BAB 2
HOMEOSTATIS
HOMEOSTATIS 11
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan mekanisme homeostasis dalam tubuh
manusia.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
homeostasis.
Menunjukkan letak terjadinya homeostasis dalam
tubuh.
12 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
memelihara
SISTEM TUBUH
HOMEOSTASI
menunjang
diperlukan oleh
SEL - SEL
A. PENGERTIAN HOMEOSTASIS
HOMEOSTATIS 13
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
14 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
B. MEKANISME HOMEOSTASIS
Mekanisme ini diatur oleh otak terutama
hipotalamus, yang bila terangsang akan merangsang
koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus
hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada
pada jumlah yang normal (Guyton, 1996).
1. Sekresi Ion
Ginjal juga mengatur pH, konsentrasi ion mineral,
dan komposisi air dalam darah. Selain itu, ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4
melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil.
Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam
pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium
dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang
melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan
ion natrium pada tubulus konvulasi. Kenaikan atau
penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau
kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipo-talamus
yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan
umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi
hormon antidiuretik vasopre-sin, untuk menekan sekresi
air, sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada
tubulus ginjal. Akibatnya, konsentrasi cairan jaringan
akan kembali menjadi 98 persen (Taslim, 2008).
Fungsi pemindahan ini terdapat dalam tubulus
proksimal yaitu mengambil dan memindahkan ion
organic dan disekresikan ke cairan tubulus. Ion organic
ini termasuk endogenous produk sisa dan exogenous
drugs dan racun. Ion organic seperti garam, oxalate,
urate, creatinine, prostaglandin, epinephrine dan
hipurates merupakan sisa produk endogen yang
disekresi-kan ke cairan tubulus proksimal (Guyton,
1996).
HOMEOSTATIS 15
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
16 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
HOMEOSTATIS 17
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
18 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
a. Penyaringan
(Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di
glomerulus, dimana jaringan
ka-piler dengan struktur
spesifik dibuat untuk
menahan kompo-nen selular
dan medium-mole-kular-
protein besar kedalam vas-
cular system, menekan
cairan yang identik dengan
plasma di elektrolitnya dan
komposisi air.
b. Penyerapan (Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap
reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan
dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal
tiak sama. Pada umumnya pada tubulus prok-simal
bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih
luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan
yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan
meninggalkan tubulus proksi-mal.
HOMEOSTATIS 19
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
d. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa
dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah
96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm
dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna
empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).
20 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
HOMEOSTATIS 21
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
22 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
a. Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang
terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari
daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel
tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut
difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi
ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of
diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
HOMEOSTATIS 23
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
b. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi
air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan
konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume
yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah
ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila
konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi
air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh
suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang
volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut,
maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan
seperti ini disebut dengan osmosis.
c. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan
akan keluar dari daerah yang ber-tekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar
sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas
permukaan membran dan permeabilitas membran.
Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan
hidrostatik.
d. Transport Aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan
partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang
konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya
lebih tinggi. Perpindahan seperti ini mem-butuhkan
energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi.
Contoh: Pompa Na-K.
24 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
HOMEOSTATIS 25
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
26 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
HOMEOSTATIS 27
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
28 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
a. Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa terkait dengan
pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh.
pH rata-rata darah adalah 7,4; pH darah arteri 7,45 dan
darah vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosi, dan
jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama
diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H
secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan
tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. Pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan
berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat.
2. Katabolisme zat organik
HOMEOSTATIS 29
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
30 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
b. Ketidakseimbangan Asam-Basa
Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi
CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukkan
H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan
meningkatkan konsentrasi ion H.
2. Alkalosis metabolik, disebabkan oleh kehilangan
CO2 yang berlebihan akibat hiperventilasi.
Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pem-
bentukkan ion H menurun.
3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan
oleh gangguan ventilasi paru, diare akut, diabetes
melitus, olahraga yang terlalu berat dan asidosis
uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan
penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H
bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik., terjadi penurunan kadar ion H
dalam plasma karena defiensi asam non-karbonat.
Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini
terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-
muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnyaion H
akan menye-babkan berkurangnya kemampuan untuk
menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat
plasma meningkat.
Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan
asam-basa tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat
penting.
HOMEOSTATIS 31
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
32 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
Penyebab:
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak
dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal
ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru, seperti:
1. Enfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme per-nafasan. Selain itu,
seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat
narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
pernafasan.
2. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang
berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh
untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya,
ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui
HOMEOSTATIS 33
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
Penyebab:
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu)
dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun
dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak
melalui metabo-lisme. Tubuh dapat menghasilkan
asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali
dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang
berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak
mampu untuk mem-buang asam dalam jumlah yang
semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun
bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang
asam.
34 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
3. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan
dimana darah men-jadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebab:
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi, yang menye-babkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran
darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
a. Rasa nyeri.
b. Strosis hati.
c. Kadar oksigen darah yang rendah.
d. Overdosis aspirin.
HOMEOSTATIS 35
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
Pengobatan:
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan
adalah memper-lambat pernafasan. Jika penyebabnya
adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa
meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa
nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan
nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa
membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita
untuk menahan nafas-nya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya
selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu
rangkaian sebanyak 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala
hiperventilasi akan mem-baik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan
alkalosis respiratorik.
4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan
dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat.
Penyebab:
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan
terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan
sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan
selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan
di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
36 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
RANGKUMAN
Pemeliharaan lingkungan
in-ternal relative konstan disebut
homeostasis (homeo=sama; statis=
tetap). Semua sel melakukan fungsi
dasar seluler dan fungsi khusus
untuk menyumbang homeostasis.
Sel-sel dengan struktur dan fungsi
yang sama di organisasi menjadi
jaringan.
Jaringan kemudian terorgani-sasi menjadi organ-
organ, yang selanjutnya organ terorganisasi menjadi
system suatu system tubuh adalah kumpulan dari organ
HOMEOSTATIS 37
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
PERTANYAAN
38 HOMEOSTATIS
PENGANTAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
~oOo~
HOMEOSTATIS 39