Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 10

Budidaya Ikan Nila Oleh:

Anita Fuzia D 185040073


Nabilah nutrfitriani 185040075
Aghnia Nur A 185050084
Sri Nurhasanah 185040094
Feby Anisa Kusuma 185040106
Latar Belakang

Perkembangan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Indonesia telah dimulai sejak


tahun 1969. Namun budidaya secara intensif dimulai pada tahun 1990-an dengan
Keramba Jaring Apung. Ikan nila merupakan salah satu komoditas air tawar yang
memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikanan dunia, terutama yang berkaitan dengan usaha peningkatan gizi
masyarakat di negara-negara berkembang. Budidaya ikan nila tidak terlalu sulit,
tidak harus menggunakan lahan yang luas untuk membuat kolam yang besar.
Cukup menggunakan kolam yang terbuat dari terpal.
Klasifikasi ikan
01
N nila

la
i
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub Kelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomophy
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Cichilidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromisniloticus

— Suyanto (2003)
Habitat dan
02
N Lokasi

la
i
habitat

Dapat hidup di lingkungan air


tawar, payayu, dan air asin
(laut)
01 03 pH air 5-11 denga pH
optimal 7-8

02 04
Air tawar dengan suhu Adaptasi ikan pada air asin
25-30 c dilakukan secara bertahap
dengan menambahkan air laut
setiap hari hingga 10 ppt
Pemilihan lokasi budidaya
Faktor ikan Faktor Non
Teknis: Teknis:
Memperngaruhi keberhasilan Tidak berpengaruh secara angsung
terhadap kegiatan teknis terhadap budidaya ikan.
budidaya.  Dekat dengan lokasi pemasaran
 Sumber air  Sarana transportasi
 Jenis tanah  Mudah menjapatkan tenaga kerja
 Jauh dari pembuangan  Mudah memperoleh sarana
limbah produksi
 Kualitas air  Keamanan terjamin
 Lingkungan sosial budaya
Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila
1. Tanah yang baik adalah jenis tanah liat/tanah lempung.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk kolam berkisar 3-5%.
3. Cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500
mdpl).
4. Kualitas air tidak terlalu keruh, tidak tercemar bahan beracun,
maupun minyak/limbah pabrik.
5. Air yang kaya akan plankton berwarna hijau kekuningan bagus
untuk ikan nila. Sedangkan aga biru kurang baik.
6. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 l/d/ha.
7. pH optimal antara 7-8.
8. Suhu air optimal antara 25-30 c.
9. Kadar garam air antara 0-35 per mil.
Pemilihan
03
N Produk

la
i
Induk merupakan salah satu factor utama yang akan
menentukan kualitas dan kuantitas benih yang dihasilkan.
Jumlah induk ikan nila pada suatu areal/kolam pemijahan
ditentukan oleh induk jantan dan ukuran indk. Hal ini
disebabkan difat ikan memijah adalah dimana induk jantan
akan membuat suatu daerah territorial yang tidak boleh
diganggu ikan lain. Jumlah ikan betina umumnya lebih
banyak dibandingkan ikan jantan agar mudah memberi
kesempatan pada jantan untuk dapat menemukan betina
yang matang gonad
Perbedaan ikan nila jantan dan betina
Ciri-ciri induk yang baik
1. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan
kualitas yang tinggi
2. Pertumbuhannya sangat cepat
3. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan
4. Resisten terhadap serangan hama, parasit, dan penyakit
5. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang
relatif buruk
6. Ukuran induk yang baik yaitu 120-180 gram
7. Berumur 4-5 bulan
Ciri induk jantan dan induk betina
Kriteria kuantitatif sifat reproduksi
Teknik
04
N pembenihan

la
i
Persiapan Wadah Pemijahan

Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yang memadai secara
teknis, tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan benih, debit
air yang dibutuhkan berkisar 0,5 liter/detik. Ikan nila juga hidup dalam
perairan agak tenang dan kedalaman yang cukup. Kolam pemijahan dapat
dibuat berdinding beton. Ikan nila juga suka kolam yang berdasar tanah
karena terdapat banyak sumber pakan tambahan seperti plankton juga dapat
memudahkan nila jantan membuat cekungan untuk memijah.
Setidaknya pada pemeliharaan benih, debit air yang dibutuhkan berkisar 0.5
l/s. nila dapat hidup pada suhu25-30 c, pH air 6,5-8,5, oksigen terlarut >4
mg/I dan kadar amoniak (NH3) <0,01 mg/l. kecerahan kolam hingga 50 cm.
kolam pemijahan, padat tebar disarankan 1-3 ekor/m2. satu paket induk
berjumlah 300 ekor. Sistem paket diberlakukan untuk menekan laju
penurunan mutu benih. Jika induk yang dipijahkan 1 paket, luas kolam yang
dibutuhkan 100-3– m2. Dengan tinggi kolam 1m dan ketinggian air 75 cm.
debit air 1 l/s.
Proses Pemijahan

Ikan nila mengerami teurnya di dalam mulut sampai menetas sekitar 4 hari
dan mengasuh larvanya kurang lebih 14 hari sampai larva dapat berenang
bebas. Secara alami nila memijah pada sarang yang dibuat oleh ikan jantan di
dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang berlumpur. Pemijahat
ikan nila berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberasa sistem, yaitu:
Pemijahan Pemijahan
tradisional/alami intensif
Dilakukan pada kolam yang didesain
Dilakukan di kolam dengan
sedemikian rupa sehingga setelah
pembuatan sarang oleh nila jantan
pemijahan dapat dipisahkan antara induk
di dasar kolam untuk memikat
jantan, betina, serta larva pada kolam
betina dan memijah, sekaligus
yang berbeda. Dengan demikian
daerah teritorialnya. Kegiatannya
pemanenan relative mudah dan induk
pemijahan alami meliputi:
 Persiapan kolam akan lebih produktif. Kegiatan
 Kualitas air pemijahan intesif meiputi:
 Persiapan kolam
 Pemberian pakan
 Proses pemijahan
 Pemeliharaan
05 Pakan
N
la
i
Kandungan pakan Bentuk pakan
Jumlah pakan
ikan ikan
yang diberikan
Pakan yang dimakan
Bentuk pakan yang
digunakan untuk
Jumlah pakan yang dimaksud adalah
memelihara tubuh dan
diberikan harus sesai pakan buatan. Macam-
pertumbuhan. Pakan harus
dengan kebutuhan. macam bentuk pakan
mengandung protein,
Menurut admadja dkk diantaranya emulsi,
karbohidrat, dan lemak
(1985) pemberian pasta, tepung, flek,
yang akan diubah menjadi
pakan perhari adalah butiran, remah, dan
energi. Protein merupakan
2-5% dari bobot ikan pelet.
sumber energi utama .
yang dipelihara.
Waktu dan Cara
Jenis pakan ikan
frekuensi oemberian
Jenisnya dapat Pemberian pakan ikan
dikelompokkan menjadi 5x sehari pada Caranya bermacam-
dua, yaitu pakan alami pemeliharaan intensif macam, bisa dengan
dan buatan. Pakan alami jaring apung dan automatic dengan
wujudnya masih asli bisa kolam air deras. Pada feeder, ditebar,dan
masih hidup atau sudah semi intensif 3x sehari. dihamparkan.
mati. Contohnya daphnia. Pada tradisional Tergantung dari jenis
Pakan buatan sudah mengandalkan pakan dan ukuran ikan
diramu kandungan alami yang ada di
nutrisinya kolam
05 Hama dan Penyakit
N
la
i
Hama
Bebeasan
Kodok
(Notonecta)
Berbahaya bagi benih. Makan telur ikan. Pengendaiannya
Pengendaliannya menuangkan sering membuang telur tang
minyak tanah ke air 500 cc . mengapung, menangkap, dan
100 m2. menangkap kodok.

Ucrit (larva cybister) Ular


Menjepit badan ikan dengan Menyerang benih dan ikan kecil.
taringnya hingga robek. Pengendaliannya lakukan
Pengendaliannya sulit, hindari penangkapan dan pemagaran kolam
bahan organic menumpuk di
sekitar kolam
Penyakit
Ada dua factor yang menyebabkan penyakit pada ikan nila
(Oreochromis niloticus) :

Penyakit yang disebabkan oleh


ganggan factor jasad hidup
(parasiter)

Penyakit yang disebabkan oleh factor


fisik dan kimia perairan (nonparasiter)
Jenis-jenis penyakit
Bintik putih (white Lernea
spot)
Mengakibatkan tubuh pucat,
Disebabkan oleh cacing lernea
mengakibatkan tubuh kurus dan
berlendir, menghambat penghambat pertumbuhan
pertumbuhan.

Bercak
Cacig insang &
merah
kulit Disebabkan oleh bakteri
Aeromonas sp. Yang
Disebabkan oleh parasit,
mengakibatkan kehilangan
mengakibatkan tubuh pucat, berlendir,
lendir, lemah, nafas megap-
membuat ikan loncat kepermukaan.
megap, dan ikan loncat
kepermukaan.
Thanks
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai