Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
Dosen pembimbing : Sani Widiyanti Kuswara,S.Kep.,Ners

Disusun oleh :

Ghina Fitriyyah Santana

20.068

II B

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH


SAKIT DUSTIRA CIMAHI

Jalan Dr.Dustira No.1 Kota Cimahi Jawa Barat 40521 2021


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR
(PKKD)
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

RS/RUANGAN TGL/PARAF NILAI TGL/PARAF CI NILAI NILAI RATA –


CI KLINIK AKADEMIK RATA

1. Definisi

Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat
berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan
gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).

Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin Somnus yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur merupakan
kondisi dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan mengalami penurunan
(Mubarak, et all. 2015).

Pengertian Istirahat Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk
menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
menyulitkan bahkan menjengkelkan.

Tidur Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi
lebih merupaka suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim
memiliki kesadaran yang bervariasi.

- Jadi kesimpulan saya kebutuhan istirahat tidur adalah kebutuhan tubuh untuk
menambah energi setelah melakukan aktifitas dan tentu saja untuk menghilangkan
beban pikiran menjadi lebih tenang dan rileks
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Istirahat Tidur

1 Penyakit Sesorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur.misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti Asma, Bronchitis dan
Penyakit Persarafan

2 Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya

3 Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan ngantuk

4 Kelelahan Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap
REM

5 Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
menggangu tidurnya.

6 Alkohol Alkohol menekan REM secara normal seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan Insomnia

7 Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain

a. membangunkan sesorang pada malam hari dan menyebakan kesulitan untuk kembali
tidur Diuretic: menyebabkan nokturia
b. Anti depresan: menekan REM menurunkan total waktu REM
c. Kafein: meningkatkan saraf simpatis atau mencegah orang tidur
d. Beta Bloker: menimbulkan Insomnia, mimpi buruk
e. Narkotika: mensupensi REM meningkatkan kantuk siang hari
f. Alkohol: menggangu tidur REM 8 Stres Psikologi Kondisi psikologi dapat terjadi pada
seseorang akibat ketegangan jiwa, hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki
masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur

9 Nutrusi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur kerena adanya Tryptophan
yang merupakan Asam Amino dari protein yang di cerna demikian sebaliknya kebutuhan
Gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur
3. ANATOMI FISIOLOGI
Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Gambar 1. Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur


Gambar 1
:Komponen utama dari neuromodulator penginduksi siklustidur-bangun.Untuk menginduksi
tidur, proyeksi dari VLPO sebagai neuropenghasil GABA dan galanin (gal) yang terletak di
anterior darihipotalamus mengirimkan sinyal yang berfungsi menginhibisi ascendingarousal
system di pons, basis frontalis dan hipotalamus. Sistem inimeliputi;
nukleus tuberomamilarius (TMN) yang terletak di posterior darihipotalamus yang
memproduksi histamin(HIST), sel raphe dorsalis yangmemproduksi serotonin (5-HT). Sel
penghasil asetilkolin (Ach) yang  terletak di laterodorsal dari tegmentum (LDT), nukleus
ditegmentum daripedukulopontin (PPT) serta nukleus di locus coeruleus yang
memproduksinoreprinefrin(NA).Sistem lain yang tidak diilustrasikan pada gambar
inimeliputi area perifornikal dari hipotalamus yang memproduksi orexin, selprodusen
dopamin yang terletak di periaquaduktus mesencephalon danserta proyeksi kolinergik yang
berasal dari basis frontalis (nukleus basalis,pita diagonal dari brocca,dan septum medialis)
semua struktur inimemberikan proyeksi ke istem limbik dan korteks Tidur berasal dari
beberapa proses dalam otak yang meliputibeberapa sirkuit neural yang saling berhubungan
satu sama lain, sertameliputi beberapa neurotransmitter yang saling mempengaruhi satu
samalain. Berdasarkan penelitian percobaan transeksi terhadap tikus yang telahdilakukan
sebelumnya didapatkan bahwa terdapat regio yang mencetuskanterjadinya proses tidur di
medulla oblongata.Berikut dibawah inimerupakan area-area di otak yang berperan dalam
siklus tidur-bangun
 

Gambar 2: skematis lokasi anatomi area-area diotak yang berperan saat tidur
 
a.Ascending Reticular Activating System (ARAS)
ARAS merupakan sistem saraf pusat yang berfungsi sebagaipromotor dari proses tidur-
bangun. Bagian ini terletak di formatioretikularis di batang otak yang terdiri atas beberapa
kelompok sel dannukleus serta sejumlah besar interneuron serta traktus ascenden
dandescenden yang saling berhubungan satu sama lain. Sebagian besar dariformatio
retikularis terletak di sentral atau tegmentum dari pons danmesencephalon serta memanjang
sampai medula, hipothalamus danthalamus. Struktur ini dipengaruhi oleh GABA yang
disekresi olehsebagian besar sinapsnya, serta dipengaruhi oleh input sensoris yangmasuk
melalui batang otak baik stimulus yang berasal dari sistemsensoris,motorik maupun saraf
kranial
b.Nukleus Traktus Solitarius
Bagian ini terletak di bagian medulla oblongata, bersifatnoradrenergik serta memiliki
hubungan dengan pons , hipothalamus danthalamus. Nukleus ini lebih aktif saat fase NREM
dibandingkan pada saatbangun
c.Locus Coeruleus
Bagian ini terletak pada pons bagian atas dan dorsal serta bersifatNoradrenergik. Locus
coeruleus aktif pada saat bangun dan tersupresiparsial pada fase NREM serta inaktif pada
fase REM. Bagian ini memilikifungsi untuk menginhibisi aktivitas dari LDT/PPT, juga
aktivitas daribagian ini pula terinhibisi oleh neuron GABA-ergik
d.Nucleus Raphe
Nukleus ini terletak di garis tengah dan bersifat serotonergik.Bagian yang terpenting dari
nukleus ini adalah nucleus raphe dorsalis.Nukleus ini bersifat aktif saat bangun, tersupresi
secara parsial saat NREMdan inaktif saat REM. Kinerja nya di inhibisi oleh neuron GABA-
ergik
serta jika aktif, berfungsi menghambat aktivitas LDT/PPT sertamemberikan proyeksi ke
hipotalamus. Diduga nukleus ini memlikikontribusi terhadap respon motorik,otonom serta
status emosional saatperubahan dari tidur ke bangun

e.Laterodorsal Tegmental dan Pedunculopontine Tegmental(LTD/PPT) nuclei


Nukleus-nukleus ini terletak di bagian Formasio Retikularis dibagian dorsal dari tegmentum
pons serta bersifat kolinergik. Aktivitasnyadiinhibisi oleh locus coeruleus, nucleus raphe dan
nucleus tubero-mammilary serta berfungsi menghubungkan area-area di batang otakdengan
thalamus. LTD/PPT ini merupakan generator dari siklus
REM, juga berkontribusi terhadap komponen visual dari mimpi dan halusinasi.Jika nukleus
ini aktif, maka akan terjadi inhibisi dari locus coeruleus dannukleus raphe
f.Sistem Mesolimbik
Sistem ini berasal dari area ventral dari tegmentummesencephalon, serta memiliki proyeksi
ke area prefrontal dari korteksserebri dan sistem limbik yang meliputi amigdala ,hipokampus
sertanukleus retikularis thalami. Sistem ini bersifat dopaminergik serta dapatmenyebabkan
keterjagaan sebagai akibat dari stimulus yang didapat
g.Nukleus Tubero-Mammilary (TMN)
Nuklei ini terletak di bagian posterior dari hipotalamus dan bersifathistaminergik dan hanya
menerima input afferen dari ventrolateralpreoptic nucleus (VLPO) dan sistem orexin yang
berasal dari hipotalamusbagian lateral.Nuleus ini berfungsi menginhibisi VLPO dan
LDT/PPTserta bersifat aktif saat bangun, tersupresi parsial pada fase NREM daninaktif saat
fase REM
h.Nuklei Perifornical

Terletak di lateral dari hipothalamus, berfungsi mensekresi orexin(hipokretin). Nukleus


 – nukleus ini memiliki fungsi eksitatorik pada pusataminergik di batang otak yakni locus
coeruleus dan nuklei raphe sertainhibisi terhadap LDT/PPT. Nuklei ini aktif pada saat fase
wakefulnessdimana juga berfungsi melimitasi durasi fase REM
i.Nukleus Suprakhiasmatik (SCN)
Nukleus ini bertanggung jawab terhadap ritme sirkadian sertasebagai promotor bangun. Jika
terjadi lesi pada bagian ini maka akanmenimbulkan rasa kantuk yang berlebihan.
 j.Area Preoptik Hipotalamus
Area ini terletak di anterior dari thalamus, dimana merupakan pusatintegrasi dari homeostasis
dan ritme sirkadian. Area ini meliputi VLPOdan VMPO yang letaknya berdekatan dengan
SCN, dimana fungsi dariarea ini adalah sebagai reseptor osmotik penghasil arginin
vasopressin(AVP)
k.Ventrolateral Preoptic Nuclei (VLPO)
Nuklei ini terletak di inferior dari SCN dan di lateral dari ventrikelIII, dekat dengan nukleus
VMPO. Nukleus-nukleus ini menghasilkanGABA dan galanin yang berfungsi sebagai
neurotransmitter penginhibisinukleus yang mengatur keterjagaan di batang otak yang bersifat
aminergikmeliputi locus coeruleus, nukleus raphe, sistem mesolimbik dan
nukleustuberomamilary. sehubungan dengan fungsinya yang mempengaruhibanyak kinerja
nukleus, maka VLPO berpotensi untuk menyebabkanreaktivasi dari pusat pencetus tidur.
Sebaliknya pula fungsi dari nukleus inidi inhibisi oleh sistem Keterjagaan yang bersifat
aminergik (Posner, 2007,Shneerson, 2005, Chiong, 2008, Smith, 2008).Bagian dorsal dari
VLPO mencetuskan fase NREM dan bagianmedialnya memberikan proyeksi ke LDT/PPT,
sehingga menginduksi faseREM. Kinerja dari VLPO tidak dipengaruhi oleh ritme sirkadian,
namun
meningkat dengan adanya kekurangan tidur.Nukleus ini aktif pada saattidur dan inaktif pada
saat bangun
l.Ventromedial Preoptic Nuclei (VMPO)
Nukleus ini berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan modifikasi fungsitidur-bangun
m.Median Preoptic Nucleus (MPN)
Terletak di hipothalamus, di bagian dorsal dari ventrikel III danbersifat GABA-ergik.
Nukleus ini menerima input dari SCN danmemproyeksikannya ke neuron kolinergik di basal
dari lobus frontalis dannuklei perifornical. Nukleus ini aktif saat tidur, terutama fase NREM
fase3 dan 4
n.Zona Subparaventrikuler
Letaknya berdekatan dengan dengn SCN input yang berasal daribagian ini kemudian akan
secara terintegrasi akan mempengaruhi ritmesirkadian, temperatur (melalui VMPO),perilaku
dan fungsi endokrin
o.Nukleus Dorsomedial
Nukleus ini menerima jaras dari zona subparavetrikuler sertamemberikan proyeksi ke nukleus
paraventrikuler dan nukleus perifornikaldan berperan dalam inhibisi VLPO , pengaturan suhu
tubuh, perilakumakan dan keterjagaan
p.Basis Frontalis (Substansia inominata)
Lokasinya terdapat pada area preoptik dari Hipotalamus.Terdiriatas nukleus-nukleus penting
yang memegang peran penting dalam prosestidur
q.Nukleus Basalis dari Meynert
Neuron-neuronnya di aktivasi oleh neuron glutamat-ergik
yangterletak di pons meliputi locus coeruleus, nukleus raphe dan nukleus perifornical.
Neuron dari meynert ini bersifat kolinergik dan dapat diinhibisi oleh akumulasi dari adenosin

r.Neuron yang berkaitan dengan Amigdala ,Nukleus Accumbens danVentral Putamen


Nukleus-nukleus in memiliki fungsi yang beragam, beberapa darimereka bersifat GABA-
ergik yang aktif saat fase 3 dan 4 NREM danmemberikan proyeksi ke LDT/PPT, sedangkan
yang lain mensekresiglutamat atau galanin sebagai transmitter (Shneerson, 2005, Chiong,
2008,Aminoff, 2008).Para nukleus ini memberikan proyeksi yang luas ke SCN dan kesistem
limbik.area yang terletak di basis frontalis ini membentuk jalurascending menuju ke sistem
aktivasi rekular serta menghasilkan relay diekstra-thalamik ventralis sebelum menuju ke
korteks serebri. Area ini aktifpada saat bangun dan fase REM, tetapi inaktif pada
fase NREM.Adenosine terakumulasi di ekstraseluler dan menempel pada reseptor A1dan
menginhibisi kinerja dari neuron basis frontalis yang bersifatkolinergik,sehingga
mencetuskan fase NREM
s.Sistem Limbik
Sistem limbik meregulasi baik sistem saraf otonomik maupunreaksi emosional seseorang
terhadap stimulus eksternal dan memorisehingga menyebabkan sistem ini bersifat fleksibel
dan adaptif. Area
 – areayang termasuk dalam sistem limbik meliputi girus cingulate anterior, giruspara-
hipokampalis, formasio hipokampal di lobus temporalis, regio orbito-frontal di korteks
prefrontal. Sistem ini tidak aktif pada fase NREM tetapiaktif pada saat REM. Bagian dari
sistem limbik yang terletak di substansiagrisea dari periaquaduktus sylvii memberikan impuls
yang mempengaruhikinerja dari saraf simpatis
 
t. Thalamus
 Thalamus merupakan stasiun relay yang terahkir yangmenghubungkan jaras informasi dari
reseptor ke korteks serebri, kecualiinput yang berasal dari regio olfaktorius, sebaliknya pula
aktivitas darithalamus ini sendiri diatur oleh korteks serebri. Thalamus memilikibeberapa
kumpulan nukleus yakni nukleus retikuler dari
thalamus yangmemegang peranan penting dalam proses keterjagaan, bagian ini terdiriatas
kelompok neuron eksitatorik yang berfungsi menghasilkan glutamatserta kelompok neuron
inibitorik yang menghasilkan GABA,Neuronintratalamikus yang berfungsi memodifkasi
aktivitas dari thalamussedangkan nukleus-nukleus thalamus yang lainnya membentuk
jarasproyeksi thalamokortikal Thalamus mengatur aktivitas ARAS dan impuls lainnya
yangmelewati mesencephalon. Thalamus memodifikasi aktifitas spindel darimesencephalon
serta melalui sistem proyeksinya yang luas bagian inimampu mengintegrasikan dan
mensinkronisasi aktivitaskorteks.Sinkronisasi aktivitas dari korteks ini menyebabkan korteks
serebridapat menginisiasi serta mempertahankan fase NREM. Bagian ini
secaraefektif memutus hubungan antara korteks dengan batang otak sertastimulus-stimulus
lainya secara reversibel. Melalui neuron pensekresiGABA-nya, thalamus menginhibisi
promotor keterjagaan yang terletak dibatang otak juga memberikan pengaruh terhadap fase
REM melaluiproyeksinya ke LDT/PPT. Berikut di bawah ini dapat dilihat tabel-1tentang
beberapa area utama di CNS dan perannya terhadap tidur .

4. Gangguan Tidur Yang Umumnya Terjadi


1) Insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan memebuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
a) Insomnia inisial. Kesulitan untuk memulai tidur
b) Insomnia intermiten. Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c) Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. Beberapa
langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangkan pola tidur istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari
rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (mis: membaca,
mendengarkan music), dan tidur jika benar-benar mengantuk.
2) Parasomnia Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau
muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak.
Beberapa turunan parasomnia anatara lain sering terjaga (mis: tidur berjalan, night
terror), gangguan transisi banguntidur (mis: mengigau), parasomnia yang terkait
dengan tidur REM (mis: mimpi buruk), dan lainnya (mis: bruksisme).
3) Hypersomnia Hypersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berlebihan utama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis
tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (mis: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hypersomnia
dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.
4) Narkolepsi Narkolepsi adalah gelombnag kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan
tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan
genetic system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM.
Alternative pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau
metilpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramine hidroklorida.
5) Apnea Saat Tidur Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya
napas secara periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang
mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk
berlebihan pada siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami
perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung. (Haswita, dkk, 2017)
5. Pengkajiaan

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi,
dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam
format yang dapat dibuka kembali. Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan
utama pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat
kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (head to toe)
melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya
hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi. Dalam
melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti wawancara, pemeriksaan
fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif
dan objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh
pasien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan
pemeriksan fisik. Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi: a. Riwayat
keperawatan, meliputi :

1. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur, jumlah jam tidur,
kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah
mengalami mimpi yang mengancam.

2. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa yang
terjadi jika kurang tidur.

3. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-
obatan untuk membantu tidur.

4. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu
terjadi.

b. Pemeriksaan fisik, meliputi :

1. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.

2. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.

3. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara lambat, postur tubuh
tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan
kurang koordinasi.
c. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang maupun
malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun
pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum
tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien menganai tidurnya, apakah ada kesulitann tidur,
dan apakah ada perubahan pola tidur

d. Gejala Klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di
daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian
tidak fokus, serta sakit kepala.

e. Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya


kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disorientasi
tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai dan intonasinya tidak
teratur. (Hidayat dan Uliyah,2015,Ed. 2)
PEMERIKSAAN FISIK

1. Kepala dan Rambut

a. Bentuk : oval, dan tidak ada benjolan

b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi

2. Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata, ada yang hitam & putih

b. Bau : Rambut tidak berbau

c. Warna kulit : kuning langsat

3. Mata

a. Kelengkapan mata : mata simetris kiri dan kanan

b. Palpebra : tidak ada kelainan & infeksi

c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis dan normal

4. Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : simetris

b. Lubang hidung : simetris & bersih

5. Telinga

a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan

b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan

c. Lubang telinga : cukup bersih dan tidak ada kelainan

6. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab

b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi kuning

7. Leher

a. Posisi trachea : simetris

b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar

c. Suara : suara jelas Universitas Sumatera Utara

d. Denyut nadi kronis : teraba dan tidak menonjol


8. Pemeriksaan integumen

a. Kebersihan : kulit pasien tampak bersih

b. Warna : sawo matang

c. Turgot : tidak ada kelainan

d. Kelembaban : lembab

e. Warna luka : tidak ada luka

f. Kelainan kulit : tidak ada kelainan

9. Pemeriksaan payudara dan ketiak

a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan

b. Warna payudara dan aerola : sawo matang dan aerola hitam

c. Kondisi payudara dan puting : normal

d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan

10. Pemeriksaan thoraks/dada

a. Inspeksi thoraks : tidak dilakukan pemeriksaan

b. Pernafasan : tidak dilakukan pemeriksaan

c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas


6. Diagnosa
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakbugaran fisik dibuktikan
dengan rentang gerak rom menurun, enggan melakukan pergerakan
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan dengan
mengeluh sulit tidur, mengeluh pola tidur berubah
- Keletihan berhubungan dengan gangguan tidur dibuktikkan dengan merasa kurang
tenaga mengeluh lelah
7. Intervensi

No Diagnosa Intervensi Rasional

1. (D.0054) (I.06171) dukungan


ambulasi
Gangguan mobilitas fisik
Observasi
1. Untuk mengetahui adanya
1. identifikasi adanya nyeri atau tidak
nyeri atau keluhan fisik
lainnya

2. identifikasi toleransi 2. Mengetahui apakah pasien


fisik melakukan ambulasi masih bisa beraktivitas apa
terapeutik tidak

3. fasilitasi aktivitas 3. Membantu pasien untuk


ambulasi dengan alat beraktivitas
bantu
4. Memfasilitasi pasien agar
4.fasilitasi melakukan
pasien bisa beraktivitas
mobilisasi fisik

edukasi

5.jelaskan tujuan untuk 5. Agar pasien mengetahui


prosedur ambulasi tentang ambulasi

6. anjurkan memalukan 6. Mencegah pasien


ambulasi dini mengalami cidera/nyeri

2. (D. 0055) (I.05174)

Gangguan pola tidur Dukungan tidur

Observasi

1. Identifikasi pola 1. Untuk mengontrol istirahat


aktivitas dan tidur dan tidur
2. Identifikasi faktor 2. Untuk mengetahui faktor
pengganggu tidur apa saja yang dapat
mengganggu tidur pasien
Terapeutik

3. Modifikasi 3. Membersihkan lingkungan


lingkungan untuk kenyamanan istirahat
tidur

4. Tetapkan jadwal 4. Untuk mengatur istirahat


tidur rutin tidur

Edukasi

5. Anjurkan
pentingnya tidur 5. agar pasien mengetahui
cukup selama pentingnya istirahat tidur
sakit
6. Anjurkan 6. untuk memenuhi kebutuhan
menepati istirahat dan tidur menjadi
kebiasaan waktu lebih efektif
tidur

3. (D.0057) (I.12362)

Keletihan Edukasi
aktivitas/istirahat

Observasi

1. Identifikasi
kesiapan dan 1. Untuk mengetahui apakah
kemampuan pasien siap menerima dan
menerima mendegar informasi yang
informasi diberikan

Terapeutik

2. Sediakan materi 2. Agar pasien mengetahui


dan dan media materi yang akan
pengaturan disampaikan
aktivitas dan
istirahat
3. Jadwalkan 3. Memberikan jadwal
pemberian pemberian
pendidikan pendidikan/materi yang
kesehatan sesuai telah disepakati
kesepakatan

Edukasi

4. Jelaskan 4. Agar pasien mau


pentingnya melakukan olahraga rutin
melakukan untuk menjaga kesehatan
aktivitas
fisik/olahraga
secara rutin 5. Agar pasien bisa
5. Anjurkan terlibat bersosialisasi dan berkreasi
dalam aktivitas
kelompok,aktivita
s bermain dll.
6. Anjurkan
6. Untuk tetap mengontrol
menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
aktivitas dan
istirahat

8.Implementasi
Menyiapakan tempat tidur
A. Persiapan perawat
1. Melakukan identifikasi pasien
2. Komunikasi dengan pasien untuk kontrak waktu
3. Menjelaskan tujuan
4. Cuci tangan
5. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
B. Persiapan pasien
6. Jelaskan prosedur
7. Atur posisi pasien
C. Persiapan alat
8. Trolly
9. Masker
10. Lap bersih
11. Alas kasur
12. Laken/sprei besar
13. Perlak
14. Stik laken/sprei melingkar
15. Selimut
16. Boven laken
17. Sarung bantal
18. Over laken/sprei penutup
D. Langkah-langkah
19. Perawat mencuci tangan
20. Memakai masker
21. Menggunakan sarung tangan
22. Angkat kasur dan lap seluruh kerangka kasur dengan kain lap
23. Letakan alas kasur dan kasur
24. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan: garis tengah lipatan diletakkan di
tengah kasur
25. Bentangkan sprei , masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur 30 cm tarik
setengah mungkin
26. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk 90º lalu masukkan seluruh tepi sprei ke
bawah kasur dengan rapih dan tegang
27. Letakkan perlak melintang pada kasur 50 cm dari bagian kepala
28. Letakan stik laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi sisinya ke
bawah kasur bersama dengan perlak
29. Pasang boven laken pada kasur bagian kaki,pada bagian atas yang terbalik
masukkan ke bawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi dengan bawah(kaki) di
bentuk sudut 90º dan masukkan ke bawah kasur tarik sisi atas samapi
terbentang
30. Pasang selimut pada kasur bagian kaki pada bagian atas terbalik dimasukkan
ke bawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya di bentuk sudut 90º dan
dimasukkan ke bawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbuang

31. Lipat ujung boven sampai tempak garis pita

32. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat tidur dengan
bagian yang terbuka di bagian bawah

33. Pasang sprei penutup ( over laken)

34. Lepas masker

35. Rapihkan alat alat

36. Perawat cuci tangan


DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/352/3/15%20BAB%20II.pdf (RMEI RIANI 2019 )

http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI%20WOLA.pdf (Emerensiana
Martha Wolla 2019)

https://www.academia.edu/37842562/Laporan_Pendahuluan_Istirahat_Tidur (Rofi
Syahrizal 2018)

https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2592/142500022.pdf?
sequence=1&isAllowed=y (Edna S. Lingga 2017)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI edisi I cetakan III tahun 2017

Tim Pokja SLKI DPP PPNI,edisi I cetakan II, tahun 2018

Tim Pokja SIKI DPP PPNI edisi I cetakan II tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai