Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Dosen Pengampu: Dadang Darmawan, SKM., M.Kes

Disusun oleh:
Annisa Gita Fitriani
20.006
II-A

Akademi Keperawatan Rumah Sakit Dustira


Cimahi
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR (PKKD)
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

RS/RUANGAN TGL/PARAF NILAI TGL/PARAF CI NILAI NILAI RATA –


CI KLINIK AKADEMIK RATA

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1. Definisi
Nutrisi adalah komponen vital bagi keberadaaan manusia. Asupan
nutrien yang adekuat penting untuk kelangsungan hidup sistem tubuh
(Muralitharan & Ian, 2015). Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh
menggunakan zat gizi dalam makanan. Nutrisi memiliki dampak besar
dalam kesejahteraan, perilaku, dan lingkungan manusia (Roshdahl &
Caroline Bunker, 2015). Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan
gizi. Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari
makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian
sel tubuh (Rahayu & Harnanto,2016). Nutrisi merupakan substansi organik
yang dibutuhkan oleh tubuh toddler. Asupan zat gizi makronutrien
dibutuhkan oleh tubuh sebagai penghasil energi. Energi yang dihasilkan
ikut mempengaruhi status nutrisi anak.  (Adriani, Merryana, 2014).
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam
aktivitas tubuh.
2. Anatomi Fisiologi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ aksesori terdiri atas hati, kantung empedu, dan pankreas.
Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makan secara
kimiawi. (Hidayat & Uliyah 2015).
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat
terjadinya pencernaan mekanik dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk
mengunyah makanan menjadi lebih halus agar mudah dicerna. Di
dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan
kelenjar ludah. Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan
kecil. Potongan kecil makanan lalu dibasahi oleh air liur sebelum
lidah dan otot-otot lain mendorong makanan ke dalam faring dan
melanjutkannya ke dalam kerongkongan (esophagus). (Saputri,
Nanda, 2020)
b. Faring dan esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak
dibelakang hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esofagus
berbentuk silender yang berongga dengan panjang kurang lebih dua
sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam
keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada
makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk
mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus.
Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu
lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di
belakang makanan berkontraksi. (Aditya, 2020)
c. Lambung
Lambung adalah organ otot yang terletak di sisi kiri perut
bagian atas. Lambung menerima makanan dari kerongkongan. Saat
makanan mencapai ujung kerongkongan, ia memasuki perut melalui
katup otot yang disebut katup kerongkongan bawah. Lambung
mengeluarkan asam dan enzim yang mencerna makanan. Tonjolan
jaringan otot yang disebut rugae melapisi perut. Otot perut
berkontraksi secara berkala, mengaduk makanan untuk meningkatkan
pencernaan. (Rizal, 2019)
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang
kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan
bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang
telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan
tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime
dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi
didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi
besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat. (Muralitharah, 2015)
e. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan
sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid,
dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas
bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon
transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri
disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus besar adalah
mengabsorbsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit
glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5.000 cc/hari. Flora yang
terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan
B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan. (Makarim,
Fadli 2021)
f. Hati
Hati adalah organ yang melakukan banyak fungsi vital di
dalam tubuh. Hati bertanggung jawab dalam proses metabolisme, baik
untuk menyimpan nutrisi dan vitamin maupun melakukan
detoksifikasi terhadap racun dan zat berbahaya lainnya. Hati juga
berperan penting dalam sistem pencernaan, sekresi, dan pembentukan
sel darah merah. Hati merupakan organ yang memiliki kemampuan
regenerasi yang baik jika terjadi kerusakan. Pada cedera hati akut, sel
hati akan melakukan proliferasi untuk menjaga kelangsungan fungsi
organ hati. Kerusakan hati yang tinggi mengakibatkan penurunan
kemampuan hati dalam menjaga homeostasis tubuh. Keadaan ini
dapat menyebabkan kapasitas regenerasi hati berkurang sehingga
kematian sel hati dapat terjadi. (Sari, R 2016)
g. Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk
seperti kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan
permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang
8-12 cm dan kapasitas 40-60 cm³. Fungsi kantong empedu adalah
tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu yang
berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimim enzim-enzim pada
usus halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengemulsi lemak,
mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan
memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan
oleg pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam
empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
(Iswandiari, Yuliati, 2021)
h. Pankreas
Pankreas adalah salah satu organ tubuh yang punya peran
besar dalam pencernaan. Organ yang terletak di belakang perut ini
kira-kira besarnya seukuran tangan. Selama proses pencernaan,
pankreas berfungsi membuat cairan yang disebut enzim. Enzim ini
kemudian digunakan untuk memecah gula, lemak, dan pati. Pankreas
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel
sekretori yang membentuk getah pankeras berisi enzim serta elektrolit
dan fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.
(Handayani, Ferrury, 2020)
3. Faktor yang mempengaruhi Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat
memengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya,
di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik
dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena
masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat
merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa
daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap
mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna
asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tibuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan
kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan status
ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan yang
bergizi. (Farizal, Ekri 2020)

Anda mungkin juga menyukai