari bagian kepala
28. Letakan stik laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi sisinya ke
bawah kasur bersama dengan perlak
29. Pasang boven laken pada kasur bagian kaki,pada bagian atas yang terbalik
masukkan ke bawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi dengan bawah(kaki) di
bentuk sudut 90º dan masukkan ke bawah kasur tarik sisi atas samapi
terbentang
30. Pasang selimut pada kasur bagian kaki pada bagian atas terbalik dimasukkan
ke bawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya di bentuk sudut 90º dan
dimasukkan ke bawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbuang
32. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat tidur dengan
bagian yang terbuka di bagian bawah
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI%20WOLA.pdf (Emerensiana
Martha Wolla 2019)
https://www.academia.edu/37842562/Laporan_Pendahuluan_Istirahat_Tidur (Rofi
Syahrizal 2018)
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2592/142500022.pdf?
sequence=1&isAllowed=y (Edna S. Lingga 2017)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI edisi I cetakan III tahun 2017