Anda di halaman 1dari 35

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PATOLOGI SYSTEM

PENCERNAAN DAN ENDOKRIN


(HEPATITIS)

Makalah

dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 1 dengan dosen pengampu mata kuliah Novi Malisa, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh kelompok 3 2B :

PROGRAM PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI
Jalan dr. Dustira No. 1 kota cimahi Jawa barat 40521

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan
Kebutuhan Nutrisi Patologi System Pencernaan dan Endokrin (Hepatitis)” tepat
waktu.
Makalah tentang Gangguan Kebutuhan Nutrisi Patologi System Pencernaan
dan Endokrin (Hepatitis) disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 di Akademi Keperawatan RS. Dustira. Selain itu, penulis berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Gangguan
Kebutuhan Nutrisi Patologi System Pencernaan dan Endokrin (Hepatitis).
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Novi
Malisa, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku dosen Keperawatan Medikal Bedah 1. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Cimahi, 15 Februari 2021

Penulis

Sistem Pencernaan 2
DAFTAR ISI

Sistem Pencernaan 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
GE (gastroenteritis) atau di masyarakat umum lebih dikenal
dengan diare adalah pengeluaran feces yang tidak normal dan berbentuk
cair / encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya dalam sehari > 3x .
GE adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih Bab dengan bentuk tinja yang encer
atau cair ( suriadi 2011).
GE adalah Bab dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai
frekuwensi defekasi yang meningkat ( Ngastiyah 2015).GE adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml / 24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuwensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat
tanpa disertai lendir dan darah.
GE akut sering dengan tanda dan gejala klinis lainnya seperti
gelisah, suhu tubuh meningkat, dehidrasi, nafsu makan menurun, BB
menurun, mata dan ubun – ubun cekung (terutama pada balita) keadaan ini
merupakan gejala GE infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan
parasit perut (Bidup John, 2009). GE juga dapat terjadi bersamaan
dengan penyakit infeksi lainnya seperti malaria dan campak, begitu juga
dengan keracunan kimia. Perubahan gut flora (bacteri usus) yang
dipicu antibiotic, dapat menyebabkan GE akut karena pertumbuhan kelebihan
dan toksin dari clostridium difficile (bakteri gram positif anaerob dalam usus
besar).
Hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosi dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang
pasti : hepatitis A,B,C,D dan E.

1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus. Cara
penularan penyakit hepatitis A adalah melalui jalur per oral, terutama oleh
lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar oleh virus tersebut,
kadang-kadang penyakit ini ditularkan melalui transfusi darah.

 Etiologi Hepatitis A

Sistem Pencernaan 4
HAV terutama ditularkan melalui oral dengan menelan makanan yang
sudah terkontaminasi, penyakit ini sering menyerang anak-anak atau
akibat kontak dengan penderita melalui kontaminasi feses pada makanan
atau air minum, atau dengan menelan kerang yang mengandung virus,
yang tidak dimasak dengan baik.

 Tanda dan gejala


a. Anoreksia
b. Nyeri episgastrium
c. Mual
d. Nyeri ulu hati
e. Ikterus
 Penanganan
a. Selama periode anoreksia pasien harus makan sedikit-sedikit tapi
sering jika diperlukan disertai infus glukosa.
b. Tirah baring selama stadium akut
c. Jumlah makanan dan cairan yang optimal untuk menghadapi
penurunan BB.
 Prosedur Diagnostik
Diagnostik ditegaskan dengan menemukan adanya peninggian enzim
dengan ratio yang jelas menunjukan keadaan akut, disertai penurunan
kembali yang cepat dalam waktu 1-3 minggu.

2. Hepatitis B
Virus hepatitis B merupakan virus DNA bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 mm, virus ini memiliki lapisan permukaan dan bagian
inti.

 Etiologi hepatitis B
Secara klinis penyakit ini sangat menyerupai hepatitis A namun masa
inkubasinya jauh lebih lama yaitu antara 1 sampai 6 bulan.

 Tanda dan gejala

Sistem Pencernaan 5
Pada pasien hepatitis B dapat mengalami penurunan selera makan, nyeri
abdomen, pegal-pegal yang menyeluruh, tidak enak badan dan lemah.
Penderita hepatitis B mungkin terasa nyeri ketika ditekan hatinya dan
membesar dan panjangnya mencapai 12 smapai 14 cm.

 Penanganan
a. Terapi dini dengan penyuntikan interferon setiap hari akan
menyembuhkan penyakit hepatitis B.
b. Tirah baring (bedrest)
Aktifitas pasien harus dibatasi sampai gejala pembesaran hati dan
kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam serum sudah
kembali normal.

c. Nutrisi yang adekuat


d. Pertimbangan psikosial
3. Hepatitis C
Hepatitis C sebagian penyebab kasus hepatitis non A, non B yang
berkaitan dengan transfusi darah. Hepatitis C bukan hanya terjadi pada pasien-
pasien pasca transfusi dan diantara pemakai obat-obatan IV, tetapi juga pada
petugas kesehatan yang bekerja dalam unit-unit analisis renal.

 Klinis hepatitis C yang akut serupa dengan hepatitis B,


gejala hepatitis C biasanya ringan meskipun demikian status karier yang
kronis sering terjadi dan terdapat peningkatan resiko untuk menderita
penyakit hari yang kronis sesudah hepatitis C.
 Penanganan
Interferon dosis rendah dalam jangka waktu yang lama

4. Hepatitis D
Virus ini memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk reflikasinya
maka hepatitis B yang berisiko terkena hepatitis D, hepatitis D juga dijumpai
diantara pemakai obat-obatan IV. Masa inkubasi sangat bervariasi antara 21
sampai 140 hari.

Sistem Pencernaan 6
 Etiologi
Gejala hepatitis D serupa dengan hepatitis B, kecuali pasiennya lebih
cenderung untuk menderita hepatitis pulminal

 Penanganan
Terapi hepatitis D serupa dengan penanganan hepatitis yang lain

5. Hepatitis E
Virus hepatitis E merupakan jenis virus terbaru yang identifikasi dianggap
ditularkan dari jalur pekal-oral-masa inkubasi hepatitis E bervariasi antara 15-
65 hari.

 Etiologi
Gejala hepatitis E serupa dengan hepatitis yang lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah yaitu: “Apa
yang dimaksud dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Patologi System Pencernaan dan
Endokrin (Hepatitis)?”

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan
pada klien dengan diagnosa hepatitis.

2. Tujuan Khusus
Pengkajian klien dengan hepatitis.
b. Penegakan diagnosa perawatan pada klien dengan hepatitis.
c. Perencanaan tindakan pada klien dengan hepatitis.
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan dengan hepaititis.
e. Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dengan.
f. Pendokmentasian asuhan keperawatan klien pada hepaititis.

Sistem Pencernaan 7
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan makalah yang hendak dicapai, maka makalah ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

2. Manfaat praktis
Secara praktis makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi penulis

b. Bagi Instansi

c. Bagi Mahasiswa Lain

BAB II
PEMBAHASAN
A. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2011), patofisiologi dari Gastro enteritis adalah alitas
dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari
gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan,
cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler
kedala tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan
dapat terjadi asidosis metabolik.
GE yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus,
sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi
cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa

Sistem Pencernaan 8
intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan
kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada
sindrom malabsorbsi. Peningkatan motalitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal sehingga akan terjadi dehidrasi dan
hilangnya nutrisi dan elektrolit.

Berikut mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE


meliputi hal – hal berikut yaitu:
1. Gangguan Osmotik.
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh
mukosa usus akan menyebabkan peningkatan tekanan osmotic
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul GE.
2. Gangguan sekresi
Akibat respon inflamasi mukosa (misalnya toksin).Pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus sebagai reaksi dari enterotoxic dari infeksi dalam usus
dan selanjutnya timbul GE karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
3. Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul GE. Sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya bisa timbul GE juga. Dari
ketiga mekanisme diatas GE dapat menyebabkan :
a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
(asidosis metabolik hipokalemia)
b) Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang,
pengeluaran berlebihan)
c) Hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah
Hepatitis virus A akut merupakan infeksi sistemik akut oleh virus pada hati.
Salah satu penyebabnya ialah virus hepatitis A. Sinonim hepatitis A ialah hepatitis
infeksiosa. Hepatitis dengan inkubasi singkatan hepatitis MS I.
Virus hepatitis A tahan terhadap pemenasan sampai 350C selama 30 menit,
atau pemberian eter atau pemberian klorin 1 ppm (part per million) selama 30 menit.
Hewan seperti marmot dan simpanse rentan terhadap hepatitis A.
Virus ditemukan pada masa prodnormal dan terlihat dengan pemeriksaan
mikroskop elektron pada tinja antigen virus hepatitis A dan antibodi (anti HA) dapat
dideteksi dengan pemeriksaan imunodifusi, imunoelektroforesis, uji komplemen

Sistem Pencernaan 9
fiksasi dan radio imunosai (RIA). Virus ini merupakan virus RNA dan termasuk
golongan anterovirus.
Hepatitis dapat ditemukan satu atau dua minggu sebelum terlihat kuning dapat
ditemukan gejala anorexia, nausea, muntah-muntah, lemah, lesu, artralgia, mialgea,
sakit kepala, fotofobia, faringitis, batuk dan demam sedang (380-390C) dapat
ditemukan lebih sering pada hepatitis A daripada hepatitis B.
Urine berwarna gelap (merah seperti the kental) dan tinja berwarna pucat akan
ditemukan 1-5 hari sebelum kuning muncul. Sesudah sklera mata terlihat membesar
dan mungkin bau mungkin pula terasa nyeri pada ma kwadran atas kanan perut, tidak
jarang terdapat pula gambaran seperti kolestasis ekstra hepatik, spknomegali dan
aderopati serukal.
Penyembuhan sempurna biasanya memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan pada
75 % kasus dengan gejala yang klasik, serum tranminase (SGOT, SGPT, Gama GT,
chE GLDH) meningkat dan variasi cukup besar dan ditemukan kasus SGOT, SGPT
150-400 U/L.
Ikterus terlihat jelas pada sklera dan kulit bila kadar serum bilirubin labih dari
2,5 mg/100ml. Peningkatan berkisar 5-20 mg% kat serum bilirubin masaih dapat
meningkat walaupun enzim transminase sudah mulai turun. Penurunannya dapat
dikatakan tanda hepatitis akut, pada minggu pertama akan turun 30-50% dari nilai
tertingginya.
Kadar bilirubin di atas 20 mg% dengan penurunan perlahan-lahan merupakan
tanda prognosis buruk maka tingginya kadar bilirubin walu sampai 30-100 mg% tidak
mencerminkan prognosis yang buruk.
B. PATHWAY

C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan
dengan cara pengaturan diet dan pemberian cairan :
1. GE tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun
misalnya air gula, sari buah segar, air teh, kuah sup, ASI dll.
2. GE dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan rehidrasi oral
(LRO). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1
liter air .
3. GE dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intra vena
disamping LRO.
4. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara
lain :

Sistem Pencernaan 10
a) Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan
pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
penderita.
b) Jas panjangbilaada kemungkinan pencernaran dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
c) Penderita dan keluarganya diedukasi mengenal cara perolehan entero
patogen dan cara mengurangi penularan

D. ETIOLOGI
E. PENGKAJIAN FOKUS
F. ANALISA DATA
Pengkajian

1.1.1. Biodata
Nama : Tn. J
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : TNI
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Status : Tidak kawin
Alamat : Pura Baya Padalarang
Diagnosa : Susps. Hepatitis virus akut

Riwayat Kesehatan Sekarang


Alasan Masuk Rumah Sakit
Sejak 1 (satu) minggu sebelum masuk rumah sakit, mata (sclera) klien tampak
kuning, BAK seperti air teh, BAB agak kecoklatan (seperti tanah liat), kepala pusing
dan badan lemas. Kemudian 4 (empat) hari sebelum masuk rumah sakit klien demam,
mual muntah dan nyeri pada ulu hati. Selanjutnya klien berobat ke rumah sakit
Dustira dan di rawat di ruang X.
Keluhan Utama Saat Didata

Sistem Pencernaan 11
Klien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati (epigastrium kanan) seperti
ditisuk-tusuk dengan skala 4 (nyeri berat) yang berkurang apabila tidur terlentang dan
semi fowled an bertambah jika melakukan aktivitas dan makan terlalu banyak. Nyeri
dirasakan menyebar kea rah daerah epigastrium kiri dan perut, nyeri terasa secara
tiba-tiba dan waktu terjadinya tidak menentu.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti
yang dirasakan saat ini. Klien tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengannya, serta tidak menderita penyakit yang berat maupun penyakit
menular lainnya, hanya klien bergaul dengan teman yang menderita hepatitis selama
+ 1 tahun.

Struktur Keluarga
Klien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara. Ayah klien anak ke 1 dari 4
bersaudara dan ibu klien anak ke2 dari 5 bersaudara. Klien belum menikah dan
tinggal bersama orang tua.

Sistem Pencernaan 12
GAMBAR 3.1
STRUKTUR KELUARGA

Sistem Pencernaan 13
Keterangan :

: Laki-laki

: Klien

: Perempuan

: Hubungan perkawinan

: Tinggal serumah

Data Biologis

Sistem Pencernaan 14
NO. POLA DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1 2 3 4
1 Nutrisi
Makan :
- Frekuensi 2x /hari 3x /hari
- Jenis Makan biasa (nasi, lauk, sayur) Makan lunak (bubur, lauk, sayur)
- Jumlah Satu porsi habis 1/4 porsi habis
- Keluhan t.a.k Tdk. Nafsu makan & mual muntah,
berat badan turun 4 kg
Minum :
- Jumlah 6-8 gelas/hari (1500-2000 cc) 6-8 gelas/hari (1000-2000 cc)
- Jenis Air putih, air teh, susu Air putih
- Keluhan t.a.k t.a.k

2 Eliminasi
BAK :
- Frekuensi 3-4 x /hari 4-5 x /hari
- Warna Kuning jernih Keruh seperti teh
- Bau Khas Khas
- Keluhan t.a.k Mengeluh seperti air teh

BAB :
- Frekuensi 1 x /hari 1 x /hari
- Konsistensi Lembek berbentuk Lembek berbentuk
- Warna Kuning tengguli Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Keluhan t.a.k t.a.k

Sistem Pencernaan 15
1 2 3 4
3 Istirahat & tidur
- Kuantitas 7-8 jam/hari 10-12 jam/hari
- Tidur malam 21.00 - 05.00 21.00 - 04.00
- Tidur siang Tidak pernah 09.00 - 12.00 dan 13.00 - 15.00
- Kualitas Tidur nyenyak Klien sering terbangun

4 Personal hygiene
- Mandi 2x /hari 1x /hari
- Gosok gigi 2x /hari 1x /hari
- Keramas 2x /mg Tidak pernah
- Menggunting kuku 1x /mg Tidak pernah

5 Aktivitas Dapat melakukan aktivitas Tidak banyak melakukan aktivitas,


sehari-hari sebagai anggota hanya duduk dan tidur terlentang
keluarga dan karyawan
PT. Garuda

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos metis, klien tampak lemah
TTV : TD : 120/70 mmhg S : 370C BB : 58 kg
N : 80 x/mnt R : 20 x/mnt TB : 167 cm

2. Sistem Integumen
a. Warna kulit tampak kekuning-kuningan/ikretik
b. Tekstur kulit teraba lembab
c. Suhu teraba hangat, turgor kulit pada abdomen dan tangan tidak
menurun
d. Tidak terdapat lesi maupun petekhie

3. Sistem Penglihatan
a. Mata : Simetris kiri dan kanan
b. Konjungtiva : Tidak anemis, warna pink, tidak terdapat nyeri tekan
pada kelopak mata
c. Sklera : Tampak ikretik

Sistem Pencernaan 16
d. Pupil : Refrlex terhadap cahaya, isokor
e. Bola mata : Dapat digerakkam ke atas, bawah, kiri dan kanan
f. Penglihatan : Klien dapat melihat pada batas normal dan tidak
menggunakan kaca mata saat membaca

4. Sistem Pendengaran
a. Telinga : Simetris kiri dan kanan, posisi spina sejajar dengan
sudut mata
b. Daun telinga : Keras, kulit lembut, tidak terdapat serumen
c. Pendengaran : Pada test fisik klien dapat mendengar detik jarum jam

5. Sistem Pencernaan
Mulut dan Oseophagus
a. Bentuk bibir simetris, bibir kering dan warna kemerahan dan agak
kuning.
b. Lidah berwarna putih, terletak simetris, dapat digerakkan kesemua
arah.
c. Gigi berwarna putih kekuningan, tidak tampak kotor, jumlah 32
buah, tidak ada caries.
d. Palatum durum keras, berugas, tidak terdapat lesi
e. Palatum mole tampak berwarna agak kekuningan
f. Uvula terletak di tengah, tonsil tidak membengkak
Abdomen
a. Bentuk datar, lembut, tupar teraba membesar, nyeri tekan pada daerah
epigastrik, limpa tidak teraba membesar
b. Terdapat bising usus pada tiap kuadran

6. Sistem Pernafasan
a. Hidung
Bentuk : Simetris dan tampak kokoh, tidak terdapat secret, tidak
terdapat pernafasan cuving hidung, tidak terdapat nodul.

Sistem Pencernaan 17
b. Sinus : Tidak terdapat nyeri tekan baik pada sinus frontalis
maupun pada sinus maxilaris.
c. Trakhea
Bentuk dan ukuran simetris, posisi di tengah, bunyi nafas turbuler.
d. Trioid tidak teraba membesar dan tidak nyeri tekan.
e. Dada
Bentuk simetris, tidak terdapat retraksi, tidak nyeri tekan pada dinding
dada.
f. Paru-paru
Auskultasi proncus : Broncho vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada
weezing.
Perkusi permukaan paru : Resonan, Akskutasi : Vesikuler, tidak ronchi
dan wizeeng.
Ekspansi paru : Simetris pada kedua paru, pola nafas reguler.

7. Sistem Kardiovaskuler
a. Leher
JUP tidak meninggi, KGB tidak teraba membesar
b. Bunyi jantung
Bunyi jantung murni reguler S1 dan S2
Heart rate 86x /menit
Batas kanan : line strenal dextra
Batas kiri : Mid clarikula KS V
c. Perifer
Akral teraba hangat, capillary resil time : 1-2 detik, tidak ad avarices
dan flebitis

8. Sistem Genito – Urinaria


a. Ginjal
Tidak teraba membesar dan tidak ada nyeri tekan
b. Bladder
Teraba kosong, tidak ada nyeri tekan

Sistem Pencernaan 18
9. Sistem Muskuloskeletas
a. Ekstimitas atas
ROM : mampu flexi, ekstensi, abduksi dan rotasi
b. Ekstremitas bawl
ROM : mampu flexi, ekstensi, abduksi dan rotasi

+4 +4

Kekuatan otot

+4 +4

Data Psikologis
1. Status Emosi
Klien tidak nampak murung, klien dapat menerima keadaannya sat ini dengan
harapan klien cepat sembuh, hanya klien tampak lemah.
2. Konsep Diri
a. Body Image
Klien mengatakan bahwa penyakitnya tidak berpengaruh terhadap
body image.
b. Harga Diri
Klien tidak merasa minder dengan keadaannya saat ini dan dapat
berinteraksi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya
c. Ideal Diri
Klien mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dari penyakitnya
d. Peran
Sebelum sakit berperan sebagai karyawan dan sebagai anggota
keluarga (anak) dan saat ini klien hanya dapat berbaring
e. Identitas Diri
Klien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara, klien belum mmenikah
dank lien tingal bersama orang tuanya.

Sistem Pencernaan 19
3. Koping Masalah
Dalam mengatasi masalah klien membicarakannya dengan keluarga maupun
teman dekat (orang yang dipercayai)

Aspek Sosial
1. Gaya Komunikasi. Dalam menjawab pertanyaan klien menggunakan
bahasa verbal dank lien cukup terbuka dalam mengemukakan perasaannya
serta dapat berkomunikasi dengan lanear
2. Pola Interaksi. Klien dapat menjalin hubungan yang baik dengan
lingkungan sekitarnya

Data Sosial
1. Pendidikan : SMU
2. Pekerjaan : Karyawan
3. Hubungan dengan keluarga : Dapat berinteraksi dengan baik
4. Sosiokultural : Sunda
5. Gaya hidup : Sederhana

Data Spiritual
Kien adalah penganut agama Islam, klien berusaha menjalankan ibadah sesuai
dengan ajarannya.

Data Penunjang
Tanggal 26 Desember 2003
1. Kimia Darah Nilai Normal
Alkali pospat : 128 mg/d 40 – 117 m/l
Billirubin total : 10,94 0 – 1,1, mg/dl
Billirubin direct : 5,30 0 – 0,25 mg/dl
SGOT/AST : 552 16 – 40 m/l
SGPT/ALT : 564 8 – 59 m/l

Sistem Pencernaan 20
2. Urine
Warna : Jernih Kuning Tua Jernih kuning muda
Protein :+ -
Leukosit : 8 – 12 4,0 – 10 rb/mm3
Eritrosit :2–3 4,6 – 6,2 jt/mm3
Epitel :2–4 1–2
Gl. Oxalat : 5 – 10 -
Kristal billirubin :+ -
Billirubin : +++ -

3.2. Therapi
a. Istirahat
b. Prochosil 3x1
c. Stimuno 3x1
d. Legesil syrup 3x1
e. Dometa 3x1
f. Prochosil capsul 3 x 1
g. HP pro capsul 2x2
h. Makan lunak

Sistem Pencernaan 21
Analisa Data
Nama : Tn. J
Ruangan :X

Sistem Pencernaan 22
Sistem Pencernaan 23
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 2 3 4
1 DS : Infeksi virus ke dalam hati Gangg. Pemenuhan
Klien mengatakan tidak nafsu kebutuhan nutrisi
makan, terasa mual dan muntah Peradangan hepar
bila diisi
DO : Peningkatan Hcl
- Porsi makan habis 1/4 porsi
- Klien lemah dan lemas Merangsang medula vomitus
- BB 46 kg dari 50 kg center

Mual

Muntah

Intake menurun

Supply nutrisi tidak terpenuhi

Gangguan pemenuhan keb.


nutrisi

2 DS : Intake nutrisi < dari kebutuhan Ganguan/intoleran


Klien mengatakan badan terasa aktivitas
lemas, hanya dapat duduk dan Produksi metabolisme menurun
tidur saja
Energi berkurang
Do :
- Klien tampak lemah dan lemas Lemas dan lemas
- Klien hanya tampak duduk
dan berbaring Intoleransi aktivitas
- Aktivitas klien dibantu

3 Ds : Hati terinfeksi virus Gangguan rasa


Klien mengatakan nyeri pada nyaman nyeri
ulu hati seperti ditusuk Terjadi proses peradangan :
Do : Pembengkakan dan dipenuhi
- Terdapat nyeri tekan daerah sel-sel radang serta limposit
epigastrum dengan skal 4
- Klien tampak meringis
- Teraba pembesaran hepar

Sistem Pencernaan 24
1 2 3 4
Merangsang serabut saraf
reseptor nyeri untuk
mengeluarkan enzim bradikinin
dan serotinin

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman : nyeri

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri sehubungan dengan informasi hepar.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan
mual/muntah.
3. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan

Daftar Diagnosa Keperawatan

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL. DITEMUKAN TGL. DIATASI TTD PRT


1 Gangguan rasa nyaman : nyeri 26 Desember 2003 26 Desember 2003
sehubungan dengan inflanasi
hepar

2 Gangguan pemenuhan kebutuhan 26 Desember 2003 26 Desember 2003


nutrisi sehubungan dengan mual/
muntah

3 Intoleran aktivitas sehubungan 26 Desember 2003 26 Desember 2003


dengan kelemahan

Sistem Pencernaan 25
Rencana Asuhan Keperawatan

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL PARAF


1 2 3 4 5 6
1 Gangguan rasa nyaman : nyeri gangguan rasa nyaman : nyeri - Observasi TTV - Observasi TTV merupakan
sehubungan dengan inflamasi dapat diatasi dengan kriteria : - Anjurkan klien melakukan diteksi dini thd. perubahan
hepar yang ditandai dengan : Jangka pendek : relaksasi nafas dalam selama kondisi klien u/ menentukan
- Rasa nyeri akan berkurang dari nyeri berlangsung tindakan perawat selanjutnya
DS : skala 4 menjadi skala 1-0 secara - Atur posisi klien senyaman - Merupakan teknik detraksi
Klien mengatakan nyeri pada ulu bertahap selam 3 hari mungkin untuk mengurangi rasa nyeri
seperti ditusuk - Wajah klien tidak tampak - Posisi yang nyaman bagi
DO : meringis klien dpt membantu menekan
- Terdapat nyeri tekan pada - Klien mampu merespon respon terhadap rasa nyeri
daerah epigastrum dengan terhadap rasa nyeri
skala 4 Jangka panjang :
- Klien tampak meringis Nyeri yang dirasakan dpt hilang

2 Gangguan pemenuhan keb. Pemenuhan nutrisi akan - Awasi pemasukan diet/jumlah - Makan banyak sulit mengatur
nutrisi sehubungan dengan mual terpenuhi dengan kriteria : kalori. Berikan makan sedikit bila pasien anoreksi. Anoreksi
muntah yang ditandai dengan : Jangka pendek : dalam frekuensi sering dan juga paling buruk selama siang
- Mual yang dirasakan klien tawarkan makan pagi paling hari, membuat masukan
Ds : akan berkurang dalam 1x24 jam besar makanan yang sulit pada sore
Klien mengatakan tidak nafsu setelah tindakan keperawatan - Berikan perawatan mulut hari
makan, mual muntah bila diisi - Klien akan makan tanpa diikuti sebelum makan - Menghilangkan rasa tak enak
Do : muntah setelah dilakukan - Anjurkan makan pada posisi dpt meningkatkan nafsu makan
- 1/4 porsi makan habis tindakan keperawatan duduk tegak - Menurunkan rasa penuh pada
- Klien lemah dan lemas - Klien dapat menghabiskan 1 abdomen & dpt meningkatkan
- BB 46 kg dari 50 kg porsi setelah tindakan Kep. pemasukan

Sistem Pencernaan
1 2 3 4 5 6
Jangka panjang : - Dorong pemasukan sari jeruk, - Bahan ini merupakan ekstra
- Klien tidak tampak lemas minuman karbonat dan permen kalori dengan dapat lebih
setelah 3x24 jam dari tindakan sepanjang hari mudah dicerna/toleran bila
keperawatan - Berikan diet sesuai kebutuhan makan lain tidak
- BB klien akan naik 0,5 kg pasien dengan masukan lemak - Metabolisme lemak bervariasi
setelah 5 hari dan protein sesuai toleransi tergantung pada produksi dan
- Kolaborasikan dengan lab. pengeluaran empedu dan
untuk mengawasi glukosa perlunya pembatasan
darah masukan lemak bila terjadi
- Kolaborasi dengan dokter daere. Bila toleran masukkan
untuk pemberian obat anti lebih membantu regenerasi
ematik, antasida, vitamin hati
- Berikan tambahan makanan/ - Hiperglikemia/hipoglikemia
nutrisi dukungan total bila dapat terjadi memerlukan
dibutuhkan perubahan diet/pemberian
insulin
- Antiemetik dapat menurunkan
mual, meningkatkan toleransi
pada makanan. Antasid
bekerja pada gaster dapat
menurunkan iritasi/resiko
pendarahan, vitamin
memperbaiki kekurangan dan
membantu proses
penyembuhan
- Mungkin perlu u/ memenuhi
kebutuhan kalori bila tanda
kekurangan terjadi/gejala
memanjang

Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Tindakan dan Evaluasi

NO TGL/JAM TINDAKAN EVALUASI PARAF


1 2 3 4 5
1 26-12-03
09.00 wib Mengobservasi TTV TD : 100/70 mmhg
N : 78 x/menit
0
S : 37 C
R : 20 x/menit

10.00 wib Mengatur posisi klien senyaman Klien lebih merasa nyaman dan
mungkin nyeri dapat berkurang dari skala
4 menjadi skala 3-2

10.30 wib Menganjurkan pada klien untuk Klien dapat melakukan dan nyeri
melakukan relaksasi nafas dalam yang dirasakan dapat berkurang
selama nyeri berlangsung dari skala 4 menjadi skala 3

27-12-03
09.00 wib Mengobservasi TTV TD : 100/70 mmhg
N : 80 x/menit
0
S : 36,5 C
R : 20 x/menit

10.00 wib Mengatur posisi klien semi fowler Klien merasa lebih nyaman dan
atau tidur terlentang nyeri berkurang dari skala 3
menjdai skala 2

2 26-12-03
09.00 wib Menganjurkan untuk makan Klien dapat mengerti dan dapat
sedikit dalam frekuensi sering makan dalam porsi sedkit tapi
(ngemil) sering

12.00 wib Membersihkan mulut klien Klien merasa lebih nyaman dan
sebelum makan merasa mau makan

12.30 wib Memberikan obat anti ametik Klien nampak minum obat setelah
sesuai dengan dosis/indikasi 30 menit rasa mual berkurang

12.45 wib Menganjurkan pada klien untuk Klien tampak mengerti dan
makan pada posisi duduk tegak dapat melakukannya

13.00 wib Memberikan/menyajikan Klien dapat menghabiskan 1/2


makanan dalam keadaan hangat porsi tanpa diikuti rasa mual/
danmenarik muntah

Sistem Pencernaan
1 2 3 4 5
27-12-03
10.00 wib Memberikan makanan ringan Klien dapat menghabiskan dan
sebagai cemilan dan minuman klien tampak segar
sari jeruk

12.00 wib Memberikan obat antiemetik 30 menit setelah minum obat mual
yang dirasakan klien hilang

12.30 wib Memebrikan/menyajikan makanan Klien dapat menghabiskan 3/4


dalam keadaan hangat & menarik porsi tanpa diikuti rasa mual

13.00 wib Memberikan vitamin Nafsu makan klien membaik


sehingga dapat menghabiskan
3/4 porsi

3 26-12-03
09.30 wib Menganjurkan pada keluarga Klien dapat istirahat dengan
klien untuk membatasi jumlah tenang
pengunjung

10.00 wib Mengatur posisi semi fowler dan Klien dapat beristurahat dan klien
menganjurkan agar banyak tampak segar setelah beristirahat
istirahat dengan tidur berbaring/
posisi semi fowler

11.00 wib membantu klien ke kamar mandi Klien dapat berjalan walaupun
dibantu

11.30 wib Membantu latihan rentang gerak Klien dapat melakukannya


sendi selama 10 menit

27-12-03
10.00 wib Membantu mengubah posisi klien Klien tamapk dapat melakukannya

11.00 wib Membantu latihan rentang gerak Klien dapat melakukan aktivitas
sendi selam 15 menit sendiri, misalnya : ke kamar mandi
tanpa dibantu setelah 30 menit
dari tindakan keperawatan

Sistem Pencernaan
Catatan Perkembangan

NO. CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


1 2 3
Tanggal 26 Desember 2003
1 S : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti ditusuk
O : Terdapat nyri tekan pada daerah epigastrieum dengan skala 4 dan
teraba pembesaran hepar
A : Gangguan rasa nyaman :nyeri dan masalah belum teratasi
P : Membuat intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan

2 S : Klien mengatakan tidak nafsu makan, terasa mual muntah bila diisi
O : Porsi makan habis 1/4 porsi, klien tampak lemah dan lemas, BB klien
turun 4,5 kg dari 60 kg
A : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi & masalah belum teratasi
P : Membuat intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan

3 S : Klien mengatakan badan terasa lemas, hanya dpt duduk & tidur saja
O : Klien tampak lemah dan lemas, aktivitas klien dibantu dan klien
tampak duduk dan berbaring saja
A : Intoleransi aktivitas dan masalah belum teratasi
P : Membuat intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan

Tanggal 27 Desember 2003


1 S : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati terasa berkurang
O : Klien tidak tampak meringis, nyeri yang diarasakan klien berkurang
dari skala 4 menjadi skala 3-2, hepar masih teraba membesar
A : Gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

2 S : Klien mengatakan rasa mual tidak ada dan nafsu makan mulai ada
O : Kien makan menghasilkan 3/4 porsi dan klien tidak muntah setelah
makan
A : Masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

3 S : Klien mengatakan badan sudah tidak terasa lemas dan dapat


melakukan aktivitas ringan
O : Klien dapat ke kamar mandi dibantu, klien tidak tampak lemas
A : Intoleransi aktivitas dapat teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Sistem Pencernaan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh,
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati. Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah
HAV (hepatitia A virus) atau disebut infeksiosa dan HBV (hepatitis B virus) atau hepatitis seru,.
Sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.

Di masyarakat banyak yang menderita penyakit hepatitis virus akut. Walaupun


mortalitas akibat hepatitis ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

Saran
Langkah-langkah dlam masyarakat adalah penting dalam mencegah hepatits, teramsuk
penyediaan makanan dan air bersih dan aman, serta system pembuangan sampah yang efektif,
hygiene umum, mencuci tangan dan pembuangan kemih dan faeses dari pasien yang terinfeksi
secara mana, penting untuk diperhatikan. Pemakaian kateter, jarum suntik, dan spuit sekali pakai
akan menghilangkan sumber infeksi yang penting. Semua donor darah perlu disaring terhadap
HAV, HBV dan Hcl sebelum diterima menjadi panel donor.

Sistem Pencernaan
DAFTAR PUSTAKA

Biddulph dan Stace. 1999. Kesehatan Anak untuk Perawat, Petugas Penyuluhan
Kesehatan dan Bidan di Desa . Dialih bahasakan oleh Harsono, Achmad. J
dan Wijaya. S. Yogyakarta: Gajah Mada Univesity Press.

Bidup John, 2009. Keperawatan kesehatan anak untuk petugas penyuluhan kesehatan dan bidan
desa. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Ngastiyah, 2015. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam . Edisi 1. EGC, Jakarta

Suriadi, Rita Yuliani : 2011. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam .Edisi 1. Agung
Seto. Jakarta

Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai